Anda di halaman 1dari 18

MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -1-

MODUL : 3 : ARTI BALOK GERBER DAN CARA


PENYELESAINNYA

3.1. Judul : BALOK GERBER

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah membaca materi ini diharapkan mahasiswa mengerti apa arti balok gerber serta
mengetahui bagaimana cara menyelesaikan struktur tersebut.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Mahasiswa diharapkan bisa mengerti dengan seksama tentang pengertian balok gerber,
syarat-syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan dan mahasiswa bisa menggambarkan
bidang-bidang gaya dalam balok tersebut.

3.1.1. Pendahuluan
Didalam kenyataan se-hari-hari jarang dijumpai jembatan yang berbentang Satu.
( ). Untuk mengatasi penyeberangan sungai yang mempunyai lebar

> 100 m
penampang cukup besar (>100m) ( ) maka dibuatlah suatu jembatan yang
berbentang lebih dari satu, sehingga mempunyai perletakan > 2 buah.

a).
A B Kalau dilihat pada gambar b, perletakan
dari jembatan tersebut > 2 buah, yaitu 3
buah dimana A = sendi; B = rol dan C =
Jembatan berbentang satu rol. Kalau di perletakan A terdapat 2
b). reaksi (karena A = sendi) yaitu RAH dan
A B C RAV, perletakan di B terdapat 1 reaksi
(karena B = rol) yaitu RBV, perletakan di
C ada 1 reaksi (karena C = rol) yaitu
Jembatan berbentang lebih dari satu RCV, maka jumlah reaksi tersebut ada 4
buah (RAV; RAH; RBV, RCV)
Gambar 3.1. Macam-macam bentang
jembatan
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -2-

Jika dalam persamaan keseimbangan hanya punya 3 buah (V = 0; H = 0; M = 0)


berarti untuk bisa menyelesaikan struktur jembatan (b) masih memerlukan 1 buah
persamaan baru lagi, supaya bilangan yang tidak diketahui yaitu R AV; RAH; RBV, RCV
bisa didapat sedang untuk konstruksi statis tertentu persamaan yang tersedia hanya 3
buah yiatu V = 0; H = 0; M = 0. dalam keadaan tersebut konstruksi jembatan (b)
disebut dengan kontruksi statis tidak tertentu.
Kalau 1 (satu) persamaan baru tadi bisa disediakan maka syarat-syarat
keseimbangan masih bisa dipakai untuk menyelesaikan konstruksi jembatan (b) tersebut
(4 buah bilangan yang dicari yaitu RAV; RAH; RBV, RCV dengan 4 buah persamaan yaitu
V = 0; H = 0; M = 0 dan 1 (satu) persamaan baru). Dalam kondisi tersebut konstruksi
masih statis tertentu, karena masih bisa diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan
dan konstruksinya dinamakan dengan konstruksi balok gerber.

Jika 1 (satu) persamaan baru tersebut dengan


memberikan 1 buah perletakan baru di D yang
A B D C berbentuk sendi, maka persamaan baru
tersebut adalah  MD = 0

Sendi gerber Sedang titik D tersebut disebut dengan sendi


gerber
Gambar 3.2. Skema balok gerber

3.1.2. Definisi Balok Gerber


Dengan uraian seperti dalam pendahuluan, maka bisa didefinisikan bahwa :
Konstruksi balok gerber : adalah suatu konstruksi balok jembatan yang mempunyai
jumlah reaksi perletakan > 3 buah, namun masih bisa
diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan.
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -3-

Contoh :
Suatu konstruksi balok gerber
Sendi gerber
ABC dengan perletakan :

RAH A = sendi, dimana ada 2 reaksi


D yaitu RAV dan RAH.
A B
C B = rol, dimana ada 1 reaksi
yaitu RBV.
RAV RBV RCV
C = rol, dimana ada 1 reaksi
yaitu RCV
Jadi jumlah reaksi adalah 4
buah yaitu, RAV; RAH; RB dan
RCV
Persamaan yang tersedia adalah :
 3 (tiga) buah persamaan syarat keseimbangan yaitu V = 0; H = 0 dan M = 0
 1 (satu) buah persamaan baru yaitu  MD = 0
Jadi jumlah persamaan ada 4 (empat) buah yaitu V = 0; H = 0; M = 0 dan MD = 0.
Kondisi kontruksi tersebut adalah :
Jumlah bilangan yang tidak diketahui = jumlah persamaan yang ada (V = 0; H = 0;
M = 0 dan MD = 0) = jumlah persamaan
(yaitu RAV; RAH; RBV dan RCV) = jumlah bilangan yang dicari
Maka konstruksi tersebut, disebut dengan konstruksi balok gerber, yang masih statis
tertentu.
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -4-

3.1.3. Bentuk Sendi Gerber

Kalau balok gerber tersebut adalah dibuat dari balok beton, maka bentuk konstruksi
gerber tersebut seperti pada gambar.

