Anda di halaman 1dari 14

NAMA: TANTI INDRA NUR CAHYANI

NIM : 172303101029

Tulis Dalam Bentuk


1. ceklist urutan tindakan primary survey
2. tulis hasil cari referensi mengenai
a. perhitungan oksigen, flow, konsentrasi dan pemilihan alat oksigenasi sesuai dengan kebutuhan
pasien
b. tabel mengenai permasalahan asidosis respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolik,
alkalosis metabolik, penyebab dan tatalaksana nya
c. perhitungan resusitasi cairan, macam macam syok dan tatalaksanaknya, derajat perdarahan dan
tatalaksananya
3. tulis cek list urutan SBA pada dewasa, SBA pasien hamil/obesitas, SBA pasien tidak sadar,
SBA pada neonatus dan bayi

Jawab
1. TINDAKAN PRIMARY SURVEY
Pengkajian Airway
Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas dengan bebas?
Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain:
Adanya snoring atau gurgling
Stridor atau suara napas tidak normal
Agitasi (hipoksia)
Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest movements
Sianosis
Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan potensial penyebab
obstruksi :
Muntahan
Perdarahan
Gigi lepas atau hilang
Gigi palsu
Trauma wajah
Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien terbuka.
Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang berisiko untuk
mengalami cedera tulang belakang.
Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien sesuai indikasi :
Chin lift/jaw thrust
Lakukan suction (jika tersedia)
Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal Mask Airway
Lakukan intubasi

b) Breathing (Pernafasan)
Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi pasien.
Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda-tanda sebagai
berikut : cyanosis, penetrating injury, flail chest, sucking chest wounds, dan
penggunaan otot bantu pernafasan.
Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous emphysema,
perkusi berguna untuk diagnosis haemothorax dan pneumotoraks.
Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada.
Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien jika perlu.
Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut mengenai karakter dan
kualitas pernafasan pasien.
Penilaian kembali status mental pasien.
Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan
Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau oksigenasi:
Pemberian terapi oksigen
Bag-Valve Masker
Intubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan yang benar), jika diindikasikan
Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway procedures
Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan berikan terapi sesuai
kebutuhan.
c) Pengkajian Circulation
Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.
CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan secara
langsung.
Palpasi nadi radial jika diperlukan:
Menentukan ada atau tidaknya
Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)
Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)
Regularity
Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary refill).
Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
d) Pengkajian Level of Consciousness dan Disabilities
Pada primary survey, disability dikaji dengan menggunakan skala AVPU :
A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi perintah yang
diberikan
V - vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak bisa
dimengerti
P - responds to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika ekstremitas
awal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon)
U - unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus nyeri
maupun stimulus verbal.
Exposure
Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien
Perlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam nyawa pasien luka dan mulai
melakukan transportasi pada pasien yang berpotensi tidak stabil atau kritis.
B. tabel mengenai permasalahan asidosis respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolik,
alkalosis metabolik, penyebab dan tatalaksana nya
Macam – macam Syok

 Syok hipovolemik. Dalam mengatasi penyebab syok hipovolemik, tindakan medis yang
dapat dilakukan dapat berupa transfusi darah, baik sel darah merah mau pun faktor-faktor
pembekuan darah (seperti trombosit).
 Syok kardiogenik. Syok ini akan ditangani dengan menggunakan obat-obatan yang
berfungsi untuk memperbaiki pompa jantung. Obat-obatan tersebut di antaranya adalah
dopamine atau dobutamin.
 Syok anafilaktik. Dalam mengatasi syok anafilaktik, pasien akan
diberikan epinephrine suntik yang berfungsi untuk meredakan syok akibat reaksi alergi.
 Syok neurogenik. Syok tipe ini juga akan ditangani dengan memberikan obat-obat
seperti epinephrine, norepinephrine, atau dopamine, untuk meningkatkan tekanan darah.
Jika pasien mengalami penurunan denyut jantung, dokter akan memberikan atropin.
 Syok sepsis. Dalam mengatasi syok sepsis, dokter akan memberikan obat golongan
vasopressor, seperti norepinephrine, untuk meningkatkan tekanan darah. Untuk
mengatasi infeksi, dokter dapat memberikan antibiotik, antivirus, atau antijamur,
tergantung jenis infeksinya. Operasi juga dapat dilakukan untuk mengatasi sumber
infeksi

Tata laksana Syok


Langkah pertolongan pertama dalam menangani syok menurut Alexander R H, Proctor H
J. Shock., (1993 ; 75 – 94)
1. Posisi Tubuh
a. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi
penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ
vital.
b. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan
sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang
lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk
membebaskan jalan napas.
c. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak
sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk
memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan
nafas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan
bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia.
d. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak
ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
e. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan
dengan posisi telentang datar
f. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan kaki
ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah
menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita
menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali.

