BAB I
PENDAHULUAN
signifikan dari tahun 1990 sampai tahun 2000. Penggunaan vaksin untuk mencegah
penularan serta peraturan mengenai imunisasi mumps yang telah diberlakukan oleh
beberapa negara di dunia membuat jumlah kasus mumps mengalami penurunan.
Sedangkan jumlah kasus parotitis akut di Indonesia belum dapat diketahui secara
pasti karena minimnya penelitian mengenai penyakit ini.5,6,7
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1500 ml dan dialirkan ke duktus dengan kadar rata-rata 1 ml per menit. Saliva
manusia secara umum bersifat alkali.2,8,9,10
Kelenjar liur dipersarafi oleh sistem otonom, terutama dipersarafi oleh saraf
parasimpatis. Sinyal parasimpatis dihantarkan oleh nervus facialis dan nervus
glosofaringeal. Sinyal parasimpatis bersifat sekremotor dan vasodilator. Jalur
pernafasan parasimpatis sebagai jalur sekremotor berujung pada kelenjar liur menuju
nukleus salivarius di medulla. Nukleus salivarius terdiri dari nukleus salivarius
superior dan inferior. Nukleus salivarius superior mengatur kelenjar parotis dan
kelenjar von Ebner.1,2,8,9
Sirkulasi darah ke kelenjar liur sangat penting dalam proses sekresi saliva.
Rangsangan parasimpatis pada kelenjar liur menyebabkan peningkatan aliran darah.
Vaskularisasi kelenjar parotis didapat dari arteri facialis dan arteri karotis eksterna,
vaskularisasi kelenjar submandibula didapat dari arteri facialis dan arteri lingualis,
sedangkan untuk kelenjar sublingual vaskularisasinya didapat dari arteri sublingual
dan arteri submental.9
Kelenjar liur memiliki beberapa unit sekretori yang meliputi asinus di ujung
proksimal dan unit duktus distal. Unit duktus ini menggabungkan beberapa elemen
duktus hingga mencapai asinus, duktus striata dan duktus sekretori. Sel-sel mioepitel
mengelilingi asinus hingga mencapai duktus interkalata dan sel-sel ini kemudian
berkontraksi sehingga mensekresi saliva.7,8,9
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelenjar liur untuk mensekresi
saliva diantaranya: 7,9
1. Faktor mekanis yaitu mengunyah makanan yang keras atau permen karet.
2. Faktor kimiawi yaitu melalui rangsangan seperti rasa asam, manis, asin, pahit
dan pedas.
3. Faktor neural yaitu melalui sistem saraf otonom baik simpatis maupun
parasimpatis.
4. Faktor psikis seperti stres yang menghambat sekresi saliva.
6
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan etiologi parotitis diklasifikasikan menjadi sebagai berikut :
2.3.1 Parotitis Virus
1. Mumps Virus (Viral Parotitis)11,13
A). Epidemiologi
Mumps merupakan penyakit viral akut. Parotitis merupakan
manifestasi yang sering. Angka kejadian banyak pada anak-anak terutama
usia 5-9 tahun. Bisa terjadi unilateral atau bilateral.Mumps terjadi diseluruh
dunia.Pada tahun 2011, dilaporkan 404 kasus mumps, dan di tahun 2012 telah
dilaporkan 229 kasus.
B). Etiologi
Virus mumps adalah paramyxovirus yang segolonngan dengan
parainfluenza dan virus Newcastle disease. Parainfluenza dan virus Newcastle
disease memproduksi antibodi yang bereaksi silang dengan virus mumps.
Virus ini adalah virus RNA single-stranded.
C). Patogenesis
Virus didapat dari droplet respirasi.Bereplikasi dinasofaring dan
kelenjar limfe regional.Setelah 12-25 hari terjadi viremia.Selama viremia,
virus menyebar ke banyak jaringan, termasuk meningen, dan kelenjar seperti
7
mengindikasikan infeksi baru. IgM muncul pada 100% pasien setelah hari
kelima.
G). Terapi
Parotitis diterapi dengan cairan yang cukup, istirahat, analgetik dan
kompres dingin atau hangat diatas parotis untuk mengurangi nyeri.Makanan
yang merangsang air liur dihindari karena menyebabkan nyeri. Parotis akan
tetap bengkak selama 1 minggu. Orchitis diterapi dengan kompres dingin dan
sangga skrotum, dan diberikan analgetik.Steroid masih belum ditemukan
manfaatnya.
H). Pencegahan
Bayi memiliki imunitas maternal sampai usia 1 tahun. Setelah itu
dapat diberikan imunisasi MMR (Mumps, Measles, Rubella) pada usia 15
bulan. Anak yang lebih besar, remaja dan dewasa yang belum mendapat
MMR dan belum pernah menderita Mumps, dan kontak dengan anak harus
mendapat mononuklear mumps atau vaksin MMR.
2. Parotitis virus yang lainnya14
Cytomegalovirus dapat mempengaruhi kelenjar liur (penyakit inklusi didalam
kelenjar liur). Menyerang bayi baru lahir dan dapat menyebabkan retardasi mental
dan fisik dan hepatosplenomegali, ikterik, dan trombositopenik purpura. Jenis viral
lain yang dapat menyerang kelenjar liur termasuk virus coxsackievirus A, echovirus,
influenza A dan virus choriomeningitis. Terapi infeksi virus adalah simptomatik.
hilangnya gigi dan mukosa mulut dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Yang lebih
penting, ada 10% insidens lifoma pada pasien dengan sindrom Sjogren primer.
Terapi yang digunakan adalah terai simptomatis dan suportif. Steroid dan
tetes mata topikal steroid dapat diberikan pada gejala yang parah. Parotidektomi
superfisial diulakukan pada sindrom Sjrogren rekuren.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelenjar parotis merupakan sepasang kelenjar liur mayor yang terbesar
diantara kelenjar saliva yang lain yang berfungsi mengeluarkan saliva yang berperan
besar berperan dalam proses pencernaan dan imunitas. Adanya inflamasi pada
kelenjar parotis dengan berbagai etiologi dapat mengganggu fungsi kelenjar parotis
dalam memproduksi air liur.
Untuk itu penting bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui berbagai
penyebab dari parotitis untuk menghindari kesalahan dalam memberikan
penatalaksanaan bagi pasien dan terapi yang sudah diberikan harus diobservasi
dengan baik untuk mencegah terjadinya rekurensi dan komplikasi. Pasien juga di
edukasi agar mengerti tentang penyakitnya dan diberi informasi tentang hal-hal yang
dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar liur sehingga bisa mencegah
terjadinya inflamasi pada kelenjar liur, seperti misalnya menjaga hidrasi agar mulut
tidak kering yang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya parotitis
supuratif akut.