Anda di halaman 1dari 8

1.

Tikus musuh alami wereng, misalnya laba-laba predator Lycosa


Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss
lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea
nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
3. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan
insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk
dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan
rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.

3. Walang Sangit

Gejala serangan:

1. Tikus menyerang berbagai tumbuhan.


2. Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif,
masa panen, tempat penyimpanan.
3. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji-bijian
tetapi juga batang tumbuhan muda.
4. Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan
sering berlindung di semak-semak. Gejala serangan:
Pengendaliannya: 1. Menghisap butir-butir padi yang masih cair.
2. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa,
1. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi atau liat.
para tikus dan menangkap tikusnya. 3. Kulit biji iu akan berwarna kehitam-hitaman.
2. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular. 4. Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan
3. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak
dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.
kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah 5. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji
tanaman dipanen. yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim
4. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan yang dapat mencerna karbohidrat.
memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau 6. Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung
singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. populasi walang sangit antara lain sebagai berikut:
Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi - Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus - Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
hati-hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan - Penanaman tidak serentak
manusia.
Pengendaliannya:
2. Wereng
1. Menanam tanaman secara serentak.
2. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang
tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat
berkembang biak bagi walang sangit.
3. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan
menggunakan jala penangkap.
4. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok,
ketam sawah, atau dengan alga.
5. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan
predator alami beruba laba-laba dan menanam jamur yang
dapat menginfeksi walang sangit.
6. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan
menggunakan insektisida.

4. Ulat

Gejala serangan:

1. Menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-


lubang.
2. Daun dan batang kemudian kering, dan pada akhirnya
mati.

Pengendaliannya:

1. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan


penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran
tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus Gejala serangan:
siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman
palawija atau tanah dibiarkan selama 1 s/d 2 bulan. 1. Aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang,
2. b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan terutama pada malam hari.
2. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau
tulang daunya saja.

Pengendaliannya:

1. Membuang telur-telur kupu-kupu yang melekat pada


bagian bawah daun.
2. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam
jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas
sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
3. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat
dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.

5. Tungau

Gejala serangan:

1. Hidup dibawah tanah yang lembab dengan membuat


terowongan.
2. Memakan hewan-hewan kecil (predator), tetapi tingkat
kerusakan tanaman lebih besar dari pada manfaatnya
sebagai predator.
3. Nimfa muda memakan humus dan akar tanaman, imago
betina sayapnya berkembang setengah, yang jantan dapat
Gejala serangan: mengerik di senja hari.
1. Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah Pengendaliannya:
daun untuk mengisap daun tersebut.
2. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak- 1. Pengendaliannya diarahkan pada pengolahan tanah yang
bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur. baik agar terowongan rusak.
Pengendaliannya: 8. Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida,
Phyllophaga helleri)
1. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun-
daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.

6. Lalat bibit (Atherigona exigua, A. Oryzae)

Gejala serangan:
Gejala serangan:
1. Uret yang merusak tanaman padi terdiri dari spesies
1. Lalat bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri
senja hari. 2. Perkembangan hidup ketiga uret tersebut sama yaitu dari
2. Telur menetas setelah dua hari dan larva merusak titik telur – larva (uret) – pupa – imago (kumbang).
tumbuh. Pupa berwarna kuning kecoklatan terletak di dalam 3. Kumbang hanya makan sedikit daun-daunan dan tidak
tanah. Setelah keluar dari pupa selama 1 minggu menjadi begitu merusak dibanding uretnya.
imago yang siap kimpoi.
3. Hama ini menyerang terutama pada kondisi kelembaban Pengendaliannya:
udara tinggi.
1. Pengendalian diarahkan pada sistem bercocok tanam
Pengendaliannya: yang baik agar vigor tanaman baik.
1. Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas 9. Ganjur (Orseolia oryzae)
yang tahan.

7. Anjing tanah atau orong-orong (Gryllotalpa hirsuta


atau Gryllotalpa African
Gejala serangan:

1. Menyebabkan batang jagung retak dan patah.


Gejala serangan: 2. Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis muncul
di pertanaman pada malam hari, antara pk. 20.00 sampai
1. Hama ganjur sejenis lalat ordo Diptera. Ngengat betina pk. 22.00 dan meletakkan telurnya pada jam-jam tersebut.
hanya kimpoi satu kali seumur hidupnya, bertelur antara Kupu betina meletakkan telur sebanyak 300-500 butir pada
100-250 telur. Telur berwarna coklat kemerahan dan daun ketiga. Telur berwarna putih kekuningan diletakkan di
menetas setelah 3 hari. bawah permukaan daun secara berkelompok. Biasanya
2. Larva makan jaringan tanaman diantara lipatan daun ditutupi oleh bulu-bulu.
padi, pertumbuhan daun padi jadi tidak normal. 3. Setelah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam
3. Pucuk tanaman menjadi kering dan mudah dicabut. Masa batang setelah berumur 7-10 hari melalui pucuknya dan
larva selama 6 – 12 hari. Siklus hidup keseluruhan 19 – 26 sering merusak malai yang belum keluar. Selanjutnya ulat
hari. menggerek ke dalam batang dan kebanyakan pada ruas
batangnya, dan setelah habis digereknya pula ruas yang
Pengendaliannya: disebelah bawah. Umur ulat 18-41 hari
4. Gejala serangan ulat yang masih muda, tanda daun
1. Pengendalian diarahkan pada penanaman varietas yang kelihatan garis-garis putih bekas gigitan.
resisten, penggenangan areal pertanaman sesudah panen 5. Serangan berikutnya tampak adanya lubang gerekan
agar pupanya mati. pada batang yang disertai adanya tepung gerek berwarna
coklat. Apabila batang jagung patah, tanaman akan mati.
10. Pengorok daun atau hama putih (Nymphola 6. Tanaman inang selain jagung adalah cantel, Panicum
depunctalis) dan hama putih palsu (Cnaphalocrosis viride, bayam dan gulma Blumea lacera.
medinalis)
Pengendaliannya:

1. Dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman yang


bukan merupakan inangnya.
2. Tanaman yang terserang dipotong dan ditimbun dalam
tanah atau diberikan pada hewan ternak.
3. Menghilangkan tanaman inang yang lain yang tumbuh
diantara dua waktu tanam.
4. Membersihkan rumput-rumputan
5. Cara kimiawi, pengendalian dilakukan sebelum ulat
masuk ke dalam batang. Beberapa jenis insektisida yang
dinyatakan efektif adalah: Azodrin 15 WSC, Nogos 50 EC,
Hostation 40 EC, Karvos 20 EC.
Diubah oleh AtheisBoy 04-04-2014 11:08
0
Kutip Balas
Gejala serangan: Beri apresiasi terhadap thread ini Gan!

Urutan Komentar Terlama


1. Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis)
menyerang daun padi sejak dipesemaian hingga dilapang.
2. Daun padi yang telah dikorok menjadi putih, tinggal 
kerangka daunnya saja.
3. Larva bersifat semi aquatik, memanfaatkan air sebagai
sumber oksigen.
4. Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi
kemudian menjatuhkan diri ke air. Larva berwarna hijau, 
perkembangan sampai menjadi pupa 14 s/d 20 hari. Stadia
pupa 4 s/d 7 hari.

Pengendaliannya: Halaman 1 dari 13

1. Meniadakan genangan air pada pesemaian sehingga


larva tidak dapat memanfaatkan air sebagai sumber  1
oksigen.  2
2.Lalat Tabanidae dan semut Solenopsis gemitata  3
merupakan musuh alami.  4

11. Penggerek jagung (Ostrinia furnacalis) 
Gejala serangan:

1. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan


melengkung ke atas.
AtheisBoy 2. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi
20-09-2012 18:51 perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman
Kaskus AddictPosts: 2,310 cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.
#1
 Pengendaliannya:

1. Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal


memutus perkembangan Thrips.
2. Memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect
 Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan digantung
setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.
3. Pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang
dapat dilih antara lain Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP,
Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent
Quote: 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC,
12. Kutu daun persik (Myzus persicae) Mesurol 50 WP. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan
label kemasan.

14. Ulat grayak (Spodoptera litura)

Gejala serangan:

1. Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu


ini ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman cabai.
Gejala serangan:
2. Mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian
tanaman yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil
1. Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak.
warnanya brlang kekuningan, layu dan akhirnya mati.
Kalau dibiarkan tanaman bisa gundul atau tinggal tulang
3. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun.
daun saja.
4. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil,
2. Ia juga memakan buah hingga berlubang akibatnya cabe
pertumbuhan terhambat, daun mengecil.
tidak laku dijual.
5. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi
permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga
Pengendaliannya:
sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut
andil dalam penyebaran virus.
1. Dengan cara mengumpulkan telur dan ulat-ulat langsung
membunuhnya.
Pengendaliannya:
2. Menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa tanaman
yang menjadi tempat persembunyian hama dan pergiliran
1. Pengendalian dengan cara menanam tanaman
tanaman.
perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai seperti
3. Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara
jagung.
dimasukkan kedalam botol bekas air mineral ½ liter yang
2. Pengendalian dengan kimia seperti Curacron 500 EC,
diberi lubang kecil sebagai sarana masuknya kupu jantan.
Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC, Hostation 40 EC, Orthene
Karena UGRATAS adalah zat perangsang sexual pada
75 SP.
serangga jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan
perangkap.
13. Thrips/kemreki (Thrips parvispinus)
4. Jika terpaksa atasi serangan ulat grayak dengan Decis
2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC,
Hostathion 40 EC, Penyemprotan kimia dengan cara
bergantian agar tidak terjadi kekebalan pada hama.

15. Lalat buah (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus


dorsalis Hend)
Gejala serangan:

1. Lalat ini menusuk pangkal buah cabe yang terlihat ada


Gejala serangan:
bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk
memasukkan telur.
1. Hama ini menyerang bagian daun.
2. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat,
2. Kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk
kemudian membusuk, dan berlobang.
barisan di bagian tulang daun.
3. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) dan hidup di
dalam buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan
Pengendaliannya
keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah menjadi
lalat muda.
1. Dapat diatasi menggunakan insektisida sistemik dengan
Pengendaliannya: bahan aktif acephate.

18. Spider mite


1. Lakukan pergiliran tanaman untuk memutus rantai
perkembangan lalat.
2. Kumpulkan semua buah cabai yang terserang dan
musnahkan.
3. Kendalikan dengan perangkap metil eugenol yang sangat
efektif dengan cara memasukkan metil eugenol dalam kapas
ke botol bekas air mineral yang telah diolesi minyak goreng,
atau diberi air. Gantungkan perangkap di pingir kebun.
4. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan
penyemprotan Buldok, Lannate, Tamaron, Curacron 500
EC.

16. Belalang

Gejala serangan:

1. Spider mite mengisap cairan pada tanaman.


2. Serangan hama ini mengakibatkan daun berwarna
kuning, kemudian muncul bercak-bercak pada bagian yang
diisap cairannya.
3. Serangan Spider mite secara besar bisa mengakibatkan
daun habis dan tanaman mati. Spider mite lebih kebal
terhadap insektisida.

Pengendaliannya:

Gejala serangan: 1. Disarankan menggunakan akarisida

19. Fungus gnats


1. Gejala penyerangan hama belalang ini sama dengan ulat,
yaitu daun menjadi rombeng.

Pengendaliannya:

1. Hama ini dapat ditanggulangi dengan penangkapan


secara manual.
2. Tangkap belalang yang belum bersayap atau saat masih
pagi dan berembun biasanya belalang tidak dapat terbang
dengan sayap basah.

17. Kutu perisai


#2

Quote:
21. Penyakit Rebah Kecambah (Phytium spp, Sclerotium
sp dan Rhizoctonia sp.)

Gejala serangan:

1. Adalah serangga yang berbentuk seperti nyamuk


berwarna hitam.
2. Larvanya yang berbentuk seperti cacing hidup di dalam
media tanam dan sering makan akar halus tanaman.
3. Fungus gnats dewasa merusak seludang bunga, dengan
gejala serangan munculnya bintik-bintik hitam pada
seludang bunga.

Pengendaliannya:

1. Pada fase masih menjadi larva, maka penanganannya


dilakukan dengan menaburkan Nematisida seperti Furadan Gejala serangan:
G ke media tanam.
2. Sedangkan pada fase dewasa, dilakukan penyemprotan 1. Penyakit ini menyerang pada tembakau.
insektisida. 2. Pada umumnya menyerang di pembibitan, dengan gejala
serangan pangkal bibit berlekuk seperti terjepit, busuk,
20. Cacing liang (Radhopolus Similis) berwarna coklat dan akhirnya bibit roboh.
3. Penyakit biasanya menyerang didaerah dengan suhu
240C, kelembaban di atas 85 % drainase buruk curah hujan
tinggi dan pH tanah 5,2 – 8,5.

Pengendaliannya:

1. Penyakit ini dapat diatasi dengan pengaturan jarak tanam


pembibitan.
2. Disinfeksi tanah sebelum penaburan benih atau
penyemprotan pembibitan.
3. Pencelupan bibit sebelum tanam dengan fungisida
netalaksil 3 g/liter air Mankozep (2 – 3 g/liter air), Benomil 2
Gejala serangan: – 3 g/liter air dan Propanokrab Hidroklorida 1 - 2 ml/l air.

1. Menghisap cairan pada akar tanaman. 22. Penyakit Lanas (disebabkan cendawan
2. Tanaman yang terserang hama ini adalah tanaman Phytophthora nicotianae var Breda de Haan)
menjadi lambat tumbuh dan kerdil serta menghasilkan
bunga yang kecil.

Pengendaliannya:

1. Untuk mengatasinya digunakan Nematisida seperti


Furadan G yang ditaburkan pada media tanam sesuai
aturan yang tertera dalam kemasan.
2. Aplikasi pestisida pada tanaman hias sebaiknya
digunakan secara bijak, mengingat dampak negatif yang
bisa ditimbulkan. Karena umumnya tanaman hias diletakkan
berdekatan dengan manusia, disamping juga pertimbangan
akan adanya kemungkinan serangga menjadi semakin kebal
dengan insektisida yang digunakan.
Diubah oleh AtheisBoy 04-04-2014 11:37
0
Kutip Balas

AtheisBoy
20-09-2012 18:53
Kaskus AddictPosts: 2,310
Gejala serangan:

1. Penyakit ini menyerang pada tembakau. Gejala serangan:


2. Tanaman yang daunnya masih hijau mendadak terkulai
layu dan akhirnya mati, pangkal batang dekat permukaan 1. Kutu ini merusak tanaman tembakau.
tanah busuk berwarna coklat dan apabila dibelah empulur 2. Menghisap cairan daun tanaman, menyerang di
tanaman bersekat-sekat. pembibitan dan pertanaman, sehingga pertumbuhan
3. Daunnya terkulai kemudian menguning tanaman layu dan tanaman terhambat.
akhirnya mati. 3. Kutu ini menghasilkan embun madu yang menyebabkan
4. Bergejala nekrosis berwarna gelap terang (konsentris) daun menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna
dan setelah prosesing warnanya lebih coklat dibanding daun hitam.
normal. 4. Kutu daun secara fisik mempengaruhi warna, aroma dan
tekstur dan selanjutnya akan mengurangi mutu dan harga.
Pengendaliannya: 5. Secara Khemis kutu daun mengurangi kandungan
alkoloid, gula, rasio gula alkoloid dan maningkatkan total
1. Melakukan sanitasi pengolahan tanah yang matang, nitrogen daun.
memperbaiki drainase, penggunaan pupuk kandang yang 6. Kutu daun dapat menyebabkan kerugian sampai 50 %,
telah masak. kutu daun dapat menyebabkan kerugian 22 – 28 % pada
2. Rotasi tanaman minimal 2 tahun dan menggunakan tembakau flue-cured.
varietas tahan seperti Coker 48, Coker 206 NC85, DB 102,
Speight G-28, Ky 317, Ky 340, Oxford 1, dan Vesta 33. Pengendaliannya:
3. Dengan penyemprotan fungisida pada pangkal batang
dengan menggunakan fungisida Mankozeb 2 – 3 g/liter air, 1. Mengurangi pemupukan N dan melakukan penyemprotan
Benomil 2 -3 g/liter air, Propanokarb Hidroklorida 1 – 2 ml insektisida yaitu apabila lebih besar dari 10 % tanaman
air dan bubur bordo 1 – 2 %. dijumpai koloni kutu tembakau (setiap koloni sekitar 50 ekor
kutu).
23. Virus Penyakit Kerupuk (Tabacco Leaf Corl Virus = 2. Pestisida yang digunakan yaitu jenis imidaklorid.
TLCV).
25. Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella)

Gejala serangan:

1. Penyakit ini menyerang pada tembakau. Gejala serangan:


2. Daun terlihat agak berkerut, tepi daun melengkung ke
atas, tulang daun bengkok, daun menebal, atau sampai 1. Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm,
daun berkerut dan sangat kasar. dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau
kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar
Pengendaliannya: larva.
2. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan
1. Memberantas vektor lalat putih (Bemisia tabaci) dengan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya
insektisida dimetoat atau imedakloprid. menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak
berbunyi.
24. Kutu Daun Tembakau (Myzus persicae)
Pengendaliannya:

1. Karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan


tanaman kakao dari daerah terserang PBK
2. Pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk
tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat
pengendalian dan panen
3. Mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen 2. Disebarkan melalui sporangium yang terbawa atau
sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan terpercik air hujan, dan biasanya penyakit ini berkembang
dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dengan cepat pada kebun yang mempunyai curah hujan
dibenam tinggi dengan kondisi lembab.
4. Menyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan
mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan Pengendaliannya:
serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga
mencegah serangan hama helopeltis dan tikus 1. Sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu
5. Cara kimiawi: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm.
Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume 2. Kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung
semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari sekali. dan lakukan pemangkasan pada tanaman-nya sehingga
kelembaban di dalam kebun akan turun.
26. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp) 3. Cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida
seperti :Sandoz, cupravit Cobox, dll. Penyemprotan
dilakukan dengan frekuensi 2 minggu sekali; (4)
penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC
16, Sca 6,ICS 6 dan hibrida DR1.

28. Antraknosa (Penyebab jamur C. capsici)

Gejala serangan:
Gejala serangan:
1. Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak
cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak 1. Menyerang pada tanaman cabe
relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. 2. Adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam
2. Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan berair.
dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit 3. Lama– kelamaan busuk tersebut akan melebar
buah retak dan terjadi perubahan bentuk. membentuk lingkaran konsentris.
2. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan 4. Dalam waktu yang tidak lama maka buah akan berubah
daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan menjadi coklat kehitaman dan membusuk.
meranggas. 5. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan.
6. Penyebarannya tidak hanya melalui sentuhan antara
Pengendaliannya: tanaman saja melainkan juga bisa karena percikan air,
angin, maupun melalui vektor.
1. Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini
dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila Pengendaliannya:
serangan helopeltis <15 % sedangkan bila serangan >15%
penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. 1. Dengan kultur teknis yang baik.
2. Dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. 2. Dapat juga dilakukan pembersihan atau pembuangan
Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun bagian tanaman yang sudah terserang agar tidak menyebar.
kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula. 3. Selain dengan cara budidaya yang baik, saat pemilihan
benih harus kita lakukan secara selektif .
27. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora) 4. Disarankan agar menanam benih cabe yang memiliki
ketahanan terhadap penyakit pathek.
5. Secara kimia, pengendalian penyakit ini dapat disemprot
dengan fungisida bersifat sistemik yang berbahan aktif
triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan
aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, atau yang
berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP.

Gejala serangan:

1. Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman,


biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah.

Anda mungkin juga menyukai

  • LJK AM MI
    LJK AM MI
    Dokumen2 halaman
    LJK AM MI
    Deddy KickjaezceGenius
    Belum ada peringkat
  • Khutbah Idul Fitri 2024
    Khutbah Idul Fitri 2024
    Dokumen4 halaman
    Khutbah Idul Fitri 2024
    Deddy KickjaezceGenius
    Belum ada peringkat
  • Apkg 1 (9-5-23)
    Apkg 1 (9-5-23)
    Dokumen3 halaman
    Apkg 1 (9-5-23)
    Deddy KickjaezceGenius
    Belum ada peringkat
  • Apkg 2 (08-05-2023)
    Apkg 2 (08-05-2023)
    Dokumen5 halaman
    Apkg 2 (08-05-2023)
    Deddy KickjaezceGenius
    Belum ada peringkat
  • Kartu Infak
    Kartu Infak
    Dokumen2 halaman
    Kartu Infak
    Deddy KickjaezceGenius
    Belum ada peringkat
  • Soal 6
    Soal 6
    Dokumen3 halaman
    Soal 6
    Deddy KickjaezceGenius
    Belum ada peringkat
  • Lebah
    Lebah
    Dokumen2 halaman
    Lebah
    Deddy KickjaezceGenius
    Belum ada peringkat
  • Pencampuran Pestisida
    Pencampuran Pestisida
    Dokumen3 halaman
    Pencampuran Pestisida
    Deddy KickjaezceGenius
    Belum ada peringkat