Sendi gerber
D

A B C

RAH

RB
RAV RC

Detail perletakan D
(sendi gerber)

Gambar 3.3. Detail sendi gerber


MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -5-

B D C
A
RAH

RAV RCV
RBV

D C
B
A
RAH

RAV RCV
RBV

atau

D C
RDH

RDV
RCV
RDV
A B D
RAH RDH

RAV
RBV

Gambar 3.4. Skema pemisahan balok gerber

Catatan : Reaksi di balok DC menjadi (beban) pada balok AB.


Jadi kalau diuraikan balok gerber ABC tersebut merupakan gabungan dari 2 balok statis
tertentu DC dan ABD, dimana balok DC tertumpu di balok AB.
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -6-

3.1.4. Menentukan letak sendi gerber


beban = q kg/m’
B C
Jika dalam balok ABC, sendi gerber belum
A
ada, maka konstruksinya masih statis tak
tertentu, dan jika diberi beban terbagi rata
L1 L2 sebesar q kg/m’, maka gambar bidang
momennya (bidang M) seperti gambar
dibawahnya. Bagaimana cara mencari bidang
momen (bidang M) tersebut, untuk
1 - 2
mahasiswa semester I belum bisa
+ + mengerjakan, jadi untuk sementara diterima
saja. Kalau dilihat dari sub bab 3.1.2. dimana
di titik D dibuat sendi gerber dengan
Bid. M persamaan baru MD = 0, maka alangkah
Gambar 3.5. Balok statis tak tentu tepatnya jika untuk menentukan posisi di titik
dan skema bidang D dicari tempat-tempat yang momennya
momennya sama dengan nol = 0.

Dalam hal seperti tersebut diatas, alternatif tempat dimana momennya sama dengan nol
adalah titik 1 dan 2 yang posisinya di kiri dan kanan perletakan B. Karena kita hanya
membutuhkan 1 (satu) buah persamaan baru, maka kita cukup memilih salah satu dari 2
(dua) alternatif tersebut diatas, sehingga struktur bisa diselesaikan.

sendi gerber
D B C Cara memilih : alternatif (1), jika kita
a1 memilih titik (1) sebagai sendi gerber, maka
A 1 gambarnya adalah seperti pada Gambar a1
dimana balok AD terletak di atas balok
1 DBC, balok tersebut jika disederhanakan
a2 D akan seperti pada Gambar a2, dan jika
A
B C diuraikan strukturnya akan seperti pada
gambar a3.
D
a3 A Apakah mungkin ?

B C
TIDAK MUNGKIN
Gambar 3.6. Penentuan sendi gerber yang tak
mungkin
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -7-

Perhatikan
Lihat balok AD, perletakan A = sendi dengan 2 reaksi (RAV, RAH) perletakan D = sendi
dengan 2 reaksi (RDV, RDH), sehingga jumlah reaksi ada 4 (empat) buah, sehingga
strukturnya adalah statis tidak tertentu.
Perhatikan balok DBC; perletakan B = rol dengan 1 buah reaksi (RBV); perletakan C = rol
dengan 1(satu) buah reaksi (RCV), sehingga jumlah reaksi hanya ada 2 (dua) buah, karena
kedua perletakan B dan C adalah rol, maka struktur balok DBC tidak stabil sendi gerber
adalah tidak mungkin.
Alternatif 2 sendi gerber
D C
Jika yang dipilih adalah titik (2) sebagai
b1
sendi gerber, maka gambarnya adalah
2
A B seperti gambar (b1) dimana balok DC
terletak diatas balok ABD, balok
C
B tersebut jika gambarnya disederhanakan
b2
akan seperti pada gambar (b2), dan jika
A
diuraikan strukturnya akan menjadi

RDH D C seperti pada gambar (b3) apakah


mungkin ?.
RDV Perhatikan balok DC yag terletak diatas
b3 A B
RDH balok ABD. Perletakan D = sendi
D
mempunyai 2 (dua) reaksi yaitu RDV dan
RDH, sedang perletakan C = rol dengan 1
Gambar 3.7. Balok gerber dan cara
pemisahannya (satu) reaksi yaitu RCV.

