Anda di halaman 1dari 7

STATUS PSIKIATRI

Sumber: Catatan Ilmu Kedokteran Maramis

1. Kesan Umum
Penilaian awal saat pasien datang, menilai penampilan secara fisik dan psikis, perilaku dan aktivitas motorik
 Penampilan fisik  tampak sesuai umur, rapi, kotor, berbau, baju sepadan/tidak, warna rambut, raut dan ekspresi wajah, kontak mata.
 Penampilan psikis  tidak tenang, lamban bereaksi, pandangan kosong, sangat gembira dll
 Perilaku dan aktivitas motorik  postur, cara berjalan, tingkah laku pasien, mannerisme

2. Kontak
Ada atau tidaknya kontak mata antara pasien dengan pemeriksa, kontak verbal atau non verbal, lancar atau tidak lancar, relevan atau irrelevan

3. Kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan individu mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui pancainderanya) dan
mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian).
 Kesadaran menurun  suatu keadaan dengan kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran yang berkurang secara keseluruhan (secara kuantitatif).
Contoh: apatis, somnolens, sopor, subkoma, koma
 Kesadaran yang meninggi  keadaan dengan respons yang meninggi terhadap rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warni kelihatan
lebih terang (biasanya disebabkan karena zat yang merangsang otak  psikostimulan spt amfetamin dan kafein)
 Hipnosis  kesadaran yang sengaja diubah (menurun dan menyempit, artinya menerima rangsang hanya dari sumber tertentu saja) melalui sugesti,
orang dalam hipnosis kelihatan seperti tidur dan mudah sekali disugesti, setelah hipnosis timbul amnesia.
 Disosiasi  sebagian tingkah laku atau peristiwa terpisahkan dari kesadaran secara psikologis. Kemudian terjadi amnesia sebagian atau total. Disosiasi
bisa berupa trans/kesurupan, senjakala histerik, fugue, serangan histerik dll
 Kesadaran yang berubah  gangguan kualitatif dari kesadaran, tidak normal tetapi tidak menurun, tidak meninggi, bukan disosiasi, tetapi kemamuan
mengadakan hubungan dengan dan pembatasan terhadap dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf “tidak sesuai dengan kenyataan”
(biasanya kasus psikosis skizofrenia)

4. Orientasi
Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali lingkungan (tempat), waktu dan dirinya sendiri dan juga hubungannya dengan orang lain. Dinilai
orientasinya terhadap waktu, tempat, dan orang.

5. Daya Ingat/Memori
Proses memori  registrasi, retensi/penahanan, dan recall
Terbagi menjadi daya ingat segera, jangka pendek, jangka panjang
Segera  misal menanyakan nama pemeriksa setelah mengenalkan diri
Pendek  misal tadi pagi sarapan apa
Panjang  misal siapa nama presiden indonesia pertama dan sekarang

6. Proses Berpikir
Jenis Bentuk pikir
No Jenis Definisi Contoh
1. Realistik Bentuk pikiran yang sesuai dengan kenyataan
2. Dereistik Proses mentalnya tidak sesuai dengan atau tidak Seorang petani di Indonesia bicara “Saya akan menjadi
mengikuti kenyataan, logika, atau pemahaman presiden amerika serikat”
Seorang kepala kantor pemerintah mengatakan “Seorang
(Intinya kek nggak mustahil tapi tampak tidak pegawai negeri dan warga negara yang baik harus kebal
mungkin terjadi) korupsi, biarpun gajinya tidak cukup, biarpun keluarganya
mati kelaparan, yang tidak tahan, silahkan keluar!”
3. Autistik Suatu bentuk yang menjadi penyebab distorsi arus
asosiasi adalah dari dalam pasien itu sendiri dalam
bentuk lamunan, fantasi, waham, atau halusinasi.
Cara berpikir ini (seperti hidup di dunianya
sendiri)
4. Non-realistik Bentuk pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan “Saya titisan dewa, saya bisa menyembuhkan orang dengan
kenyataan. (Intinya jelas mustahilnya ini mah) sentuhan tangan saya”

