MODUL
PENDAMPINGAN SOSIAL
LANJUT USIA TERLANTAR
Dalam HOMECARE
( 16 JAM BIMBINGAN TEKNIS )
A. DESKRIPSI RINGKAS
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Substansi dan konteks pelayanan sosial lansia dalam setting home care
b. Ruang Lingkup Pendampingan Sosial Lansia dalam setting home care
c. Kerangka kerja pendamping sosial lansia dalam setting home care
C. POKOK BAHASAN
1. Substansi dan konteks:
a. Makna home care
b. Manfaat home care
c. Alasan diperlukan home care
d. Tujuan penyelenggaan home care
e. Sasaran pelayanan home care
a. Prinsip pelayanan
Promote Independent Living, memberi kesempatan kepada lanjut
usia untuk hidup dalam lingkungan keluarganya selama mungkin.
Selft determination, menentukan nasib sendiri/tidak ada rasa
keterpaksaan.
Respect Personal Culture and Life Style, menghormati budaya
dan agama masing-masing
Confidentiality, menjaga kerahasiaan.
Safety, memiliki rasa aman.
Empowerment, Pemberdayaan masyarakat
Flexibility, bila sewaktu-waktu lanjut usia ataupun keluarga
memerlukan pendampingan, bisa menghubungi pendamping.
Sustainability, kesinambungan pelayanan perlu dipertahankan
b. Prinsip Pendampingan
Individualisasi
Lanjut usia tidak sama satu dengan lainnya, setiap lanjut usia
mempunyai keunikan sendiri, oleh sebab itu, kepada setiap lanjut
usia perlu diperhatikan kebutuhan, kepribadian serta kekhususan
masing-masing.
Kemandirian
Aksesibilitas
Produktivitas
Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah rencana telah
dilaksanakan dan berjalan lancar dan berhasil atau mengalami
hambatan. Dalam hal ini dapat diketahui faktor pendukung dan faktor
penghambat serta cara mengatasi hambatan tersebut.
Tahap Terminasi
Pada tahap ini, proses pendampingan dapat diakhiri setelah
diadakan pertimbangan berdasarkan hasil evaluasi.
SKEMA
Input pendampingan:
PENDAMPINGAN
Adanya tenaga DAN Proses:
PERAWATAN LANJUT USIA DI
pendamping terlatih LINGKUNGAN Identifikasi
KELUARGA
(sosial) untuk masalah
pendampingan lansia Kesepa
dirumah katan
Adanya tenaga mengatasi
Kesehatan (dokter dan masalah
perawat Puskesmas) lansia dengan
yang dapat memfasilitasi keluarga
pelayanan ramah lanjut (peran dan
usia (konsep wilayah fungsi unit
puskesmas) yang terlibat)
Adanya disiplin ilmu Penyus
terkait lainnya yang unan rencana
sosial Homecare untuk lansiakegiatan
dapat memberikan
Modul Pendampingan dan
‘bermasalah’ Page 6
pelayanan implementasi
(komplementer) pelayanan
Populasi lansia yang pada usila
terus meningkat dirumah
Draft awal maret 2014
Output
Lansia
sehat dan
mandiri
SKEMA 1.
Keterkaitan bebagai pihak dalam pendampingan lanjut usia
LEMBAGA
RUMAH SAKIT PENUGASAN
PMI BKL PEMERINTAH
SETEMPAT
PUSKESMAS KOORDINATOR
LAPANGAN/KASUS
ORSOS
( PKK, PSM)
PETUGAS
PENDAMPING
KELUARGA
LANJUT USIA LANJUT USIA
Keterangan :
= hubungan langsung
= hubungan kerja/rujukan
= saling koordinasi
h.
E. PROSES PEMBELAJARAN
Peran
No. Pokok Bahasan Waktu
Fasilitator Peserta
1. Perkenalan 20 mnt - -
2. Penyajian Pokok-pokok Fasilitator menyajikan Peserta mengikuti
bahasan setiap pokok bahasan penyajian, tanya jawab
pada setiap akhir sesi
masing-masing pokok
bahasan
3. Tanya Jawab Fasilitator memfasilitasi Peserta menjawab
tanya jawab dengan berbagai pertanyaan
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
yang berkaitan dengan substansi dan konteks
substansi dan konteks pelayanan home care,
pelayanan home care, ruang lingkup
ruang lingkup pendampingan, kerangka
pendampingan, kerangka kerja pendamping home
kerja pendamping home care
care
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
Penyajian konsep-konsep tentang home care, ruang lingkup
pendampingan sosial dalam home care dan kerangka kerja pendamping
sosial home care, yang berfungsi untuk mengenalkan konsep yang
abstrak dan pemberian informasi. Ceramah berlangsung secara interaktif,
artinya tercipta interaksi antara fasilitator dengan peserta berupa tanya
jawab, baik selama ceramah berlangsung maupun setelah ceramah
berakhir.
2. Tanya jawab
Tanya jawab digunakan untuk menghargai motivasi pribadi peserta. Prinsip
pendekatan andragogi antara lain : “tidak menganggap peserta sebagai
orang yang tidak tahu tentang topik yang sedang dibahas”
3. Diskusi
Diskusi kelompok; dilakukan ketika peserta mendalami suatu materi yang
dilakukan sesama peserta latihan dalam kelompok.
Metode ini berpusat pada peserta bimbingan teknis, dimana dapat
dilakukan bervariasi dari situasi yang tidak terstruktur sampai kepada
situasi yang terstruktur. Melalui diskusi kelompok akan dicapai perubahan
pada peserta bimbingan teknis dalam aspek motivasi, emosi dan sikap.
4. Pembahasan Kasus
Metode ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta bimbingan
teknis dalam asesmen kebutuhan/masalah, analisis masalah, serta
pemecahan masalah.
5. Permainan Peran
Metode ini dilakukan ketika peserta untuk menghayati suatu persoalan
dengan memainkan peran-peran yang telah direncanakan sesuai dengan
topik yang sedang dibahas.
H. ALAT BANTU
I. EVALUASI PEMBELAJARAN
J. DAFTAR PUSTAKA