Anda di halaman 1dari 17

Dicetak pada tanggal 2019-09-09

Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Laboratorium

Kata Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”.

Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya, yaitu

“tempat bekerja” khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium adalah

suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang

ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur laboratorium

yang lengkap fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya (Sekarwinahyu, dkk., 2010:3).

Menurut Decaprio (2013:16) laboratorium adalah tempat sekelompok orang

yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan,

dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai

macam disiplin ilmu .

2.1.1 Fungsi Laboratorium Dalam Pembelajaran

Kegiatan laboratorium/praktikum akan memberikan peran yang sangat besar

terutama dalam membangun pemahaman konsep, verifikasi (pembuktian) kebenaran

konsep, menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah) serta

afektif peserta didik, menumbuhkan “rasa suka” dan motivasi terhadap pelajaran yang

dipelajari, dan melatih kemampuan psikomotor. Menurut Kadarohman (2007:2)

dalam konteks pendidikan di sekolah laboratorium mempunyai fungsi sebagai tempat

proses pembelajaran dengan metode praktikum yang dapat memberikan pengalaman

6
Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 7

belajar pada peserta didik untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta

mengobservasi berbagai gejala secara langsung.

Keberadaan laboratorium disuatu sekolah juga dapat mengoptimalkan

pembelajaran sains di sekolah tersebut, karena peserta didik tidak hanya belajar

dengan teori-teori yang ada tapi juga dapat mempraktekkan langsung teori-teori

tersebut. Selain itu, fungsi laboratorium yang paling utama menurut Decaprio

(2013:17) ialah:

a. Menyeimbangkan antara teori dan praktik, laboratorium sebagai tempat untuk

menguji sebuah teori sehingga akan dapat menunjang pelajaran teori yang telah

diterima secara langsung.

b. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam menggunakan alat

media yang tersedia didalam laboratorium.

c. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para peserta didik, untuk

memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga

menjadi bersifat konkrit dan nyata

d. Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang berpusat pada pengembangan keterampilan

proses, baik ranah kognitif, psikomotorik, afektif dan pembentukan sikap ilmiah

2.1.2 Manajemen Laboratorium

Kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu kata manus yang berarti

tangan dan kata agere yang berarti melakukan sehingga digabungan kata tersebut

berarti menangani, diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja

to manage dengan kata benda management dan manager untuk orang yang
Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 8

melakukan kegiatan menajemen. Akhirnya managemen diartikan dalam bahasa

Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman, 2011:5).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata manajemen diartikan sebagai

pemanfaatan sumberdaya secara efektif untuk mencapai tujuan atau saran yang

dimaksud (KBBI, 2005:923). Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat

ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya untuk

mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat manajemen

laboratorium, yaitu: tata ruang, infrastruktur, administrasi laboratorium, organisasi

laboratorium, fasilitas pendanaan, inventarisasi, pengamanan laboratorium, dan

disiplin yang tinggi.

Semua perangkat-perangkat di atas tersebut, jika dikelola secara optimal akan

mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik dari

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen laboratorium, adalah suatu

rangkaian kegiatan meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian,

pengadministrasian, penataan dan pengamanan (Decaprio, 2013:60). Proses

pengelolaan laboratorium biologi agar kegiatan laboratorium dapat terlaksana dengan

efektif dan efisien.

2.2.1 Perencanaan

Perancanaan ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis

yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Planning atau perencanaan

merupakan langkah awal sebelum melakukan fungsi dalam manajemen lainnya

(Usman, 2011:65).
Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 9

Perencanaan perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam melakukan

tindakan yang menyebabkan kerugian. Perencanaan dalam manajemen laboratorium

harus dilakukan oleh pengelola laboratorium agar kegiatan laboratorium terlaksana

dengan efektif dan efisien. Dalam menajemen laboratorium perencanaan meliputi :

a. Perencanaan saranana dan prasarana Laboratorium

Menururt Khardorman (2007:3) proses pembelajaran di dalam ruang

praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau

kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat

yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa. Oleh

karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak

kepada peserta didik dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang

praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah peserta didik dan guru yang akan

melaksanakan proses pembelajaran di dalamnya. Luas ruang praktikum persiswa rata-

rata 2,5 m2 (termasuk meja kerja). Jadi bila kita ingin laboratorium memuat 40 siswa,

maka luas laboratorium tersebut hendaknya sekitar 100 m2.

