DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
Kelas 2 C
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
karunia dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai ”Komunikasi
Dalam Managemen Keperawatan”. Tidak lupa penyusun juga banyak terimakasih
atas bantuan dari semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Penyusun sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan wawasan kita mengenai ”Komunikasi Dalam Managemen
Keperawatan”. Penyusun pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun
mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
penyusun buat di masa yang akan datang, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi
penyusun sendiri ataupun orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon
maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penyusun
memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini
di saat yang akan datang.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer
keperawatan dan sebagai bagian yang selalu ada dalam proses manajemen
keperawatan bergantung pada posisi manajer dalam struktur organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80% waktu
digunakan manajer untuk berkomunikasi, 16% untuk membaca, dan 9% untuk
menulis. Pengembangan keterampilan dalam komunikasi merupakan kiat
sukses bagi seorang manajer keperawatan.
Mengingat banyaknya waktu yang digunakan oleh manajer untuk
berkomunikasi (mendengar dan berbicara), sehingga jelas bahwa manajer
harus mempunyai keterampilan komunikasi interpersonal yang baik. Manajer
harus berkomunikasi dengan staf, pasien, dan atasan setiap hari. Praktik
keperawatan adalah praktik yang berorientasi pada kelompok/hubungan
interpersonal dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk
menciptakan komitmen dan rasa kebersamaan, perlu ditunjang keterampilan
manajer dalam berkomunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses dalam komunikasi?
2. Apa Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan?
3. Bagaimana Model Komunikasi Manajemen?
4. Bagimana Strategi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan?
5. Bagaiman Aplikasi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Proses dalam komunikasi.
2. Untuk Mengetahui Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan.
3. Untuk Mengetahui Model Komunikasi Manajemen.
4. Untuk Mengetahui Strategi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan.
5. Untuk Mengetahui Aplikasi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu
pertukaran pikiran, perasaan, pendapat, dan pemberian nasihat yang terjadi
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama. Komunikasi juga
merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan
dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima
maksud dan tujuan pemberi pesan.
Komunikasi adalah sesuatu yang kompleks, sehingga banyak model
yang digunakan dalam menjelaskan bagaimana cara organisasi dan orang
berkomunikasi. Dasar model umum proses komunikasi terlihat pada figur
yang menunjukkan bahwa dalam setiap komunikasi pasti ada pengirim pesan
dan penerima pesan. Pesan tersebut dapat berupa verbal, tertulis, maupun
nonverbal. Proses ini juga melibatkan suatu lingkungan internal dan eksternal,
di mana komunikasi dilaksanakan. Lingkungan internal meliputi: nilai-nilai,
kepercayaan, temperamen, dan tingkat stres pengirim pesan dan penerima
pesan, sedangkan faktor eksternal meliputi: keadaan cuaca, suhu, faktor
kekuasaan, dan waktu. Kedua belah pihak (pengirim dan penerima pesan)
harus peka terhadap faktor internal dan ekternal, seperti persepsi dari
komunikasi yang ditentukan oleh lingkungan eksternal yang ada.
C. Model Komunikasi
1. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah bagian yang penting dalam organisasi.
Dalam mencapai setiap kebutuhan individu/staf, setiap organisasi telah
mengembangkan metode penulisan dalam mengomunikasikan
pelaksanaan pengelolaan. Manajer harus terlibat dalam komunikasi tertulis,
khususnya kepada stafnya. Komunikasi tertulis dan memo dalam suatu
organisasi meliputi:
a. Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum memulai menulis
b. Menulis nama orang dalam tulisan Anda dan perlu dipertimbangkan
dampaknya;
c. Gunakan kata aktif, di mana akan mempunyai pengaruh yang baik;
d. Tulis kata yang sederhana, familiar, spesifik, dan nyata, karena akan
lebih mudah dipahami dan memungkinkan untuk dibaca orang lain;
e. Gunakan seminimal mungkin kata-kata yang tidak penting dan
temukan cara yang baik untuk menggambarkan inti tulisan sehingga
orang lain mudah mengerti;
f. Tulis kalimat di bawah 20 kata, dan masukan satu ide setiap kalimat,
tuliskan kalimat yang penting dan menjadi topik utama;
g. Berikan pembaca petunjuk, konsistensi penggunaan istilah dan pesan;
h. Atur isi tulisan secara sistematis;
i. Gunakan paragraf untuk mempermudah pembaca; untuk memo antara
8–10 baris, dan untuk surat tidak lebih dari enam baris setiap paragraf;
j. Komunikasi dilakukan secara jelas dan fokus.
2. Komunikasi Secara Langsung
Tujuan komunikasi verbal adalah assertiveness. Perilaku asertif
adalah suatu cara komunikasi yang memberikan kesempatan individu untuk
mengekspresikan perasaannya secara langsung, jujur, dan dengan cara yang
sesuai tanpa menyinggung perasaan orang lain yang diajak berkomunikasi.
Hal yang harus dihindari pada komunikasi secara asertif adalah pasif
dan agresif, khususnya agresif yang tidak langsung. Komunikasi pasif
terjadi jika individu tidak tertarik terhadap topik atau karena enggan
berkomunikasi, sedangkan komunikasi agresif terjadi jika individu merasa
superior terhadap topik yang dibicarakan.
3. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan
ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh (body language). Menurut
Arnold dan Boggs (1989) komunikasi nonverbal lebih mengandung arti
yang signifikan dibandingkan komunikasi verbal karena mengandung
komponen emosi terhadap pesan yang komunikasi nonverbal disalahartikan
tanpa adanya penjelasan secara verbal.
Di bawah ini adalah komponen utama komunikasi nonverbal yang
dapat terjadi tanpa atau dengan komunikasi verbal:
a. lingkungan, yaitu tempat di mana komunikasi dilaksanakan merupakan
bagian penting pada proses komunikasi;
b. penampilan, misalnya pakaian, kosmetik, dan sesuatu yang menarik,
merupakan bagian dari komunikasi verbal yang perlu diidentifikasi;
c. kontak mata memberikan makna terhadap kesediaan seseorang untuk
berkomunikasi;
d. postur tubuh dan gesture: bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan
orang yang menudingkan telunjuknya, berdiri, atau duduk;
e. ekspresi wajah: komunikasi yang efektif memerlukan respons wajah
yang setuju terhadap pesan yang disampaikan;
f. suara: intonasi, volume, dan refleksi—cara tersebut menandakan bahwa
pesan dapat ditransfer dengan baik.
4. Komunikasi Via Telepon
Pada era global ini, komunikasi manajer bergantung pada telepon.
Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan manajer
untuk merespons setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi. Oleh
karena itu, untuk menjaga citra organisasi, manajer dan semua staf harus
belajar dan sopan serta menghargai setiap menjawab telepon. Jika orang
lain harus menunggu untuk berbicara, maka waktu yang diperlukan harus
singkat untuk menghindari kesan yang negatif.
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah sesuatu yang kompleks, sehingga banyak model
yang digunakan dalam menjelaskan bagaimana cara organisasi dan orang
berkomunikasi. Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer
keperawatan dan sebagai bagian yang selalu ada dalam proses manajemen
keperawatan bergantung pada posisi manajer dalam struktur organisasi. Dasar model
umum proses komunikasi terlihat pada figur yang menunjukkan bahwa dalam
setiap komunikasi pasti ada pengirim pesan dan penerima pesan. Pesan
tersebut dapat berupa verbal, tertulis, maupun nonverbal.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA