Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Komunikasi Dalam Managemen Keperawatan

Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Mata kuliah


Managemen Safety

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
Kelas 2 C

1. Ambar Setyo R. (P16111)


2. Choirun Nisa (P1619)
3. Erwin Kurnianto (P16128)
4. Diana Mega R. (P16123)
5. Hayu Nur F. (P16132)
6. Nafikatun N. (P16144)
7. Nurhana R. (P16146)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKes KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
karunia dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai ”Komunikasi
Dalam Managemen Keperawatan”. Tidak lupa penyusun juga banyak terimakasih
atas bantuan dari semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Penyusun sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan wawasan kita mengenai ”Komunikasi Dalam Managemen
Keperawatan”. Penyusun pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun
mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
penyusun buat di masa yang akan datang, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi
penyusun sendiri ataupun orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon
maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penyusun
memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini
di saat yang akan datang.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................
A. Proses dalam komunikasi ..........................................................................
B. Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan. ..............................................
C. Model Komunikasi Manajemen. ...............................................................
D. Strategi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan. ..................................
E. Aplikasi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan. .................................
BAB III PENUTUP ...................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer
keperawatan dan sebagai bagian yang selalu ada dalam proses manajemen
keperawatan bergantung pada posisi manajer dalam struktur organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80% waktu
digunakan manajer untuk berkomunikasi, 16% untuk membaca, dan 9% untuk
menulis. Pengembangan keterampilan dalam komunikasi merupakan kiat
sukses bagi seorang manajer keperawatan.
Mengingat banyaknya waktu yang digunakan oleh manajer untuk
berkomunikasi (mendengar dan berbicara), sehingga jelas bahwa manajer
harus mempunyai keterampilan komunikasi interpersonal yang baik. Manajer
harus berkomunikasi dengan staf, pasien, dan atasan setiap hari. Praktik
keperawatan adalah praktik yang berorientasi pada kelompok/hubungan
interpersonal dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk
menciptakan komitmen dan rasa kebersamaan, perlu ditunjang keterampilan
manajer dalam berkomunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses dalam komunikasi?
2. Apa Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan?
3. Bagaimana Model Komunikasi Manajemen?
4. Bagimana Strategi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan?
5. Bagaiman Aplikasi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Proses dalam komunikasi.
2. Untuk Mengetahui Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan.
3. Untuk Mengetahui Model Komunikasi Manajemen.
4. Untuk Mengetahui Strategi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan.
5. Untuk Mengetahui Aplikasi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu
pertukaran pikiran, perasaan, pendapat, dan pemberian nasihat yang terjadi
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama. Komunikasi juga
merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan
dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima
maksud dan tujuan pemberi pesan.
Komunikasi adalah sesuatu yang kompleks, sehingga banyak model
yang digunakan dalam menjelaskan bagaimana cara organisasi dan orang
berkomunikasi. Dasar model umum proses komunikasi terlihat pada figur
yang menunjukkan bahwa dalam setiap komunikasi pasti ada pengirim pesan
dan penerima pesan. Pesan tersebut dapat berupa verbal, tertulis, maupun
nonverbal. Proses ini juga melibatkan suatu lingkungan internal dan eksternal,
di mana komunikasi dilaksanakan. Lingkungan internal meliputi: nilai-nilai,
kepercayaan, temperamen, dan tingkat stres pengirim pesan dan penerima
pesan, sedangkan faktor eksternal meliputi: keadaan cuaca, suhu, faktor
kekuasaan, dan waktu. Kedua belah pihak (pengirim dan penerima pesan)
harus peka terhadap faktor internal dan ekternal, seperti persepsi dari
komunikasi yang ditentukan oleh lingkungan eksternal yang ada.

B. Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan


Walaupun komunikasi dalam suatu organisasi sangat kompleks, manajer
harus dapat melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap berikut.
1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang
siapa yang akan terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah
dibuat.
2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, akan tetapi sebagai bagian
proses yang tak terpisahkan dalam kebijaksanaan organisasi.
3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat. Nursalam (2008)
menekankan bahwa prinsip komunikasi seorang perawat profesional adalah
CARE: Complete, Acurate, Rapid, dan English.
4. Ciri khas perawat profesional di masa depan dalam memberikan pelayanan
keperawatan adalah dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat, dan
cepat. Artinya, setiap melakukan komunikasi (lisan maupun tulis) dengan
teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya harus memenuhi ketiga unsur
di atas dengan didukung suatu fakta yang memadai. Profil perawat masa
depan yang lain adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing,
minimal bahasa Inggris. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi
terjadinya persaingan pasar bebas pada abad ini.
5. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima
secara akurat. Salah satu cara untuk melakukannya adalah meminta
penerima pesan untuk mengulangi pesan atau instruksi yang disampaikan.
6. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi manajer.
Hal yang perlu dilakukan adalah menerima semua informasi yang
disampaikan orang lain, dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu
terhadap pesan yang disampaikan.

C. Model Komunikasi
1. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah bagian yang penting dalam organisasi.
Dalam mencapai setiap kebutuhan individu/staf, setiap organisasi telah
mengembangkan metode penulisan dalam mengomunikasikan
pelaksanaan pengelolaan. Manajer harus terlibat dalam komunikasi tertulis,
khususnya kepada stafnya. Komunikasi tertulis dan memo dalam suatu
organisasi meliputi:
a. Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum memulai menulis
b. Menulis nama orang dalam tulisan Anda dan perlu dipertimbangkan
dampaknya;
c. Gunakan kata aktif, di mana akan mempunyai pengaruh yang baik;
d. Tulis kata yang sederhana, familiar, spesifik, dan nyata, karena akan
lebih mudah dipahami dan memungkinkan untuk dibaca orang lain;
e. Gunakan seminimal mungkin kata-kata yang tidak penting dan
temukan cara yang baik untuk menggambarkan inti tulisan sehingga
orang lain mudah mengerti;
f. Tulis kalimat di bawah 20 kata, dan masukan satu ide setiap kalimat,
tuliskan kalimat yang penting dan menjadi topik utama;
g. Berikan pembaca petunjuk, konsistensi penggunaan istilah dan pesan;
h. Atur isi tulisan secara sistematis;
i. Gunakan paragraf untuk mempermudah pembaca; untuk memo antara
8–10 baris, dan untuk surat tidak lebih dari enam baris setiap paragraf;
j. Komunikasi dilakukan secara jelas dan fokus.
2. Komunikasi Secara Langsung
Tujuan komunikasi verbal adalah assertiveness. Perilaku asertif
adalah suatu cara komunikasi yang memberikan kesempatan individu untuk
mengekspresikan perasaannya secara langsung, jujur, dan dengan cara yang
sesuai tanpa menyinggung perasaan orang lain yang diajak berkomunikasi.
Hal yang harus dihindari pada komunikasi secara asertif adalah pasif
dan agresif, khususnya agresif yang tidak langsung. Komunikasi pasif
terjadi jika individu tidak tertarik terhadap topik atau karena enggan
berkomunikasi, sedangkan komunikasi agresif terjadi jika individu merasa
superior terhadap topik yang dibicarakan.
3. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan
ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh (body language). Menurut
Arnold dan Boggs (1989) komunikasi nonverbal lebih mengandung arti
yang signifikan dibandingkan komunikasi verbal karena mengandung
komponen emosi terhadap pesan yang komunikasi nonverbal disalahartikan
tanpa adanya penjelasan secara verbal.
Di bawah ini adalah komponen utama komunikasi nonverbal yang
dapat terjadi tanpa atau dengan komunikasi verbal:
a. lingkungan, yaitu tempat di mana komunikasi dilaksanakan merupakan
bagian penting pada proses komunikasi;
b. penampilan, misalnya pakaian, kosmetik, dan sesuatu yang menarik,
merupakan bagian dari komunikasi verbal yang perlu diidentifikasi;
c. kontak mata memberikan makna terhadap kesediaan seseorang untuk
berkomunikasi;
d. postur tubuh dan gesture: bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan
orang yang menudingkan telunjuknya, berdiri, atau duduk;
e. ekspresi wajah: komunikasi yang efektif memerlukan respons wajah
yang setuju terhadap pesan yang disampaikan;
f. suara: intonasi, volume, dan refleksi—cara tersebut menandakan bahwa
pesan dapat ditransfer dengan baik.
4. Komunikasi Via Telepon
Pada era global ini, komunikasi manajer bergantung pada telepon.
Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan manajer
untuk merespons setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi. Oleh
karena itu, untuk menjaga citra organisasi, manajer dan semua staf harus
belajar dan sopan serta menghargai setiap menjawab telepon. Jika orang
lain harus menunggu untuk berbicara, maka waktu yang diperlukan harus
singkat untuk menghindari kesan yang negatif.

D. Strategi Komunikasi Dalam Praktik Keperawatan Di Rumah Sakit


Komunikasi pada tahapan ini tidak hanya ditujukan secara spesifik
melalui strategi perencanaan. Tetapi tiga komponen, yaitu struktur, budaya,
dan teknologi harus mendapat perhatian yang sama.
Struktur dalam suatu organisasi bertujuan untuk mencapai status praktik
komunikasi efektif yang dapat direncanakan dan diterapkan oleh kelompok
kerja. Setiap struktur yang ada harus memiliki kelompok klinik yang
dirancang untuk pelaksanaan prinsip-prinsip asuhan keperawatan kepada
pasien, keterampilan yang baik, dan dapat membantu penyelesaian masalah
organisasi.
Budaya dalam suatu organisasi bukan sesuatu yang mudah untuk diubah
dalam waktu sesaat. Kita percaya bahwa kita akan bekerja dengan lingkungan
dan individu yang mempunyai budaya yang berbeda. Keadaan ini penting
untuk diperhatikan mengingat perubahan suatu budaya dalam manajemen
adalah aspek yang penting pada proses perubahan yang efektif.
Teknologi merupakan komponen ketiga dalam praktik komunikasi yang
efektif. Komunikasi interpersonal dan organisasi sering memerlukan perantara
yang akan sangat bermanfaat di masa akan datang, yaitu teknologi elektronik
dan penggunaan media. Setiap suatu perubahan di rumah sakit harus selalu
didukung oleh perencanaan Health Information System (HIS) yang efektif.
Komunikasi melalui teknologi akan selalu dipantau dan dievaluasi pada setiap
tahap proses perubahan.

