DISUSUN OLEH
MILENIAWIDYASTUTI S
318012
BAB I PENDAHULUAN
Banyak faal metabolik yang dilakukan oleh jaringan hati, maka ada
banyak pula, lebih dari 100, jenis test yang mengukur reaksi faal hati.' Semuanya,
disebut sebagai "tes faal hati “Sebenarnya hanya beberapa yang- benar-benar
mengukur faal hati.1-3 Diantara berbagai tes tersebut tidak ada tes tunggal yang
efektif mengukur faal hati secara keseluruhan. Beberapa tes terlalu peka sehingga
tidak khas, sebagian lagi dipengaruhi pula oleh faktor - faktor di luar hati,
sebagian lagi sudah obsolete.
A. Anatomi Hati
B. Bilirubin
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari
hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di
samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel
retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air, bilirubin yang
disekresikan dalam darah harus diikatkan albumin untuk diangkut dalam plasma
menuju hati(Sudoyo,2007).
Pembentukan bilirubin
Dalam keadaan fisiologis, masa hidup eritrosit manusia sekitar 120 hari,
eritrosit mengalami lisis 1-2×108 setiap jamnya pada seorang dewasa dengan
berat badan 70 kg, dimana diperhitungkan hemoglobin yang turut lisis sekitar 6 gr
per hari. Sel-sel eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan dihancurkan oleh
limpa. Apoprotein dari hemoglobin dihidrolisis menjadi komponen asam-asam
aminonya. Katabolisme heme dari semua hemeprotein terjadi dalam fraksi
mikrosom sel retikuloendotel oleh sistem enzim yang kompleks yaitu heme
oksigenase yang merupakan enzim dari keluarga besar sitokrom P450. Langkah
awal pemecahan gugus heme ialah pemutusan jembatan α metena membentuk
biliverdin, suatu tetrapirol linier. Besi mengalami beberapa kali reaksi reduksi dan
oksidasi, reaksi-reaksi ini memerlukan oksigen dan NADPH. Pada akhir reaksi
dibebaskan Fe3+ yang dapat digunakan kembali, karbon monoksida yang berasal
dari atom karbon jembatan metena dan biliverdin. Biliverdin, suatu pigmen
berwarna hijau akan direduksi oleh biliverdin reduktase yang menggunakan
NADPH sehingga rantai metenil menjadi rantai metilen antara cincin pirol III –
IV dan membentuk pigmen berwarna kuning yaitu bilirubin. Perubahan warna
pada memar merupakan petunjuk reaksi degradasi ini(Baron,1918).
Metabolisme Bilirubin
1. Prinsip :
Bilirubin dalam urine akan dipekatkan diatas kertas saring dengan jalan
mempresipitatkan fosfat yang ada dengan menggunakan larutan BaCl
10%,bilirubin yang terkumpul akan dioksidasi menjadi biliverdin yang
berwarna hijau.
2. Reagen
Reagen fauchet
3.Alat:
Tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas ukur
Pipet ukur 5ml
Kertas saring
Corong kaca
Rak tabung
4. Cara pemeriksaan
5. Interpretasi hasil:
1. Prinsip
Bilirubin dalam urine akan dioksidasi oleh iodium 10% menjadi biliverdin
membentuk cincin hijau
2. Reagen:
Iodium 10%
3. Alat:
Tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
4. Cara pemeriksaan
Masukkan 5 ml urine kedalam tabung reaksi
Tambahkan 5-10 tetes iodium 10% melalui dinding tabung reaksi,tunggu
beberapa saat
5. Interpretasi hasil:
Negatif:tidak terbentuk cincin hijau
Positif:terbentuk cincin hijau
(Sacher,2004).
Pemeriksaan Foam
1. Prinsip
Berdasarkan sifat bilirubin II yang larut dalam air,bila urine dikocok akan
memberikan busa berwarna kuning yang tidak hilang dalam waktu 5 menit
2. Reagen: -
3. Alat:
Tabung reaksi
Penyumbat tabung
Gelas ukur
Pipet tetes
4. Cara pemeriksaan:
Masukkan 5 ml urine kedalam tabung reaksi
Sumbat tabung dengan karet penyumbat,kocok kuat
5. Interpretasi hasil:
Negatif:terbentuk busa warna kuning yang hilang dalam waktu 5 menit
Positif:terbentuk busa warna kuning yang tidak hilang dalam waktu 5
menit
(Sacher,2004).
1. Sudoyo, A.W. Dkk ; 2007 ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed.IV Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ;
Jakarta
4. Yayan A. Israr; 2010; Metabolisme bilirubin pdF diakses tanggal 20 maret 2011