Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pengajaran sangat ditentukan oleh pengaturan proses belajar


mengajar. Proses belajar mengajar yang baik dapat menciptakan situasi yang
memungkinkan siswa lebih mudah dalam menyerap materi yang disampaikan.
Untuk mewujudkannya, guru harus mampu melihat dan memilih metode yang
tepat dan cocok untuk materi ajar tertentu. Hal ini penting diperhatikan, karena
kesalahan dalam menentukan metode pengajaran dapat mengakibatkan perubahan
pola tingkah laku yang nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar yang
diharapkan.
Pengertian hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah menerima
suatu pengajaran atau kegiatan pembelajaran. Kamus Bahasa Indonesia dinyatakan
bahwa “ hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai (dari, setelah dilakukan,
dikerjakan)” (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986 : 371).
Dalam proses belajar mengajar kelas VI SD Negeri 050757 Alur Dua mata
pelajaran IPA mengalami masalah dalam kegiatan belajar. Hal ini sangat
mencemaskan, karena siswa akan mempersiapkan diri mengikuti UASBN, karena
mata pelajaran IPA termasuk salah satu mata pelajaran yang diujikan.
Oleh karena itu, dengan metode diskusi diharapkan siswa dapat saling
berkomunikasi, berinteraksi dan saling membant dalam memenuhi kekurangan yang
berhubungan dengan materi sistem tata surya, serta dapat meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa.
Setelah dilakukan pengamatan, ternyata dalam proses belajar mengajar di kelas VI
SD Negeri 050757 Alur Dua pada mata pelajaran IPA mengalami masalah,
diantaranya :

1
1. Strategi atau metode yang diterapkan guru tidak menarik.
2. Dalam menyampaikan materi, guru kurang mampu mengembangkan kompetensi
anak.
3. Minat membaca siswa masih rendah.
Berdasarkan permasalahan diatas, ada beberapa alternatif pemecahannya seperti
yang dikatakan Slavin (1995) Beliau mengemukakan dua alasan :
Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran
kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri orang lain, serta
dapat meningkatkan harga diri.
Kedua, Pembelajaran kelompok dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar
berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan.
Dari pendapat tersebut diambil metode diskusi kelompok untuk melihat
ketuntasan siswa dalam belajar. Pembelajaran dengan metode diskusi kelompok
berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain, perbedaan tersebut dapat dilihat dari
proses pembelajaran yang lebih menekankan keterlibatan siswa dan kerjasama dalam
kelompok. Diskusi kelompok juga dapat memacu siswa untuk memahami serta lebih
banyak berbuat dalam menyelesaikan soal – soal kimia.
Beberapa hal penting dalam penerapan metode ini :
- Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif
- Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar fikiran dalam mengatasi
setiap permasalahan.
- Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat.
- Menanamkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam penelitian ini adalah :

2
1. Bagaimana menerapkan diskusi kelompok pada pembelajaran IPA kelas VI
SD Negeri 050757 Alur Dua ?
2. Bagaimana aktivitas siswa di kelas VI SD Negeri 050757 Alur Dua dalam
proses pembelajaran IPA melalui metode diskusi kelompok ?
3. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 050757 Alur
Dua melalui metode diskusi kelompok.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara menerapkan metode diskusi kelompok di kelas VI SD
Negeri 050757 Alur Dua pada pelajaran IPA.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas VI SD Negeri 050757 Alur Dua
dalam kegiatan belajar mengajar melalui diskusi kelompok.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 050757 Alur
Dua pada pelajaran IPA, setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan
metode diskusi kelompok.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Membangkitkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Mengembangkan proses berfikir siswa dan memupuk kebersamaan.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 050757 Alur Dua pada
pembelajaran IPA melalui diskusi kelompok.

