Makhluk sosial manusia membutuhkan sebuah alat untuk menyampaikan perasaan,
gagasan dan pikiran pada manusia lainnya. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling penting bagi kehidupan manusia, bahasa mampu memberikan kekayaan makna, mampu manimbulkan misteri yang tidak ada habisnya, dan mampu memberikan suasana tertentu kepada pembacanya hal tersebut dilakukan oleh setiap pengarang yang bertujuan untuk menunjukkan sifat kreativitasnya. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tertulis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk gaya bahasa penegasan zeugma, koreksio atau epanartosis dan erotesi atau pertanyaan retoris dalam kumpulan cerita Derana karya Wirasakti Setyawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerita Derana karya Wirasakti Setyawan yang diterbitkan oleh TransMedia Pustaka. Data pada penelitian ini berupa kata dan kalimat yang menunjukkan adanya penggunaan gaya bahasa retoris zeugma,koreksio atau epnartosis, dan erotesi atau pertanyaan retoris. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui pemilihan objek, dokumentasi, pembacaan data, pemilihan data, pengkodean data. Penelitian tersebut dianalisis dengan menggunakan teori dari Gorys Keraf. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kumpulan cerita Derana karya Wirasakti Setyawan terdapat penggunaan gaya bahasa retoris zeugma untuk menunjukan suatu kata yang dipakai membawahi dua kata berikutnya dan hanya cocok untuk salah satunya seperti “apakah lautku melangitkan atau menenggelamkan?”. Penggunaan gaya bahasa retoris koreksio atau epanatosis yang awal mulanya menegaskan sesuatu tetapi kemudian memperbaikinya seperti “perkenalkan, aku laki-laki berkepala keras yang berdaulat atas diri sendiri dan logika-logika dipikiranku sendiri. Walaupun begitu, aku adalah laki-laki yang romantis”. Penggunaan gaya bahasa retoris erotesi atau pertanyaan retoris yang mengungkapkan suatu kalimat pertanyaan yang menghendaki adanya jawaban iya atau tidak seperti “kujemput nanti malam pukul tujuh. Kenakan pakaian terbaikmu. Aku ingin melihat Tuan Putri secantik-cantiknya dari yang pernah ada. Bisa?” yang sering ditemukan dengan ditandainya tanda (?) dan ditambahkannya sufiks (- kah) pada kata tanya yang berfungsi sebagai penegas dalam suatu kalimat pertanyaan tersebut.
Kata kunci : stilistika, gaya bahasa zeugma, koreksio atau epanartosis, erotesi atau pertanyaan retoris.