Jumlah letak reaksi adalah 3 (tiga), maka konstruksi balok DC adalah statis tertentu
 Perhatikan balok ABD, perletakan A = sendi, mempunyai 2 (dua) reaksi yaitu RAH dan
RAV, perletak B = rol, mempunyai 1 (satu) reaksi yaitu RBV.
Jumlah total reaksi adalah 3 (tiga) buah, jadi konstruksi balok ABD masih statis
tertentu.
 Jadi pemilihan titik (2) sebagai sendi gerber adalah mungkin.
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -8-

3.1.5. Mekanisme Penyelesaian Balok Gerber

A B D C
a
Jika ada suatu konstruksi balok gerber
seperti pada gambar a, maka yang perlu
D dikerjakan pertama adalah memisahkan
b1
1 balok tersebut menjadi beberapa
A konstruksi balok statis tertentu.
B C
Jika konstruksinya seperti pada gambar

D (a), maka kita bisa memisahkan


b2
konstruksi tersebut menjadi beberapa
A B RD
konstruksi tersebut menjadi beberapa
konstruksi statis tertentu seperti pada
RD C
gambar (b) atau (c), dimana gambar (b)
terdiri dari gambar (b1) dan (b2),
b1 dan b2  tidak mungkin demikian juga gambar (c) terdiri dari
D
C1 gambar (c1) dan (c2).
C
A B

D C

RD

C2 RD

A B

C1 dan C2  mungkin

Gambar 3.8. Skema penyelesaian balok gerber


MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -9-

Tinjauan gambar b1 dan b2


Titik D dari balok ABD (gambar (b1) menumpu pada titik D pada balok DC, dan jika
dijabarkan (diuraikan) strukturnya akan menjadi seperti gambar (b2), dimana titik D pada
balok ABD menumpu pada titik D balok DC, sehingga reaksi RD dari balok ABD akan
menjadi beban (aksi) pada titik D balok DC.
 Perhatikan struktur balok ABD (gambar b2), perletakan A = sendi (ada 2 reaksi);
perletakan B = rol (ada 1 reaksi), perletakan D = sendi (ada 2 reaksi). Jadi total
perletakan balok ABD ada 5 (lima) buah, jadi balok ABD merupakan balok statis
tidak tertentu.
 Perhatikan balok DC (gambar b2), titik D = bebas (tak mempunyai tumpuan), jadi
tidak ada reaksi, perletakan, c = rol (ada 1 reaksi), jadi jumlah total reaksi hanya ada
1 buah yaitu RCV di C. Dalam kondisi seperti tersebut diatas balok DC merupakan
balok yang tidak stabil atau labil. Sehingga alternatif (b) adalah tidak mungkin.

Tinjauan gambar (c1) dan (2)


Titik D dari balok DC (gambar (C1) menumpu pada titik D balok ABD, dan jika
diuraikan strukturnya akan menjadi seperti pada gambar (C2), dimana titik D dari balok
DC menumpu pada titik D balok ABD, sehingga reaksi RD dari balok DC akan menjadi
beban (aksi) pada titik D balok ABD.

 Perhatikan struktur balok DC gambar (C2), perletakan D = sendi, (ada 2 reaksi),


perletakan C = rol (ada 1 reaksi) total jumlah perletakan ada 3 (tiga) buah.
Jadi balok DC adalah balok statis tertentu
 Perhatikan struktur balok ABD (gambar (C2)), perletakan A = sendi (ada 2 reaksi),
perletakan B = rol (ada 1 reaksi) jumlah perletakan ada 3 (tiga) buah. Jadi balok
ABD adalah balok statis tertentu juga.
Jadi alternatif (C) adalah mungkin.
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -10-

Tahapan Penyelesaian

q Sendi gerber
D P
a Kalau kita mempunyai balok gerber
ABC seperti pada gambar (a), yang
A B C kemudian diuraikan seperti pada
gambar (b), maka tahapan
pengerjaannya adalah sebagai
berikut :
P
 Balok DC dikerjakan dulu
D sehingga menemukan RD dan
C RC.
 Reaksi RD dari balok DC akan
menjadi beban di titik D dan
RD balok ABD.
q
RD  Dengan beban yang ada (q)
b RC dan beban RD, maka balok AB
D bisa diselesaikan.
 Bidang-bidang gaya dalam (M,
A B N, D) bisa diselesaikan sendiri-
sendiri pada balok DC dan AB.
 Penggambaran bidang M, N, D
balok gerber merupakan
penggabungan dari bidang M,
N, D dari masing-masing
balok.
Gambar 3.9. Skema pemisahan balok gerber
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -11-

