Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi (Latar Belakang) Pentingnya CJR

Sering kali kita bingung memilih referensi jurnal untuk kita baca

dan pahami. Terkadang kita memilih satu jurnal,namun kurang

memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan

tentang kepemimpinan .

Oleh karena itu, penulis membuat Critical Jurnal Review ini untuk

mempermudah pembaca dalam memilih referensi jurnal, terkhusus pada

pokok bahasan tentang kepemimpinan dan memberikan pengetahuan

kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangan jurnal yang dipilih

B. Tujuan Penulisan CJR

1) Menumbuhkembangkan pengetahuan dan wawasan akan ilmu

pengetahuan tentang Kepemimpinan

2) Menjelaskan tentang konsep-konsep penting yang berhubungan

dengan Kepemimpinan

C. Manfaat CJR

1. Manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan critical

journal review ini adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami

secara mendalam mengenai kelebihan dan kekurangan jurnal yang

berjudul Pengaruh Kepemimpinan terhadap Komunikasi,

Kepuasaan Kerja, dan Komitmen Organisasi Pada Industri

Perbankan

1
D. Identitas Jurnal yang direview

Jurnal 1

1. Judul Artikel : Pengaruh Kepemimpinan terhadap

Komunikasi, Kepuasaan Kerja, dan

Komitmen Organisasi Pada Industri

Perbankan

2. Nama Journal : Hub Asia

3. Edisi Terbit :1

4. Pengarang Artikel : Rachmad Hidayat

5. Penerbit : Makara Seri Sosial Humaniora

6. Kota Terbit : Madura

7. Nomor ISSN :

8. Alamat Situs : hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia

Jurnal 2

1. Judul Artikel : Analisis Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi

dan Kinerja Karyawan

2. Nama Journal : Jurnal Studi Manajemen dan

Organisasi

3. Edisi Terbit :2

4. Pengarang Artikel : Susilo Toto Rahardjo

2
5. Penerbit : Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis

6. Kota Terbit : Semarang

7. Nomor ISSN :

8. Alamat Situs : hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia

3
BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL

Review Jurnal 1

Pengaruh Kepemimpinan terhadap Komunikasi, Kepuasaan Kerja, dan

Komitmen Organisasi Pada Industri Perbankan

Rachmad Hidayat

A. Pendahuluan

Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekelompok individu dalam

mencapai tujuan tujuan tertentu. Efektif tidaknya organisasi tergantung

kepada sinergi atau kerja sama individu dan kelompok dalam organisasi

dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Sikap dan perilaku individu

dalam organisasi semakin diperlukan untuk mendorong efektivitas

organisasi yang merupakan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan

berdasarkan usaha bersama. Robbins (1998:22) menyatakan terdapat 4

(empat) outcome dari perilaku anggota organisasi yang utama bagi

efektivitas organisasi, yaitu produktivitas, kemangkiran, turnover, dan

kepuasan kerja. Keempat outcome tersebut dapat ditelaah baik pada unit

analisis individual, kelompok, maupun organisasi. Pada level individual,

faktor-faktor yang mempengaruhi outcome sepenuhnya bersumber dari

karakteristik internal anggota, meliputi karakteristik demografis, ciri

kepribadian, nilai dan sikap pribadi, motivasi serta kemampuan (ability)

dasar yang dimiliki pegawai. Steers (1995:142) mendefinisikan komitmen

sebagai sifat hubungan dengan organisasi. Seseorang mempunyai

komitmen yang tinggi pada organisasi jika memperlihatkan: (1) keinginan

yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, (2)

kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi,

4
(3) kepercayaan terhadap penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan

tujuan organisasi Robbins (1998:140). Usaha membangun komitmen

digambarkan sebagai usaha untuk menjalin hubungan jangka panjang.

