PENDAHULUAN
1
lainnya, saat ini penderita penyakit kronis mengalami peningkatan dari segi
kuantitas. Tentunya kondisi ini sedikit-banyak jika dirawat di rumah sakit
dalam jangka waktu lama akan menurunkan kualitas manajemen rumah sakit
dan cost inefective. Jika peluang itu dapat ditangkap, maka seharusnya
perawat mampu meningkatkan peranannya di rumah sakit. Oleh karena
itu, pengembangan Entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas
pelaku keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing
tersendiri bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia
kerja.
1.3 Tujuan
1. Dengan makalah ini dapat memotivasi perawat untuk membuka usaha
sendiri.
2. Perawat mampu mengetahui strategi yang harus ditempuh dan mendapat
hasil yang sesuai.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Keperawatan
3
c. Adanya otonomi
Artinya profesi keperawatan mempunyai kemandirian, wewenang,
dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup
otonomi dalam menetapkan standar baku penyelenggara pendidikan,
pelayanan keperawatan serta praktik keperawatan dalam bentuk
legislasi keperawatan. hal ini penting artinya agar perkembangan
profesi keperawatan terarah dan terencana sehingga memudahkan
proses evaluasi terhadap kemajuan yang telah dicapai.
d. Memiliki kode etik
Kode etik adalah seperangkat norma dan peraturan yang diyakini
oleh profesi dan menjadi pedoman dan acuan perawat dalam
melakukan aktifitas keperawatan sesuai kewenangan dan tanggung
jawab yang diembannya.
4
institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas, poliklinik, klinik
keperawatan mandiri dan rumah sakit.
d. Merupakan bagian integral pelayanan kesehatan
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis
(kedokteran), pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang
kesehatan ( gizi, farmasi, laboratorium, dsb). Sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan tidak dapat dipisahkan
dari pelayanan kesehatan lain. Hal ini bertujuan pemberian asuhan
keperwatan sejalan dengan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
e. Mencakup siklus hidup manusia
Artinya, asuhan keperawatan dapat diberikan kepada klien sejak
dalam kandungan sampai tutup usia. Yaitu sejak konsepsi (pertemuan
sperma dan ovum), setelah lahir (bayi), anak, remaja, dewasa, usia
lanjut sampai menjelang kematian.
5
yang optimal, dengan contoh menjelaskan manfaat program latihan
bagi pasien.
b. Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance).
Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat
mempertahankan status kesehatannya. Contoh kegiatan disini adalah
mengajarkan atau menganjurkan seseorang usia lanjut melakukan
latihan untuk mempertahankan kekuatan dan mobilitas otot.
B. Enterpreneur
Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal
dari entrepreneur (wirausahawan) berasal dari bahasa
Perancis entreprende yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake).
Konsep mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who
undertakes to organize, manage, and assume the risk of business.
6
menanggung risiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa
dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.
7
2) Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang
diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam
usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul
dalam kewirausahaan.
3) Memperkirakan resiko yang mungkin terjadi, dalam hal ini resiko
yang mugkin terjadi pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
4) Memperoleh reward, dalam hal ini reward terpenting adalah
independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.
Sedangkan reeward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu
bentuk derajat kesuksesan usahanya.
a) Pendidikan Kewirausahaan
8
(4) Merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan
pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan
makmur.
(5) Kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam
menciptakan perubahan, perbaharuan dan kemajuan.
(6) Objek studi kewirausahaan adalah kemampuan
merumuskan bertujuan hidup, memotivasi diri, berinisiatif,
membentuk modal, mengatur waktu, dan membiasakan diri
untuk belajar dari pengalaman.
(7) Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak
seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan
gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
C. Motivasi berwirausaha
9
c. N’Aff, need for affilitation, yaitu hasrat untuk dapat diterima
dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang berfiliasi tinggi
lebih menyukai persahabatan, bekerjasama, dan saling
pengertian.
A. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan
a. Prinsip Wirausaha I
Kekuatan yang mendorong kesuksesan perusahaan strart up
terdiri dari tiga macam: peluang, tim dan sumber daya. Proses
kewirausahaan diawali bukan dari ketersediaan uang, strategi,
network, tim ataupun rencana bisnis, melainkan dari adanya
peluang. Peluang yang berpotensi tinggi terkadang memiliki
kekuatan yang jauh lebih besar dari pada ketersediaan sumbe daya
atau tim pada saat itu. Peran entrepreneur dan tim adalah menjaga
keseimbangan antara tiga kekuatan tersebut dalam lingkungan yang
terus berubah. Ketidakpastian dan resiko menjadi teman sejati para
entrepreneur.
b. Prinsip Wirausaha II
Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan
chaos. Perubahan yang konstan terjadi menyebabkan dunia
kewirausahaan berkaitan erat dengan paradoks.
10
membentuk perusahaan lagi yang ternyata sangat sukses di
masa depan.
2) Rencana bisnis akan cepat menjadi uang.
Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat
dinamis menyebabkan kita kesulitan untuk mengetahui semua
kondisi kompetisi. Hasilnya adalah rencana bisnis cepat
menjadi uang begitu ia selesai dicetak. Entrepreuneur harus
melatih kebiasaan berencana dan bereaksi secara cepat,
mengkombinasikan logika dan intuisi sampai kebiasaan ini
menjadi sesuatu yang refleks.
11
Pada perusahaan yang baru berdiri, entrepreneur
memberikan sebagian simpanannya untuk modal. Uang
ataupun aset lain yang disimpan ini akan hilang jika
perusahaan ternyata gagal. Entrepreneur akan bertangggung
jawab menanggung kewajiban perusahaan yang nilainya
mungkin jauh melebihi jumlah simpanan. Oleh karena itu,
entrepreneur beresiko kebangkrutan.
2) Resiko karir
Pertanyaan yang sering ada di benak entrepreneur
adalah apakah mereka akan menemukan pekerjaan atau
kembali ke pekerjaannya yang dulu jika bisnisnya gagal.
Resiko ini merupakan pertimbangan utama bagi manajer
yang bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang menarik.
3) Resiko keluarga dan social
Memulai usaha baru akan menyerap banyak energi
dan waktu dari entrepreneur. Konsekuensinya adalah bidang
kehidupan yang lain akan dikorbankan. Entrepreneur yang
sudah menikah, terutama yang memiliki anak, akan
beresiko tidak bisa hadir sepenuhnya untuk keluarganya.
Kehidupan sosialnya mungkin akan terganggu juga.
4) Resiko kesehatan
Jam kerja yang panjang menyebabkan terancamnya
kesehatan entrepreneur. Uang dapat digantikan, keluarga
dapat beradaptasi, namun kesehatan yang terganggu lebih
sulit untuk diperbaiki.
A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring Secara Umum
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada,
menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter
12
& Perry, 2005). Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir
seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari
berbagai macam philosofi dan etis perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring
merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat
bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien (Sartika
& Nanda, 2011). Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti
yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
Ada beberapa definisi caring yang diungkapkan para ahli
keperawatan: Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human
Caring, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan
demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
B. Manfaat Caring
Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku
caring perawat mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Penerapan caring yang diintegrasikan dengan pengetahuan biofisikal dan
pengetahuan mengenai perilaku manusia akan dapat meningkatkan
kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian pelayanan kepada pasien.
Watson (1979 dalam Tomey & Alligod, 2006) menambahkan bahwa caring
yang dilakukan dengan efektif dapat mendorong kesehatan dan
pertumbuhan individu. Selain itu, William (1997) dalam penelitiannya,
menemukan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi mengenai
perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan. Dengan demikian, perilaku caring yang ditampilkan oleh
seorang perawat akan mempengaruhi kepuasan klien.
Perilaku caring perawat tidak hanya mampu meningkatkan
kepuasan klien, namun juga dapat menghasilkan keuntungan bagi rumah
sakit. Godkin dan Godkin (2004) menyampaikan bahwa perilaku caring
dapat mendatangkan manfaat finansial bagi industri pelayanan kesehatan.
13
Issel dan Khan (1998) menambahkan bahwa perilaku caring staf kesehatan
mempunyai nilai ekonomi bagi rumah sakit karena perilaku ini berdampak
bagi kepuasan pasien. Dengan demikian, secara jelas dapat diketahui bahwa
perilaku caring perawat dapat memberikan kemanfaatan bagi pelayanan
kesehatan karena dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu
serta meningkatakan kepuasan pasien sehingga akan meningkatkan
kunjungan pasien ke rumah sakit dan pada akhirnya memberikan
keuntungan finansial bagi rumah sakit.
14
perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik
saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya. Selain peran tersebut
perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian, sebagai contoh adanya
tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan efektif, kompres
modern, terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian
direkomendasikan dari Rumah sakit atau intistusi kesehatan yang
membutuhkan solusi. Misalnya kenapa kunjungan ke RS tertentu sangat
rendah, maka perawat manajemen akan melakukan riset yang didanai rumah
sakit yang bersangkutan, termasuk riset kepuasan klien.
Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam
bidang pendidikan atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai
konsultan. Misalnya pelatihan baby siter, pelatihan perawat lansia, perawat
anak di rumah atau perawat yang akan mendampingi klien saat ibadah haji.
Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep nursepreseneur ini,
yaitu untukmenjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya
perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh
perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari proses keperawatan yang terdiri
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Jika
dikaitkan dengannursepreseneur, proses keperawatan itu akan menjadi 5
langkah awal untuk menjadi perawatpengusaha atau perawat pebisnis, yaitu
:
1. Pengkajian
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan
diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar
15
maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa
kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu
dalam langkah ini adalah tahap diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka
langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam
pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika
kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha
yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan
tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan
tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua
orang berani take action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh
terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita
lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan
gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak.
Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan
rencana dan strategi bisa dilakukan
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal
dari entrepreneur (wirausahawan, berasal dari bahasa
Perancis entreprende yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake).
Konsep mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who
undertakes to organize, manage, and assume the risk of business.
3.2 Saran
17
18