3.1.6. Contoh Soal Suatu struktur balok gerber ABC dengan


P=4t q = 2t /m’ beban seperti pada gambar.
(a) 1m
A B A = rol ; B = sendi
C
S C = rol ; S = sendi gerber
Beban P = 4 ton, dengan jarak 1 m dari A,
dan beban terbagi rata q = 2 t/m’ dari B ke
4m 2m 6m C.
Ditanya : Gambar bidang M, N, D.
Jawab: Struktur balok gerber seperti pada
P=4t
x gambar (a) kalau diuraikan akan menjadi
S struktur seperti pada gambar (b).
(b) A
Balok AS harus diselesaikan lebih dahulu,
Rs = 1t 2 t/m’ baru selanjutnya reaksi Rs dari balok As
RA = 3t x1 x2
menjadi beban / aksi ke balok SBC
Rs C Balok A-S (mencari RA dan RS)
S
 MS = 0  RA. 4 – P.3 = 0
B
RB = 7 1/3 t P.3 4.3
2 RA.=   3t
3 tm 2 tm RC = 5 t 4 4
8.0287 tm 3
-  MA = 0  RS. 4 – P.1 = 0
(c)
+ P.1 4.1
RS =   1t
+ 4 4
BID. M Reaksi Rs = 1t akan menjadi beban di titik
S pada balok S B C (gambar (b))
2.833 m
Balok S B C (mencari RB dan RC)
5.667 m  MC = 0
RB.6 – RS.8 – q.6.3 = 0
6.33t RB.6 – 1.8 – 2.6.3 = 0
3t + + 44 1
RB = t7 t
- 2 6 3
1t
- 5 t
3  MB = 0  RC.6 + RS.2 – q.6.3 = 0
BID. D
RC.6 + 1.2 – 2.6.3 = 0
34
BID. N RC =  5 2/ 3t
6

Gambar 3.10. Gambar-gambar gaya dalam


balok gerber
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -12-

Bidang Momen (M)


Balok A-S
Daerah A  P (P = letak beban P = 4t)
Mx = RA.x = 3.x (linear)
x = 0  MA = 0
x = 1  MP = 3 tm (momen dibawah P)
Daerah P  S
Mx = RA.x-P (x-1) = 3.x – 4 (x-1)
x = 1  MP = 3 tm
x = 4  MS = 0
Balok SBC
Daerah S  B (dari kiri)
Mx1 = - Rs.x1 = - 1.x1 (linear)
= -x1
x1 = 0  Ms = 0
x2 = 2  MB = -2 tm
Daerah C  B (dari kanan)
1
Mx2 = Rc.x2 - .q x2² (parabola)
2
1
Mx2 = 5.667.x2 - .2.x2²
2
= 5.667 x2 - x2²
dMx 2
Mencari Mmax  = 0  5.667 – 2 x2 = 0
dx 2
= x2 = 2.833 m (lokasi dimana terletak Mmax
Mx2 max =5.667. 2.833 – (2.833)²
= 16.0546 – 8.02589 = 8.0287 tm.
Mencari titik dimana momen = 0
Mx =5,667 x2 – x22 = 0
X2 (5,667-x2 ) = 0
 x2 =5,667 m ( Letak dimana momen = 0 )
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -13-

Bidang D ( GAYA LINTANG )


Balok A-S
Daerah A P ( dari Kiri )
D2 = + Ra = + 3 + ( Konstan )
Daerah P S ( Dari kiri )
Dx = + Ra - P = 3 – 4 = -1 t (Konstan )

Balok S – B C
Daerah S B ( Dari Kiri )
Dx = - Rs = -1 t (Konstan)
Daerah C  B (Dari Kanan)

Dx2 = - Rc + q . x 2
= - 5,667 + 2 . x 2 (Linieair)

X2 = 0  Dc = - 5,667 t
X2 = 6  Dbkn = -5,667 + 2.6 = + 6,333 t

Mencari titik dimana D = 0


-5,667 + 2X2 = 0  X2 = 2,833 m
(Letak D = 0 sama dengan letak Mmax )

Bidang N ( Normal )
Bidang N tidak ada
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -14-

3.1.6. Latihan

Dalam mempraktekan teori – teori yang ada di depan ( bagian sebelumnya ),


maka perlu diadakan (diberi) suatu latihan .
1).
P = 5t q = 2t/m’ Suatu balok gerber dengan
S beban dan struktur seperti
B C gambar, dengan perletakan
A A = sendi, B = rol
C = rol, S = sendi gerber
2m
Beban : P = 5t, 2m dari A
q = 2t/m’ sepanjang bentang
5m 2m 4m SC.
Gambar : bidang-bidang
gaya dalamnya (Bidang M,
N, D)

