Anda di halaman 1dari 8

P E M E R I N TA H K A B U PAT E N

MALANG
D I N A S K E S E H ATA N
UPT PUSKESMAS LAWANG
JL.Raya Sumberwaras Kelurahan Kalireo Kecamatan Lawang
No Telp.(0341) 423189 - Email: puskesmaslawang@gmail.com
MALANG

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS LAWANG
NOMOR : 440/VIII-01/SK/35.07.103.137/2016

TE NTAN G
PELAKSANAAN KEWASPADAAN ISOLASI DI UPT PUSKESMAS LAWANG
KEPALA UPT PUSKESMAS LAWANG

Menimbang : a. Bahwa untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian


infeksi yang bertujuan untuk melindungi pasien, petugas
kesehatan, pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan
serta masyarakat dalam lingkungannya
b. Bahwa dengan cara memutus siklus penularan penyakit
infeksi melalui kewaspadaan standar dan berdasarkan
transmisi. Bagi pasien yang memerlukan isolasi, maka akan
diterapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan
transmisi di UPT Puskesmas Lawang.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf
a dan b perlu menetapkan Keputusan Kepala UPT
Puskesmas Lawang tentang kewaspadaan isolasi di UPT
Puskesmas Lawang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1049)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 42 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1422);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 Tentang Pedomamn Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LAWANG TENTANG


PELAKSANAAN KEWASPADAAN ISOLASI DI UPT PUSKESMAS
LAWANG.

Kesatu : Pelaksanaan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan


standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi di UPT
Puskesmas Lawang.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lawang
Pada Tanggal : 25 Januari 2016

KEPALA UPT PUSKESMAS


LAWANG

dr.Nur Syamsu Dhuha

LAMPIRAN :
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LAWANG
NOMOR :
440/VIII-01/SK/35.07.103.137/2016
TENTANG :
PELAKSANAAN KEWASPADAAN ISOLASI DI UPT
PUSKESMAS LAWANG

PELAKSANAAN KEWASPADAAN ISOLASI DI UPT PUSKESMAS LAWANG


I. SECARA UMUM
1. Kewaspadaan standar diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh
pasien di UPT Puskesmas Lawang baik yang telah didiagnosis,diduga
terinfeksi atau kolonisasi.
2. Kewaspadaan standar diterapkan untuk mencegah transmisi silang sebelum
pasien di diagnosis, sebelum adanya hasil pemeriksaan laboratorium dan
setelah pasien didiagnosis.
3. Kewaspadaan standar harus dipahami, dipatuhi dan diterapkan oleh Tenaga
kesehatan seperti petugas laboratorium, rumah tangga, sterilisasi,
pembuang sampah dan lainnya juga berisiko besar terinfeksi.
4. Kewaspadaan standar harus dilaksanakan dan dipatuhi, yaitu kebersihan
tangan, Alat Pelindung Diri (APD),dekontaminasi peralatan perawatan
pasien,kesehatan lingkungan, pengelolaan limbah, penatalaksanaan linen,
perlindungan kesehatan petugas, penempatan pasien, hygiene
respirasi/etika batuk dan bersin, praktik menyuntik yang aman dan praktik
lumbal pungsi yang aman.
5. Kewaspadaan berdasarkan transmisi sebagai tambahan Kewaspadaan
Standar yang dilaksanakan sebelum pasien didiagnosis dan setelah
terdiagnosis jenis infeksinya Suatu infeksi dapat ditransmisikan lebih dari
satu cara yaitu : melalui kontak, melalui droplet, melalui udara (Airborne
Precautions), melalui common vehicle (makanan, air, obat, alat, peralatan),
melalui vektor (lalat, nyamuk, tikus).

