Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SENSOR DAN TRANSDUCER

Sebuah tugasmengumpulkan informasi dari berbagai literasi dan disaji kedalam makalah
kelompok presentasi

“Sensor Bersifat Resistif, Kapasitif, dan Induktif”

Disusun Oleh:

Alfi Irawan Lubis 5173151002


Dicky Dwi Syahputra 5171151005
M. Faris Muhadriyan 5171151012

Dosen Pengampu : Dr. Arif Rahman, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA KOMPUTER

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PTIK – A

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan selalu terhadap kehadirat Allah SWT/ Tuhan Yang
Maha Esa, Yang telah memberi kita segala nikmat hidup yang tak terhingga jumlah dan
batasnya sehingga kita tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari yang sangat padat dan
bisa pulih kembali dengan beristirahat dan tidak ada bandingannya dengan ciptaan manusia
seperti robot yang butuh tenaga listrik maupun baterai yang terbatas kapasitasnya.

Berbicara mengenai sensor, tentu kita akan mempelajari tentang jenis jenis dan sifat
sifat sensor terlebih dahulu, karena dengan mengetahui jenis dan sifatnya dapat
memudahkan kita untu memahami apa itu sensor sebenarnya.

Pada kesempatan ini, kami mencoba mengulas sebuah materi terkait dengan sensor
yang bukan sekedar melengkapi kriteria tugas dari dosen tetapi juga untuk mendapatkan
pemahaman lebih baik tentang sensor. Dalam hal ini, kami akan merangkum secara
ringkas dan pokok saja terkait tema yang dicantumkan pada sampul, serta akan berbuah
sebuah kesimpulan yang singkat dari sudut pandang kami yang kami anggap penting untuk
diketahui pembaca.

Akhir kata, kami mungkin mendapati kekhilafan saat penulisan sehingga jika ada
kesalahan huruf ataupun kalimat, kami memohon untuk dimaklumi dan dimaafkan
kekhilafannya. Semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan terkhusus bagi kami
sendiri.

Medan, 11 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN .....................................................................................

A. Pengertian Sensor Resistif ........................................................................... 3


B. Pengertian Sensor Kapasitif ........................................................................ 7
C. Pengertian Sensor Induktif .......................................................................... 8
D. Perbedaan Sensor Resistif, Kapasitif dan Induktif ...................................... 10

BAB III. PENUTUP ............................................................................................. 11

A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem otomasi ataupun kontroler tidak akan lepas dengan apa


yang disebut sensor. Karena suatu sistem pengendali secara garis besar
mempunyai prosedur dan rangkaian proses yang saling berkaitan. Bermula
dari proses perubahan yang ditangkap dan diolah oleh pengolah sinyal atau
data yang kemudian diteruskan sebagai keluaran dari olah data dalam
bentuk kondisi pengendalian.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan sensor dalam


perkembangan industridan kehidupan sehari – hari sangat berpengaruh.
Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang
mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis.
Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat
menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis.

Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan


besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya.
Untuk memakaikan besaran listrik pada system pengukuran, atau sistem
manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaranyang bukan
listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah
alat yang disebut transducer.

Sensor merupakan perangkat/device elektronika yang digunakan


untuk merubah besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga bisa di
analisa dengan menggunakan rangkaian listrik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari sensor resistif, kapasitif dan induktif ?
2. Apa sajakah contoh contoh dari sensor resistif, kapasitif dan induktif ?
3. Bagaimanakah cara kerja sensor resistif, kapasitif dan induktif ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami dan mengetahui pengertian dari sensor resistif, kapasitif
dan induktif
2. Mengetahui contoh contoh dari sensor resistif, kapasitif dan induktif.
3. Mengetahui cara kerja sensor resistif, kapasitif dan induktif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sensor Resistif