Menurut Riandi (2012:41) persyaratan lokasi pembangunan laboratorium

antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau

pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya.

Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air,

bangunan laboratorium tidak terlalu dekat dengan bangunan lainnya, lokasi

laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan

lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat dengan

mudah menjangkau bangunan laboratorium.


Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 10

Papan tulis

Soket
listrik

Ruang utama/ Ruang praktikum

Bak cuci
dan keran
air

Gambar 2.1 Desain Tata letak ruang laboratorium (Riandi, 2012:42).

Menurut Kadarohman (2007:3) sebagai tempat pembelajaran, laboratorium

pada umumnya mempunyai sarana yang terdiri atas:

1. Fasilitas laboratorium: instalasi air (bak cuci dan kran air), instalasi/jaringan

listrik, saluran gas, lemari asap, blower/kipas angin, meja, kursi, lemari, rak,

papan tulis, alat pemadam kebakaran, kotak obat-obatan, peralatan P3K, dan lain-

lain.

2. Alat-alat laboratorium: pH meter, mikroskop, neraca, osiloskop, labu Erlenmeyer,

labu ukur.

3. Zat (bahan kimia): asam florida, amonia pekat, eter, oksigen.

Selain itu standar sarana dan tataruang laboratorium biologi dijenjang

pendidikan SMA/MA harus sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 24 Tahun 2007. Dalam Peraturan Menteri tersebut, sarana laboratorium


Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 11

biologi terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, bahan habis

pakai, dan perlengkapan lain.

Perencanaan kebutuhan alat dan bahan harus didasarkan pada beberapa hal

pokok berikut ini (Decaprio, 2013:147):

a. Daya tampung laboratorium terhadap peserta.


b. Perencanaan tersebut didasarkan pada jumlah jenis alat dan bahan yang
diperlukan.
c. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium juga harus didasarkan pada
dana yang dimiliki.
d. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium juga perlu didasarkan pada
kondisi fisik ruangan laboratorium.
e. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium juga harus didasarkan pada

jadwal penggunaan laboratorium

b. Perencanaan jadwal penggunaan Laboratorium

Jadwal kegiatan laboratorium sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pelajaran

di kelas. Hal ini sesuai dengan fungsi praktikum, yaitu memantapkan pemahaman

konsep yang diajarkan di kelas, jangan sampai terjadi praktikum dengan materi yang

diajarkan di kelas berbeda waktu terlalu jauh. Bagi sekolah yang memiliki banyak

kelas, jadwal praktikum harus dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi tabrakan

antara kelas yang satu dengan yang lain (Salirawati, 2009:8).

c. Sumber pendanaan

Menurut depdikbud 1999 (Salirawati, 2009:9) bagi sekolah Negeri, sumber

dana sekolah dibagi menjadi dua, yaitu dana dari Pemerintah yang umumnya berupa

dana rutin (biaya operasional dan perawatan fasilitas) dan dana dari masyarakat yang

dapat berasal dari orang tua peserta didik maupun sumbangan masyarakat luas / dunia
Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 12

usaha .Kegiatan laboratorium tidak akan berjalan lancar, efektif, dan efesien tanpa

diiringi dengan pendanaan yang baik dan terperinci, para pengelola laboratorium

harus mengatur pengeluaran keuangan laboratorium berdasarkan dua hal pokok, yaitu

kebutuhan laboratorium dan skala prioritas laboratorium hal ini sangat penting dalam

pengaturan keuangan laboratorium (Decaprio, 2013:77)

2.2.2 Pengorganisasian

Menurut Riandi (2012:45) untuk mempertahankan kesinambungan daya guna

laboratorium perlu dikelola secara baik, pada sekolah menengah biasanya

laboratorium dikelola oleh seorang penanggungjawab laboratorium yang diangkat

dari salah seorang guru IPA (fisika, kimia, biologi). Mengorganisasikan laboratorium

berarti menyusun sekelompok orang /petugas dan sumber daya lain untuk

melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap laboratorium (Salirawati,

2009:9).

Adapun orang-orang yang terlibat langsung dalam organisasi laboratorium

adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, koordinator

laboratorium, penanggung jawab teknisi laboratorium, laboran, dan guru-guru

matapelajaran IPA (Kimia, Fisika, Biologi). Agar kinerja pengelola laboratorium

berjalan baik, perlu disusun struktur organisasi laboratorium.


Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 13

Sebagai contoh struktur organisasi laboratorium dapat dilihat pada gambar 2.2

dan 2.3 berikut : Kepala sekolah

Penanggung jawab
Bag.kurikulum laboratorium

Teknisi

kordinator Kordinator Kordinator


Lab.fiaika Lab.kimia Lab.biologi

Lab.Fisika
Guru fisika Guru kimia Guru biologi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Laboratorium (contoh 1) (Riandi, 2012:46)

Kepala sekolah

Waka kurikulum
Kordinator Lab.

Penjab teknisi Lab. Kimia, fisika,


biologi

Guru kimia, fisika, Biologi

Laboran

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Laboratorium (contoh 2) (Salirawati,2009:10)

a. Bagian serta tugas dalam organisasi Laboratorium

1. Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan,

dan evaluasi kepada seluruh staf yang terlibat dalam pengelolaan


Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 14

laboratorium, menyediakan dana keperluan operasional laboratorium

dalam menjalankan tugas ini dibantu oleh wakil kepala sekolah urusan

kurikulum yang juga bekerja sama dengan koordinator/kepala

laboratorium dalam pelaksanaan kegiatan (Salirawati, 2009:9).

2. Koordinator / kepala laboratorium bertugas mengkoordinasikan masing-

masing guru matapelajaran IPA serta segala hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan laboratorium dan mengusulkan kepada penanggung

jawab laboratorium untuk pengadaan alat / bahan praktikum, menurut

Decaprio (2013:122) ada tiga tugas pokok seorang koodinator

laboratorium IPA

a. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan semua peralatan, dan

kelengkapan administrasi

b. Bertugas untuk membuat jadwal kegiatan laboratorium dan serta

mekanisme pelaksanaannya.

c. Bertugas untuk mengkordinasikan guru-guru IPA (fisika, kimia,

biologi) dalam kegiatan percobaan, penelitian, eksperimentasi dan

lain-lain.

3. Penanggung jawab teknis laboratorium bertanggung jawab atas

kelengkapan administrasi, kelancaran kegiatan, mengusulkan kepada

kordinator laboratorium tentang pengadaan alat / bahan, dan bertang-

gung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan

alat-alat laboratorium.
Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 15

4. Guru (fisika, kimia, biologi) sebagai pihak yang turut terlibat dalam

kegiatan pengelolaan laboratorium menurut Decaprio (2013:124)

diantaranya:

 Para guru dituntut untuk selalu memanfaatkan sarana dan prasarana

sesuai kebutuhan alat dan bahan yang ada.

 Para guru harus selalu memberi pengarahan tentang penggunaan alat

dan bahan sebelum percobaan bukan hanya sekedar menguasai teori

dan metode tetapi juga menguasai cara penggunaan alat dan bahan.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 26 tahun 2008 seorang pengelola

laboratorium harus memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, sosial,

manajerial dan profesional.

1. Kompetensi Kepribadian

Mencakup berperilaku arif, berperilaku jujur, menunjukkan kemandirian,

berupaya meningkatkan kemampuan diri, beretos kerja yang tinggi, bertanggung

jawab terhadap tugas, dan hati –hati dalam melaksanakan tugas, kreatif dalam

memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya

2. Kompetensi Sosial

Menyadari kekuatan dan kelemahan baik diri maupun stafnya, memiliki

wawasan tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama, bekerjasama dan

berkomunikasi dengan berbagai pihak secara efektif

3. Kompetensi Manajerial

Mencakup merencanakan pengelolaan, mengembangkan sistem

administrasi, mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru matapelajaran,


Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 16

menyusun jadwal kegiatan, memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat,

membuat laporan secara priodik baik bulanan dan tahunan tentang kondisi dan

pemanfaatan laboratorium dan juga mengevaluasi program laboratorium untuk

perbaikanselanjutnya.

4. Kompetensi Profesional

Mencakup mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan

kegiatan laboratorium, melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kepentingan

pendidikan dan penelitian, menerapkan ketentuan mengenai kesehatan dan

keselamatan kerja, menerapkan prosedur penanganan bahan berbahaya dan

beracun, memantau bahan berbahaya dan beracun, serta peralatan keselamatan

kerja.