II. SECARA KHUSUS


1. Penempatan pasien tidak infeksius
1) Menggunakan kewaspadaan standar
a. Penempatan Pasien :
a) Pasien bisa ditempatkan di semua ruang perawatan
kecuali ruang isolasi.
b. Kebersihan Tangan
a) Lakukan lima saat (5 moment) kebersihan tangan
b) Gunakan cairan berbasis alkohol (handrub) dan atau
sabun antiseptik (handwash)
c) Lakukan 6 langkah cuci tangan
c. Alat Pelindung Diri (APD)
a) Sarung Tangan
 Pakai sarung tangan bila menyentuh darah, cairan
tubuh, sekresi, ekskresi dan barang-barang
terkontaminasi.
 Pakai sarung tangan sebelum menyentuh lapisan
mukosa dan kulit yang luka (non-intact skin). Ganti
sarung tangan di antara dua tugas dan prosedur
berbeda pada pasien yang sama setelah
menyentuh bagian yang kemungkinan
mengandung banyak mikroorganisme. Lepas
sarung tangan setelah selesai melakukan
tindakan,
sebelum menyentuh barang dan permukaan
lingkungan
 yang tidak terkontaminasi dan sebelum berpindah
ke pasien lain, dan cuci tangan segera untuk
mencegah perpindahan mikroorganisme ke
pasien lain atau lingkungan
b) Masker, Pelindung Mata,dan Pelindung Wajah.
 Gunakan masker dan pelindung mata atau wajah
untuk melindungi lapisan mukosa pada mata,
hidung dan mulut saat melakukan prosedur atau
aktifitas perawatan pasien yang memungkinkan
adanya cipratan darah, cairan tubuh, sekresi dan
ekskresi
c) Gaun Pelindung
 Gunakan gaun pelindung untuk melindungi kulit
dan untuk mencegah ternodanya pakaian saat
melakukan prosedur dan aktifitas perawatan
pasien yang memungkinkan adanya cipratan
darah. Lepas gaun kotor sesegera mungkin dan
cuci tangan untuk mencegah perpindahan
mikroorganisme ke pasien lain atau lingkungan.
d) Peralatan Perawatan Pasien
 Penanganan peralatan pasien yang terkena darah,
cairan tubuh, sekresi, dan ekskresi hendaknya
diperlakukan sedemikian rupa sehingga tidak
bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa,
tidak mengotori pakaian, dan tidak memindahkan
mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan.
Pastikan bahwa peralatan yang dapat dipakai
ulang tidak dipakai lagi untuk pasien lain sebelum
dibersihkan dan diproses selayaknya. Pastikan
bahwa peralatan sekali pakai, dan yang
terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi
dibuang dengan cara yang benar
e) Pengendalian Lingkungan
 Lakukan prosedur untuk perawatan rutin,
pembersihan, dan desinfeksi permukaan
lingkungan, tempat tidur, peralatan di samping
tempat tidur dan pinggirannya, permukaan lainnya
yang sering disentuh, dan pastikan kegiatan ini
dilaksanakan dan dimonitor. Puskesmas harus
mempunyai desinfektan standar
 Linen
Tangani, tranportasikan dan proseslah linen yang
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh,
sekresi dan ekskresi dengan baik sehingga tidak
bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa,
tidak mengotori pakaian, dan tidak memindahkan
mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan.
f) Kesehatan Karyawan / Perlindungan Petugas
Kesehatan
 Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala
terhadap petugas kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan khusus terhadap petugas yang bekerja
di tempat berisiko tinggi serta pemberian
imunisasi.
 Penatalaksanaan limbah benda tajam dan tertusuk
jarum, dan alat tajam lain ditangani sesuai Standar
Prosedur Operasional (SPO) berkoordinasi dengan
petugas sanitarian
 Pakai mouthpiece, kantong resusitasi, dan
peralatan ventilasi lain sebagai pengganti
pernafasan dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth
resuscitation) dan hendaknya diletakkan di tempat
yang sering dibutuhkan