E. Aplikasi Komunikasi dalam Asuhan Keperawatan


Komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur
utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mencapai
hasil yang optimal. Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi
adalah sebagai berikut.
1. Komunikasi Saat Serah Terima Tugas (Overan)
Pada saat overan antarperawat, diperlukan suatu komunikasi yang
jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang belum
dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan
overan bersama dengan perawat lainnya dengan cara berkeliling ke setiap
pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien.
Cara ini akan lebih efektif daripada harus menghabiskan waktu orang lain
sekadar untuk membaca dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga
akan membantu perawat dalam menerima overan secara nyata.
2. Wawancara/Anamnesis
Anamnesis pasien merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh
perawat kepada pasien pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan (proses
keperawatan). Perawat melakukan anamnesis kepada pasien, keluarga,
dokter dan tim kerja lainnya. Wawancara adalah metode komunikasi
dengan digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan pasien. Data
tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien dengan melaksanakan tindakan secara tepat. Data yang didapatkan
harus akurat tanpa bias, sehingga wawancara sebaiknya dilaksanakan secara
terencana.
Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat pada komunikasi ini adalah:
a. Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat, ciptakan
suasana yang hangat, dan kekeluargaan;
b. Hindari interupsi atau gangguan yang timbul akibat dari lingkungan
yang gaduh—wawancara merupakan proses komunikasi aktif yang
membutuhkan fokus dan perhatian terhadap pertanyaan;
c. Hindari respons dengan hanya “ya” dan “tidak” karena akan
mengakibatkan tidak berjalannya komunikasi dengan baik, perawat
kelihatan kurang tertarik dengan topik yang dibicarakan dan enggan
untuk berkomunikasi;
d. Tidak memonopoli pembicaraan dengan cara menyampaikan kata-kata
“ya” dan “tidak”—meskipun kata-kata tersebut meninggalkan kesan
negatif—ditambah kata-kata sesuai dengan topik yang dibicarakan;
e. Hindari hambatan personal—keberhasilan suatu komunikasi sangat
ditentukan oleh subjektivitas seseorang—jika perawat menunjukkan rasa
tidak senang Manajemen kepada pasien sebelum komunikasi, maka akan
berdampak terhadap hasil yang didapat selama proses komunikasi.
3. Komunikasi melalui Komputer
Komputer merupakan suatu alat komunikasi cepat dan akurat pada
sistem manajemen keperawatan saat ini. Penulisan data-data pasien melalui
komputer akan mempermudah perawat lain dalam mengidentifikasi
masalah pasien dan memberikan intervensi yang akurat. Melalui komputer,
informasi-informasi terbaru dapat cepat diperoleh dengan menggunakan
Internet, yang akan memudahkan perawat saat mengalami kesulitan dalam
menangani masalah pasien.
4. Komunikasi tentang Kerahasiaan
Pasien yang masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan
mempercayakan datanya yang bersifat rahasia kepada institusi. Perawat
sering dihadapkan pada suatu dilema dalam menyimpan rahasia pasien. Di
satu sisi dia membutuhkan kebenaran informasi yang diberikan pasien
dengan cara mengonfirmasi ke orang lain. Di lain sisi, dia harus memegang
janji untuk tidak menyampaikan informasi tersebut kepada siapapun.
5. Komunikasi melalui Sentuhan
Komunikasi melalui sentuhan kepada pasien merupakan metode
dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat. Sentuhan yang
diberikan oleh perawat juga dapat berguna sebagai terapi bagi pasien,
khususnya pasien dengan depresi, kecemasan, dan kebingungan dalam
mengambil suatu keputusan. Tetapi yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan teknik sentuhan tersebut adalah perbedaan jenis kelamin
antara perawat dan pasien. Dalam situasi ini perlu adanya suatu
persetujuan.
6. Dokumentasi Sebagai Alat Komunikasi
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan dalam memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antartim kesehatan lainnya, dan merupakan dokumen paten
dalam pemberian asuhan keperawatan.
Menurut Nursalam (2011) kapan saja perawat melihat pencatatan
kesehatan, maka perawat dapat memberi dan menerima pendapat serta
pemikiran. Dalam kenyataannya, dengan semakin kompleksnya pelayanan
keperawatan dan peningkatan kualitas keperawatan, perawat tidak hanya
dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan tetapi dituntut untuk dapat
mendokumentasikan secara benar. Keterampilan dokumentasi yang efektif
memungkinkan perawat untuk mengomunikasikan kepada tenaga kesehatan
lainnya, dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh
perawat.
Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:
a. dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat;
b. mengomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga
kesehatan, apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien;
c. manfaat dan data pasien yang akurat, dan dapat dicatat;
d. komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya.
Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan profesional
antarperawat dan tim kesehatan lainnya seperti dokter, ahli gizi,
fisioterapis, dan lain-lain. Pengembangan model praktik keperawatan
profesional merupakan sarana peningkatan komunikasi antara perawat dan
tim kesehatan lainnya. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah adanya
suatu kejelasan dalam pemberian informasi dari masing-masing individu
sesuai dengan kedudukannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah sesuatu yang kompleks, sehingga banyak model
yang digunakan dalam menjelaskan bagaimana cara organisasi dan orang
berkomunikasi. Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer
keperawatan dan sebagai bagian yang selalu ada dalam proses manajemen
keperawatan bergantung pada posisi manajer dalam struktur organisasi. Dasar model
umum proses komunikasi terlihat pada figur yang menunjukkan bahwa dalam
setiap komunikasi pasti ada pengirim pesan dan penerima pesan. Pesan
tersebut dapat berupa verbal, tertulis, maupun nonverbal.

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, E., dan K. Boggs. 1989. Interpersonal Relationship: Professional


Communication Skills for Nurses. Philadelphia: W.B. Saunders.
Marquis, B.L., dan C.J. Huston.1998. Management Decision Making for Nurses:
124 Case Studies. Edisi 3. Philadelphia: JB. Lippincott.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Tappen, R.M. 1995. Nursing Leadership and Management. Edisi 3. Philadelphia:
FA Davis.
Walker, G., S. Evans, dan J. Robbson. 1996. Best Practice
Communication Strategy. Sydney: Princess Alexandra Hospital.

Anda mungkin juga menyukai