MANAJEMEN KEPERAWATAN
OLEH :
KELAS 7D
MUZAINI (1130017154)
FASILITATOR
YANIS KARTINI, SKM., M. Kep
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat,hidayah serta kesempatan kepada kelompok kami sehingga kelompok kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Demikian pula dengan makalah ini tentu masih banyak kekurangan,maka dari
pada itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan,semoga makalah ini dapat berguna dan membantu
proses pembelajaran bagi para siswa,terutama bagi kami sebagai penyusun.
DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................4
BAB II Tinjauan Pustaka............................................................................5
2.1 Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan........................................5
2.2 Proses Komunikasi...................................................................................5
2.3 Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan.............................................6
2.4 Model Komunikasi...................................................................................7
2.5 Strategi Komunikasi Dalam Praktik Keperawatan di Rumah Sakit........10
2.6 Aplikasi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan................................12
BAB III Penutup..........................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran .......................................................................................................15
DaftarPustaka..............................................................................................16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep
komunikasi pada manajemen keperawatan.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
pesan dan penerima pesan, sedangkan faktor eksternal meliputi: keadaan cuaca, suhu,
faktor kekuasaan, dan waktu. Kedua belah pihak (pengirim dan penerima pesan) harus
peka terhadap faktor internal dan ekternal, seperti persepsi dari komunikasi yang
ditentukan oleh lingkungan eksternal yang ada.
6
akan terkena dampak akibat komunikasi, manajer harus berkonsultasi tentang isi
komunikasi dan meminta umpan balik dari orang yang kompeten sebelum
melakukan suatu perubahan atau tindakan.
3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat. Nursalam (2008) menekankan
bahwa prinsip komunikasi seorang perawat profesional adalah CARE: Complete,
Acurate, Rapid, dan English.
4. Ciri khas perawat profesional di masa depan dalam memberikan pelayanan
keperawatan adalah dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat, dan cepat.
Artinya, setiap melakukan komunikasi (lisan maupun tulis) dengan teman
sejawat dan tenaga kesehatan lainnya harus memenuhi ketiga unsur di atas
dengan didukung suatu fakta yang memadai. Profil perawat masa depan yang lain
adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal bahasa Inggris. Hal
ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya persaingan pasar bebas pada
abad ini.
5. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima secara
akurat. Salah satu cara untuk melakukannya adalah meminta penerima pesan
untuk mengulangi pesan atau instruksi yang disampaikan.
6. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi manajer. Hal
yang perlu dilakukan adalah menerima semua informasi yang disampaikan orang
lain, dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang
disampaikan.
2.4 Model Komunikasi
1. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah bagian yang penting dalam organisasi. Dalam mencapai
setiap kebutuhan individu/staf, setiap organisasi telah mengembangkan metode
penulisan dalam mengomunikasikan pelaksanaan pengelolaan, misalnya publikasi
perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal. Manajer harus terlibat
dalam komunikasi tertulis, khususnya kepada stafnya. Komunikasi tertulis dan memo
dalam suatu organisasi meliputi:
a. Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum memulai menulis.
7
b. Menulis nama orang dalam tulisan Anda dan perlu dipertimbangkan
dampaknya.
c. Gunakan kata aktif, di mana akan mempunyai pengaruh yang baik.
d. Tulis kata yang sederhana, familiar, spesifik, dan nyata, karena akan lebih mudah
dipahami dan memungkinkan untuk dibaca orang lain;
e. Gunakan seminimal mungkin kata-kata yang tidak penting dan temukan cara yang
baik untuk menggambarkan inti tulisan sehingga orang lain mudah mengerti.
f. Tulis kalimat di bawah 20 kata, dan masukan satu ide setiap kalimat, tuliskan
kalimat yang penting dan menjadi topik utama.
g. Berikan pembaca petunjuk, konsistensi penggunaan istilah dan pesan.
h. Atur isi tulisan secara sistematis.
i. Gunakan paragraf untuk mempermudah pembaca; untuk memo antara 8–10 baris,
dan untuk surat tidak lebih dari enam baris setiap paragraf.
j. Komunikasi dilakukan secara jelas dan fokus.
2. Komunikasi Secara Langsung
Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan
baik secara formal maupun informal. Mereka juga melakukan komunikasi secara
verbal pada pertemuan formal, baik kepada individu dalam kelompok dan presentasi
secara formal. Tujuan komunikasi verbal adalah assertiveness. Perilaku asertif adalah
suatu cara komunikasi yang memberikan kesempatan individu untuk
mengekspresikan perasaannya secara langsung, jujur, dan dengan cara yang sesuai
tanpa menyinggung perasaan orang lain yang diajak berkomunikasi.
Hal yang harus dihindari pada komunikasi secara asertif adalah pasif dan agresif,
khususnya agresif yang tidak langsung. Komunikasi pasif terjadi jika individu tidak
tertarik terhadap topik atau karena enggan berkomunikasi, sedangkan
komunikasi agresif terjadi jika individu merasa superior terhadap topik yang
dibicarakan.
3. Komunikasi Non-verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekspresi
wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh (body language). Menurut Arnold dan
8
Boggs (1989) komunikasi nonverbal lebih mengandung arti yang signifikan
dibandingkan komunikasi verbal karena mengandung komponen emosi terhadap
pesan yang diterima atau disampaikan. Tetapi, akan menjadi sesuatu yang
membahayakan jika komunikasi nonverbal disalahartikan tanpa adanya penjelasan
secara verbal. Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan
nonverbal, supaya individu (atasan atau bawahan) dapat menerima pesan secara
jelas.
Di bawah ini adalah komponen utama komunikasi nonverbal yang dapat terjadi
tanpa atau dengan komunikasi verbal:
a. Lingkungan, yaitu tempat di mana komunikasi dilaksanakan merupakan
bagian penting pada proses komunikasi.
b. Penampilan, misalnya pakaian, kosmetik, dan sesuatu yang menarik,
merupakan bagian dari komunikasi verbal yang perlu diidentifikasi.
c. Kontak mata memberikan makna terhadap kesediaan seseorang untuk
berkomunikasi.
d. Postur tubuh dan gesture: bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan orang
yang menudingkan telunjuknya, berdiri, atau duduk.
e. Ekspresi wajah: komunikasi yang efektif memerlukan respons wajah yang
setuju terhadap pesan yang disampaikan.
f. Suara: intonasi, volume, dan refleksi—cara tersebut menandakan bahwa pesan
dapat ditransfer dengan baik.
4. Komunikasi Via Telepon
Pada era global ini, komunikasi manajer bergantung pada telepon. Dengan
kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan manajer untuk merespons
setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi. Oleh karena itu, untuk menjaga
citra organisasi, manajer dan semua staf harus belajar dan sopan serta menghargai
setiap menjawab telepon. Jika orang lain harus menunggu untuk berbicara,
maka waktu yang diperlukan harus singkat untuk menghindari kesan yang negatif.
9
Komunikasi pada tahapan ini tidak hanya ditujukan secara spesifik melalui
strategi perencanaan. Tetapi tiga komponen, yaitu struktur, budaya, dan teknologi
harus mendapat perhatian yang sama.
Struktur dalam suatu organisasi bertujuan untuk mencapai status praktik
komunikasi efektif yang dapat direncanakan dan diterapkan oleh kelompok kerja.
Setiap struktur yang ada harus memiliki kelompok klinik yang dirancang untuk
pelaksanaan prinsip-prinsip asuhan keperawatan kepada pasien, keterampilan yang baik,
dan dapat membantu penyelesaian masalah organisasi.
Budaya dalam suatu organisasi bukan sesuatu yang mudah untuk diubah dalam
waktu sesaat. Kita percaya bahwa kita akan bekerja dengan lingkungan dan individu yang
mempunyai budaya yang berbeda. Keadaan ini penting untuk diperhatikan
mengingat perubahan suatu budaya dalam manajemen adalah aspek yang penting
pada proses perubahan yang efektif.
Teknologi merupakan komponen ketiga dalam praktik komunikasi yang efektif.
Komunikasi interpersonal dan organisasi sering memerlukan perantara yang akan
sangat bermanfaat di masa akan datang, yaitu teknologi elektronik dan penggunaan
media. Setiap suatu perubahan di rumah sakit harus selalu didukung oleh perencanaan
Health Information System (HIS) yang efektif. Komunikasi melalui teknologi akan
selalu dipantau dan dievaluasi pada setiap tahap proses perubahan.
10
Diagram Strategi Komunikasi yang Terbaik dalam Praktik Keperawatan (Walker, Evas,
dan Robbson, 1996)
11
Komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama
bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang
optimal. Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi adalah sebagai berikut.
1. Komunikasi Saat Terima Serah Tugas (Overan)
2. Wawancara/Anamnesis
Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat pada komunikasi ini adalah:
a. Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat, ciptakan suasana
yang hangat, dan kekeluargaan.
b. Hindari interupsi atau gangguan yang timbul akibat dari lingkungan
yang gaduh, wawancara merupakan proses komunikasi aktif yang
membutuhkan fokus dan perhatian terhadap pertanyaan
c. Hindari respons dengan hanya “ya” dan “tidak” karena akan mengakibatkan
tidak berjalannya komunikasi dengan baik, perawat kelihatan kurang tertarik
dengan topik yang dibicarakan dan enggan untuk berkomunikasi.
12
d. Tidak memonopoli pembicaraan dengan cara menyampaikan kata-kata “ya”
dan “tidak”—meskipun kata-kata tersebut meninggalkan kesan negatif—
ditambah kata-kata sesuai dengan topik yang dibicarakan.
e. Hindari hambatan personal—keberhasilan suatu komunikasi sangat ditentukan
oleh subjektivitas seseorang—jika perawat menunjukkan rasa tidak
senang kepada pasien sebelum komunikasi, maka akan berdampak terhadap
hasil yang didapat selama proses komunikasi.
3. Komunikasi Melalui Komputer
BAB III
14
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan teori diatas maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa
salah satu Insure yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan adalah
komunikasi. Komunikasi ada lah suatu scni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat
mengerti dan menerima. Dalam manajer keperawatan, komunikasi harus
diperhatikan sesuai dengan konsepnya (komponen, proses, prinsip dan model)
agar mendapatkan komunikasi yang efektif tanpa adanya hambatan.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penyusun dapat memberikan saran
yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu agar
lebih memahami mengenai konsep manajemen dan kepemimpinan keperawatan
terkhususnya pada makalah ini yaitu mengenai komunikasi, demi mewujudkan
kualitas pelayanan yang baik dengan komunikasi yang baik dalam
pengaplikasiannya di bidang keperawatan.
Daftar Pustaka
15
Marquis, B.L., dan C.J. Huston.1998. Management Decision Making for Nurses:
124 Case Studies. Edisi 3. Philadelphia: JB. Lippincott.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Tappen, R.M. 1995. Nursing Leadership and Management. Edisi 3. Philadelphia:
FA Davis.
Walker, G., S. Evans, dan J. Robbson. 1996. Best Practic e Communicati on
Strategy. Sydney: Princess Alexandra Hospital.
16