Oleh:
Femylia Fahmadiyah Yusdi¹, Awatiful Azza², Komarudin³
ABSTRAK
Pendahuluan : LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender. Istilah tersebut digunakan untuk seseorang yang memiliki hasrat seksual
dengan sejenis atau dua jenis kelamin. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan
sebuah identitas diri dan anggapan gendernya. Tujuan dari penelitian ini, untuk
mengidentifikasi permasalahan terhadap pengalaman psikologis pelaku lgbt (lesbian
gay biseksual transgender) dalam memahami identitas diri berdasarkan perspektif
gender (studi fenomenologi di wilayah kabupaten jember).
Metode : Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif dengan
metode indept interview, yang bertujuan untuk mendapatkan data deskriptif berupa
ucapan dari objek penelitian, adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
dengan menggunakan teknik snowball sampling.
Hasil : hasil peneilitian ini menunjukan ada 4 partisipan, dengan menhasilkan
sebanyak 8 tema dan 8 sub tema yang berhubungan dengan pengalaman psikologis
pelaku lgbt (lesbian gay biseksual transgender) dalam memahami identitas diri
berdasarkan perspektif gender.
Diskusi : Pengalaman psikologis pelaku LGBT dalam memahami identitasnya berada
pada masalah kebingungan dalam menentukan identitas atau bisa disebut dengan
Identitas diffusion. Ketidakberdayaan adalah alasan yang diungkapkan oleh seluruh
partisipan. Partisipan menolak untuk dikatakan sebagai pendosa, bahkan mereka
cenderung menyalahkan Tuhan terkait dengan apa yang menimpa kondisi seksual
mereka saat ini.
1
ABSTRACT
Introduction : LGBT stands for Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender. The term is
used for someone who has a sexual desire with a similar gender or bisexual. It is
closely related to an identity and gender assumptions. The purpose of this study was
to identify problems with the lesbian gay bisexual transgender experience in
understanding their identity based on gender perspective (phenomenology study in
Jember district).
Method : This research used qualitative research approach method with indept
interview method, which is aim to get descriptive data in the form of speech from
research object, as for technique used in data collection by using snowball sampling
technique.
Results : The results of this research show that there were 4 participants, with 8
themes and 8 sub themes related to the lesbian gay bisexual transgender experience
in understanding their identity based on gender perspective.
Discussion : The psychological experience of LGBT actors in understanding their
identity lies in the problem of confusion in determining identity or can be called the
identity diffusion. Powerlessness is the reason expressed by all participants.
Participants refuse to be said to be sinners, they even tend to blame God for what is
happening to their current sexual condition
2
PENDAHULUAN kelamin luar kombinasi pria-wanita
juga termasuk transgender. (
Fenomena LGBT merupakan
Foucault, Michel 2008; Oetomo
salah satu contoh gaya hidup
2013).
alternatif yang kini telah merambah
Menurut Soetjiningsih (2004)
di Indonesia, LGBT adalah singkatan
dalam Kusuma Pinasti (2012)
dari Lesbian, Gay, Biseksual dan
sebelum seseorang mengidentifikasi
Transgender . Lesbian merupakan
identitas dirinya secara seksual,
istilah yang umum digunakan untuk
individu melalui tiga tahapan yaitu
para perempuan yang mengarahkan
(1) sensitisasi dimana individu
pilihan orientasi seksualnya kepada
mengalami perasaan yang berbeda
sesama perempuan, atau perempuan
(orientasi seksual), (2) Kebingungan
yang mencintai perempuan baik itu
identitas (identity confusion)
secara fisik, seksual, atau emosional.
seseorang memiliki ketertarikan
Gay atau Homo adalah istilah untuk
lebih kuat dengan sesama jenis
laki-laki yang memiliki
daripada lawan jenis, biasanya pada
kecenderungan seksual kepada
fase ini remaja yang diidentifikasi
sesama pria, atau pria yang
sebagai homoseksual akan
mencintai pria baik secara fisik,
mempunyai kecenderungan yang
seksual, atau emosional. Biseksual
kuat terhadap penyalahgunaan drug,
adalah istilah untuk seseorang
alcohol, depresi bahkan suicide (3)
penyuka sejenis atau dua jenis
Asumsi identitas (identity
kelamin, yaitu wanita dan pria.
assumption), Pada tahap ini remaja
Biseksual kerap di pandang sebagai
mulai menerima dirinya sebagai
salah satu bentuk penyembunyian
homoseksual (gay) yang terjadi pada
identitas homoseksual atau sebagai
remaja lanjut (usia 18-21 tahun) dan
masa transisi antara identitas
mulai coming out.
heteroseksual dan identitas gay dan
Tercatat dalam lembaga yang
lesbian. Transgender adalah orang
menangani masalah LGBT, bahwa
yang cara berperilaku atau
hasil survey Yayasan Pendidikan
penampilannya tidak sesuai dengan
Kartini Nusantara diketahui , 4000
peran gender pada umumnya. Orang-
hingga 5000 penyuka sesama jenis
orang yang terlahir dengan alat
3
tersebar di Jakarta. Sedangkan Gaya ini sangat penting terhadap
Nusantara memperkirakan ada identitas seseorang nantinya
260.000 dari enam juta penduduk (Maramis, Willy F 2009).