2. Penempatan pasien infeksius


1) Transmisi Airborne
a. Penempatan Pasien
 Ruangan bertekanan udara negatif dibandingkan
dengan ruangan sekitarnya
 Memiliki saluran pengeluaran udara ke lingkungan
yang memadai atau memiliki sistem penyaringan
udara yang efisien sebelum udara disirkulasikan ke
ruang lain. Pintu harus selalu tertutup dan pasien
tersebut ada di dalamnya. Bila tidak tersedia
kamar tersendiri, tempatkan pasien bersama
dengan pasien lain yang terinfeksi aktif dengan
mikroorganisme yang sama. Dilarang
menempatkan pasien dengan pasien jenis infeksi
lain. Bila tidak tersedia kamar tersendiri dan
perawatan gabung tidak diinginkan, konsultasikan
dengan petugas Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi sebelum menempatkan pasien
a) Perlindungan Pernafasan (Masker) Gunakan masker
partikulat N-95 bila memasuki kamar pasien yang
diketahui atau dicurigai menderita airborne diseases
(TBC, Varicella, Rubella, dll). Orang yang rentan
dilarang memasuki kamar pasien kecuali petugas yang
telah imun. Orang yang telah pernah terkena Varicella
atau Campak tidak perlu memakai masker. Pasien harus
selalu menggunakan masker
b) Transport Pasien Batasi gerakan dan transportasi
pasien hanya kalau diperlukan saja. Bila memang
dibutuhkan transportasi, pasien diberi masker untuk
cegah menyebarnya droplet nuklei. Ambulans harus
selalu didesinfeksi setelah mengantar pasien dengan
penyakit menular maupun suspek. Peralatan di dalam
mobil ambulans harus disterilisasi
c) Hygiene Respirasi/Etika Batuk Untuk penyakit yang
ditransmisikan melalui droplet besar dan atau droplet
nuklei maka etika batuk harus diterapkan kepada semua
individu (pasien, petugas dan pengunjung) dengan
gejala gangguan pada saluran nafas

2) Transmisi Droplet.
a. Penempatan Pasien
a) Tempatkan pasien di ruang terpisah bila tidak
dimungkinkan kohorting. Bila keduanya tidak
memungkinkan, maka buat pemisah dengan jarak >1
meter antara tempat tidur pasien dengan pengunjung.
Tidak dibutuhkan penanganan udara dan ventilasi yang
khusus, dan pintu boleh tetap terbuka.
b) Masker.
Gunakan masker bila bekerja dalam radius 1 meter
terhadap pasien.
c) Transport Pasien
Batasi gerak dan transportasi pasien dengan
mengenakan masker pada pasien dan menerapkan
etika batuk

3) Transmisi Kontak
a. Penempatan Pasien
a) Tempatkan di ruang rawat terpisah, bila tidak
memungkinkan kohorting. Bila keduanya tidak
memungkinkan, maka pertimbangkan epidemiologi
mikrobanya dan populasi pasien. Tempatkan dengan
jarak >1 meter (3 kaki) antar tempat tidur dan
pengunjung. Bicarakan dengan petugas PPI. Jaga agar
tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien
lain.
b) Sarung Tangan, Gaun/Apron dan Cuci Tangan Pakailah
sarung tangan (lateks bersih non steril) saat memasuki
kamar dan merawat pasien, ganti sarung tangan setelah
kontak dengan bahan infeksius (feses dan drainase
luka). Lepas sarung tangan sebelum meninggalkan
lingkungan pasien dan segera lakukan kebersihan
tangan dengan cuci tangan atau handrub. Pakailah gaun
(bersih non steril) saat memasuki kamar pasien dan
lepaskan sebelum keluar kamar pasien
c) Transport Pasien. Batasi gerak dan transportasi pasien
hanya kalau perlu saja. Bila diperlukan pasien keluar
ruangan, pastikan kewaspadaan tetap terjaga untuk
meminimalkan risiko transmisi mikroorganisme ke
pasien lain dan lingkungan.
d) Praktek Menyuntik Aman Pakai jarum yang steril, sekali
pakai pada tiap suntikan untuk mencegah kontaminasi
pada peralatan injeksi dan terapi.
e) Peralatan Perawatan Pasien Penggunaan peralatan
non-kritikal hanya untuk satu pasien saja atau
digunakan bersama dengan pasien yang terinfeksi
mikroba yang sama. Bila penggunaan bersama tidak
dapat dihindari, maka desinfeksi peralatan tersebut
sebelum digunakan oleh pasien
KEPALA UPT PUSKESMAS
LAWANG

dr.Nur Syamsu Dhuha


NIP.19771202 201001 1 002

Anda mungkin juga menyukai