Pegawai yang mempunyai komitmen terhadap organisasi kemungkinan

tetap bertahan dibandingkan dengan pegawai yang tidak komit. Allen and

Meyer (1990) membagi komitmen organisasi menjadi tiga dimensi, yaitu:

affective, continuance dan normative. Affective commitment bersumber

dari keterikatan emosional atau psikologis dengan organisasi. Continuance

commitment bersumber dari pertimbangan seseorang yang sudah banyak

menginvestasikan sumber daya, kapasitas pribadi (pengetahuan dan

ketrampilan) pada organisasi, sehingga sangat berisiko/mahal jika keluar

dari organisasi. Adapun normative commitment bersumber dari alasan

moralitas, yaitu individu bertanggung jawab secara moral untuk loyal

kepada organisasi. Sebagai tambahan pada komponen afektif yang serupa

dengan yang dikembangkan oleh Mowday et al., (1982), pendekatan tiga

komponen menyatakan bahwa kontinuansi dan komitmen normatif adalah

juga bagian dari keseluruhan komitmen atitudinal. Komitmen kontinuansi

didasarkan pada penilaian pragmatik pegawai tentang biaya dan

keuntungan tetap tinggal dengan sebuah organisasi dan komitmen

normatif didasarkan pada perasaan kewajiban moral atau tanggung jawab

terhadap organisasi yang mempekerjakan. Scholl (1981) mengidentifikasi

ada empat faktor yang mempengaruhi komitmen seseorang terhadap

organisasi, yaitu; 1) investments (investasi), 2) reciprocity (balas budi), 3)

lack of alternatives (keterbatasan alternatif), dan 4) identification

(persamaan nilai pribadi dengan organisasi). Brown and Gaylor (2002)

menyatakan bahwa komitmen organisasi bukan hanya kesetiaan kepada

organisasi, tetapi adalah suatu proses yang berjalan dengan para pegawai

yang mengekspresikan kepedulian mereka pada organisasi dalam bentuk

5
kesuksesan dan prestasi tinggi. Memiliki pegawai yang berkomitmen kuat

pada organisasi memberikan banyak keuntungan bagi organisasi, antara

lain tumbuhnya extra role behavior (ERB), yaitu perilaku inovatif dan

spontan yang positif bagi organisasi, di luar perilaku normal yang hanya

berdasarkan dorongan memperoleh imbalan (Scholl, 2002). Beberapa studi

empiris membuktikan bahwa kepuasan kerja merupakan antesenden

penting dari komitmen organisasi (Testa, 2000; Brown and Gaylor, 2002;

Feinstein and Vondrasek; 2001; Lopopolo; 2002).

B. Deskripsi Isi

Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan

kepada para karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka

bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika

itu di bawah standar. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja merupakan

sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam

kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dalam menunjukkan

kekecewaan ataupun rasa puas mereka. Komunikasi menyatakan

ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan

perannya mempermudah dalam pengambilan keputusan. Komunikasi

memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk

mengambil keputusan dan meneruskan data guna mengenali dan menilai

pilihan alternatif. Tidak satu pun dari keempat fungsi ini seharusnya

dilihat dengan lebih penting daripada yang lain. Agar berkinerja efektif,

kelompok itu perlu mempertahankan beberapa ragam kontrol terhadap

anggotanya, merangsang para anggota untuk berkinerja, menyediakan

sarana untuk pengungkapan emosi, dan mengambil keputusan. Hampir

semua interaksi komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau

6
organisasi menjalankan satu atau lebih dari keempat fungsi ini. Melalui

komunikasi, berbagai pihak dapat saling berbagi informasi, mereduksi

perasaan keraguan, ketidakjelasan informasi, kebimbangan, serta

prasangka negatif. Dampak penting dari komunikasi adalah potensinya

dalam menumbuhkan kepercayaan dan memupuk komitmen kemitraan

antarpihak yang ada dalam sistem

Review Jurnal 2

Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen

Organisasi dan Kinerja Karyawan

Susilo Toto Rahardjo

A. Pendahuluan

Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam

sebuah organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam

organisasi berskala besar, sumber daya manusia dipandang sebagai unsur

yang sangat menentukan dalam proses pengembangan usaha peran

sumber daya manusia menjadi semakin penting (Tadjudin, 1995).

Perkembangan dunia usaha akan terealisasi apabila ditunjang oleh sumber

daya manusia yang berkualitas. Kepemimpinan merupakan salah satu isu

dalam manajemen yang masih cukup menarik untuk diperbincangkan

hingga dewasa ini. Media massa, baik elektronik maupun cetak, seringkali

menampilkan opini dan pembicaraan yang membahas seputar

kepemimpinan. Peran kepemimpinan yang sangat strategis dan penting

bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi, merupakan salah

satu motif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki seluk-beluk

yang terkait dengan kepemimpinan. Kualitas dari pemimpin seringkali

7
dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan

organisasi (Bass, 1990, dalam Menon, 2002) demikian juga keberhasilan

atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun

publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan

pemimpin. Begitu pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai

pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang

perilaku keorganisasian. Schein (1992), Nahavandi&Malekzadeh (1993),

dan Kouzes&Posner (1987;1993) menyatakan pemimpin mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi. Pemimpin

memegang peran kunci dalam memformulasikan dan

mengimplementasikan strategi organisasi. (dalam Su’ud, 2000)

B. Deskripsi Isi

etta, 1996, dalam Muh Su’ud, 2000), seseorang menjadi pemimpin karena

dipersepsikan pihak lain sebagai pemimpin. Pemimpin adalah obyek

persepsi, apakah akan dipersepsi sebagai orang yang kredibel, juga

tergantung pada pelaku persepsi (perceiver) dalam menyeleksi,

mengorganisasikan, dan menafsirkan informasi yang diterimanya.

Penjelasan yang lebih spesifik tentang gaya kepemimpinan dikemukakan

oleh Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2001), yaitu pola perilaku yang

diperlihatkan oleh orang itu pada saat mempengaruhi aktivitas orang lain

seperti yang dipersepsikan orang lain. Gaya kepemimpinan yang

dimaksudkan dalam pengertian ini merupakan persepsi orang lain,

pengikut atau bawahan yang akan dipengaruhi perilakunya dan bukannya

persepsi pemimpin itu sendiri. Segala sesuatu yang dikatakan, dilakukan

dan segala perasaan yang ditunjukkan adalah diamati oleh orang lain dan

memiliki pengaruh terhadap organisasi. Para pemimpin mewarisi

tanggung jawab untuk memberi teladan perilaku yang diinginkan bukan

8
hanya untuk memberi manfaat bagi organisasi, tetapi juga bagi manfaat

orangorang yang mereka bimbing. Di sepanjang sejarah, model-model

memiliki pengaruh yang penting terhadap pertumbuhan dan

perkembangan manusia. Seperti yang terbukti benar pada seluruh agama

dan pemerintahan yang sukses; para pemimpin memodelkan standar, iklim

dan ekspektasi bagi organisasi. (Scarnati, 2002)