3
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Pandangan tentang Mengajar dan Belajar


Para ahli banyak merumuskan dan menafsirkan tentang mengajar. Dalam
uraian berikut ada beberapa defenisi tentang mengajar.
1. Mengajar merupakan suatu usaha siswa belajar yaitu usaha untuk terjadinya
proses belajar hingga terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
(Siliwangi, 1989:1).
2. Mengajar adalah segala upaya yang sengaja dalam rangka memberi
kemungkinan bagi para siswa untuk terjadinya proses mengajar sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan (Ali, 1984:3)
3. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan atau
tindakan yang harus dilakukan agar dicapai hasil belajar yang lebih baik pada
seluruh siswa. (Rusyan, dkk., 1989:25).
Mengajar tidak sama dengan membelajarkan. Hal ini terdeteksi dari hasil mengajar
seorang guru yang tidak selalu dapat membelajarkan siswanya. Tugas guru dalam
mengajar adalah membantu transfer belajar. Tujuan transfer belajar ialah menerapkan
hal – hal yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Melalui penugasan dan
diskusi kelompok misalnya, guru dapat membantu transfer. Oleh karena itu fakta,
keterampilan, konsep dan prinsip yang diperlukan untuk transfer belajar dikuasai
siswa yang sedang belajar.
Belajar merupakan proses perubahan konsepsi. Oleh karena belajar dipandang
sebagai perubahan konsep, maka dapat dikatakan belajar merupakan kegiatan yang
rasional. Belajar hanya terjadi apabila seseorang mengubah atau berkeinginan
mengubah pikirannya (West & Pines, 1985:211-214).

4
Perubahan yang terjadi pada seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya.
Oleh karena itu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan
dalam arti belajar. Perubahan dalam arti belajar meliputi :
a. Perubahan terjadi secara sadar
Seseorang yang sedang dalam proses belajar akan menyadari terjadinya
perubahan atau sekurang – kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya atau
kecakapannya bertambah.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung
secara berkesinambungan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam belajar, perubahan – perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin
banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan
sendirinya melainkan karena usaha orang yang bersangkutan. Misalnya perubahan
tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena
dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa
saat saja, seperti berkeringat, menangis perubahan seperti itu tidak digolongkan
sebagai belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat tetap atau
permanen.

5
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan
belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar – benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku


Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sebagai hasil ia akan
mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,
pengetahuan dan sebagainya.

B. Jenis – Jenis Belajar


a. Belajar bagian
b. Belajar dengan wawancara
c. Belajar diskriminatif
d. Belajar Global
e. Belajar incidental
f. Belajar instrumental
g. Belajar intensional
h. Belajar laten
i. Belajar mental
j. Belajar produktif
k. Belajar verbal

C. Teori Belajar
1. Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman yang sekarang
menjadi tenar diseluruh dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama
dengan hukum dalam belajar yaitu :
- Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur – unsurnya.
- Gestalt timbul lebih dahulu dari pada bagian – bagiannya.

6
Prinsip belajar menurut Gestalt
a. Belajar berdasarkan keseluruhan
b. Belajar adalah suatu proses perkembangan
c. Siswa sebagai organisme keseluruhan
d. Terjadinya transfer
e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman
f. Belajar harus dengan insight
g. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat
h. Belajar berlangsung terus – menerus.
2. Teori Belajar menurut J. Brunner
Menurut Brunner, belajar tidak untuk mengubah tingkah laku tetapi untuk
mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar
lebih banyak dan mudah mempelajari sesuatu yang dipelajari menjadi suatu
keterampilan dan pengetahuan.

3. Teori dari R. Gagne


Terhadap masalah belajar Gagne memberikan dua definis yaitu :
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh
dari instruksi.

Dalam perubahan konsepsi siswa dipandang pemeroses pengalaman dan


informasi bukan hanya sebagai tempat penampung pengalaman dan informasi.
Dengan demikian sebagai kegiatan yang rasional, maka belajar itu dimaksudkan apa
yang dilakukan oleh seseorang terhadap ide atau gagasan yang telah dimilikinya.
Gagasan siswa yang diperoleh dari persepsinya terhadap alam sekitar yang
dibawa dari rumah sering kali berbeda dengan gagasan ilmiah. Hal ini dibiarkan
berlanjut dan menghambat siswa dalam belajar sains selanjutnya (Dakkar, 1996).

