KELANCARAN BERBISNIS
NIP : 195808231988112001
Makalah ini dibuat sebagai tugas pengganti MID test 1 Komunikasi Bisnis
Oleh :
Kelompok 2
Kelas : 2 NE
ADMINISTRASI BISNIS
2019
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Komunikasi Bisnis yang berjudul “Pentingnya Menggunakan Etika Bertelpon Dalam
Kelancaran Bisnis“ dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama anggota kelompok
sehingga bias terselesaikan secara tepat waktu.
Diluar itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan
segala kerendahan hati , kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Dengan karya ini kami berharap dapat membantu mahasiswa dan mahasiswi lebih
meningkatkan pemahaman di bidang telepon, khususnya dalam etika bertelepon dalam bisnis
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk banyak orang.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.4.2 mengetahui bagaimana etika bertelepon yang baik dan benar untuk kelancaran dalam
berbisnis.
Dalam penulisan makalah ini terdapat dua manfaat yaitu manfaat secara teoritis dan
praktis. Secara teoritis, penulisan makalah ini memberikan banyak manfaat untuk kita seperti
halnya:
1. Penulisan ini dapat menambah pengetauan tentang pentingnya penggunaan etika
bertelepon agar melancarkan kegiatan dalam berbisnis.
2. Mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik.
Kemudian secara praktis, dapat memberikan banyak manfaat kepada beberapa pihak
yang terlibat di dalamnya, antara lain:
1. Bagi penulis, makalah ini dapat menjadi pedoman untuk menambah wawasan
sehingga bisa membuat karya tulis ilmiah lainnya.
2. Bagi pembaca, makalah ini dapat menambah informasi sehingga dapat digunakan
untuk mengembangkan sebuah ide dalam meningkatkan suatu kreatifitas.
3. Bagi perusahaan, makalah ini dapat menambah informasi tentang tata cara
berkomunikasi lewat telepon sehingga akan meningkatkan kelancaran dalam
berbisnis. Makalah ini dapat menambah informasi bagi perusahaan tentang cara
mengatasi komunikasi yang tidak sesuai dengan prosedur, guna meningkatkan
kinerja perusahaan.
Library reaserch
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian
data dan informasi melalui media-media baik media tertulis maupun media elektronik.
Deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis,factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki.
Bila kita memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara
teratur untuk dipergunakan dalam penulisan. Oleh karena itu , studi kepustakaan meliputi
proses umum seperti: mengidentifikasi teori secara sistematis dan analisis dokumen yang
memuat informasi yang berkaitan dengan topik penulisan.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulisan makalah berawal dari pendahuluan yang menguraikan hal-hal
mendasar mengenai pokok pemikiran yang melandasi permasalahan dan pokok
pembahasan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup
Masalah, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian serta Sistematika Penulisan.
Kesimpulan:
1. Kesimpulan umum mengenai pentingnya penggunaan etika bertelepon dalam
kelancaran berbisnis.
2. Kesimpulan diambil berdasarkan dari hal-hal yang harus diperhatikan dalam etika
bertelepon.
Saran :
LANDASAN TEORI
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang
berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan
dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-
tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin
(1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the performance index or
reference for our control system”.
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar, buruk atau baik. Sedangkan jika ditinjau dari bahasa latin etika adalah
“ethnic”, yang berarti kebiasaan, serta dalam bahasa Greec “Ethikos” yang berarti a body of
moral principles or values.
Secara bahasa etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau
tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat.
Etika menurut berbagai literatur sama juga dengan akhlak, moral, serta budi pekerti,
dimana akhlak berarti perbuatan manusia (bahasa arab), moral berasal dari kata “mores” yang
berarti perbuatan manusia, sedangkan budi adalah berasal dari dalam jiwa, ketika menjadi
perbuatan yang berupa manifestasi dari dalam jiwa menjadi pekerti (bahasa sanskerta).
Jadi kata etika, moral, akhlaq, serta budi pekerti secara bahasa adalah sama, yaitu
perbuatan atau tingkah laku manusia. Dimana objek etika itu sendiri adalah perbuatan
manusia sehingga menjadi pembahasan yang sampai saat ini terus diperbincangkan.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
1. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Sidi Gajalba : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang
dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya
perilaku manusia :
1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai
dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
2.1.2 Telepon
Telepon berasal dari bahasa Yunani yaitu terdiri dari buah kata yaitu tele yang berarti
jauh, dan phone berarti bunyi. Telepon merupakan pesawat atau alat penerima getaran bunyi
dari jarak jauh. Pengertian telepon dalam kehidupan sehari-hari mengandung pengertian
mikrofon dan telepon. Mikrofon berfungsi sebagai pengirim suara (yang menghadap mulut),
sedangkan telepon berfungsi yang menerima suara (yang menempel pada telinga).
1. On Line, yaitu suatu keadaan di mana telepon yang dituju sedang dipakai. Biasanya
yang mengatakan on line adalah operator atau resepsionis.
2. Collect Call/Transferred Charge Calls, yaitu percakapan telepon yang diminta
seseorang di mana pembayaran pulsa teleponnya dibebankan kepada penerima
telepon atau kepada pemilik nomor telepon yang dituju.
3. Long Distance Calls, sering juga disebut hubungan interlokal, yaitu percakapan
telepon dengan tujuan ke kota/wilayah lain tetapi masih dalam satu negara,
4. City Calls, biasa disebut hubungan lokal, yaitu percakapan telepon yang dilakukan
dari satu tempat ke tempat lain dalam satu kota/wilayah.
5. Personal Calls, yaitu kegiatan menelepon melalui operator telepon, di mana telepon
hanya bisa disambungkan kepadanya bila orang yang dituju ada, dicatat sebagai beban
biaya pribadi.
6. (Sambungan Langsung Internasional), yaitu hubungan telepon ke luar negeri.
Contoh : dari Indonesia ke Singapura. Caranya: tekan 001-tekan kode negara-tekan
kode wilayah-tekan nomor yang dituju.
7. SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh), yaitu hubungan telepon jarak jauh.
Caranya : Putar atau tekan nomor 100, setelah operator menjawab, segera sebutkan
nomor telepon anda, sebutkan nama kantor anda, sebutkan nama kota dan nomor
telepon yang dituju, sebutkan jenis permintaan yang dikehendaki, biasa atau segera.
8. International Direct Dial Calls (IDD Calls), biasa disebut hubungan internasional
atau overseas call, yaitu permintaan percakapan telepon jarak jauh antarnegara (dari
satu negara ke negara lain) dengan memutar nomor awalan internasional, kode
negara, dan nomor regional negara yang dituju. Hubungan ini dilakukan melalui
operator telepon.
9. Extension/Interline, yaitu menelepon dengan menggunakan nomor extension, yaitu
sambungan telepon dari luar perusahaan/instansi ke nomor telepon yang terdapat di
dalam perusahaan /instansi. Misalnya : ada telepon masuk meminta disambungkan ke
bagian lain dengan nomor extension 234.
10. Direct Line, yaitu percakapan telepon yang dilakukan seseorang dari luar perusahaan
tanpa melalui operator telepon. Penelepon langsung dapat memutar nomor telepon
yang dituju.
11. House Phone, yaitu suatu fasilitas telepon yang disediakan untuk tamu, biasanya di
lobi hotel. Gunanya agar para tamu dapat menghubungi langsung nomor telepon yang
ada di dalam hotel tersebut. Misalnya: menelepon ke nomor kamar tamu yang dituju.
12. Incoming Calls, yaitu menerima sambungan telepon dari luar perusahaan melalui
operator telepon perusahaan. Jika ada Incoming Call, tombol saluran akan menyala,
lalu tekan dan tanyakan ingin berbicara dengan siapa. Setelah mendapat jawaban,
segera sambungkan ke nomor yang dituju.
13. Out Calls, yaitu sambungan telepon dari dalam kantor ke luar kantor.
14. Toll Free Calls, yaitu percakapan telepon di luar atau di dalam negeri dengan sistem
pelayanan otomatis, di mana biayanya ditanggung/dibebankan pada orang yang
dipanggil. Toll Free Calls, ini biasanya digunakan di lingkungan bisnis.
15. Person to Person Calls, yaitu permintaan percakapan telepon dengan pesan agar
disambungkan ke orang tertentu.
16. Department To Department, yaitu sambungan telepon yang terjadi di lingkungan/di
dalam perusahaan, antara departemen satu dengan departemen lain.
17. Fixed Time Calls, yaitu fasilitas untuk dihubungkan dengan orang tertentu pada waktu
yang telah ditentukan. Fasilitas ini dapat digunakan jika sebelumnya anda telah
mendaftarkan diri ke operator telepon.
BAB III
PEMBAHASAN
3.2 Cara Menerima Telepon dan Menelepon dengan Baik dan Benar
3.2.2 Menelepon
a. Siapkan nomor telepon yang akan dihubungi
b. Tekan nomor telepon yang dituju dan bila sudah tersambung dan pihak yang
dituju sudah menggangkat, ucapkanlah salam. Sebelum mengutarakan maksud
dan tujuan pastikan bahwa nomor yang dituju benar.
c. Sebutkan identitas diri anda dengan jelas lalu kemukakan keinginan anda untuk
berbicara dengan orang yang dituju.
d. Berikanlah selalu kesan ramah dan ucapkan salam penutup untuk mengakhiri
pembicaraan.
3.3 Hal – hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Bertelepon
a. Hati-hati ketika bertelepon dalam kondisi lelah, karena secara tidak langsung
nada kesal ini akan terdengar ketika kita berbicara dengan orang lain. Jika
memang harus mengangkat telepon, usahakan agar tidak ada nada lelah tersebut
tidak kentara.
b. Gunakanlah telepon perusahaan hanya untuk kepentingan kantor, jangan sampai
persoalan individu menggunakan fasilitas ini. Hal ini akan menjelekkan citra
perusahaan, apalagi jika sampai telepon kantor dijadikan tempat ngobrol, hal ini
tentu saja sangat memalukan sekali.
c. Materi pembicaraan yang disampaikan hendaknya harus menyangkut urusan
kantor.
d. Selain menggunakan bahasa yang resmi, santun, dan efektif, intonasi juga perlu
diperhatikan. Kata-kata yang menggunakan intonasi pastilah lebih menarik
egaraing kalimat dengan nada yang lurus.
e. Pada saat menerima telepon dan kebetulan orang yang dituju tidak berada di
tempat, maka seorang pegawai harus bisa menanganinya dengan cara yang
bijak. Dengan cara mencatat pesannya, diminta menelepon kembali,
menanyakan kesediaan untuk menunggu dan lain-lain.
f. Pandai-pandailah menangani orang yang salah sambung ketika menelepon, atau
disalurkan kebagian lain.
g. Jika sipenelepon tetap hendak berbicara dengan pimpinan. Sedangkan pimpinan
tidak berada ditempat, atau sedang rapat, maka penerima telepon harus pandai
menyiasati masalah seperti ini.
b. Konsentrasi
Alur percakapan dan jawaban kita akan sangat dipengaruhi oleh tingkat
konsentrasi kita. Segala persoalan diluar telepon perlu “ditutup” dulu. Saat ini
yang dihadapi adalah suatu “kenyataan”, yaitu menerima telepon. Jika
seseorang tidak konsentrasi, bisa jadi jawaban yang diberikan nanti akan tidak
beraturan. Dengan jawaban yang tidak sinkron dengan apa yang
dikomunikasikan penelepon, maka akan bisa berakibat: salah pesan, salah
pengertian, dan salah paham. Jika hal tersebut terjadi, makan aka nada dampak
yang lebih besar dibelakangnya.
1. Ketika telepon berdering, jawaban apa yang sebaiknya pertama kali diberikan
kepada penelepon?
Jangan menjawab dengan kata “Halo”, “Hai”, atau “Ya?”
Kata-kata tersebut dianggap tidak sopan. Kata Halo hanya dipakai untuk sapaan secara
informal secara langsung (tidak melalui telepon), untuk orang yang sedang bertemu, baik
itu untuk teman lama maupun untuk orang yang baru kenal.
Hal ini penting supaya ada keseimbangan dalam percakapan, sekaligus komunuikasi
secara baik bisa terjadi. Jika penelepon dalam keadaan sakit, sebaiknya penerima
telepon bisa memahami dengan tidak melakukan nada yang sifatnya memerintah atau
membentak-bentak. Hal yang baik, jika penerima telepon bisa menyambpaikan rasa
empati kepada penelepon, bahkan kalau perlu memberikan tawaran untuk
menolongnya. Dengan demikian, diharapkan siapa saja yang dalam kondisi kurang fit
bisa dipahami oleh lawan bicaranya di telepon.
Hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah membuat percakapan tetap formal,
terutama apabila itu berada di kantor atau instansi. Membatasi bidang percakapan pada
hala yang formal saja adalah suatu yang bijak. Bayangkan jika dalam sebuah kantor
yang terdiri dari 40 orang, sedangkan telepon yang ada di situ hanya satu saja. Satu-
satunya telepon yang ada hanya dipakai untuk menimang anak atau menanyakan saat
ini sedang makan apa, nanti spre akan jalan-jalan ke mana, hal itu semua akan kurang
bijak. Jika itu terjadi dirumah, pada saat santai, sikap formal namun positif yang
dilakukan antara lain dengan:
Menerima pesan hendaknya memerhatikan kejelasan dalam setiap pesan dan tulisan untuk
orang yang diberi pesan. Jika diringkas, dalam menerima pesan perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
a. Mengulang setiap pesan
b. Menulis dengan huruf yang jelas dan mudah dibaca
c. Menulis tanggal
d. Menulis pencatat pesan
e. Menyampaikan pesan dengan segera
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam menjalankan komunikasi bertelepon yang baik ada baiknya kita lebih memahami
langkah-langkah dan tata cara etika bertelepon dengan baik, agar tujuan perusahaan menarik
clien bisnis tercapai.
4.2. Saran
Saran dari penulis yaitu sebelum melakukan kegiatan bertelepon sebaiknya membaca
prosedur dalam bertelepon dengan baik dan beretika, sehingga dapat meminimalisir
kesalahan yang dapat terjadi ketika bertelepon dan kemudian juga dapat menjadi pedoman
bagi Anda untuk selalu menggunakan etika dalam bertelepon untuk kepentingan bisnis.
Penulis berharap kepada semua karyawan perusahaan bisnis agar dapat menerapkan etika
dalam bertelepon karena melalui komunikasi via telepon inilah clien akan menilai pelayanan
suatu perusahaan bisnis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kerja
Honiatri, Euis. 2004. Berkomunikasi Melalui Telepon SMK Keahlian Bisnis dan
http://antoniusiwansblog.blogspot.co.id/2014/12/13-tatacara-atau-etika-bertelepon-
saat.html
http://aliachika.blogspot.co.id/2013/02/etika-bertelepon-adalah-tata-krama.html
http://www.anugerahdino.com/2014/08/etika-bertelepon.html