Jenis Gangguan Arus pikir


No. Jenis Definisi Contoh
1. Perseverasi Pengulangan yang di luar konteks dari kata-kata, “Nanti besok saya pulang, ya saya sudah kangen rumah,
frasa, atau ide, berulang-ulang menceritakan suatu besok saya sudah berada di rumah, sudah makan enak di
idea, pikiran atau tema secara berlebihan rumah sendiri, ya pak dokter, satu hari lagi saya nanti sudah
bisa tidur di rumah, besok ayah akan datang mengambil saya
pulang...”  kata rumah diulang terus menerus
2. Blocking Jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di Intinya dia berhenti mendadak saat bicara yang
tengah sebuah kalimat. Pasien tidak dapat kalimatnya belom selesai
menerangkan mengapa ia berhenti
3. Tangensial Memberikan jawaban yang sesuai dengan topik Misalnya “Apakah ada gangguan dalam tidur anda
umum tetapi tidak secara langsung menjawab semalam?”
pertanyaannya. “Saya biasanya tidur di tempat tidur, tetapi sekarang saya
tidur di sofa”  masih ada hubungan tapi inti
pertanyaan gak terjawab
4. Sirkumtansial Menuju secara tidak langsung kepada idea pokok Pokok ini muter-muter dulu sebelum menjawab intinya
dengan menambahkan banyak hal yang remeh-
remeh, menjemukan dan yang tidak relevan
5. Rambling Menceritakan dengan bertele-tele
6. Logorea Banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi Banyak bicara sampe kita gak bisa menginterupsi
tanpa kontrol, mungkin koheren maupun inkoheren
7. Asosiasi Longgar Mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu “Saya mau makan, semua orang dapat berjalan” 
sama lain membentuk SPO+K tapi nggak nyambung
8. Inkoherensi Gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu “Saya minta dijanji, tidur, lahir, dengan pakaian lengkap
kalimatpun sudah sukar ditangkap atau diikuti untuk anak saya satu atau lebih menurut pengadilan Allah
maksudnya dengan suami jodohnya yang menyinggung segala
percobaan...”  nggak membentuk SPO+K, campuran
kata yang tidak membentuk kalimat shg susah
dimengerti
9. Flight of Idea Perubahan yang mendadak lagi cepat dalam “Waktu saya datang ke rumah sakit kakak saya baru saja
pembicaraan, sehingga suatu idea yang belum selesai menelpon, untung saya pake kemeja biru, hingga pak dokter
diceritakan sudah disusul oleh ide yang lain. menanyakan kalau sudah makan...”  pindah-pindah
topik dengan cepat
10. Asosiasi bunyi Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan “Saya mau makan di Tarakan, seakan-akan berantakan” 
bunyi akhirannya sama-sama ‘an’ misalnya ini
11. Neologisme Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh Misal: “Saya radiltu, semua partimun”  radiltu, partimun
umum merupakan kata-kata baru yang tidak diketahui oleh
kita

Jenis Gangguan Isi pikir


No. Jenis Definisi Contoh
1. Ekstasi Kegembiraan yang luar biasa dapat timbul secara
mengambang pada orang yang normal selama fase
permulaan narkosis (anestesi)
2. Fantasi Isi pikrian tentang suatu keadaan atau kejadian yang
diharapkan atau diinginkan, tetapi dikenal sebagai
tidak nyata
3. Fobia Rasa takut yang irrasional terhadap sesuatu benda Macam-macam fobia: agorafobia, sosiofobia, zoofobia,
atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan biarpun akrofobia dll
pasien berusaha dan tahu bahwa hal itu irasional
4. Obsesi Isi pikrian yang kukuh (persisten) timbul, biarpun Misalnya obsesi jika barangnya rawan hilang, bisa terjadi
tidak dikehendakinya, dan diketahuinya bahwa hal kompulsi sering buka-buka lemari untuk memastikan
itu tidak wajar atau tidak mungkin
5. Preokupasi Pikiran terpaku hanya pada sebuah idea saja, yang
Misal saat ditanya pemeriksa selalu menjawab “eh iya saya
biasanya berhubungan dengan bernada emosional ingin bertemu dia, kira-kira kapan ya saya bertemu dia, eh
yang kuat dia bisa bertemu saya kapan ya...”
6. Idea of refference Pembicaraan orang lain, benda-benda atau sesuatu
Misal burung bersiul dianggap sebuah berita baginya, atau
kejadian dihubungkan dengan dirinya temannya memakai kemeja merah diartikannya bahwa
teman itu sedang marah kepadanya
7. Delusi/waham Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak Macam-macam waham:
sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok a. Waham somatik: dok otak saya sudah mencair dok
dengan intelegensi dan latar belakang b. Waham cemburu
kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilan c. Waham keagamaan
hal itu. d. Erotomania  waham dicintai oleh orang yg levelnya
lebih tinggi
e. Waham kebesaran: saya adalah ratu keadilan