DERAJAT PERDARAHAN DAN PENATALAKSANAAN


a. Perdarahan derajat I (kehilangan darah 0-15%) • Tidak ada komplikasi, hanya terjadi
takikardi minimal. • Biasanya tidak terjadi perubahan tekanan darah, tekanan nadi,
dan frekuensi pernapasan. • Perlambatan pengisian kapiler lebih dari 3 detik sesuai
untuk kehilangan darah sekitar 10% b. Perdarahan derajat II (kehilangan darah 15-
30%) • Gejala klinisnya, takikardi (frekuensi nadi>100 kali permenit), takipnea,
penurunan tekanan nadi, kulit teraba dingin, perlambatan pengisian kapiler, dan
anxietas ringan . • Penurunan tekanan nadi adalah akibat peningkatan kadar
katekolamin, yang menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan
selanjutnya meningkatkan tekanan darah diastolik. c. Perdarahan derajat III
(kehilangan darah 30-40%) • Pasien biasanya mengalami takipnea dan takikardi,
penurunan tekanan darah sistolik, oligouria, dan perubahan status mental yang
signifikan, seperti kebingungan atau agitasi. • Pada pasien tanpa cedera yang lain atau
kehilangan cairan, 30-40% adalah jumlah kehilangan darah yang paling kecil yang
menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik. • Sebagian besar pasien ini
membutuhkan transfusi darah, tetapi keputusan untuk pemberian darah seharusnya
berdasarkan pada respon awal terhadap cairan. d. Perdarahan derajat IV (kehilangan
darah >40%) • Gejala-gejalanya berupa takikardi, penurunan tekanan darah sistolik,
tekanan nadi menyempit (atau tekanan diastolik tidak terukur), berkurangnya (tidak
ada) urine yang keluar, penurunan status mental (kehilangan kesadaran), dan kulit
dingin dan pucat.
b. Manajemen dan Terapi
Ketika mendapati seseorang yang menunjukan gejala gejela hipovolemia maka yang
pertama harua dilakukan adalah mencari bantuan medis,sembari menunggu bantuan
medis datang Berikan pertolongan pertama pada penderita hipovolemia, perlu digaris
bawahi bahwa penangan pertama yang tepat pada penderita hipovolemia sangat
dibutuhkan karena dapat menghindari kematian pada penderita. Berikut hal hal atau
langkah langkah untuk memberi pertolongan pertama pada penderita: 8 1. Jangan
memberi cairan apapun pada mulut penderita contoh memberi minum 2. Periksa ABC
(airway, breathing, circulation) 3. Buat pasien merasa nyaman dan hangat, hal ini
dilakulan agar mencegah hipotermia pada pasien 4. Bila ditemukan adanya cedera
pada kepala, leher atau punggung jangan memindahkan posisinya 5. Apabila tampak
adanya perdarahan eksternal maka segera lakukan penekanan pada lokasi perdarahan
dengan menggunakan kain atau handuk, hal ini dilakukan untuk meminimalisir
volume darah yang terbuang. Jika dirasa perlu kain atau handuk dapat diikatkan 6.
Jika ditemukan benda tajam masih menancap pada tubuh penderita jangan dicabut hal
ini ditakutkan akan menyebabkan perdarahan hebat 7. Beri sanggaan pada kaki 45°
atau setinggi 30 cm untuk meningkatkan peredaran darah. Saat akan dipindahkan ke
dalam ambulans usahakan posisi kaki tetap sama 8. Jika adanya cedera pada kepala
atau leher saat akana dinaikan menuju ambulan berulah penyangga khusus terlebih
dahulu.

tulis cek list urutan SBA pada dewasa, SBA pasien hamil/obesitas, SBA pasien tidak
sadar, SBA pada neonatus dan bayi
1. Dewasa
a) Posisikan penolong dibelakang pasien
b) Anjurkan pasien membuka kaki selebar bahu
c) Masukkan kaki yang dominan ke sela-sela kaki pasien
d) Anjurkan pasien sedikit membungkuk
e) Lakukan teknik Hemlick maneuver
f) Ulangi sebanyak 5x
g) Jika benda asing masih belum keluar, ulangi terus – menerus sampai pasien
pingsan
h) Tidurkan pasien jika pingsan
2. Hamil / Obesitas
a) Posisikan penolong dibelakang pasien
b) Anjurkan pasien membuka kaki selebar bahu
c) Masukkan kaki yang dominan ke sela-sela kaki pasien
d) Anjurkan pasien sedikit membungkuk
e) Lakukan teknik Chest Trust
f) Ulangi sebanyak 5x
g) Jika benda asing masih belum keluar, ulangi terus – menerus sampai pasien
pingsan
h) Tidurkan pasien jika pingsan
3. Bayi / Neonatus
a) Posisikan bayi telungkup dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
b) Tengkurapkan bayi dengan posisi sandwich maneuver lakukan teknik Back
Blows ulangi sampai 5 x
c) Lalu Telungkupkan bayi lakukan teknik chest trush ulangi sampai 5x

Anda mungkin juga menyukai