o Balok tersebut menderita gaya tekan karena adanya beban P dari kiri dan kanan.
Balok yang menerima gaya yang searah dengan sumbu batang, maka akan
menerima beban gaya dalam yang disebut Normal yang diberi notasi N.
o Balok tersebut menderita gaya lintang, akibat adanya reaksi perletakan atau gaya-
gaya yang tegak lurus ( ) sumbu batang, balok tersebut menerima gaya dalam
yang disebut gaya lintang dan diberi notasi D.
Gambar 2.9. Balok yang menerima momen. (atau menerima gaya dalam momen)
beban terpusat dan terbagi
rata
Definisi
Momen adalah perkalian antara gaya x jarak.
Balok yang terletak antara tumpuan A dan B menderita (menerima) momen.
Momen untuk daerah balok antara perletakan A ke perletakan B dengan variable x
bisa ditulis sebagai berikut :
I II
(1) Mx = RA . x – q.x. ½ x (dihitung dari kiri ke potongan c-c) ….(pers. 1)
½x c
Q1= qx
x
Gambar 2.10. Gambar potongan struktur bagian kiri
Kalau kita ambil salah satu potongan antara perletakan A-B yaitu c-c, maka
coba gaya-gaya apa saja yang arahnya (tegak lurus) terhadap sumbu AB.
Q1=q x
RA
Gambar 2.14. Potongan balok bagian kiri
(2) D1 = RB – q (l-x) – P
= RB – Q2 – P (gaya lintang di c yang dihitung dari kanan
potongan)
P
c q (kg/m’)
c Q2 = q (l-x)
(l – x)
RB
Gambar 2.15. Potongan balok bagian kanan
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -12-
C Definisi :
* Gaya lintang diberi tanda positif jika
C dilihat di kiri potongan titik yang ditinjau,
RA jumlah gaya arahnya ke atas, atau kalau
dilihat di kanan potongan, jumlah gaya
RB arahnya ke bawah.
Gambar 2.16. Skema gaya lintang dengan tanda
positif (+)
Coba dilihat pada Gambar 1 dari kalau kita mau menghitung besarnya gaya
lintang di c (Dc).
C Dilihat dari kiri potongan C, gaya yang ada hanya RA, jadi jumlah
gaya-gayanya yang sumbu hanya RA dengan arah (keatas) jadi
RA
tanda gaya lintang adalah positip.
P
Jika dilihat dari kanan potongan c, gaya yang ada
C terhadap sumbu adalah RB ( ) keatas dan P ( )
kebawah. Karena RB adalah merupakan reaksi, maka
RB P > RB sehingga jumlah antara P dan RB arah ( )
kebawah, jadi tanda gaya lintang adalah positif.
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -13-
Definisi :
D B
A * Gaya lintang diberi tanda negatif, jika
dilihat di kiri titik potongan yang
P D
ditinjau arahnya kebawah ( ) dan bila
ditinjau di kanan titik potongan yang
A
D ditinjau arahnya ke atas.
B
Coba dilihat pada Gambar 2.17 bagaimana kalau kita mau menghitung besarnya gaya
lintang di D (DD).
P D
Dilihat dari kiri potongan D, gaya-gaya yang
sumbu hanya RA dan P, karena RA adalah reaksi.
Jadi RA < P, maka resultante gaya-gaya antara RA
RA
dan P arahnya adalah kebawah ( ), maka gaya
D lintangnya tandanya negatif.
Jika dilihat di sebelah kanan potongan gaya-gaya
yang sumbu hanya RB dengan arah ke atas ( ),
RB
Jadi gaya lintangnya tandanya adalah negatif
Jadi untuk menghitung gaya lintang, baik dihitung dari kiri ataupun kanan hasilnya harus
sama.
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -14-
P Definisi :
Gaya normal adalah gaya-gaya yang
A B
arahnya sejajar (//) terhadap sumbu beban
balok.
RA RB * Jadi kalau kita lihat balok yang seperti
Gambar 3
pada Gambar 2.18 yang mana tidak ada
Gambar 2.18. Balok tanpa beban normal
gaya-gaya yang sejajar sumbu batang,
berarti balok tersebut tidak mempunyai
gaya normal (N).
P P
Kalau dilihat pada Gambar 3.19
dimana ada gaya-gaya yang // (sejajar)
sumbu batang yaitu P, maka pada
Gambar 4
RA batang AB (Gambar 3.19) menerima
RB
Gambar 2.19. Balok menerima beban gaya normal gaya normal (N) sebesar P.
M M
tekan
tanda momen positif (+)
tarik
tarik
Sebuah balok statis tertentu diatas 2 perletakan dengan beban seperti pada gambar,
P1 = 2 2 t (), P2 = 6t (), P3 = 2t ()
P4 = 3t ; q1 = 2 t/m’; q2 = 1 t/m’
P2 = 6 ton q2 = 1 t/m’
P1 = 2 2 t q1 = 2t/m’
P1v = 2 t
45° P4 = 3 ton
C D P3 = 2t E
P1H = 2 t A B RBH
RBV
6m
RAV
2m 10 m 2m
Pemberian tanda pada persamaan berdasarkan atas arah momen, yang searah diberi tanda
sama, sedang yang berlawanan arah diberi tanda berlawanan.
RBV
A D
q1 = 2 t/m’ P2 = 6 ton
2t
P3 = 2 ton
C D
6m
RA = 13 t
X
Variabel x berjalan dari A ke D (sebelah kiri titik P2), sedang beban yang dihitung
dimulai dari titik C.
