A. Diseminasi
Diseminasi (Bahasa Inggris: Dissemination) adalah suatu kegiatan yang
ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh
informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi
tersebut. Diseminasi merupakan tindakan inovasi yang disusun dan disebarkan
berdasarkan sebuah perencanaan yang matang dengan pandangan jauh ke
depan baik melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan,
sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi (Ibrahim, 2008).
Adapun Tujuan diseminasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama
(mutual understanding) di dalam individu maupun suatu kelompok.
B. Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan di
Ruang Kutilang pada tanggal 13 – 16 Juli 2019. Masalah yang ditemukan di
Ruang Kutilang salah satunya yaitu : Belum Optimalnya pelaksanaan orientasi
ruangan terhadap pasien baru.
1. Tahap Persiapan
Pada tanggal 24 Agustus 2019, dilakukan koordinasi dan diskusi dengan
Kepala Ruangan dan CI tentang temuan masalah belum optimalnya
pelaksanaan orientasi ruangan terhadap pasien baru. Diskusi persiapan
implementasi diseminasi ini juga membahas tentang penyediaan Standar
Operasional Prosedur (SPO) dan form checklist tentang pelaksanaan
orientasi ruangan terhadap pasien baru yang belum tersedia di ruangan.
Dari hasil diskusi, maka penanggung jawab masalah temuan ini mencari
tentang SPO dan form checklist tentang pelaksanaan orientasi ruangan
terhadap pasien baru.
27
28
2. Tahap Pelaksanaan
Implementasi diseminasi orientasi ruangan terhadap pasien baru dilakukan
pada Senin, 26 Agustus 2019 pukul 14.15 setelah operan shift selesai dan
dihadiri oleh Kepala Ruang Rawat Inap, Kepala Ruangan, CI, 9 Perawat
Pelaksana dengan menggunakan media lembar balik, pembagian SOP dan
form checklist orientasi ruangan terhadap pasien baru kepada seluruh
perawat yang menghadiri pelaksanaan implementasi diseminasi.
a. Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Orientasi kepada pasien baru merupakan informasi atau sosialisasi
kapada pasien dan keluarga tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelayanan selama di rumah sakit ( Ragusti, 2008) maka dari itu
dalam tahap ini, pemateri memberikan pemahaman yang lebih dalam
mengenai tujuan, manfaat dan akibat apabila tidak dilakukan orientasi
ruangan terhadap pasien baru. Dalam tahap ini juga, pemateri
melampirkan SOP orientasi ruangan terhadap pasien baru dari Rumah
Sakit Wava Husada dan form checklist khusus orientasi ruangan dari
RS. TMC (2018) sebagai acuan dalam pelaksanaan orientasi ruangan
terhadap pasien baru.
b. Tahap Bujukan (Persuation)
Menurut penelitian jurnal kesehatan Sukrang, dkk (2016) tentang
Pengaruh Orientasi Ruangan terhadap tingkat kecemasan pasien yang
di rawat di ruang Melon RS. Daerah Madani menegaskan bahwa
orientasi ruangan dapat menurunkan kecemasan terhadap pasien baru.
Penelitian lain oleh Eni Mulyatiningsih (2014) tentang “Pengaruh
Orientasi terhadap tingkat kecemasan Anak Pra Sekolah di Bangsal
Anak RS. Bhakti Wira Tamtama Semarang” menunjukkan adanya hasil
perbedaan kecemasan yang dialami pasien baru antara sebelum dan
sesudah dilakukan orientasi ruangan. Hal penelitian tersebut
menunjukkan bahwa orientasi ruangan terhadap pasien baru penting
dilakukan dengan alasan pasien atau keluarga pasien memasuki
lingkungan yang baru dan asing di rumah sakit. Maka dari itu,
29
3. Kriteria Keberhasilan
a. Proses
Selama proses observasi dalam pelaksanaan implementasi, perawat
sudah memahami tentang orientasi ruangan terhadap pasien baru harus
dilakukan untuk mengurangi kecemasan pasien baru terhadap
lingkungan yang baru, namun seringkali perawat hanya
memperkenalkan nama dan membeitahu letak ners station saat
melakukan orientasi kepada pasien baru. Hal tersebut menyatakan
bahwa perawat belum melakukan orientasi ruangan terhadap pasien
baru.
b. Hasil
Hasil selama proses implementasi orietasi ruangan terhadap pasien baru
di Ruang Kutilang adalah 100% perawat belum melakukan orientasi
ruangan terhadap pasien baru.
C. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi diseminasi pada tanggal 26 Agustus 2019, dan
melakukan evaluasi pada tanggal 27 - 30 Agustus 2019. Hasil evaluasi ini
berdasarkan hasil observasi setelah dilakukan implementasi selama 4 hari
dengan menggunakan lembar observasi yang disediakan oleh mahasiswa
berdasarkan SOP. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk melihat apakah
perawat melakukan orientasi ruangan kepada setiap pasien baru atau tidak.
1. Evaluasi Proses
Diseminasi dan demonstrasi mengenai pelaksanaan orientasi ruangan
terhadap pasien baru pada tanggal 26 Agustus 2019 dilakukan di ruang
rapat Kutilang dengan penyampaian materi tentang orientasi ruangan
menggunakan SOP dan lembar check list. Diseminasi dilakukan selama ±
15 menit, perawat aktif mendengarkan dan memberikan tanggapan untuk
berdiskusi mengenai pentingnya pelaksanaan orientasi ruangan terhadap
pasien baru. Setelah selesai melakukan kegiatan diseminasi selanjutnya
dilakukan demonstrasi, didapatkan hasil masih belum optimalnya
31
Diagram 4.1
Pre-Intervensi Diseminasi Orientasi Ruangan terhadap Pasien Baru
0%
Melaksanakan
Tidak melaksanakan
100%
32
Dari Tabel 4.1 dan diagram 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada saat kajian
situasi 13-16 Agustus 2019 didapatkan 17 orang perawat (100%) tidak
melaksanakan orientasi ruangan terhadap pasien baru sebelum dilakukan
intervensi diseminasi orientasi ruangan terhadap pasien baru.
Tabel 4.2
Post Intervensi Diseminasi Orientasi Ruangan terhadap Pasien Baru
Diagram 4.2
Post Intervensi Diseminasi Orientasi Ruangan terhadap Pasien Baru
0%
Melaksanakan
Tidak melaksanakan
100%