Jawa Timur adalah homo (Oetomo Masa perkembangan remaja
2011). Jumlah tersebut belum merupakan masa dimana banyak
termasuk kaum homo di kota-kota keputusan penting menyangkut masa
besar lainnya. Dr. Dede Oetomo, depan yang harus ditentukan,
aktivis gay yang telah hidup selama misalnya tentang pekerjaan, sekolah,
18 tahun dengan pasangannya yang dan pernikahan. Selain itu, salah satu
sejenis (gay), memperkirakan secara tugas penting yang dihadapi para
nasional jumlahnya mencapai 1% remaja adalah mencari solusi atas
dari total penduduk di Indonesia pertanyaan yang menyangkut
Gatra (2003). Di Kabupaten Jember identitas dan mengembangkan
sendiri pun terdapat komunitas identitas diri yang mantap (sense of
LGBT dengan jumlah anggota yang individual identity), orientasi seksual
terdata adalah sebanyak 256 orang memiliki dimensi antara lain seperti
(Dinas Kesehatan, 2014). identitas seksual (“saya seorang
Seseorang individu yang gay”) dan tingkah laku seksual
normal baik laki-laki maupun (“saya berhubungan seks dengan pria
perempuan akan menunjukkan lain”). Identitas homoseksual dapat
perkembangan fisik yang nantinya berfungsi sebagai identitas diri (self
dalam perkembangannya akan identity), identitas yang diterima
menunjukan perbedaan fisik secara (perceived identitiy), identitas yang
signifikan antara laki-laki dan ditampilkan (presented identity), atau
perempuan. Perubahan ini di ketiga-tiganya. Seseorang yang
karenakan proses pertumbuhan memiliki pengalaman seksual dengan
produksi yang terjadi dalam diri orang yang berjenis kelamin sama
seseorang. Laki-laki dalam tidak secara otomatis menunjukkan
tubuhnya terdapat hormon yang bahwa orang itu adalah seorang
dapat kita kenal testosteron homoseksual atau biseksual (
sedangkan pada perempuan dapat Friedman, H & Maramis, W 2008).
dikenal sebagai estrogen. Hormon
4
Hal tersebut terjadi pengalaman subjektif dari berbagai
dikarenakan banyak faktor – faktor jenis dan tipe subjek yang ditemui
pendukung yang dialami oleh setiap (Moleong, 2010). Penelitian di
individu mulai dari faktor diadakan di Wilayah Kabupaten
pendidikan, faktor ekonomi, Jember, karena diwilayah kabupaten
dukungan dari orang tua, pengaruh jember terdapat suatu komunitas
teman sekitarnya dan juga stressor LGBT yang cukup besar.
yang di dapatkan. Dengan hal itulah
peneliti sangat tertarik dengan Populasi dan Tehnik Sampling
komunitas LGBT untuk diteliti lebih Dalam penelitian tidak
dalam tentang bagaimana menggunakan istilah populasi untuk
pengalaman psikologis pelaku LGBT menunjuk subjek penelitian, karena
(Lesbian Gay Biseksual penelitian kualitatif berangkat dari
Transgender) dalam memahami kasus tertentu yang ada pada situasi
identitas diri berdasarkan perspektif sosial tertentu, dan hasil kajiannya
gender (studi fenomenologi) di tidak akan di berlakukan ke populasi,
wilayah Kabupaten Jember. tetapi di transfer ke tempat lain pada
situasi sosial yang memiliki
MATERIAL DAN METODE kesamaan dengan situasi sosial pada
Penelitian kasus yang dipelajari. Sampel
Desain penelitian kualitatif penelitian pada kualitatif bukan
yang di gunakan dalam penelitian ini dinamakan responden, tetapi sebagai
adalah fenomenologi, penelitian nara sumber atau partisipan,
kualitatif dengan desain informan, teman, dan guru dalam
fenomenologi diartikan sebagai : 1) penelitian. Sampel dalam penelitian
pengalaman subjektif atau kualitatif juga bukan disebut sampel
pengalaman fenomenologikal ; 2) statistik, tetapi sampel teoritis,
suatu studi tentang kesadaran dari karena tujuan penelitian kualitatif
perspektif pokok dari seseorang adalah untuk menghasilkan teori
(Husserl). Istilah fenomenologi (Sugiono, 2010; arfikawati 2012).