Seperti yang telah dikemukakan oleh Porter dan Miles (dalam Stoner dan

Freeman, 1989) bahwa ada 3 hal yang mempengaruhi kinerja seseorang,

yaitu motivasi, kemampuan dan persepsi peran. Timpe (1999) juga

menyatakan bahwa yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang

karyawan adalah perilaku manajemen dan desain jabatan. Jadi kalau

seseorang karyawan memiliki persepsi yang positif tentang karir masa

depannya yang merupakan salah satu kebijakan dari pihak manajemen,

maka ia akan memiliki kinerja yang positif pula.(dalam Rahayu, 2001) Studi

yang dilakukan Redmond et.al (1993), melaporkan bahwa kreativitas

pekerja meningkat jika pemimpin menerima dan menunjukkan

penghargaan terhadap perbedaan kognitif dan ketidaksesuaian. Demikian

juga apabila para pemimpin memiliki dorongan motivasi yang kuat

terhadap tugas-tugas kreatif karyawan yang pada akhirnya mempengaruhi

kinerja pekerja itu sendiri. (dalam Tierney, et.al, 1999). Untuk

mempertimbangkan interaksi antara para pemimpin dan pekerja, kinerja

yang tinggi akan menjadi satu kesatuan dalam kontribusi yang tergantung

pada kedua belah pihak. (Le Pine, Hollenbeck, Ilgen&Hedlund, 1997 dalam

Tierney, et.al, 1999)

9
BAB III

PEMBAHASAN/ANALISIS

A. Pembahasan Isi Journal

Pada jurnal 1 dijelaskan bahwa Komunikasi membantu perkembangan

motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus

dilakukan, bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan

untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar. Bagi banyak

karyawan, kelompok kerja merupakan sumber pertama untuk interaksi

sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan

mekanisme fundamental dalam menunjukkan kekecewaan ataupun rasa

puas mereka. Komunikasi menyatakan ungkapan emosional dari perasaan

dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir yang dilakukan oleh

komunikasi berhubungan dengan perannya mempermudah dalam

pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang

diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dan

meneruskan data guna mengenali dan menilai pilihan alternatif.

Sedangkan pada jurnal 2 dijelaskan bahwa Seperti yang telah dikemukakan

oleh Porter dan Miles (dalam Stoner dan Freeman, 1989) bahwa ada 3 hal

yang mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu motivasi, kemampuan dan

persepsi peran. Timpe (1999) juga menyatakan bahwa yang berpengaruh

terhadap kinerja seseorang karyawan adalah perilaku manajemen dan

desain jabatan. Jadi kalau seseorang karyawan memiliki persepsi yang

positif tentang karir masa depannya yang merupakan salah satu kebijakan

dari pihak manajemen, maka ia akan memiliki kinerja yang positif

pula.(dalam Rahayu, 2001) Studi yang dilakukan Redmond et.al (1993),

melaporkan bahwa kreativitas pekerja meningkat jika pemimpin menerima

10
dan menunjukkan penghargaan terhadap perbedaan kognitif dan

ketidaksesuaian. Demikian juga apabila para pemimpin memiliki dorongan

motivasi yang kuat terhadap tugas-tugas kreatif karyawan yang pada

akhirnya mempengaruhi kinerja pekerja itu sendiri. (dalam Tierney, et.al,

1999). Untuk mempertimbangkan interaksi antara para pemimpin dan

pekerja, kinerja yang tinggi akan menjadi satu kesatuan dalam kontribusi

yang tergantung pada kedua belah pihak. (Le Pine, Hollenbeck,

Ilgen&Hedlund, 1997 dalam Tierney, et.al, 1999) Dan pada jurnal 3

dijelaskan bahwa Pemimpin adalah sebagai motor penggerak atau inti

suksesnya tujuan organisasi, lebih-lebih dalam kehidupan negara dan

pemerintahan, sosok seorang pemimpin sangat menentukan. Pemimpin

sangat diperlukan di bidang apa pun di dunia ini, lebih-lebih dalam

pemerintahan sangat diperlukan pemimpin yang baik dan berkualitas.

dengan kepemimpinan yang baik, maka tujuan organisasi dapat tercapai

sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya

11
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel Journal

A. Kelebihan Jurnal

Jurnal 1

Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya,

namun pastilah ada beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya

ilmiah/tulis. Kelebihan dalam jurnal pertama yang berjudul Pengaruh

Kepemimpinan terhadap Komunikasi, Kepuasaan Kerja, dan Komitmen

Organisasi Pada Industri Perbankan adalah terletak pada materi yang cukup

lengkap terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut yang lengkap dan

mendetail, kemudian kelebihan dari jurnal tersebut adalah penulis dapat

mengembangkan beberapa poin-point kecil namun cukup penting untuk di kaji,

dan penulis melakukannya dengan cukup baik. Kemudian jurnal ini sangat

terpercaya karena penulis mencantumkan banyak referensi/daftar pustaka

sehingga jurnal tersebut sangat memikat.

Jurnal 2

Berikutnya kelebihan pada jurnal kedua yang berjudul Analisis Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja

Karyawan.terlihat pada tiap-tiap kalimat, yang mana pada tiap-tiap kalimat

tersebut sangat menarik dan tersusun dengan rapi sehingga menarik minat para

pembaca. Kemudian jurnal memiliki daftar pustaka atau referensi yang cukup

banyak sehingga terkesan lebih berisi dengan kata lain jurnal terlihat lebih

terpercaya dan kuat dikarenakan banyaknya referensi yang tercantum. Kelebihan

berikutnya terletak pada segi kepenulisan sang penulis yang cukup baik dengan

12
tidak bertele-tele dalam menulis/menyimpulkan materinya, penulis juga

memasukkan poin-poin penting kedalam jurnal dengan uraian yang lengkap

namun tidak boros kalimat.

B. Kekurangan Jurnal

Jika kita mencari sebuah kekurangan dalam sebuah karya sastra maupun karya

ilmiah setiap penulis mempunyai kemampuan dan metode yang berbeda-beda.

Namun menurut saya kekurangan yang ada dalam jurnal ini antara lain adalah :

Jurnal 1

Jurnal yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan terhadap Komunikasi,

Kepuasaan Kerja, dan Komitmen Organisasi Pada Industri Perbankan ini memiliki

kekurangan yaitu abstrak hanya ditampilkan dalam bahasa indonesia saja yang

mana seharusnya abstrak harus disertakan juga dengan bahasa inggris. Penulis

juga tidak mencantumkan kata kunci pada abstrak. Kemudian jurnal tersebut juga

memiliki kekaburan makna dibeberapa sub judul dan membuat pembaca sedikit

bingung.

Jurnal 2

Abstrak hanya ditampilkan dalam bahasa asing (inggris) saja, yang mana

akan membuat pembaca sedikit bingung atau kemungkinan terjadinya kekaburan

makna karena tidak semua pembaca dapat berbahasa asing. Kemudian jurnal

yang berjudul : Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan

Kerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan ini juga mengalami beberapa

13
kesalahan dalam pengeditan kata misalnya kekurangan huruf dalam kata atau

kalimat. Kemudian, penulis tidak menyertakan kata kunci pada akhir abstrak

yang seharusnya dalam membuat jurnal, penulis harus menyertakan kata kunci

sebagai identitas dari abstrak itu sendiri.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menemukan bahwa faktor penting yang mempengaruhi

komitmen organisasi adalah kepemimpinan dan komunikasi organisasi.

Sementara disisi lain komunikasi organisasi dan kepuasan kerja secara

bersama-sama merupakan mediator bagi kepemimpinan dalam

mempengaruhi komitmen organisasi. Untuk penelitian lebih lanjut

diharapkan obyek penelitian dapat diperluas pada seluruh wilayah

Indonesia. Penelitian untuk seluruh wilayah Indonesia akan ditemui latar

belakang sosial, ekonomi dan budaya yang berbeda sehingga kemungkinan

akan terbentuk pola perilaku yang berbeda. Penelitian lebih lanjut juga

akan dilaksanakan untuk mengembangkan model dengan melibatkan

masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan dan mengembangkan

variabel-variabel penelitian yang berhubungan dengan masyarakat sebagai

konsumen sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih kompleks.

B. Rekomendasi

Didalam kelebihan dari kedua jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan

diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi

untuk mencapai hasil yang lebih maksimal

15
DAFTAR PUSTAKA

hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article

ejournal.undip.ac.id/index.php/smo/article

16

Anda mungkin juga menyukai