PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
analisis bahasa, pembahasan tentang kepemimpinan .
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi,terkhusus pada pokok bahasan tentang
kepemimpinan.
C. Manfaat CBR
a. Mencari dan mengetahui informasi yang ada di dalam buku
b. Untuk menambah pengetahuan para pembaca
c. Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
d. Menambah wawasan penulis
e. Melatih penulis berpikir kritis
BUKU UTAMA
1
7. ISBN : 979-692-972-6
BUKU PEMBANDING
BAB II
Bab I
2
Pendahuluan
Kandungan pokok buku ini terdiri atas dua macam, yakni: 1) hal belajar; dan 2) hal
mengajar.Hal-hal pokok tersebut dijadikan intisari pembahasan dalam buku ini mengingat
peranannya yang vital dalam setiap proses pengajaran baik dalam satuan pendidikan sekolah
maupun satuan pendidikan luar sekolah.
Dalam buku ini, pembahasan mengenai belajar dan mengajar dengan segala bentuk dan
manifestasinya dilakukan dengan aplikasi pendekatan kognitif (cognitive approach).Artinya,
setiap topik bahasan mengenai belajar dan mengajar yang melibatkan siswa dan guru itu
sebagian besar kalau tidak seluruhnya diuraikan berdasarkan pertimbangan teori-teori dan
temuan-temuan riset psikologi kognitif.
Dalam buku ini, hal-hal yang berkaitan dengan mengajar-mengajar seperti tahapan proses
belajar dan mengajar, kategorisasi elemen-elemen konsep, dan pola hubungan antarelemen-
elemen tersebut, sebagian penyusun ikhtisarkan dalam bentuk model-model sederhana.
Bab II
1.Definisi Psikologi
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris
psychology.Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek
(Yunani), yaitu: 1) psyche yang berarti jiwa; 2) logos yang berarti ilmu.Jadi, secara harfiah
psikologi memang berarti ilmu jiwa.Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan
para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah
laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang primitif sampai yang paling modern.Namun
ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuwan dan filosof, psikologi memiliki batas-
batas tertentu yang berada di luar kaidah keilmuwan dan etika filosofis.Kaidah saintifik dan
patokan etika filosofis ini tak dapat dibebankan begitu saja sebagai muatan psikologi (Reber,
1988).
3
Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri, psikologi memiliki akar-akar yang kuat dalam
ilmu kedokteran dan filsafat yang hingga sekarang masih tampak pengaruhnya.Dalam ilmu
kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan terasa oleh organ-
organ biologis (jasmaniah).Sedangkan dalam filsafat yang sebenarnya “ibu kandung”
psikologi itu, psikologi berperan serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang
berkaitan dengan akal, kehendak, dan pengetahuan.Karena kontak dengan berbagai disiplin
ilmu itulah, maka timbul bermacam-macam definisi psikologi yang satu sama lain berbeda,
seperti:
a. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
b. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
c. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior) dan lain-lain
definisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang mendefinisikannya.
2.Definisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi
“mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan.Dalam memelihara dan memberi
latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991: 232).Selanjutnya, pengertian
“pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.Dalam bahasa inggris, education (pendidikan) berasal dari kata
educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan
mengembangkan (to envolve, to develop).Dalam pengertian yang sempit, education atau
pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memeroleh pengetahuan (McLeod,
1989).
Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin psikologi, bukan psikologi itu
sendiri.Mereka menganggap psikologi pendidikan tidak memiliki teori, konsep, dan metode
sendiri.Hal ini konon terbukti dengan banyaknya hasil-hasil riset psikologi lain yang
diangkat menjadi teori, konsep, dan metode psikologi pendidikan.
Salah seorang ahli yang menganggap pendidikan sebagai subdisiplin psikologi terapan
(applicable) adalah Arthur S. Reber (1988) seorang guru besar psikologi pada Brooklyn
College, University of New York City, University of British Columbia Canada, dan juga pada
University of Innsbruck Austria.Dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah
subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang
berguna dalam hal-hal sebagai berikut.
4
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan
ranah kognitif.
e. Penyelenggara pendidikan keguruan
Hal lain yang perlu disadari kembali bahwa perkembangan biologis dan perseptual
anak itu memiliki keterjalinan dengan aspek-aspek perkembangan lainnya.Artinya
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perkembangan fisik dan perseptual anak bisa
berdampak negatif terhadap aspek-aspek perkembangan lainnya.
Bab III
a) Pengertian Kecerdasan
Istilah kecerdasan diturunkan dari kata inteligensi.Inteligensi merupakan suatu kata
yang memiliki makna sangat abstrak.Pada hakekatnya ada dua pandangan yang
berkembang dalam memahami inteligensi, yaitu inteligensi sebagai faktor tunggal dan
faktor multipel.
b) Teori Kecerdasan
Untuk mendefinisikan hakekat inteligensi terdapat berbagai perbedaan.Perbedaan ini
terjadi disebabkan oleh perbedaan pengertian dasar dalam memandang dan
mengamati apa yang disebut perilaku inteligensi.Cara memandang ini disebut
teori.Teori yang dipakai acuan untuk mendefinisikan hakekat inteligensi (Subino
Hadisubroto, 1984; Moh.Surya. 1979), yaitu meliputi teori keturunan-
lingkungan,epistimologis-biologis,struktural,faktorial.
c) Klasifikasi Kecerdasan
Secara konvensional klasifikasi kecerdasan dewasa ini masih mengikuti klasifikasi
yang dikembangkan oleh Binet dan Simon, di antaranya : pertama, retardasi mental
yang meliputi idiot dengan IQ 30 kebawah, embisil dengan iq 31-50, debil dengan IQ
51-70; kedua, slow-learner dengan IQ 71-90; ketiga, normal ( rata-rata ) dengan IQ
91-110; keempat, rapid-learner dengan IQ 111-130; dan kelima gifted dengan IQ 131
ke atas.
5
dan aktual. Kemampuan intelektual potensial dapat dipresentasikan dengan
kecerdasan atau inteligensi, sedangkan kemampuan intelektual aktual sering
digambarkan dengan prestasi belajar. Bila ditelaah lebih jauh, prestasi belajar
berkaitan erat dengan kecerdasan ( inteligensi ), bahkan prestasi belajar sangat
ditentukan faktor oleh faktor kecerdasan.
a) Pengertian Kreativitas
Kreativitas pada dasarnya merupakan suatu istilah yang mudah diucapkan dan sulit
didefinisikan secara pasti, sehingga merupakan istilah yang ambigius. Lebih ambigius
lagi ketika istilah ini digunakan oleh orang awam, karena setiap yang aneh dan unik itu
kreatif, walaupun sesuatu itu tidak bermanfaat bagi orang lain. Para ahli sebenarnya telah
mengembangkan pengertian kreativitas dalam bentuk pengertian terpopuler dan makna
psikologi ( Hurlock, 1978). Secara komprehensif kreativitas dapat diartikan sebagai
kemampuan berfikir, bersikap, dan bertindak tentang sesuatu dengan cara yang baru dan
tidak biasa ( unusual ) guna memecahkan berbagai persoalan, sehingga dapat
menghasilkan penyelesaian yang orisinil dan bermanfaat.
b) Teori Kreativitas
Keragaman definisi kreativitas yang ada erat sekali kaitannya dengan keragaman teori
yang mendasarinya. Disadari bahwa tidak ada satu pun definisi yang sempurna,
karena sejauh ini belum teori yang dianggap paling komprehensif dan sempurna yang
dapat menjelaskan hakekat kreativitas.
6
Bab IV
Perkembangan Bahasa
1.Pengertian dan Komponen Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem simbol dan urutan kata-kata,yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain,yang melibatkan infinite
generativity,displacement,dan rule system.Robert E.Owen (1996) menegaskan bahwa
language can be defined as a socially shared code or coventional system for
representing concepts through the use of arbitrary symbols and rule-governed
combinations of those symbols.(bahasa dapat didefinisikan sebagai kode yang
diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui
penggunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang
diatur oleh ketentuan).
b. Komponen Bahasa
Robert E.Owen (1996) menekankan bahwa bahasa sebagai suatu sistem yang sangat
komplek dapat dipahami secara baik,apabila bahasa itu dipilah-pilahkan ke dalam
komponen-komponennya yang fungsional.Bahasa dapat dibagi ke dalam tiga
komponen utama,yaitu: bentuk (form) yang mencakup sintaksis,morfologi,dan
fonologi; isi (contens) yang meliputi makna atau semantik; dan penggunaan (use)
yang mencakup pragmatik.Dengan demikian ada lima komponen, yaitu
morpologi,sintaksis,fonologi,semantik,dan pragmatik.
Pada dasarnya perkembangan bahasa itu dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor
lingkungan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
a. Faktor Biologis
Ada beberapa aspek yang penting dalam membahas faktor biologis yang menentukan
perkembangan bahasa,di antaranya: evolusi biologis,ikatan biologis,peranan
otak,bahasa binatang,dan masa kritis belajar bahasa.
