Anda di halaman 1dari 4

PERAN SABAR DALAM MENGATASI ANXIETY DISORDER

Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa gangguan kecemasan disebabkan oleh banyak


faktor, baik internal maupun eksternal. Menurut Meek (2019), hal tersebut dapat digolongkan menjadi
2 yaitu faktor lingkungan dan faktor biologis. Faktor lingkungan meliputi trauma masa lalu, dalam
keluarga maupun lingkungan sekitar, penggunaan sosial media selama >15 jam per minggu, gaya
hidup, seperti konsumsi kafein, stress pekerjaan, dan lain-lain. Sedangkan faktor biologis meliputi,
genetik, adanya gangguan pada struktur otak yang berfungsi sebagai kontrol emosi, dan penyakit
kronis.
Menurut Idrus (2015), berdasarkan tinjauan neuroanatomi, penyebab gangguan kecemasan
tersebut melibatkan organ-organ di otak yang berhubungan dengan proses penghantaran dan persepsi
emosional. Organ-organ tersebut antara lain;
1. Amygdala, yaitu struktur pada otak yang terlibat dengan pengolahan rangsangan emosional yang
menonjol
2. Medial prefrontal cortex (korteks anterior termasuk cingulate, korteks subcallosal dan gyrus frontal
medial), bagian ini terlibat dalam mempengaruhi modulasi
3. Hippocampus, yaitu suatu struktur yang terlibat dalam pengkodean memo
Keterlibatan organ-organ tersebut diinduksi oleh faktor-faktor penyebab kecemasan yang biasa
disebut dengan stresor. Stresor inilah yang dapat menyebabkan manipulasi fisiologis yang
bermanifestasi gangguan kecemasan. Tanda dan gejala yang dapat timbul berupa, perasaan takut dan
khawatir tentang sejumlah peristiwa / hal atau aktivitas, sukar mengendalikan rasa khawatir tersebut,
yang mana kondisi-kondisi tersbeut disertai gejala-gejala berupa, gelisah, mudah marah, mudah lelah,
otot tegang, sukar konsentrasi, tidur terganggu (sukar, sering terbangun-bangun, tidur tak nyenyak)
(Idrus, 2015). Proses timbulnya gejala tersebut diperantarai oleh peran hipotalamus yang
mengaktivasi sistem saraf simpatis dan sistem korteks adrenal. Aktivasi sistem saraf simpatis yang
bermanifestasi pada peningkatan denyut jantung dan peningkatan tekanan darah. Sedangkan aktivasi
korteks adrenal menyebabkan peningkatan hormon stres yaitu kortisol yang berakibat pada
peningkatan metabolisme tubuh basal, sehingga pasien akan mengalami berkeringat dan mudah lelah.
Selain itu, aktivasi hipotalamus juga berperan dalam fluktuasi hormon-hormon emosional, sehingga
mampu memunculkan perasaan gelisah dan mudah marah (Sherwood, 2016).
Menurut Idrus (2015), penanganan gangguan kecemasan yang efektif adalah kombinasi antara
psikoterapi dan farmakoterapi. Psikoterapi dalam penyembuhan gangguan kecemasan meliputi,
kognitif perilaku, suportif, dan berorientasi insight. Dengan pasien, didiskusikan permasalahannya
yang menyebabkan terjadinya kecemasan dengan penuh perhatian dan empati. Situasi stresful atau
stresor, harus dihilangkan.
Dengan mencermati paparan terkait adanya stresor sebagai faktor utama pada gangguan
kecemasan, mengindikasikan bahwa perilaku stres, bila dibiarkan terus mencengkeram hamba
muslim, maka akan dapat memporak-porandakan kehidupan fisik maupun batinnya. Oleh karena itu,
agama Islam adalah agama penyelamat, rahmatal lil alamin, maka ada baiknya kita gali dan kita
terapkan konsep konsep sabar guna mengantisipasi dan mengusir stresor yang dapat menyebabkan
gangguan kecemasan. Sehingga, sabar bisa digunakan sebagai salah satu psikoterapi (Abidin, 2009).
Menurut Ernawati (2009), dengan penerapan sabar dalam kehidupan sehari-hari akan mampu
menurunkan stresor, sehingga terjadi ketentraman dan ketenangan pikiran. Sehingga, tidak
memunculkan gangguan-gangguan kecemasan. Sabar juga salah satu sifat Allah Swt. yang menuntun
seseorang untuk merealisaskan tujuan hidup. Tanpa sifat ini, manusia bagaikan pengembara yang
kehausan mencari air di padang pasir tanpa menyadari bahwa air itu sesungguhnya terpendam di
bawah kakinya. Hakikat sabar adalah ketika seseorang mampu mengendalikan diri untuk tidak
berbuat keji dan dosa, ketika mampu menaati semua perintah Allah, dan ketika mampu tabah serta
tidak mengeluh atas musibah dan keburukan apapun yang menimpanya. Hal tersebut akan berujung
pada ketentraman hati dan pikiran.
Bentuk-bentuk sabarpun bermacam-macam, apabila seseorang dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari dapat terhindar dari stresor yang menyebabkan gangguan kecemasan. Dengan
menerapkan konsep sabar merupakan cara terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah
kesehatan mental, salah satunya gangguan kecemasan. Selain bersabar terdapat hal-hal lain seperti
dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang
dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya,
mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk
menggapai ridho Allah SWT, serta dengan mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan
spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual (Zulhammi, 2016).
Adapun sabar berperan dalam setiap usaha pada langkah-langkah mencapai kesehatan mental,
baik preventif, kuratif, maupun preservatif. Usaha preventif atau usaha mengadakan pencegahan
merupakan usaha untuk mengurangi bahkan meniadakan sebab-sebab gangguan dan penyakit mental.
Sedangkan usaha korektif merupakan usaha perbaikan, pengembalian keseimbangan terhadap
gangguan mental maupun penyakit mental mellaui terapi. Dan usaha preservatif adalah suatu usaha
pemeliharaan, penjagaan agar tetap baik keadaan yang sudah seimbang atau keadaan sehat. Dari
langkah tersebut, sabar mampu berperan pada tahap manapun. Dengan sabar seseorang akan
mengalami autosugesti yang berakhir pada peningkatan kecerdasan emosi, sehingga seseorang
mampu mengendalikan emosi dan pikirannya yang dapat mengatasi kecemasan maupun mencegahnya
(Vanela, 2016).