7. Persepsi
Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas, atau hubungan serta perbedaan antara hal lain melalui proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan
setelah panca inderanya mendapat rangsang.
No. Jenis Definisi Contoh
1. Halusinasi Penerapan tanpa adanya rangsang apapun pada Halusinasi visual, auditorik, olfatorik, taktil, kinestetik, dll
pancaindera, dan terjadi dalam keadaan
sadar/bangun
2. Ilusi Interpretasi atau penilaian yang salah tentang Misal bunyi angin didengarnya seperti dipanggil namanya,
pencerapan yang sungguh terjadi (jadi ada rangsang bayangan daun dilihatnya seperti seorang penjahat
pada pancaindera)
3. Depersonalisasi Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan Misal:
bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi, - pengalaman di luar tubuh atau out of the body experience
tidak sesuai kenyataan misalnya rasanya seperti - “dok tangan saya membesar dok”
sudah diluar badannya
4. Derealisasi Perasaan aneh tentang lingkungannya dna tidak Misalnya segala sesuatu yang dialaminya seperti dalam
sesuai kenyataan mimpi

8. Mood/Afek
Mood adalah nada perasaan, menyenangkan atau tidak (seperti kebanggaan, kekecewaan, kasih sayang), yang menyertai suatu pikiran dan biasanya
berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologis.
Afek adalah manifestasi mood atau perasaan yang dirasakan di dalam ke luar dan disertai oleh banyak komponen fisiologis, lagi pula biasanya
berlangsung relatif tidak lama
Gangguan mood dan afek dinilai keserasiannya antara mood dan afek
No. Jenis Mood/Afek Definisi
1. Depresi Dengan komponen psikologis, spt rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada
harapan, putus asa, penyesalan yang patologis, dan komponen somatik.
2. Eforia Rasa riang, gembira, senang, bahagia yang berlebihan, bila tidak sesuai dengan keadaan maka
ini menunjukkan adanya gangguan jiwa, jika lebih keras lagi dinamakan “elasi”
3. Dangkal Kemiskinan afek dan emosi secara umum (berkurangnya secara kuantitatif); dapat digambarkan
juga sebagai “datar”, “tumpul”, atau “dingin” yang sama maksudnya. Misalnya: tidak atau
hanya sedikit merasa/kelihatan gembira atau sedih dalam keadaan atau mengenai sesuatu yang
benera-benar menggembirakan atau menyedihkan
4. Mood dan afek yang tidak wajar (inadekuat) Tak patut atau tak wajar dalam situasi tertentu (terganggu secara kualitatif), umpamanya tertawa
terkikih-kikih waktu wawancara
5. Labil Berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik, misalnya tiba-tiba marah atau
menangis
6. Ambivalensi Emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama-sama terhadap seorang, suatu objek atau suatu
hal

9. Kemauan
Penilaiannya meliputi kesulitan memulai dan mempertahankan aktivitas dan minat yang bertujuan dan dengan maksud tertentu.
Yang dinilai ada 3 hal
a. ADL (Activity Daily Living): baik atau terganggu
b. Sosial: baik atau terganggu
c. Pekerjaan: baik atau terganggu

10.Psikomotor
Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa, jadi merupakan efek badan dan jiwa bersama. Gangguan psikomotor dapat berupa
kelambanan (penurunan) dan peningkatan.
Kelambanan/Penurunan Peningkatan
Hipokinesia/hipoaktif Gerakan atau aktivitas berkurang Hiperkinesa/hiperaktif Gerakan atau aktivitas yang berlebihan
Sub-stupor katatonik Rekasi terhadap lingkungan sangat berkurang, Gaduh-gelisah katatonik Aktivitas motorik yang kelihatannya tidak
gerakan dan aktivitas menjadi sangat lambat bertujuan, yang berkali-kali dan seakan-akan
tidak dipengaruhi oleh rangsang luar
Katalepsi Mempertahankan secara kaku posisi badan Tik/tic Gerakan involunter, sekejap serta berkali-kali
tertentu, juga bila hendak diubah oleh orang dari sekelompok otot atau bagian badan yang
lain relatif kecil
Fleksibilitas cerea Mempertahankan posisi badan yang dibuat Bersikap aneh Dengan sengaja mengambil sikap atau posisi
orang lain padanya badan yang tidak wajar, yang aneh atau bizar
Grimas Mimik yang aneh dan berulang-ulang
Stereotipi Gerakan yang tidak bertujuan dan berkali-kali
salah satu anggota badan
Pelagakan/manerisme Gerakan atau lagak yang stereotip dan teatral
(seperti sedang bermain sandiwara)
Ekhopraxia Langsung meniru gerakan orang lain pada
saat melihatnya (latah gerakan)
Negativisme Menentang nasihat atau permintaan orang lain
atau melakukan yang berlawanan dengan itu
Katapleksi Tonus otot menghilang dengan mendadak dan
sejenak, juga timbul kelemahan umum dengan
atau tanpa penurunan kesadaran yang
disebabkan berbagai keadaan emosi

Anda mungkin juga menyukai