Dx = -2 + 13 – q1 x = (-P1V + RA – q1x)
Persamaan (Linier)
didapat
Untuk x = 0 DAkn = -2 + 13 = + 11 ton
2.6
didapat (di kiri potongan arah gaya lintang
Untuk x = 6 m DD kr= -2 + 13 – 12 = - 1ton ke bawah)
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -19-
Dari titik D s/d B tidak ada beban, jadi Bidang D sama senilai DD kn (konstan dari D
sampai B).
Daerah B-E
2m
q2 = 1 t/m’
B E P4 = 3 ton
x.2
RBV = 9 ton
Daerah D-B dihitung dari kiri (beban yang dihitung mulai dari titik C, batang dari
D ke B nilai gaya normal konstan).
Daerah B-E dihitung dari kanan, dari E ke B nilai gaya normal konstan.
Daerah C A C P1V = 2t A
P1H = 2t
2m
x
Variabel x berjalan dari C ke A
Mx = - P1v . x = - 2 x (linier)
Untuk x = 0 Mc = 0
x = 2 MA = - 2.2 = - 4 tm.
(momen P1v . x mengakibatkan serat atas tertarik sehingga tanda negatif (-) ).
Daerah A D
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -21-
q1 = 2 t/m’
C P1V = 2t A
P1H = 2t D
x.1
RAV = 13t
2m 6m
= - ½ q1 x12 + 11 x1 – 4
D Mx1
0
d x1
d Mx1
q1 x1 11 0 x1 5.5.m
d x1
Letak dimana harga Mmax = Letak dimana harga (D = 0) lihat pada Gambar 2.22.
x1 = 5.5 m Mmax = - ½ .2 (5.5)² + 11.5.5 – 4
= 26.25 tm.
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -22-
Untuk x1 = 6 MD = -36 + 66 – 4 = + 26 tm
Daerah E-B (dihitung dari kanan, titik E ke titik B) variabel x2 berjalan dari E ke B
q2 = 1 t/m’
P4 = 3 t
B E
2m
x2
Parabola
Mx2 = - ½ q2 x22
Untuk x2 = 0 didapat ME = 0
Untuk x2 = 2 didapat MB = - ½ . 1.4 = -2 tm
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -23-
C A D B E P4 = 3 ton
P3 = 2 ton
P1H = 2 t RBH = 7t
RBV = 9 ton
RAV = 13 t
11
+ 2t +
2 - 1t
- 7t
6t
BIDANG D
2t 4t
-
2t
+ 3t
BIDANG N
5.5 m
linier 2 tm parabola
- 4 tm --
0.286
linier
0.3756 parabola
BIDANG M
2.2.9. Contoh 2
Diketahui:
KONSOL (CANTILEVER)
Suatu konstruksi konsol (cantilever) dengan perletkan
P2 = 1t di D = jepit dengan beban P1 = 2t (); P2 = 1t ()
D P
q = 1 t/m’ 1 = 2t dan beban terbagi rata q = 1 t/m’
5t DA kr = + 2 ton
8t +
1t Daerah A B
2.2.10. Latihan
HA
A B P1 = 4 ton P2 = 4 2 ton
Ditanyakan;
VA RB a) reaksi perletakan
2m 3m 3m b) bidang N, D dan M
HA
P1 = 3 2 ton q = 1 ton/m’
A D B C
Ditanyakan;
VA RB a) reaksi perletakan
2m 4m 2m
b) bidang N, D dan M
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -26-
Soal 3
P2 = 2 2t
q = 1,5 t/m'
45°
HA
A D B C
VA P1 = 2t RB
6m 2m 2m
2.2.11. Rangkuman
+ -
- +
2.2.12. Penutup
Untuk mengukur prestasi, mahasiswa bisa melihat kunci dari soal-soal yang ada
sebagai berikut :
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -27-
dx
Gambar 2.24. distribusi gaya dalam pada balok
sepanjang dx
MODUL AJAR II (MEKANIKA TEKNIK) -29-
½ q. dx² - 0
d Mx = Dx . dx
o Kiri ada Mx ; Dx dx dan qx.dx. ½ dx
dan kanan ada Mx + dMx
d Mx o ½ qx.dx² 0 karena dx = cukup kecil
Dx dan dx² bertambah kecil sehingga bisa
dx diabaikan.
Dasar Penyelesaian
Dalam penyelesaian struktur, terutama
untuk menghitung dan menggambar
gaya dalam adalah sama dengan balok
(a) biasa (horizontal). Namun disini perlu
lebih berhati-hati dalam menghitung
karena baloknya adalah miring.
(b)
Dalam hal ini mahasiswa bisa lebih mendalam dalam pengetrapan pengertian gaya-gaya
dalam pada semua kondisi balok.
Jawab:
q = 1 t/m’
B
rol
P2=4t
P1=4t
RB 3m
D
C 5
A 1m 1m 1m
sendi 3
RAH
RAV
4m
4
di B = rol jadi reaksinya hanya
1m 1m 2m satu sumbu batang
Untuk mencari reaksi kita lebih cepat kalau yang dicari reaksi di B dulu.
Reaksi di B RB bidang sentuh
RB dicari dengan MA = 0
RB.5 – q.2.3 – P2.2 – P1.1 = 0
18
RB.5 – 1.2.3 – 4.2 – 4.1 = 0 RB = 3.6 ton (arah RB sumbu batang)
5
Untuk mencari RAV dicari dulu RAH dengan syarat keseimbangan horizontal.
RAH H = 0
RAH – RB sin2 = 0
3
RAH = .3.6 ton = 2.16 ton
5
Mencari RAV dengan MB = 0
RAV MB = 0
RAV.4 – RAH.3 – P1.3 – P2.2 – q.2.1 = 0
RAV.4 – 2.16.3 – 4.3 – 4.2 – 2.1.1 = 0
RAV = 7.12 ton