7
Santrock dan Yussen (1992) menegaskan bahwa tuntutan dasar tentang kognitif
adalah inteligensi anak yang tumbuh dan keinginan untuk mengekspresikan maksud,bersama-
sama dengan masukan bahasa dari orangtua,mendorong pemerolehan bahasa.Dengan
demikian,fokus pandangan kognitif adalah lebih pada tingkat semantik dan pragmantik
bahasa daripada tingkat sintaksis,morpologis,dan fonologis.
Bab V
8
a. Perkembangan Sosio-emosional
Penjelasan tentang bagaimana berkembangnya aspek sosio-emosional anak
sebenarnya tergantung kepada teori atau pandangan mana yang digunakan.Dalam hal
ini dikenal tiga pandangan utama yang menjelaskan fenomena perkembangan sosio-
emosional anak,yakni teori ethologi,teori belajar-sosial,dan teori kognisi.
b. Hubungan pertemanan (Rekan Sebaya)
Salah satu dimensi dari perkembangan sosioemosional anak adalah hubungan
pertemanan.Hubungan pertemanan ini ditandai dengan semakin terlibatnya anak
dalam aktivitas atau interaksi dengan teman sebaya.
Kesadaran identitas jenis kelamin adalah kesadaran anak tentang konsep peran pria
dan wanita dalam kehidupan.Peran jenis kelamin (pria-wanita) merujuk kepada dimensi
sosial-biologis pria dan wanita yang berupa seperangkat harapan tentang bagaimana
seharusnya pria dan wanita berperilaku (berpikir,berbuat,dan merasa).
4.Perkembangan Moral
Bab VI
9
Lingkungan Perkembangan Anak
1.Lingkungan Keluarga
2.Lingkungan Sekolah
Masyarakat tempat anak-anak hidup dan bergaul dengan anak-anak dan orang
dewasa lainnya juga merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan
pengaruh tertentu dalam pembentukan kepribadian dan prilaku anak.Di sana mereka
bergaul,di sana mereka melihat orang-orang berperilaku,di sana mereka menyaksikan
berbagai peristiwa,dan di sana pula mereka menemukan sejumlah aturan dan tuntutan yang
seyogyanya dipenuhi oleh yang bersangkutan.
Bab VII
a. Pengertian Belajar
Dalam pengertian yang sangat luas,Anita E. Woolfolk (1993) menegaskan bahwa
belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan
prilaku yang relatif permanen pada individu.Abin Syamsudin (1981) mendefinisikan
bahwa belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan prilaku dan
pribadi.Jika dirumuskan secara komprehensif bahwa belajar merupakan aktivitas atau
pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan,prilaku dan pribadi yang
bersifat permanen.
10
2.Belajar sebagai Proses Terpadu
Belajar sebagai proses terpadu dipahami sebagai proses yang memungkinkan semua
aspek,yang meliputi aspek fisik,sosial,emosional,intelektual,dan moral dapat terlibat secara
aktif ketika kegiatan belajar itu berlangsung.
Proses psikologis belajar anak merupakan sesuatu yang tidak selalu mudah dipahami
oleh orang lain,termasuk juga guru.
Bab VIII
Motivasi Anak
1.Pengertian Motif
2.Hierarki Motif
Adalah disadari bahwa di antara faktor internal dan eksternal,faktor internallah yang
memiliki sumbangan yang besar bagi terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif serta
11
hasil pendidikan yang memuaskan.Adapun salah satu faktor psikologis yang sangat potensial
untuk mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah motivasi
kompetensi dan berprestasi.
BAB III
PEMBAHASAN
a. Pembahasan Bab I
Dalam bab I buku utama dijelaskan mengenai Sesuai dengan konsep anak sebagai
suatu totalitas atau sebagai individu,perkembangan juga merupakan suatu proses yang
sifatnya menyeluruh (holistik).Artinya,perkembangan itu terjadi tidak hanya dalam aspek
tertentu,melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin (interwoven) satu sama
lain.Secara garis besar,proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam tiga
domain: proses biologis,kognitif,dan psikososial.Sedangkan pada bab I buku pembanding
dijelaskan bahwa dengan menguasai karakteristik peserta didik guru juga dapat
12
menyelenggarakan proses pembelajaran yang membantu berbagai aspek perkembangan
peserta didik yang meliputi aspek kognitif,aspek psikomotor,aspek afektif,aspek
kreativitas,aspek emosi,aspek bakat khusus,aspek hubungan sosial,aspek kemandirian,aspek
bahasa,dan aspek moral.