2.2.3 Pengadministrasian

Pengadministrasian merupakan kegiatan mendaftar semua fasilitas, alat, dan

bahan yang ada berdasarkan katagori tertentu atau sesuai peraturan yang berlaku

(Decaprio, 2013:68). Peralatan laboratorium yang mudah pecah, bahan-bahan kimia

yang berbahaya, serta harga peralatan yang mahal, maka perlu dilaksanakan

administrasi laboratorium. Secara rinci menurut Sekarwinahyu, dkk (2010:25), alasan

administrasi laboratorium perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh informasi tentang keadaan laboratorium dengan cepat dan


mudah.

2. Untuk pendataan semua peralatan yang ada, termasuk bahan kimia, mebel,
hardware, dan software lainnya yang ada di laboratorium tersebut secara rinci dan
teratur.
Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 17

3. Sebagai pusat informasi tentang keberadaan suatu alat di laboratorium tertentu,


sehingga siapa saja yang ingin menggunakannya akan mengetahui keberadaan
alat itu.

4. Membina kegiatan laboratorium yang lebih baik & teratur, sehingga penggunaan
laboratorium dapat dioptimalkan.

5. Mengatur tata cara pemesanan alat, sesuai dengan pengembangan ilmu yang
ada/disiplin ilmu yang akan dikembangkan maupun terhadap aplikasi penelitian
lanjutan/advanced research tertentu.

6. Evaluasi dan pelaporan kegiatan laboratorium diharapkan dapat digunakan untuk


perencanaan dan pengembangan laboratorium secara berlanjut di masa mendatang
(misalnya penambahan alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana laboratorium
yang diperlukan, perbaikan sarana dan prasarana yang ada).

Agar memudahkan dalam pemeriksaan alat dan bahan laboratorium perlu

dilakukan administrasi inventaris yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat pada

suatu buku atau secara komputasi sebagai daftar induk. Hal-hal yang umum

diperlukan pada inventarisasi menurut Riandi (2012:49) mencakup:

a. Kode alat/bahan

b. Nama alat/bahan

c. Spesifikasi alat/bahan (merk, tipe, dan pabrik pembuat alat)

d. Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya

e. Tahun penggunaan

f. Jumlah atau kuantitas

g. Kondisi alat, baik atau rusak

Daftar yang digunakan dalam administrasi laboratorium antara lain sebagai

berikut (Sekarwinahyu, dkk., 2010:26): Daftar pemesanan alat laboratorium, Daftar


Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 18

inventarisasi peralatan laboratorium, daftar alat-alat gelas, daftar bahan kimia, daftar

inventarisasi alat mebel, daftar peminjaman/pengembalian alat, daftar pemakaian alat,

daftar suku cadang, daftar servis alat-alat, daftar/kartu persediaan bahan, daftar

inventarisasi bahan/zat, daftar penanggung jawab pemakaian alat khusus, daftar

peralatan lainnya seperti buku log, buku petunjuk penggunaan alat/guide book, bahan

non-kimia, dan sebagainya.

Dalam administrasi laboratorium juga diperlukan beberapa buku catatan

menurut Sekarwinahyu, dkk (2010:220) diantaranya ialah buku stok, kartu barang,

buku pembelian dan penerimaan, buku peminjaman, buku harian.

2.2.4 Penataan

Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan

peralatan di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut dan memenuhi persyaratan

untuk beroperasi. Pengaturan yaitu penempatan perlatan yang tersusun yang rapi

berdasarkan kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam

laboratorium.

Menurut Sulistyo (2010:2) dalam penyusunan harus mempertimbangkan

daerah kerja yang memiliki luas yang memungkinkan pengguna/pekerja/operator

dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, disamping lalu lintas bahan yang akan

digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan lancar.

Tujuan tata letak laboratorium:

a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi

tanggung jawabnya.
Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 19

b. Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operator.

c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.

d. Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan

perabotan laboratorium adalah:

a. Mudah dilihat

b. Mudah dijangkau

c. Aman untuk alat

d. Aman untuk pemakai

2.2.5 Pengamanan

a. Pengamanan dalam laboratorium

Pengaman merupakan hal yang penting dalam melakukan kegiatan di dalam

laboratorium, setiap orang yang bekerja di laboratorium harus memiliki kedisiplinan,

hal ini perlu untuk menjaga keamanan dan keselamatan didalam laboratorium.

Suasana laboratorium dalam keadaan disiplin yang baik dapat diciptakan bila ada tata

tertib laboratorium. Tata tertib laboratorium ini penting untuk menjaga kelancaran,

keselamatan, serta keamanan pekerja laboratorium.

