Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah pribadi yang tersusun atas kesatuan harmonis antara jiwa raga dan
eksistensi mereka sebagai individu yang bermasyarakat. Manusia dilahirkan dalam
keadaan yang sangat sulit diketahu tujuan dari dilahirkannya. Sadar akan hidup dan
kehidupannya dan sadar untuk tujuan hidupnya yakni kembali kepada Yang Maha
Kuasa, Sang Pencipta manusia dan alam semesta. Hal tersebut menjelaskan bahwa
manusia adalah makhluk yang lemah dimana keberadaan manusia sangat bergantung
kepada Sang Penciptanya. Manusia tidak mampu berbuat apapun terhadap Sang
Pencipta kecuali hanya pasrah dan berserah diri kepada-Nya. Keberadaan Sang
Pencipta memberi makna yang jelas kepada diri manusia sebagai makhluk ciptaan Sang
Pencipta.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk berfikir, merasa, bersikap dan bertindak.
Manusia sebagai makhluk ciptaan yang paling sempurna diantara makhluk lain. Setiap
manusia dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain,
menjadi dirinya sendiri. Manusia mampu mengenal dan mengetahui diri sendiri. Ciri
khas manusia yang membedakannya dari hewan adalah terbentuk dari kumpulan
terpadu dari apa yang disebut dengan hakekat manusia itu sendiri. Disebut sifat hakekat
manusia karena secara hakiki tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak pada
hewan. Hewan tidak mengetahui tujuan hidup mereka hanya untuk bertahan hidup dan
berkembang biak, akan tetapi manusia lebih menyadari peran mereka untuk apa
dilahirkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud hakekat manusia menurut M. J. Langeveld?
2. Apa yang dimaksud hakekat manusia menurut Pancasila?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perbedaan hakekat manusia menurut M. J. Langevel
dan menurut Pancasila.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dari Hakekat


Hakekat menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dimaksudkan hakikat adalah
kebenaran; kenyataan; yang sebenarnya. Menurut KBBI hakikat memiliki dua definisi,
definisi berarti intisari atau dasar dan definisi berarti kenyataan yang benar
(sesungguhnya). Kata hakekat merupakan kata benda yang berasal dari bahasa Arab yaitu
dari kata “Al-Haqq” dalam bahasa Indonesia menjadi kata pokok yaitu kata “hak” yang
berarti miliki (kemampuannya), kebenaran, atau yang benar-benar ada, sedangkan secara
etimologi hakekt berarti inti sesuatu , puncak atau sumber dari segala sesuatu.

B. Pengertian Hakekat Manusia Menurut M. J. Langeveld


Menurut M. J. Langeveld (1995) (dalam Zainir, 2011) sifat hakikat manusia adalah
makhluk sosial, individualitas, dan moralitas. Sifat sosialitas menjadi dasar dan tujuan dari
kehidupan manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap anak dan
kelompoknya. Setiap manusia pasti terlibat dalam kehidupan sosial pada setiap waktu,
yang dimaksud interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu manusia atau lebih
dimana tingkah laku individu yang satu dan yang lain mempengauhi, mengubah, atau
memperbaiki tingkah laku yang lain.
Sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain, saling membantu
dan saling melengkapi. Manusia akan selalu berinteraksi dengan manusia lain untuk
mencapai tujuan hidupnya, dan interaksi tersebut merupakan suatu wadah bagi manusia
guna untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya sendiri. Sifat hakikat manusia
adalah manusia memiliki moralitas pada individu masing-masing dimana masing-masing
individu tersebut saling berinteraksi antara individu manusia satu dengan yang lain yang
disebut bersosial dengan memperhatikan suatu moralitas yang dimiliki manusia tersebut.

2
C. Pengertian Hakekat Manusia Menurut Pancasila
Menurut Pancasila (dalam Andry, 2013) yakni monopluralis, meliputi susunan kodrat
manusia yang terdiri rokhani (jiwa) dan jasmani (raga). Monopluralis sendiri artinya terdiri
dari banyak segi tetapi merupakan suatu kesauan yang tidak dapat dipisahkan. Sifat kodrat
manusia terdiri makhluk individu dan makhluk sosial serta kedudukan kodrat manusia
tersebut sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk dari Sang Pencipta. Dari
hakekat manusia meurut Pancasila adalah monopluralis yang kodrat manusia tersebut
mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga
b. Sifat kodrat manusia sebagai individu dan sosial
Manusia sebagai makhluk individu harus memiliki kesadaran diri, realita, martabat
kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lainnya, khususnya kesadaran akan
potensi-potensi pribadi. Melalui pendidikanlah manusia dapat menggali dan
mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam dirinya dan dapat mengembangkan ide-
ide yang ada dalam pikirannya serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang
dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.
Dari Manusia sebagai makhluk sosial tidak hidup dalam kesendirian, adanya hubungan
interaksi dan bersosialisasi dengan manusia lain dalam arti negatif ataupun positif. Hal
tersebut adalah suatu perwujudan dari nilai segaligus watak yang dimiliki manusia bahkan
interaksi antar individu yang dapat menyebabkan pertentangan. Dua hasrat yang dimiliki
oleh makhluk sosial antara lain :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilingnya
(Masyarakat).
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.
c. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.
Manusia sebagai makhluk religius ciptaan Sang Pencipta memiliki tujuan beribadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa diperlukan suatu ilmu melalui pendidikan sehingga
manusia dapat mengetahui dan mengenal siapa Tuhannya. Manusia dapat berpikir,
bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan yang tidak benar.

3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakekat manusia menurut M.J. Langeveld selain menjelaskan bahwa manusia
hakekatnya adalah makhluk individu dan sosial juga manusia adalah manusia memiliki
komponen moralitas serta kebebasan. Sedangkan hakekat manusia menurut Pancasila
bahwa manusia adalah makhluk monodualis individu sosial, juga modoualis jiwa raga,
manusia juga makhluk berkedudukan yakni berdiri sendiri serta kedudukannya sebagai
makhluk Tuhan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka
Poerwadarminta S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN BALAI
PUSTAKA
Suriasumantri Jujur S. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
Admin. 2015. Definisi dan Pengertian Hakikat. (Online). http://www.definisi-
pengertian.com/2015/01/definisi-dan-pengertian-hakikat.html. Diakses pada tanggal
10/03/2016. Pukul 14.40 WIB
Zainir. 2011. Hakekat Manusia. (Online). http://zainirspdmnurjaen.blogspot.com/2011/
04/hakekat-manusia.html. Diakses pada tanggal 10/03/2016. Pukul 14.43 WIB
Andry Kevin R. 2013. Manusia Monopluralis. (Online). http://kevinrevolusioner.
blogspot.com/2013/08/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar_26.html. Diakses pada
tanggal11/03/2016. Pukul 11.37 WIB

Anda mungkin juga menyukai