DI SUSUN OLEH:
M. Redha Zulranda
Novalia nurhayati
Nur Elisa
Ossy Nomibiya
Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit membandingkan hasil perhitungan
rasio keuangan suatu perusahaan dengan rata-rata industri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 495) Kritik terbesar atas analisis rasio ada lah sulitnya
mencapai ko mparabilitas (comparability) yang tinggi di antara perusahaan-perusahaan dalam
industri tertentu.Untuk mencapai komparabilitas di antara perusahaan-perusahaan mengharuskan
analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar yang terdapat dalam prinsip dan prosedur
akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan saldo untuk mencapai komparabilitas.
Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa keterbatasan
dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari penfsiran dengan cara
menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model peramalan yang berarti yaitu model
yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu index yang
memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok yang telah ditetapkan
terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur prospek sutu perusahaan.
D. Pemakai Rasio Keuangan
Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang
menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna
rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
1) Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun
posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
2) Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :
- Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi :
krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau
lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang
pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan
pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik
pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang
memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan.
Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok
pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
- Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik
perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham
perusahaan tersebut di pasaran.
E. Penggunaan Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
1) Penggolongan berdasarkan sumber data
- Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang
bersumber atau yang berasal dari neraca.
- Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang
berasal dari laporan laba rugi.
- Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
2) Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis adalah: Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas,
Rasio rentabilitas, Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis.
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan hubungan
antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan
tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis ratio merupakan bentuk
atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-
alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di
bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis). Dalam Keown
dkk tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu
dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.
Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja
melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak
yang berkepentingan.Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen
membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan
menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.
Cara Penilaian Kinerja Perusahaan Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan hasil dari kegiatan manajemen di setiap perusahaan. Parameter
yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah dengan menggunakan
pendekatan di mana informasi keuangan diambil dari laporan keuangan atau laporan keuangan
lainnya. Rasio Keuangan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan
sebuah perusahaan. Seorang pengusaha harus memahami tentang rasio keuangan, karena memiliki
banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila dapat menganalisis rasio keuangan perusahaan.
Rasio keuangan digunakan sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui posisi keuangan dan
keberhasilan suatu perusahaan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan
keputusan. Ketahui tentang cara penilaian kinerja perusahaan berdasarkan analisis rasio keuangan
di bawah ini.
2. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Selain itu, rasio ini juga dapat digunakan untuk
mengetahui kelangsungan hidup perusahaan yang dapat diukur menggunakan Return On Equity,
Return of Investment, Operating Income Ratio, Net Profit Margin, dan Earning Power of Total
Investment.
a). Return on Equity
ROE biasa dipakai untuk mengukur pengembalian modal atas laba yang dihasilkan. Rasio ini
bisa anda hitung dengan cara : ROE = Earning after tax (EAT)/ Total Modal x 100 %
b). Return of Investment
ROI biasa dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan investasi
melalui laba yang dihasilkan. Anda bisa memperhitungkannya dengan cara sebagai berikut :
ROI = Earning after tax / Total Aktiva x 100 %
c). Operating Income Ratio
Rasio ini dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi
sebelum bunga dan pajak dari penjualan. Anda cukup menghitung memakai rumus sebagai
berikut : Operating Income Ratio = Laba sebelum pajak / penjualan netto x 100 %
d). Net Profit Margin
Rasio ini dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas
penjualannya. Anda bisa memakai rumus sebagai berikut : Net Margin Profit = Laba bersih
setelah pajak / Penjualan netto x 100 %
e). Earning Power of Total Investment
Rasio satu ini dipakai untuk untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal
yang diinvestasikannya dalam menghasilkan keuntungan. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut : Earning Power of Total Investment = Earning before interest and tax / Jumlah
Aktiva x 100 %
3. Rasio Solvabilitas, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam melunasi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini dapat
diukur dengan menggunakan Rasio Hutang terhadap Aktiva, Total Debt to Equity Ratio, dan Total
Debt to Asset Ratio
a). Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang. Untuk
mengetahuinya bisa melalui rumus berikut ini : Total Debt to Equity Ratio = Total hutang /
Modal x 100 %
b). Total Debt to Asset Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan asset perusahaan dalam menjamin total
hutang yang dimiliki. Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut : Total Debt to Asset
Ratio = Total Hutang/ Total Aktiva x 100 %.
4. Rasio Aktivitas, digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan aktiva atau kekayaan
perusahaan. Rasio ini diukur dengan menggunakan Total Asset Turn Over, Fixed Asset Turn Over,
Inventory Turn Over Ratio, Receivable Turn Over dan Working Capital Turn Over.
a). Total Asset Turn Over
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat perputaran aktiva atas penjualan. Caranya dengan
memperhitungkan sebagai berikut : Total Asset Turn Over = Penjualan / Total Aktiva x 100
%
b). Fixed Assets Turn Over
Biasanya dengan rasio ini anda bisa mengukur perbandingan asset tetap dengan penjualan.
Rumusnya: Fixed Assets Turn Over = Penjualan / Aset Tetap x 100 %
c). Inventory Turn Over Ratio
Rasio ini mengukur tingkat efisiensi perputaran persediaan terhadap penjualan yang dihasilkan.
Anda bbisa menghitungnya dengan cara : Inventory Turn Over Ratio = Penjualan /
Persediaan x 100 %
d). Receivable Turn Over
Rasio ini dipakai untuk mengukur tingkat piutang terhadap penjualan yang dihasilkan.
Cara menghitungnya mudah yakni dengan cara Receivable Turn Over = Penjualan / Piutang
Rata-rata x 100 %
e). Working Capital Turn Over
Rasio ini dipakai untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih. Untuk menghitungnya
melalui cara ini : Working Capital Turn Over = Penjualan / Modal kerja bersih x 100 %
3.1 Kesimpulan
Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan adalah
analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan
keuangan dalam bentuk rasio keuangan.
Rasio keuangan dibedakan beberapa jenis antara lain :
1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan
(Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).
2. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total assets, Return on
net worth dan lain sebagainya).
3. Rasio solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan
lain sebaginya).
4. Rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar
efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory turnover, average
collection period dan lain sebagainya).
Dari jenis-jenis rasio tersebut kita dapat menggunakan Rasio keuangan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Analisis Keuangan juga mempunyai beberapa
keunggulan salah satunya adalah rasio sebagai pengganti yang sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.dan Rasio mengetahui posisi perusahaan
di tengah industri lain. Kelemahan Analisis keuangan salah satunya adalah Perbedaan metode
akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan
atau metode penilaian persediaan.
DAFTAR PUSTAKA
· http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-aktivitas.html#ixzz2ajGfJanJ
· http://www.kajianpustaka.com/2013/05/jenis-jenis-rasio-keuangan.html#ixzz2ajEIqRqS
· http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-likuiditas.html#ixzz2ajHgWOh1
· http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html#ixzz2ajIb6o9S
· http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-solvabilitas.html#ixzz2ajHXLu7p
· Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE,Yogyakarta.
· Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
· Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
· Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja