Oleh :
1. Melania kurniawati (1720046)
2. Qisfafatul ifqi (17200)
PENDAHULUAN
dipungkiri. Perawat adalah salah satu profesi yang berhubungan erat dengan
penggunaan komunikasi sebagai salah satu bentuk sarana yang sangat efektif
dan masyarakat melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal
balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan
tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih
sayang / cinta dalam berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi sebagai salah
berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa
keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah
Namun, bukan berarti kemudahan ini boleh mengalihkan kita dari aturan teknis
yang perlu diperhatikan dalam melakukan komunikasi melalui email. Yang perlu
diingat dalam berkirim surat melalui email adalah, kita harus benar-benar
memperhatikan efek yang didapat penerima pesan setelah membaca email dari
kita.
Dalam menulis email, kita harus untuk menampilkan ucapan dan sikap yang baik
dalam bentuk tulisan. Semakin jauh relasi kita dengan penerima pesan, maka
bahasa yang digunakan harus lebih formal. Dengan kata lain, kita harus
Di saat penggunaan email menjadi berkembang pesat pada awal tahun 90-an,
fax dan surat. E-mail menjadi sangat populer digunakan oleh para pekerja dan
komunikasi antara satu orang kepada orang lainnya. maka dari itu terdapat cara
menerapkan etika berkomunikasi via email yang baik agar mampu mencapai
tujuan dalam berkomunikasi yaitu tidak terjadi miss komunikasi dan kesalah
berkomunikasi via email dan cara menerapkan etika berkomunikasi via email.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi istilah etika berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos yang
berarti adat istiadat atau kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk
adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak). Dalam bentuk tunggal, etika mempunyai banyak arti,
yaitu kebiasaan, adat, watak, perasaan, dan cara berfikir, dalam bentuk jamak kata
ta-etha artinya kebiasaan. Jadi, etika adalah ilmu tentang apa yang bisa dilakukan
seseorang setiap hari, orang sering sekali salah berfikir bahwa komunikasi adalah
dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa
dan nonverbal dari informasi dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi
saling berbagi. Komunikasi adalah sebuah faktor yang paling penting, yang
b. Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan di hubungi agar tidak
salah sambung
c. Pilih waktu yang tepat agar tidak mengganggu orang yang sedang tidur
ataupun istirahat.
dan berita.
bersangkutan.
3. Etika bergurau
orang lain.
yang jelas dan spesifik. Jangan pernah lupa untuk mencantumkan subjek
karena penerima email kita bisa saja mendapatkan puluhan email di kotak
mana email yang perlu segera direspon dan mana email yang bisa
dan spesifik juga membantu kita untuk mendapatkan respon yang cepat
dari penerima email, sehingga kita tidak perlu menunggu waktu yang lama
main-main.
2. Menggunakan Salam Profesional.
Etika kedua yang perlu kita terapkan adalah menggunakan salam sebagai
pembuka email kita. Namun, perlu diingat kembali bahwa kita harus
(internal) dan email formal biasanya ditujukan untuk bos, manajer atau
atasan kita di kantor (internal) dan klien juga mitra bisnis kita (eksternal).
Hindari penggunaan “Hai”, “Woi”, “Bro/ Sis” atau salam lainnya yang
seperti, “Halo Stevanie”. Ini adalah salam profesional yang cukup tepat,
masuk kita. Terlebih lagi jika kita menerima email penting yang harus
email secara tepat waktu dan menggunakan Bahasa yang sopan untuk
setiap email resmi yang ditujukan kepada kita. Bagaimana jika kita belum
Sebagai contoh:
Dear Ratna,
Terima kasih untuk informasinya. Untuk saat ini kami belum mendapatkan
pembicara yang perusahaan Anda berikan. Dalam hal ini, kami akan
memberi jawaban kembali dalam waktu 2x48 jam ke depan. Terima kasih
atas pengertiannya.
Best Regards,
Silvia Hanum.
4. Jangan Menggunakan Humor
Memang bagus untuk membuat orang lain tertawa, terhibur dengan lelucon
hal yang tepat untuk dimasukkan ke dalam email formal maupun non-
formal. Karena humor tidak dapat diterjemahkan dengan baik melalui email.
Apa yang menurut kita lucu, bisa saja disalah tafsirkan oleh pihak lain
dibaca oleh penerima tanpa disertai nada vokal dan ekspresi wajah. Jadi,
Etika kelima yang perlu kita perhatikan adalah menulis email yang serinci
penerima email.
Solusi lainnya, apabila rekan pembaca sedang merasa marah, ketik email,
keluarkan emosi yang Anda rasakan, masukkan pesan email tersebut ke dalam
folder “draft”, dan tinjau kembali nanti saat rekan pembaca sudah merasa lebih
tenang dan punya waktu lebih untuk merancang balasan email yang lebih baik dan
sesuai. Untuk kebaikan rekan pembaca, jangan sampai emosi yang dirasakan
penerima tentang siapa yang mengirim email kepada mereka. Selain itu, kita juga
perlu mencantumkan kontak kita di bawah tanda tangan. Sehingga, penerima tidak
perlu mencari alamat, email, atau nomor telepon kita, jika mereka harus
menghubungi kita kembali. Kita bisa membuat pengaturan otomatis agar signature
dapat muncul di akhir email, setiap kali kita mengirim email kepada siapapun.
Etika kedelapan adalah hindari berbagi materi email yang sifatnya pribadi atau
rahasia (confidential), baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Apabila
rekan pembaca memang HARUS berbagi informasi yang sangat pribadi atau
rahasia, bicarakan secara langsung di ruangan tertutup atau komunikasikan hal ini
melalui telepon. Jangan lupa untuk meminta izin sebelum memposting materi
Memang sih tanda perintah (!) itu memiliki indikasi yang bermacam-macam.
dalam bisnis atau dunia profesional, penggunaan tanda seru atau tanda perintah (!)
terutama melalui email. Hindari penggunaan tanda baca tersebut, kecuali kita
Secara tidak langsung, orang bisa menilai kepribadian kita melalui tulisan-tulisan
email yang kita kirim kepada mereka. Apabila email yang kita kirim terlalu
banyak salah ejaan atau kesalahan tata bahasa, maka jangan heran jika orang-
orang akan menilai kita sebagai seorang yang ceroboh. Sedangkan, saat kita
mengirim email dengan sangat rinci dan tanpa kesalahan tata bahasa, orang-orang
akan menganggap kita sebagai seorang yang sangat teliti. Jadi sebelum email
dikirim kepada penerima, jangan lupa untuk mengoreksi isi email kita dengan
teliti.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
ilmu