Anda di halaman 1dari 2

1.

3 LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perundangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

6. Peraturan Pemerintah No. 109 tahun 2010 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif
Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010 – 2014

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 7 tahun 2007 Tentang Petugas pelaksana
Pemberdayaan Masyarakat

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2269 tahun 2011 tentang Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 1 tahun 2013 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan
Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan

13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1479 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan PTM Terpadu Data Pusat
Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2012 memperlihatkan bahwa
PTM menghabiskan biaya pengobatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan biaya pengobatan
tertinggi dari seluruh penyakit menular. Pembiayaan Hemodialisis pada kasus Gagal Ginjal Kronik
sebesar Rp. 227.493.526.119,- dan pada penyakit kanker sebesar Rp. 144.689.231.240 sementara
pembiayaan untuk TBC sebesar Rp. 106.502.636.171. PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor
risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol.
Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi
faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi
normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi
yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan
kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup,. Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan
efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas
dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak
lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM
merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor
risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan
Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM
sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya
perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak
hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM
diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para
pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan. 4 Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular

14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 430 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengendalian Penyakit Kanker

15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1529 tahun 2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga

Anda mungkin juga menyukai