2). P=5 2t

45° Suatu balok gerber dengan


S
beban dan struktur seperti pada
A B gambar dengan perletakan :
2m 3m 3m A = jepit, B = rol
S = sendi gerber
Beban  P = 5 2 t dengan
sudut 45° terletak di tengah
bentang SB.
Gambar : bidang- bidang gaya
dalamnya. (Bidang M, N dan D)

3.1.8. Rangkuman
o Balok gerber adalah :
- Suatu balok yang mempunyai jumlah reaksi lebih besar dari 3 buah, tapi masih
bisa diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan.
Atau
- Rangkaian dari beberapa balok statis tertentu.
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -15-

o Tahap awal penyelesaiannya adalah : balok tersebut harus diuraikan lebih dahulu,
dan di sendi gerber ditentukan daerah bagian balok mana yang terletak diatas
(tertumpu) dan mana yang menumpu ( ) tertumpu

o Penyelesaiannya dilakukan secara bertahap dari masing-masing balok tersebut.


o Balok yang salah satu perletakannya tertumpu (menumpang) diselesaikan terlebih
dahulu.
o Gambar bidang gaya dalamnya adalah merupakan gabungan dari masing-masing
balok tersebut.

3.1.9. Penutup
Untuk mengukur prestasi, mahasiswa bisa melihat sebagian jawaban dari soal-soal
tersebut diatas sebagai kontrol.

Soal No. 1
Keterangan Titik Harga Arah
A 1.4 ton 
Reaksi
B 7.6 ton 
S 4 ton 
C 4 ton 

Keterangan Titik Harga Tanda


A 0
Momen (M) B 8 tm
S 0 (-)
C 0
A 1.4 ton (+)
Gaya Lintang (D) B kiri 3.6 ton (-)
B kanan 4 ton (+)
C 4 ton (-)
Gaya Normal (N) - - -
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -16-

Soal 2
Keterangan Titik Harga Tanda
AV 2.5 ton 
Reaksi AH 5 ton 
MA 5 tm 
S 2.5 ton 
B 2.5 ton 
A 5 tm (-)
Momen (M) S 0
di P 7,5 tm (+)
B 0
Gaya Lintang (D) A 2.5 ton (+)
B 2.5 ton (-)
A 5 ton (-)
Gaya Normal (N) S 5 ton (-)
P kiri 5 ton (-)

3.1.10. Daftar Pustaka


1. Soemono “Statika I” ITB bab V
2. Suwarno. “Mekanika Teknik Statis Tertentu” UGM bab V-4
3.1.11. Senarai :
Sendi Gerber : tempat penggabungan balok satu dengan balok lainnya.
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -17-

3.2. Garis Pengaruh Balok Gerber


3.2.1. Pendahuluan
Seperti halnya balok diatas 2 perletakan, maka untuk balok gerber inipun kita
harus mencari besarnya reaksi, atau gaya momen (M) atau gaya lintang (D) atau
gaya normal (N), jika ada muatan yang berjalan diatas balok gerber tersebut.
Pengertian dasar dan definisinya sama dengan garis pengaruh balok diatas 2
perletakan.
Standart beban yang dipakai juga sama yaitu muatan berjalan dengan
beban P = 1 ton atau satu satuan beban.

3.2.2. Prinsip Dasar


Yang perlu diperhatikan dalam membuat garis pengaruh balok gerber adalah :

B S C o Harus bisa memisahkan balok yang mana


(a) A
yang disangga dan yang mana yang
menyangga.
o Dalam gambar sebelah
o Balok SC yang disangga
RS
RS RC o Balok ABS yang menyangga.
(b) A B o Kalau ada muatan berjalan diatas ABS 
P maka reaksi di S (RS) dan reaksi di C (Rc)
RA
RB tidak ada (Gambar d).
o Namun jika ada muatan berjalan diatas balok

ada
RS RC S-C  maka reaksi di A (RA), reaksi di B
RS ada
(RB); reaksi di S (Rs) dan reaksi di C (Rc)
(c)
semuanya ada (Gambar c).
RA ada RB ada
P
tidak tidak
(d) ada ada
reaksi reaksi
RA ada RB ada
Gambar 3.11. Reaksi perletakan pada balok gerber dengan
muatan berjalan diatas gelagar
MODUL III (MEKANIKA TEKNIK) -18-

Anda mungkin juga menyukai