7
Untuk itu perlu diupayakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dengan sadar
mengubah apa yang diyakininya ternyata tidak konsisten dengan konsep ilmiah.

D. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Dewasa ini telah dilakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran IPA disekolah. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA sekolah dasar adalah melalui metode diskusi
kelompok.
Pembelajaran dengan metode diskusi kelompok banyak dipengaruhi oleh
psikologi belajar kognitif holistic yang menekankan bahwa belajar pada dasarnya
adalah proses berfikir. Namun demikian psikologi humanistik juga mendasari strategi
pembelajaran ini.
Dalam pembelajaran kelompok pengembangan kemampuan kognitif harus
diimbangi dengan perkembangan pribadi secara utuh melalui kemampuan hubungan
inter personal.
Chambers (1996) dalam Suyanti berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif
dapat dijelaskan dari beberapa persfektif yaitu persfektif social, perkembangan
kognitif dan prinsif elaborasi kognitif.
Persfektif Motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok
memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu, dengan demikian
keberhasilan individu pada dasarnya keberhasilan kelompok.
Persfektif Perkembangan Kognitif, artinya bahwa dengan adanya interaksi antara
anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berfikir mengolah
berbagai informasi.
Elaborasi Kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan
menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya.

8
Jenis – jenis diskusi :
1. Diskusi Kelompok
Diskusi adalah suatu metode di dalam mempelajari bahan atau menyampaikan
bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian
serta perubahan tingkah laku murid. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang
murid berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan fikiran
dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak kemungkinan – kemungkinan
jawaban (Zulhairini, dkk, 1983 : 89).
Adapun diskusi kelompok dapat dilakukan dengan jalan membagi kelas menjadi
beberapa kelompok dengan pokok bahasan yang berbeda – beda. Tahap pertama
pokok bahasan tersebut didiskusikan dalam kelompok masing – masing, yang
kemudian tahap berakhir dikemukakan dalam diskusi kelas.
2. Diskusi Kelas
Diskusi kelas adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh
anggota kelas sebagai peserta diskusi.
3. Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok –
kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 siswa. Pelaksanannya dimulai
dengan guru menyajikan materi secara umum.
4. Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan
dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan
untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa.
5. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa
orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens. Diskusi panel
berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat
secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang
melaksanakan diskusi.

9
Menurut Bridges (1979) jenis apapun diskusi yang digunakan dalam proses
pelaksanaannya guru harus mengatur agar :
1. Setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.
2. Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain.
3. Setiap siswa harus memberikan respon.
4. Setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide – ide yang
dianggap penting.
5. Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya
serta memahami isu – isu yang dibicarakan dalam diskusi.

Dengan metode diskusi kelompok diharapkan bisa mendorong siswa untuk dapat
meningkatkan kemampuan berfikir ilmiah serta dapat mengembangkan pengetahuan
siswa. Namun demikian metode diskusi juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah :
a. Kelebihan metode diskusi manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar
1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide – ide.
2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar fikiran dalam mengatasi
setiap permasalahan.
3. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan
secara verbal. Disamping itu diskusi juga bisa melatih untuk menghargai
pendapat orang lain.
b. Kelemahan diskusi kelompok dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
1. Pembicaraan dalam diskusi sering dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa
yang memiliki keterampilan berbicara.
2. Kadang – kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan
menjadi kabur.
3. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang – kadang tidak sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.

10
4. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak terkontrol. Akibatnya kadang – kadang ada pihak yang merasa tersinggung
sehingga dapat mengganggu iklim

11

Anda mungkin juga menyukai