sering di gunakan sebagai anggapan
umum untuk menunjuk pada
5
Pengumpulan Data dan Analisis Hasil penelitian yang telah
Data dilakukan digambarkan pada bab ini
Pada penelitian ini peneliti secara deskriptif-naratif dengan
menggunakan instrumen antara lain : setting fenomenologis, tujuannya
a. Recorder : adalah alat diamana adalah untuk mendapatkan gambaran
yang untuk merekam suara yang atau pemahaman tentang pengalaman
telah di ceritakan oleh partisipan psikologis pelaku LGBT dalam
terhadap peneliti. memahami identitas dirinya
b. Field note : adalah catatan yang berdasarkan perspektif gender di
digunakan oleh para peneliti untuk Wilayah Kabupaten Jember.
mendeskribsikan hasil rekaman Sebanyak 5 partisipan terlibat
peristiwa yang terjadi dilapangan.
dalam penelitian dan yang sudah
Penelitian ini sesuai dengan
tersaturasi adalah 4 partisipan.
karakteristik penelitian kualitatif,
untuk mendapatkan informasi maka Diantara 5 partisipan itu dijelaskan
digunakan instrumen pedoman
karakteristiknya secara terperinci
wawancara mendalam
sebagai berikut: Partisipan 1 inisial
indept interview yang dilengkapi
dengan daftar pertanyaan yang di Nn.H berusia 23 tahun merupakan
hubungkan dengan fokus
seorang lesbian yang masih
penelitianserta alat rekam suara dan
mengenyam pendidikan di salah satu
alat tulis untuk membantu penulisan
hasil penelitian (Purwandini, 2008; perguruan tinggi. Tinggal bersama
Afrikawati, 2012).
ibunya saja dan bekerja paruh waktu
6
tahun seorang gay yang masih memahami arti sebuah identitas diri
partisipan juga sebagai pemilik salah penuturan P1, P2, P3 berikut ini:
satu salon. Tn.R resmi menjadi “...aku sih sadar identitas diriku ini
perempuan mbak, perempuan ya
transgender pada tahun 2013 dan yang berperilaku lembut dan
pasangannya juga sama cowok
menjalani operasi transgender saat normal ya kaya umumnya orang-
orang aja mbak. Aku tau ini dosa
itu di negara Singapore. Partisipan 5 aku sadar betul mbak 100 persen aku
sadar aku ini dilaknat. Aku kadang
inisial Tn.B seorang biseksual kalo pas sendiri juga nangis,
sebenarnya aku ini apa aku ini
berusia 26 tahun bekerja sebagai siapa? aku ini apa? Kenapa aku
harus beperilaku hina begini tapi ya
customer service di perusahaan mau gimana mbak? Siapa sih yang
mau begini…” ( P1 )
telekomunikasi.
“…identitas itu ya dimana kita bisa
Analisa Tema jadi diri kita sendiri.. tanpa
mengikuti omongan orang lain dan
Hampir semua partisipan percaya omongan orang lain.. kaya
gitu menurut aku sih.. Jadi identitas
mengalami hal sama dari segi kita itu dari cara kita berbicara, dari
cara kita berfikir, dari cara kita
pengalaman secara psikologis. bertingkah, itu merupakan identitas
buat kita.. jadi menurut aku identitas
Peneliti menemumkan bagaimana itu ya yang membuat kita nyaman,
bahagia.. aku sadar identitasku ini
pemahaman partisipan dalam laki-laki dan di agama ini melanggar
kodrat, ya terus mau gimana lagi..
7
memang suda begini.. sudah dicoba dalam memahami identitas dirinya
buat tobat tapi ga bisa..gimana ya
wong memang naluri.. kalo nangis berdasarkan perspektif gender di
dan ya tiap sadar aku selalu
menangis ini dosa besar.. ak bingung Wilayah Kabupaten Jember. Secara
harus gimana? Apa Tuhan ini salah
ya ngasih aku identitas? Kadang aku khusus penelitian ini dirancan untuk,
mikir begitu..aku bingung..”( P2 )
memberikan gambaran, interpretasi
8
pengorganisasian atau pengaturan apa yang melakukan merupakan
9
sesama jenis, dan mengganti jenis membuat partisipan sedikit ragu
penyimpangan seksualnya
10
apa yang menimpa kondisi seksual derajat kesejahteraan mental dan
11
untuk sembuh dari abnormalitas (Lesbian) Terhadap Nilai-
Nilai Spiritual. Universitas
seksualnya. Muhammadiyah Surakarta.
12