Menurut Salirawati (2009:12) tata tertib ini meliputi larangan, suruhan, dan

petunjuk bagi siswa maupun guru yang bekerja di laboratorium. Ada sanksi-sanksi

bagi siswa yang melanggar tata tertib, baik berupa sanksi akademis, sanksi hukum

maupun sanksi menyuruh siswa mengganti alat yang baru bila terjadi kerusakan,

selain tata tertib untuk peserta didik, juga ada peraturan semacam tata tertib untuk
Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 20

guru. Sebenarnya tata tertib untuk peserta didik sebagian juga berlaku untuk guru,

seperti larangan makan dan minum dan merokok di laboratorium.

Terjadinya kecelakaan di laboratorium dapat dikurangi seminimal mungkin

jika setiap orang yang menggunakan laboratorium mengetahui tanggung jawabnya.

Berikut adalah orang yang seharusnya bertanggung jawab terhadap keamanan

laboratorium (Adisendjaja, 2004:1-2):

1. Lembaga atau staf laboratorium bertanggung jawab atas fasilitas laboratorium

yaitu kelengkapannya, pemeliharaan, dan keamanan laboratorium.

2. Guru bertanggung jawab di dalam memberikan semua petunjuk yang diperlukan

kepada siswa termasuk aspek keamanan.

3. Siswa bertanggung jawab untuk mempelajari aspek kesehatan dan keselamatan

dari bahan-bahan kimia yang berbahaya, baik yang digunakan maupun yang

dihasilkan dari suatu reaksi, keselamatan dari teknik dan prosedur atau cara kerja

yang akan dilakukannya. Dengan demikian, siswa dapat menyusun peralatan dan

mengikuti prosedur yang seharusnya, sehingga bahaya kecelakaan dapat

dihindarkan atau dikurangi.

b. Pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan

Masalah pemeliharaan alat dan bahan biasanya berhubungan erat dengan cara

menyimpan alat dan bahan tersebut. Perawatan atau pemeliharaan bertujuan agar

peralatan laboratorium selalu siap untuk digunakan dan daya guna mencapai jangka

waktu semaksimal mungkin. Macam-macam perawatan/pemeliharaan alat dan bahan

dalam laboratorium adalah:

a. Perawatan sesuai dengan sifat-sifat alat dan bahan


Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 21

b. Perawatan alat secara rutin

c. Perawatan bahan-bahan kimia (Sekarwinahyu, dkk, 2010:189).

Ada tiga prinsip penyimpanan dan dua sistem penyimpanan menurut

Sekarwinahyu, dkk (2010:206-207). Tiga prinsip penyimpanan itu adalah: a) Aman,

alat disimpan agar aman dari pencurian dan kerusakan. Sebelum disimpan, alat harus

dalam keadaan bersih, b) Mudah dicari, untuk memudahkan mencari letak masing-

masing alat perlu diberi tanda, dan c) Mudah diambil. Dua sistem penyimpanan alat

yaitu berdasarkan atas bahan pembuatnya dan berdasarkan atas kelompok pokok

bahasan. Penyimpanan bahan praktikum misalnya zat-zat kimia, prinsipnya sama

dengan penyimpanan alat.

c. Pengawasan

Salirawati, (2009:13) menyatakan pengawasan atau sering disebut pula

supervisi yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan pengukuran

koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana.

Proses pengawasan terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu :

 Penilaian/pengukuran terhadap tugas yang sudah atau sedang dikerjakan

 Perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran

 Perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi agar pekerjaan sesuai dengan apa

yang direncanakan

Ada beberapa prinsip dasar pengawasan yang harus diterapkan agar

menajemen laboratorium menjadi baik, yaitu:

a. Melakukan checklist day to day, yaitu selalu mengontrol kegiatan laboratorium

setiap hari dan mengawasi kegiatan praktikum.


Dicetak pada tanggal 2019-09-09
Id Doc: 589c885881944dbf0f49461c 22

b. Memonitor penataan barang-barang laboratorium, serta menjaga dan memonitor

keutuhan fungsi dari barang-barang laboratorium tersebut.

c. Melakukan pengecekan penerimaan peserta penelitian di laboratorium serta

melakukan pemantauan hasil penelitian, praktik, ataupun eksperimentasi yang

dilakukan di laboratorium.

d. Melakukan konseling dengan sesama pengelola laboratorium

Anda mungkin juga menyukai