b. Pembahasan Bab II
Dalam bab II buku utama dijelaskan mengenai pada prinsipnya dapat disimpulkan
bahwa ada dua faktor dominan yang perlu dibicarakan, yaitu: (1) faktor heriditas yang
bersifat alamiah (nature) dan merupakan sesuatu yang diwariskan (endowment) dari orang
tua,serta (2) faktor lingkungan (environment atau nurture) sebagai kondisi atau pengalaman-
pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses
perkembangan.Sedangkan pada bab II buku pembanding dijelaskan bahwa dalam perspektif
psikologis,peserta didik adalah peserta didik yang sedang berada dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan,baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing,sehingga
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah yang optimal
kemampuan fitrahnya.
d. Pembahasan Bab IV
Dalam bab IV buku utama dijelaskan bahwa Robert E.Owens (1996)
menyatakan bahwa usia-usia sekolah adalah periode yang sangat kreatif dalam
perkembangan bahasa.Penekanan perkembangan bahasa berubah dari bentuk bahasa
sampai ke isi dan penggunaan bahasa.Sedangkan dalam bab IV buku pembanding
dijelaskan bahwa peserta didik sejak awal telah menunjukkan kemampuan berbahasa
yang terus berkembang.Ada aspek linguistik dasar yang bersifat universal dalam otak
manusia yang memungkinkan menguasai bahasa tertentu.
e. Pembahasan Bab V
13
Dalam bab V buku utama dijelaskan yakni Salah satu unsur kepribadian terpenting adalah
konsep diri,yakni keseluruhan persepsi seseorang tentang dirinya,abilitas,perilaku,harga
diri,dan kepribadiannya.Konsep diri seseorang akan sangat mempengaruhi cara yang
bersangkutan melihat dan memperlakukan dirinya sendiri dan cara-cara ia berinteraksi
dengan lingkungannya.Sedangkan dalam bab V buku pembanding dijelaskan para psikolog
berpendapat bahwa dalam diri setiap manusia terdapat kebutuhan untuk memiliki
idola.Kebutuhan ini sangat signifikan.Dalam pandangan para psikolog itu,kepribadian ideal
yang menjadi idola bagi tiap manusia itu akan sangat bermacam-macam dan bergantung
kepada berbagai faktor,seperti fisik,kejiwaan,dan sosial.
f. Pembahasan Bab VI
Dalam bab VI buku utama dijelaskan bahwa pentingnya peran lingkungan keluarga dalam
konteks perkembangan anak.Sejak lama,keluarga sudah dikenal sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama.Predikat ini mengindikasikan betapa esensialnya peran
dan pengaruh lingkungan keluarga dalam pembentukan perilaku dan kepribadian
anak.Sedangkan dalam bab VI buku pembanding dijelaskan beberapa faktor penting yang
berkaitan dengan pembangunan karakter peserta didik dalam fase ini antara lain adalah pola
interaksinya dengan ayah,ibu,dan seluruh anggota keluarga yang lain,keadaan fisiknya,seperti
tinggi dan berat badannya,serta hal-hal yang didengar dan dipelajarinya.
Dalam bab VII buku utama dijelaskan dalam pengertian yang sangat luas,Anita E.
Woolfolk (1993) menegaskan bahwa belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu
perubahan pengetahuan dan prilaku yang relatif permanen pada individu.Abin Syamsudin
(1981) mendefinisikan bahwa belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan
prilaku dan pribadi.Jika dirumuskan secara komprehensif bahwa belajar merupakan aktivitas
atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan,prilaku dan pribadi yang
bersifat permanen.Sedangkan dalam bab VII buku pembanding dijelaskan beragam gaya
belajar peserta didik dalam suatu kelas,dapat dilayani dan dioptimalkan dengan
penyelenggaraan pembelajaran,salah satunya dengan menerapkan pendekatan atau strategi
pembelajaran Somatis,Auditori,Visual,dan Intelektual (SAVI).
BUKU UTAMA
14
Kelebihan
1. Cover atau sampul dari buku cukup menarik perhatian pembaca sehingga pembaca
memiliki rasa gairah yang tinggi untuk membaca buku ini.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
3. Sistematika penulisan buku bagus
4. Penjelasan setiap bab jelas
5. Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.
Kekurangan
BUKU PEMBANDING
Kelebihan
Kekurangan
1. Cover atau sampul buku kurang bagus sehingga mengurangi niat setiap orang untuk
membacanya
2. Pembahasan setiap bab terlalu panjang sehingga membuat pembaca merasa cepat bosan
3. Terkadang ada kata-kata yang tidak berhubungan dengan kalimat yang ada dibuku
tersebut.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Mungkin akan jauh lebih baik apabila mengunakan kata-kata yang sederhana guna
mencapai pemahaman yang lebih baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Wahab Rochmat (2013). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik .Medan: Penerbit
Unimed Press
17