Idrus, M. Faisal. 2015. Gangguan Kecemasan. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. Makasar.
Ernawati. 2009. Pemikiran Tallal Alie Turfe tentang Sabar sebagai Terapi Meredam Gelisah Hati
Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Dakwah. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo. Semarang.
Sherwood, Lauralee. 2016. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi Ke-8. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Abidin, Zaenal. 2009. Ketika Stress Beraksi Islam Punya Solusi. Jurnal Dakwah dan Komunikasi –
KOMUNIKA (3) 1: 148-166.
Zulhammi. 2016. Tingkah Laku Sabar Relevansinya dengan Kesehatan Mental. Jurnal Darul ‘Ilmi (4)
1: 50.
Vanela, Yanita. 2016. Doa sebagai Metode Psikoterapi Islam untuk Kesehatan Mental Pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Hj. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bandar Lampung. Bandar Lampung.

Hasibuan, Armyn. 2014. Peranan Ajaran Tasawuf dalam Pembinaan Kesehatan Mental. Jurnal
Hikmah (8) 1: 30.
National Institute of Mental Health/NIMH. 2013. Anxiety Disorder.
Turfe, Tallal Alie, 2007. Mukjizat Sabar; Terapi Meredam Gelisah Hati, Penerjemah
Asef Syaifullah. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Sjahrir, H. 2008. Nyeri Kepala dan Vertigo. Yogyakarta. Pustaka Cendekia Press.
Hidayat et al. 2010. Penggunaan Metode Dua Menit (M2M) dalam Menentukan Prevalensi
Gangguan Jiwa di Pelayanan Primer. Vol. 60:1.
Miguel. 2012. The Effects of Anxiety on Cognitive Performance. Phd. Thesis.
Mc.Lean, C. P., Emily, R. A. 2009. Brave men and timid women? A review of the gender differences
in fear and anxiety. Clin Psych Rev. 29: 496-505.
Stein, D.J. 2009. Textbook of Anxiety Disorder 2nd ed. 160.
1
Hasibuan, Armyn. 2014. Peranan Ajaran Tasawuf dalam Pembinaan Kesehatan Mental. Jurnal Hikmah (8) 1: 30.
2
National Institute of Mental Health/NIMH. 2013. Anxiety Disorder.
3
Sjahrir, H. 2008. Nyeri Kepala dan Vertigo. Yogyakarta. Pustaka Cendekia Press.
4
Mc.Lean, C. P., Emily, R. A. 2009. Brave men and timid women? A review of the gender differences in fear and anxiety.
Clin Psych Rev. 29: 496-505.
5
Stein, D.J. 2009. Textbook of Anxiety Disorder 2nd ed. 160.
6
Hidayat et al. 2010. Penggunaan Metode Dua Menit (M2M) dalam Menentukan Prevalensi Gangguan Jiwa di Pelayanan
Primer. Vol. 60:1.
7
Miguel. 2012. The Effects of Anxiety on Cognitive Performance. Phd. Thesis.
8
Turfe, Tallal Alie, 2007. Mukjizat Sabar; Terapi Meredam Gelisah Hati, Penerjemah Asef Syaifullah. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai