Anda di halaman 1dari 9

Manajemen Nyeri Pada Persalinan

Setiap wanita memiliki ekspektasi yang unik mengenai proses persalinan termasuk
ekspektasi mengenai nyeri dan kemampuannya untuk mengatasi nyeri selama proses persalinan.
Nyeri persalinan adalah suatu keadaan rasa sakit dantidak nyaman yang dirasakan selama
menjalani proses persalinan (Bobak, 1995).Hal tersebut disebabkan oleh proses kontraksi rahim
dan pembukaan jalan lahir.Nyeri terbagi dalam dua komponen, yaitu komponen fisiologi,
penerimaan saraf sensori dan tansmisinya ke sistem saraf pusat; serta komponen
psikologis,termasuk didalamnya mengenal sensasi, interpretasi rasa nyeri, dan tindakan
yangdihasilkan dari hasil interpretasi nyeri. Nyeri saat persalinan itu berbeda darinyeri-nyeri
pada biasanya (Gorrie, et all, 1998).

Persalinan dan kelahiran merupakan fisiologi normal. Persalinan merupakan proses


membuka dan menipisnya serviks, dan janin akan turun kedalam jalan lahir, sedangkan kelahiran
adalah proses janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan aterm (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung sekitar 18-20 jam,tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janin. Salah satu hal yang menyertaiproses persalinan, yang
paling dirasakan tidak menyenangkan bahkan menakutkan bagi ibu adalah nyeri persalinan
(Gondo, 2011).Nyeri persalinan merupakan suatu bagian normal dari proses persalinandan
kelahiran normal. Terdapat dua jenis nyeri pada masa persalinan yaitu nyeri viseral dan nyeri
somatik (Gorrie, et. all, 1998). Nyeri viseral bersifat perlahan,dan dalam. Nyeri ini mendominasi
sepanjang kala I pada masa persalinan. Padakala I persalinan, kontraksi rahim menyebabkan
dilatasi dan penipisan serviks,serta iskemia rahim. Hal tersebut disebabkan oleh kontraksi arteri
miometrium menyebabkan impuls rasa nyeri pada tahap awal persalinan ditransmisi melalui
segmen saraf spinalis T 11-12 dan saraf-saraf asesoris torakal bawah, serta saraf simpatik lumbal
atas (Bobak, 1995).

Saraf-saraf ini berasal dari korpus uterus danserviks. Nyeri ini terasa pada bagian bawah
abdomen dan menyebar ke daerah lumbar punggung serta sampai ke paha. Biasanya ibu
mnengalami nyeri viseral hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar
kontraksi(Bobak, et.all, 1995).Nyeri lainnya yang dirasakan semasa persalinaan, yaitu nyeri
somatik ataunyeri perineum. Rasa tidak nyaman pada perineum timbul akibat peregangan
jaringan perineum agar janin dapat melewati bagian ini, juga akibat adanyatarikan peritoneum
dan topangan uteroservikal saat kontraksi (Bobak, et.all,1995). Nyeri somatik ini bersifat cepat,
tajam, dan terlokalisasi pada suatu tempat,di mana biasanya terjadi selama masa akhir kala I dan
kala II masa persalinan.Impuls nyeri ini dihantarkan oleh S 1-4 dan sistem parasimpatis jaringan
perineum. Rasa tidak nyaman ini terjadi seiring turunnya janin yang menyebabkan adanya
tekanan langsung pada jaringan maternal (Gorrie, et. all, 1998).Pada kala III persalinan seorang
ibu akan mengalami nyeri rahim yangmirip dengan nyeri yang dirasakan pada awal persalinan
(Bobak, 1995). Nyerirahim dapat berupa nyeri lokal yang disertai kram dan sensasi robekan
akibat distensi dan laserasi serviks, vagina, atau jaringan perineum. Rasa tidak nyaman sering
digambarkan sebagai sensasi terbakar yang dirasakan saat jaringan meregang. Nyeri ini dapat
beralih sehingga dapat dirasakan pula di daerah punggung, pinggang, dan paha (Bobak, et. all,
1995).

Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang holisti, bio-psiko-sosial-budaya-


spiritual, perlu memberikan asuhan keperawatan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut.
Pengelolaan tersebut dapat secara non farmakologi, atau farmakologi. Dalam memberikan
asuhan keperawatan terkait nyeri padapersalinan dan kelahiran, perawat harus mengidentifikasi
faktor-faktor yang dapat mengubah rasa sakit dan mempengaruhi respon dari ibu yang akan
melahirkan.Adapun faktor-faktor tersebut melingkupi fakor fisik dan faktor psikososial(Gorrie,
1998). Faktor fisik yang menyebabkan nyeri pada masa persalinan, yaitu sebagai beriku:

1. Sumber nyeri
Terdapat empat sumber nyeri yang potensial pada masa persalinan,yaitu:
a. Iskemi jaringan
Selama kontraksi, suplai darah ke uterus menurun, hal ini menyebabkan hipoksia jaringan
dan adanya metabolisme anaerobik. Ini dapat meningkatkan nyeri pada masa persalinan.
b. Dilatasi servika
Dilatasi dan peregangan serviks dan bagian bawah uterus adalah sumberutama dari nyeri
yang dirasakan selama masa persalinan. Stimulasi nyeridari dilatasi servikal berjalan
melalui hypogastric plexus kemudian masuk ke spinal cord pada saraf T10, T11, T12,
dan L1.
c. Tekanan dan penarikan pada struktur pelvis
Beberapa nyeri pada masa persalinan dapat dihasilkan dari tekanan danpenarikan pada
struktur pelvis seperti ligamen, tuba falopi, ovarium,kandung kemih, dan peritoneum.
Rasa nyeri yang dirasakan termasuk nyeri viseral, dimana seorang ibu hamil dapat
merasakan nyeri padatulang belakang dan kakinya.
d. Distensi vagina dan perineum
Nyeri ini timbul saat janin mulai turun. Seorang inu hamil akanmerasakan sensasi
terbakar, terobek dan seperti terpisah (nyeri somatik).
Selain nyeri yang disebabkan faktor fisik, faktor psikososial juga
dapatmempengaruhi nyeri pada persalinan yang dialami oleh seorang wanita, antara lain
sebagai berikut:
a) Kebudayaan Setiap
kebudayaan memiliki interpretasinya sendiri terhadap rasanyeri. Beberapa
kebudayaan mengintepretasikan nyeri dengan ekspresi yangterang-terangan seperti
menjerit-jerit, sedangkan lainnya tidak dapatmengekspresikan nyeri dengan begitu
terang-terangan dan dapat menahannyadalam hal ekspresi.
b) Kecemasan dan perasaan takut
Kecemasan dan ketakutan meningkatkan ketegangan otot danmenurunkan aliran
darah yang penuh oksigen ke otak dan otot-otot skeletal.Jika hal ini terus terjadi maka
akan menyebabkan kelelahan dan peningkatkan rasa nyeri itu sendiri, sehingga terjadi
penurunan kemampuan untuk mengurangi nyeri itu sendiri.
c) Pengalaman sebelumnya terkait nyeri
Seorang wanita yang pernah melahirkan sebelumnya memiliki perspektifnya sendiri
mengenai rasa nyeri pada masa persalinan, hal ini dapat menurunkan tingkat
kecemasan dan perasaan takut akan nyeri pada masapersalinan tersebut. Sedangkan
bagi seorang wanita kehamilan pertama, rasanyeri pada masa persalinan bisa menjadi
hal yang dapat meningkatkan kecemasan

Pengurangan rasa nyeri dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu sebagai berikut
(Bobak, 1995):

1. Metode dick-read
Menurut dick-read nyeri persalinan merupakan akibat pengaruh sosialdan sindrom takut-
tegang-nyeri. Oleh karena itu, untuk mengganti rasa takuttentang hal yang tidak diketahui
yaitu melalui pemahaman dan keyakinanyang meliputi pemberian informasi tentang
persalinan dan melahirkan,nutrisi,hygiene dan latihan fisik. Latihan fisik penting diberikan
untuk mempersiapkan tubuh menghadapi persalinan. Latihan relaksasi secara sadardilakukan
dan juga pengaturan pola nafas. Berat otot abdomen terhadaputerus yang berkontraksi dapat
meningkatkan rasa nyeri. Hal tersebutmenyebabkan wanita melahirkan diajarkan untuk
mendorong otot perutnya keatas saat rahim naik selama satu kontraksi.
2. Metode Lamaze
Lamaze memperkenalkan metode psikoprofilaksis. Menurutnya, rasanyeri adalah respon
bersyarat. Srategi untuk mengatasi nyeri persalinan, yaitudengan memusatkan perhatian pada
titik perhatian tertentu, misalnya padagambar tertentu sehingga jalur saraf terisi oleh stimulus
lain dan tidak dapatmemberi respon terhadap stimulus nyeri. Wanita diajarkan untuk
merelaksasikan otot yang tidak terlibat saat ia mengontraksikan kelompok otot tertentu.
Dalam metode ini juga diyakini bahwa pernafasan dada dapatmengangkat diafragma dari
rahim yang berkontraksi sehingga menciptakanruang yang lebih banyak untuk rahim yang
berkembang. Perawat jugaberusaha menghilangkan rasa takut dengan meningkatkan
pemahamantentang fungsi tubuh dan nyeri neurofis
3. Metode Bradley
Metode ini didasarkan pada perilaku binatang ketika melahirkan danmenekankan pada
keharmonisan tubuh, yaitu dengan kontol pernafasan,pernafasan perut, dan relaksasi seluruh
tubuh. Faktor lingkungan yangditekankan ialah suasana gelap, menyendiri, dan tenang.
Beberapa ibu tertidur jika meggunakan metode ini, namun mereka sebenarnya berada dalam
tingkatrelaksasi mental yang dalam.
Sebagai perawat maternitas yang merawat wanita pada persalinan dankelahiran,
manajemen nyeri persalinan penting untuk dipelajari. Adapun manajemen nyeri tersebut
terbagi menjadi terapi nonfarmakologi dan terapifarmakologi
1. Metode Nonfarmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan teknik alternatif dantambahan dari
pemakaian obat-obatan. Tujuan dari penatalaksanaan nonfarmakologi adalah untuk
meredakan rasa nyeri, dan biasanya diajarkan padakelas-kelas persiapan melahirkan.
Adapun teknik-teknik nonfarmakologiyang biasa digunakan pada persalinan adalah:
a. Relaksasi
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan cara merileks-
kan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi dapat mendorong aliran
darah ke uterus untuk meningkatkan oksigenasi fetus, mendorong kontraksi uterus
secara efisien, serta mengurangi ketengangan yang dapat meningkatkan persepsi nyeri
dan menurunkan toleransi nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri teknik tarik
napas dalam dengan frekuensi lambat dan berirama.Pasien biasanya diminta untuk
memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang
konstan dapat dipertahankan dengan menghidung setiap proses inhalasi dan ekshalasi.
Pada tahap pertama, teknik pernapasan dapat memperbaiki relaksasi otot-otot
abdomen sehingga dapat meningkatkan ukuran rongga abdomen. Keadaan ini dapat
mengurangi gesekan dan rasa tidak nyaman antara rahim dan dinding abdomen.
Sedangkan pada tahap selanjutnya, yaitu tahap kedua, teknik pernapasan dipakai
untuk meningkatkan tekanan abdomen sehingga dapat membantu pengeluaran janin.
Keadaanini dipakai juga untuk merelaksasikan otot-otot pudendal untuk mencegah
pengeluaran dini kepala janin (Bobak, et. all, 1995).
Teknik lainnya dapat dilakukan dengan menciptakan suasanayang nyaman untuk
mendukung tahap relaksasi pasien dengan nyeripersalinan. Teknik ini dapat dilakukan
dengan memberikan aromaterapi,misalnya lavender oil atau dengan menciptakan
lingkungan yang nyamandengan mengurangi intensitas cahaya yang menyilaukan
atau mengatursuhu ruangan yang nyaman.
b. Cutaneous stimulation
Stimulasi pada kutan memiliki berbagai macam teknik yang dapatdiaplikasikan.
Adapun teknik-teknik tersebut adalah teknik pijat dengandiri sendiri dan teknik pijat
dengan orang lain. Keduanya dipercaya dapatmengurangi rasa nyeri padamasa
persalinan.
1) Self-massage
Seorang ibu hamil dapat menggosok bagian perut, kaki, sertapunggungnya
pada masa kehamilan dengan gerakan effleurage untuk mengurangi
ketidaknyamanannya. Sacral pressure dapat diberikanpada klien yang mengeluh
nyeri punggung secara intens terutamaketika fetus berada dalam posisi occiput
posterior. Melakukan counter pressure pada posisi duduk, double hip squeeze dan
deep back massage dapat mengurangi beban kerja yang dirasakanpunggung.
2) Massage by others
Perawat ataupun pasangannya dapat memijat punggung ibu hamil,bahu,
kaki, serta area-area yang terasa tidak nyaman. Gerakan efflurage , yakni
tindakan memukul-mukul abdomen secara perlahandan seirama dengan
pernapasan pada saat terjadi kontraksi dapatdigunakan untuk mengalihkan fokus
ibu hamil pada nyeri akibatkontraksi.

3) Thermal stimulation
Banyak wanita yang menyukai kehangatan pada bagian
punggung,abdomen dan perimenum pada masa persalinan. Mandi air
hangat,pada bath tub dapat merelaksasi ibu hamil. Sedangkan, handuk basuh
yang dingin dapat juga membuat nyaman ibu hamil, terutamasaat mereka merasa
kepanasan. Handuk basuh dingin dapat diletakkan pada tempat-tempat yang ibu
hamil inginkan, seperti kepala, abdomen, dan bagian lainnya.

c. Stimulasi
Mental Teknik ini merupakan teknik mempengaruhi pikiran seorang ibu hamil dalam
mengatasi stimulasi rasa nyerinya. Contoh dari stimulasi mental ini adalah teknik
imagery. Teknik ini meminta klien untuk berimajenasi dalam membayangkan hal-hal
menyenangkan. Seorang perawat dapat membantu ibu hamil untuk menciptakan
imajenasi yang dapatmembuatnya rileks dan santai. Tindak animagery ini pada
umumnya memerlukan suasana dan ruangan yang tenang, sehingga dapat membantu
ibu hamil berkonsentrasi.
Teknik lainnya adalah focal point. Kebanyakan ketikamenggunakan terapi
nonfarmakologi, ibu hamil biasanya memilih untuk menutup matanya atau mereka
biasanya mau berkonsentrasi pada suatuhal saja. Gambar yang dapat membawa
perasaan rileks bisa saja menjadi alat yang digunakan sebagai focal point yang dapat
mengurangi rasanyeri dan membuat rileks ibu hamil
d. Yoga
Yoga yang dirancang khusus untuk ibu hamil ( prenatal yoga)akan meningkatkan
stamina dan kekuatan tubuh. Selain itu, yoga jugadapat melenturkan tubuh sehingga
nyeri sendi yang sering dirasakan ibuhamil bisa berkurang. Teknik pernapasan yang
diajarkan dalam yoga, juga bisa membuat merasa relaks dan fokus selama hamil.
e. Acupuncture dan acupressure
Acupuncture dilakukan dengan menggunakan titik-titik khususyang dapat
mengurangi nyeri dan menambah efek dari analgesik.Sedangkan, acupressure
dilakukan dengan menggunakan jari-jari untuk menekan titik-titik acupuncture
Acupuncture mudah dilakukan selamapersalinan dan tidak membatasi mobilitas klien.

f. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)


TENS dilakukan untuk memblok transmisi stimulus nyeri ke saraf pusat. Teknik
ini dilakukan dengan pemasangan elektroda di permukaankulit, biasanya di punggung
bagianbawah, kemudian diberi voltaserendah sesuai dengan toleransiklien.
Pemasangan elektroda diabdomen bagian bawah dapatmempengaruhi jantung janin.
Adapun teknik lain dari metode non farmakologi yang banyak dipelajari di dalam
kelas persiapan melahirkan meliputi hipnosis, umpan balik biologis(biofeedback),dan
sentuhan terapeutik (Bobak, et. all, 1995).
2. Metode Farmakologi
Metode farmakologi untuk mengatasi nyeri pada masa persalinan,biasanya
memiliki pengaruh pada janin yang ada di dalam rahim ibu hamil. Sehingga dalam
pemberiannya perlu mendapat perhatian khusus dari ibu hamil dan juga tenaga kesehatan
yang memberikan perawatan selama menangani nyeri yang dirasakan ibu hamil semasa
persalinan.Agen-agens farmakologis untuk pengelolaan nyeri, antara lain (Perry, 2010):
a. Obat-obatan sistemik
Obat-obatan jenis ini mempunyai efek menyeluruh pada sistem,karena biasanya obat-
obatan ini didistribusikan ke seluruh tubuh. Adapunyang tergolong jenis obat-obatan
sistemik adalah sebagai berikut:
1. Opoid analgesik
Jenis obat ini mengurangi persepsi rasa sakit tanpamenyebabkan kehilangan
kesadaran. Opoid analgesik yangdisuntikan menjadi tipe obat-obatan sistemik
yang menjadi pilihanpada masa persalinan. Beberapa contoh obat-obatan yang
termasuk ke dalam katagori opoid analgesik yang sering digunakan
adalahmeperidine (Demerol), butorphanol (Stadol), dan nalbuphine.
Efek samping dari katagori obat opoid analgesik ini adalahadanya depresi
pernapasan yang biasanya muncul pada saatkelahiran baru. Selain it, jenis obat ini
biasanya hanya diberikanpada dosis yang sedikit namun sering melalui rute
intravena.
2. Opoid antagonis
Obat yang termasuk kategori opoid antagonis adalahNaloxone (Narcan), dan
Naltrexone (Trexan). Opoid antagonis bermanfaat jika persalinan berlangsung
lebih cepat dari yangdiperkirakan dan jika bayi diduga akan lahir saat efek
narkotikaberada di puncak. Antagonis ini dapat diberikan kepada ibu
melaluiselang infus atau melalui injeksi IM di otot gluteus.
3. Sedatif
Jenis obat yang tergolong sedatif seperti barbiturat tidak secara rutin diberikan
karena dapat menyebabkan efek depresan padaneonatus. Akan tetapi pemakaian
pada dosis kecil diberikan untuk mempromosikan istirahat yang cukup pada
wanita yang kelelahansemasa persalninan. Barbiturat secara khusus berfungsi
untuk menurunkan ansietas, meningkatkan relaksasi, dan menginduksi rasakantuk
hanya pada masa prodormal atau pada tahap awal persalinan,dan jika tidak
terdapat nyeri.
b. Anastesia dan Analgesia Blok Saraf
Berbagai senyawa obat digunakan dalam bidang obstetri dapatmenimbulkan efek
analgesia regional (menghilangkan nyeri ringan danblok motorik) dan efek anastesia
(menghilangkan rasa nyeri dan blok motorik). Secara kimiawi, sebagian besar obat ini
berkaitan dengankokain. Adapun jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan
iniadalah:
 Anastesia infiltrasi
lokalAnastesi jenis ini pada jaringan perineum sering diberikan,kika episiotomi
akan dilakukan dan jika posisi kepala janin tidak memungkinkan untuk pemberian
blok pudendal. Efek anastesia yangcepat dapat dicapai dengan menyuntikan rata-
rata 10-20 ml anastesilokal berupa 1% lidokain atau 2% kloroprokain ke kulit
dankemudian secara subkutan ke daerah yang akan di anastesi.
 Blok pudendalIni
bermanfaat pada persalinan kala II, pada episiotomi danpada kelahiran. Blok
pudendal tidak menghilangkan nyeri yangberasal dari kontraksi rahim, tetapi
kerjanya dapat menghilangkannyeri pada klitoris, labia mayora, dan labia minora,
serta perineum Blok saraf pudendal diberikan 10-20 menit sebelum
anastesiperineum diperlukan)
 Anastesia subaraknoid(spinal)
Anestesi ini merupakan anastesi lokal yang disuntikanmelalui ruang antarlumbar
ketiga, keempat, atau kelima ke dalamruang subaraknoid, yang merupakan tempat
bercampurnya obatdengan cairan serebrospinalis. Teknik suntikan tunggal
inibermanfaat pada proses melahirkan, tetapi tidak cukup untuk prosespersalinan.
Untuk melahirkan pervaginam, larutan anastesidisuntikan pada periode kala II
persalinan, yakni ketika ekspulsihampir terjadi (kepala janin berada di perineum).
 Blok epidural
Obat jenis ini menghilangkan nyeri akibat kontraksi rahim danproses melahirkan
(vagina dan abdomen). Blok epidural dapatdiberikan dengan menyuntikan
anastesi lokal yang sesuai ke ruangepidural (peridural)
c. Anastesia Umum
Anastesia umum jarang menjadi indikasi kelahiran pervaginamtanpa komplikasi.
Anastesi ini mungkin diperlukan jika adakontraindikasi terhadap analgesi atau
anastesi blok saraf, ataupun kikaadanya indikasi janin harus dilahirkan (pervaginam
atau per abdomen)dengan cepat. Dengan metode ini, ibu menjadi tidak sadar dan
terdapatbahawa depresi pernapasan dan muntah diikuti aspirasi.
d. Analgesi InhalasiInhalasi
gas yang dilakukan ibu secara mandiri dapat menolongterutama pada kala II
persalinan. Ibu menghirup anastesi inhalasi yangkonsentrasinya subanestetik, seperti
metoksifluran (Penthane). Apabilaobat ini diberikan dengan tepat, wanita akan tetap
sadar, tetapi rasanyerinya jauh mereda. Anastesi jenis ini dilakukan mandiri oleh
ibuhamil dalam bentuk kapsul dan masker yang diikatkan pada pergelangantangan.
Tenaga kesehatan, seperti perawat mengatur konsentrasi yangdiinginkan dan ibu
hamil dapat menghirup obat ini selama

Anda mungkin juga menyukai