04 Makalah Konsep Pengelolaan Sampah
04 Makalah Konsep Pengelolaan Sampah
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643
Pengertian
Kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik) yang telah mengalami
proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk)
yang bekerja di dalamnya. Bahan-bahan organik tersebut seperti dedaunan, rumput,
jerami, sisa-sisa ranting dan dahan, kotoran hewan, rerontokan, kembang air kencing dan
kotoran hewan dan lain-lain. Adapun kelangsungan hidup mikroorganisme tersebut
didukung oleh keadaan lingkungan yang basah dan lembab.
Jenis Kompos
Produksi kompos dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok:
1. Kompos murni. Pupuk ini ditujukan untuk lahan tanaman organik, namun juga dapat
digunakan untuk lahan pertanian nonorganik.
2. Kompos plus mikroba (pengikat N dan pelepas P). Pupuk yang telah diperkaya ini
juga diperuntukkan untuk lahan pertanian organik, namun juga dapat digunakan untuk
lahan pertanian nonorganik (biasa).
3. Kompos plus pupuk buatan. Pupuk ini hanya dapat digunakan untuk lahan pertanian
non-organik.
Manfaat Kompos
Penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan beberapa
manfaat sebagai berikut :
Menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman
Menggemburkan tanah
Memperbaiki struktur dan tekstur tanah
Meningkatkan porositas,aerasi, dan komposisi mikroorganisme tanah
Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air
Memudahan pertumbuhan akar tanaman
Menyimpan air tanah lebih lama
Mencegah lapisan kering pada tanah
Mencegah beberapa penyakit akar
Menghemat pemakaian pupuk kimia dan atau pupuk buatan
Menyediakan makanan bagi Plankton yang menjadi makanan udang atau ikan
Meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk kimia
Menjadi salah satu alternatif pengganti (substitusi) pupuk kimia karena harganya lebih
murah, berkualitas, dan akrab lingkungan
Bisa menjadi pupuk masa depan karena pemakaian yang lebih hemat, Sebagai contoh
untuk tanaman pangan hanya memerlukan 0,5 kg tiap meter persegi untuk tiap musim
Bersifat multiguna karena bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar pupuk organik yang
diperkaya dengan mineral, inokulum bakteri pengikat N, dan inokulum bakteri
pemfiksasi P, media tanam dalam bentuk pelet, biofilter pada sistem pengomposan
tertutup, dan untuk briket bahan bakar
Bersifat multilahan karena bisa digunakan di tanah pertanian, perkebunan, reklamasi
lahan krisis, Padang Golf, dan lain-lain.
D. Tahap Pengangkutan
Kegiatan ini dilakukan atas 2 langkah, yaitu pemindahan dari alat angkut yang lebih
kecil ke alat angkut yang lebih besar dan pada jarak yang jauh ke tempat pembuangan
akhir. Setelah sampah berada pada TPS, sampah tersebut diangkut oleh petugas
kebersihan untuk dimusnahkan di TPA.
Ada beberapa kota (kota besar) yang memiliki transfer station atau tempat
peralihan sementara. Transfer station merupakan tempat sementara sampah diletakkan
sebelum dimusnahkan di TPA, tetapi pada tempat ini diberikan perlakuan seperti
pemilahan kembali sampah-sampah yang dapat digunakan kembali atau sampah
dikompress/dipadatkan untuk mengurangi kadar air.
E. Tahap Pemusnahan
Sampah-sampah yang berasal dari TPS-TPS atau dari transfer station dikumpulkan
dalam satu lokasi yang disebut Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah. Pada TPA ini
kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan dan pemusnahan sampah. Pengolahan dan
pemusnahan sampah yang dilakukan di TPA bervariasi tergantung jenis sampah yang
akan dimusnahkan.
Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) adalah sarana fisik untuk berlangsungnya
kegiatan pembuangan akhir sampah, tempat menyingkirkan/mengkarantinakan sampah
kota sehingga aman (SK SNI T-11-1991-03).
Pengelolaan TPA adalah tanggung jawab pemerintah daerah, oleh karenanya setiap
daerah harus mempunyai TPA, TPA harus jauh dari permukiman penduduk dan
mempunyai izin resmi sebagai tempat pemusnahan sampah. Sebelum dilakukan
pemusnahan, biasanya sampah dipilah jenisnya kemudian dimusnahkan.
Di Indonesia TPA yang ada melibatkan para pemulung untuk memilah sampah,
dimana apabila masih terdapat barang yang mempunyai nilai ekonomis atau laku jual
diambil oleh pemulung.
Pemusnahan yang dilakukan TPA antara lain: sanitary landfill, insenerasi, dan
biogas. Tetapi kenyataannya TPA di Indonesia tidak ada yang menerapkan sistem
sanitary landfill dengan tepat.
a. Terbuat dari bahan yang kedap air, tak mudah dilubangi tikus dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotorkan tangan.
4. Tempat sampah berupa bak beton permanen terutama di pemukiman tidak dianjurkan.
5. Tidak diperkenankan membiarkan sampah yang dapat menampung air menjadi tempat
perindukan serangga dan binatang pengerat.
6. Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah melebihi 2 ekor perblok grill, perlu
dilakukan pemberantasan dan perbaikan pengelolaan sampahnya.
1. Dump Truck
3. Compactor Truck
4. Trailer Truck
3. Jarak tempuh
4. Karakteristik sampah
Puspawati, Catur, dkk. 2011. Serial Buku Ajar Kesehatan Lingkungan, Penyehatan Tanah
dan Pengelolaan Sampah Padat (A). Jakarta: Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jakarta II.
Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan & Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.