Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nikel adalah salah satu logam yang paling penting dan memiliki banyak aplikasi
dalam industri. Ada banyak jenis produk nikel seperti logam halus, bubuk, spons, dan
lain lain. 62% dari logam nikel digunakan dalam baja tahan karat, 13% dikonsumsi
sebagai superalloy dan paduan nirbesi karena sifatnya yang tahan korosi dan tahan
tinggi suhu. Bijih nikel dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu bijih sulfida dan
bijih laterit (oksida dan silikat). Meskipun 70% dari tambang nikel berbasis bijih laterit,
tetapi 60% dari produksi primer nikel berasal dari bijih sulfida.
Indonesia memiliki cadangan bijih nikel laterit yang cukup besar terutama di
Sulawesi, Halmahera, Papua dan Kalimantan dan diperkirakan cadangan bijih nikel
yang ada sebesar 1576 Mt atau sekitar 15% dari cadangan nikel di dunia. Tetapi
dengan jumlah sebesar itu hanya ada dua perusahaan yang mengolah bijih nikel di
Indonesia terutama bijih saprolit yang berkadar nikel tinggi yaitu, PT. INCO menjadi
nickel matte dan PT. Antam menjadi ferronikel. Sebagian besar bijih terutama bijih
limonit dengan kadar nikel yang rendah masih diekspor dalam bentuk mentah dan
sisanya masih merupakan harta karun yang dibiarkan bagaikan barang yang tak
bernilai .
Produksi NPI merupakan tren baru, meskipun pertama kali dikembangkan sekitar
50 tahun yang lalu tetapi belum secara komersial digunakan hingga beberapa
produsen pig iron di China mengubah metode produksi mereka ke produksi NPI.
Produksi pertama NPI dimulai dengan blast furnace menggunakan bijih laterit kadar
rendah. Bijih diimpor dari Indonesia, Filipina dan New Caledonia. Proses ini hampir
sama dengan produksi pig iron. Perbedaannya adalah bijihnya mengandung nikel lebih
banyak serta jumlah terak yang dihasilkan juga akan meningkat. Produk blast furnace
mengandung 2-10% nikel.
Ekspor bijih limonit mentah secara besar-besaran ke China terjadi dalam kurun
lima tahun terakhir. Untuk mengurangi hal tersebut diperlukan upaya untuk
memanfaatkan sumber daya bijih nikel laterit yang melimpah ini melalui pemanfaatan

1
dan pengembangan teknologi yang tepat bagi Indonesia. Makalah kali ini dibuat
dengan tujuan untuk mempelajari proses pembuatan NPI dari bijih nikel laterit kadar
rendah Indonesia dengan memanfaatkan teknologi mini blast furnace.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang muncul dari adanya latar belakang di atas ialah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Nikel Pig Iron?
2. Bagaimana tahapan pengolahan Nikel Pig Iron?
3. Bagaimana jenis metalurgi yang dipakai dalam pengolahan Nikel Pig Iron?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
4. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Nikel Pig Iron?
5. Mengetahui Bagaimana tahapan pengolahan Nikel Pig Iron?
6. Mengetahui Bagaimana jenis metalurgi yang dipakai dalam pengolahan Nikel Pig
Iron?

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah ini yaitu pembaca diharapkan mampu memahami lebih
luas mengenai tahapan pengolahan nikel pig iron dari bijih nikel laterit, serta
mengetahui jenis metalurgi ekstraksi yang sering di gunakan dalam proses pemurnian
nikel pig iron.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nikel Pig Iron

Nikel adalah salah satu logam yang paling penting dan memiliki banyak aplikasi
dalam industri. Ada banyak jenis produk nikel seperti logam halus, bubuk, spons, dan
lain-lain. 62% dari logam nikel digunakan dalam baja tahan karat, 13% dikonsumsi
sebagai superalloy dan paduan nirbesi karena sifatnya yang tahan korosi dan tahan
tinggi suhu. Bijih nikel dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu bijih sulfida dan
bijih laterit (oksida dan silikat). Meskipun 70% dari tambang nikel berbasis bijih laterit,
tetapi 60% dari produksi primer nikel berasal dari bijih sulfida.

Gambar 1. Nikel Pig Iron

Bijih nikel laterit biasanya terdapat di daerah tropis atau sub-tropis yang terdiri
dari pelapukan batuan ultramafik yang mengandung zat besi dan magnesium dalam
tingkat tinggi. Deposit tersebut biasanya menunjukkan lapisan yang berbeda karena
kondisi cuaca. Lapisan pertama adalah lapisan yang kaya silika dan yang kedua adalah
lapisan limonit didominasi oleh gutit [FeO(OH)] dan hematit (Fe2O3). Lapisan
berikutnya adalah saprolit [(Ni, Mg)SiO3.nH2O)] yaitu lapisan yang kaya magnesium
dan elemen basal. Lapisan terakhir adalah batuan dasar yang berubah dan tidak

3
berubah. Antara lapisan saprolit dan limonit biasanya ada lapisan transisi yang kaya
magnesium (10-20% Mg) dengan besi yang disebut serpentine [Mg3Si2O5(OH)].
Nikel mempunyai manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Logam-
campuran berkadar baja rendah dengan kandungan nikel rata-rata kurang dari satu
persen banyak digunakan dalam produk seperti balok penopang untuk bangunan dan
jembatan, begitu juga dalam perkakas dan aplikasi listrik. Logam-campuran non-besi,
mengandung nikel dan sedikit atau tanpa besi, terdapat dalam komponen pesawat
terbang serta komponen-komponen berdaya tinggi lainnya. Uang logam atau kepingan
koin adalah contoh penggunaan nikel yang umum. Cetakan-logam pada industri
pengecoran logam dapat dibuat dari besi-campuran, baja-campuran atau logam
campuran non-besi. Contoh yang lebih massif dari cetakan-logam yang mengandung
nikel dapat dijumpai dalam katup raksasa pada pembangkit listrik serta baling baling
raksasa penggerak kapal yang mencercah ombak lautan (Ferreira, 2006).

Anda mungkin juga menyukai