Resistive Sensor adalah salah satu jenis sensor yang paling umum
dalam instrumentasi. Sensor ini bekerja berdasarkan Prinsip resistive
sensor perubahan besaran yang diindera diubah menjadi perubahan
hambatan suatu elemen. Sebuah resistive sensor adalah perangkat
transduser atau elektromekanis yang mengubah mekanis ubah seperti
perpindahan menjadi sinyal listrik yang dapat dipantau setelah
pengkondisian. Resistive sensor adalah salah satu yang paling umum
dalam instrumentasi. Sensor resistif sederhana adalah potensiometer.
Resistive sensor lainnya termasuk strain gages dan termistor. Resistive
sensor sering digabungkan dengan jembatan Wheatstone.
Resistive Sensor merupakan jenis tranduser yang digunakan untuk
pengukuran yang menghasilkan output berupa resistansi. Contoh :
Piezoresistif resistansinya berubah dengan berubahnya berubahnya
tekanan, LDR (Light Dependent Resistor) reistansi berubah berdasarkan
intensitas cahaya, dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya berikut kami paparkan beberapa contoh
pengaplikasian sensor resistif pada kehidupan sehari hari:
1. Sensor Gerak (PIR)
Sensor gerak atau PIR mempunyai dua bagian utama. Bagian yang
pertama pemancar infrared, sedangkan bagian yang kedua yaitu
penerima. Bila alat sensor ini ada yang melewatinyan bagian pemancar
akan mengirim tanda atau sinyal ke bagian penerima. Selanjutnya,
penerima akan memberi perintah pada alat lainnya. Misalnya
membuka pintu atau mengeluarkan suara, tergantung system aplikasi
yang diterapkan.

3
Contoh pengaplikasiannya :
Pintu yang bisa membuka sendiri secara otomatis Jika ada yang
lewat atau masuk maupun keluar. Alat sensor tersebut melakukan
deteksi terhadap suatu gerakan yang disebut Namanya adalah PIR
(Passive Infrared Sensor)
2. RTD (Resistance Temperature Detectors)
Pada proses pengontrolan temperatur di line fuel gas (pipa
berbahan bakar gas) ini diperlukan pengontrolan (pengendalian)
temperatur agar suhu yang ada pada pipa tersebut selalu dalam
keadaan stabil sehingga dapat dijadikan bahan bakar kompresor. Uap
gas (vapour) yang dihasilkan dari produk drum akan di panaskan di
Heat Exchanger sehingga uap gas tersebut dapat dijadikan bahan bakar
kompressor. Alat yang digunakan untuk mengontrol temperatur uap
gas, merupakan salah satu peralatan atau instrument pabrik. Apabila
alat ini tidak beroperasi maka temperatur yang diinginkan tidak akan
tercapai sehingga kompressor tidak dapat bekerja dan pabrik tidak
dapat beroperasi secara normal dan secara otomatis produksi pabrik
pun menjadi berkurang.
Untuk itu digunakan instrumen pengukur temperatur yaitu
Resistance Temperature Detector (RTD) yang berperan mengawasi
dan mengontrol temperatur gas. RTD ini bekerja berdasarkan
perbandingan perubahan temperatur dengan besaran tahanan listrik
dari logam yang terdapat pada sensor RTD tersebut, dan jenis logam
yang sering digunakan adalah platina (Pt100).
RTD bekerja dengan cara mendeteksi suhu Bila RTD berada pada
suhu kamar maka beda potensial jembatan adalah 0 Volt. Keadaan ini
disebut keadaan setimbang. Bila suhu RTD berubah maka
resistansinya juga berubahsehingga jembatan tidak dalam kondisi
setimbang. Hal ini menyebabkan adanya bedapotensial antara titik A
dan B.

4
3. Termokopel
Pada dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang
banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda
menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang
sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang
sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang
cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C.
Adapun cara kerjanya adalah Jika salah satu pangkal lilitan
dipanasi, maka pada kedua ujung penghantar yang lain akan muncul
beda potensial (emf). Thermokopel ditemukan oleh Thomas Johan
Seebeck pada tahun 1820. Tegangan keluaran emf (elektro motive
force) thermokopel masih sangatrendah, hanya beberapa milivolt.
Thermokopel bekerja berdasarkan perbedaan pengukuran. Oleh karena
itu jika ukntuk mengukur suhu yang tidak diketahui, terlebih dulu
harus diketahui tegangan Vc pada suhu referensi (reference
temperature). Bila thermokopel digunakan untuk mengukur suhu yang
tinggi makaa akan muncul tegangan sebesar Vh. Tegangan
sesungguhnya adalah selisih antara Vc dan Vh yang disebut net
voltage (Vnet).

Contoh pengaplikasian termokopel terdapat pada beberapa hal yaitu:


 Industri besi dan baja.
 Pengaman pada alat-alat pemanas.
 Untuk termopile sensor radiasi.
 Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi
thermopile.
4. Bimetallic Temperature Sensor

5
Sensor ini mengubah mampu besaran suhu menjadi gerakan.
sensor ini terbuat dari dua buah logam yang disatukan atau direkatkan
menjadi satu. Cara kerja dari sensor ini adalah setiap logam kan
mempunyai koefisien muai yang berbeda-beda maka jika dua buah
logam yang memiliki koefisien muai yang bebeda disatukan maka
gabungan kedua logam itu akan melengkung jika dipanasi. Karena
sifatnya yang bisa melengkung jika terkena panas maka bimetal ini
sering dipakai sebagai saklar suhu otomatis atau sebagai alat ukur suhu
yang analog.
Contoh pengaplikasiannya adalah pada setrikaan listrik pada
setrika jika suhu melebihi batas yang telah ditentukan maka setrika
akan mati sendiri dan akan ada bunyi "tik", itu sebenarnya adalah
Bimetallic temperature sensor yang sedang melengkung. Disini
bimetal berfungsi sebagai saklar suhu otomatis yang akan memutus
kontak listrik jika suhu setrika melebihi batas yang ditentukan.

5. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang
suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang
kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai
dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara
dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut
adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang
memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah:
objek padat, cair, butiran maupun tekstil.
Contoh pengaplikasiannya digunakan di berbagai perangkat
pengukur jarak. sebagai contoh di dunia robotika sensor ini digunakan
sebagai indra utama untuk navigasi robot. sebagai contoh tipe ultra
sonic yang banyak digunakan adalah tipe SRF, dan PING pada
perinsipnya sensor jarak ultra sonic menggunakan prinsip kerja yang
sama, yaitu pngirim sinyal dan penerima sinyal (transmitter and
receiver). sensor ini bekerja pada frequency 40 Khz.

6
B. Sensor Kapasitif
Sensor kapasitif merupakan sensor elektronika yang bekerja
berdasarkan konsep kapasitif. Sensor ini bekerja berdasarkan perubahan
muatan energi listrik yang dapat disimpan oleh sensor akibat perubahan
jarak lempeng, perubhan luas penampang dan perubahan volume
dielektrikum sensor kapasitif tersebut. Konsep kapasitor yang digunakan
dalam sensor kapasitif adalah proses menyimpan dan melepas energi
listrik dalam bentuk muatan-muatan listrik pada kapasitor yang
dipengaruhi oleh luas permukaan, jarak dan bahan dielektrikum. Sifat
sensor kapasitif yang dapat dimanfaatkan dalam proses pengukuran
diantaranya adalah sebagai berikut.
 Jika luas permukaan dan dielektrika (udara) dalam dijaga konstan,
maka perubahan nilai kapasitansi ditentukan oleh jarak antara kedua
lempeng logam.
 Jika luas permukaan dan jarak kedua lempeng logam dijaga konstan
dan volume dilektrikum dapat dipengaruhi makan perubahan
kapasitansi ditentukan oleh volume atau ketinggian cairan elektrolit
yang diberikan.
 Jika jarak dan dielektrikum (udara) dijaga konstan, maka perubahan
kapasitansi ditentukan oleh luas permukaan kedua lempeng logam
yang saling berdekatan.
Ada beberapa cara dalam memanfaatkan sensor kapasitif yaitu
dengan mengukur beberapa perbedaan sebagai berikut:
 Tekanan : menggunakan sebuah membran yang dapat merenggang
sehingga tekanan dapat dideteksi dengan menggunakan spacing-
sensitive detector.
 Berat : menggunakan perubahan nilai kapasitansi diantara kedua
plat yang jarak kedua plat berubah sesuai beban berat yang diterima.
 Ketinggian cairan : menggunakan perubahan nilai kapasitansi
antara kedua plat konduktor yang dicelupkan kedalam cairan.

7
 Jarak : jika sebuah object metal mendekati elektroda kapasitor,
didapat nilai kapasitansi yang berubah-ubah.
 Layar sentuh : dengan menggunakan X-Y tablet
 Shaft angle or linear position : dengan menggunakan metode
multiplate, kapasitif sensor dapat mengukur angle atau posisi.
Salah satu pengaplikasian sensor kapasitif adalah sebagai sensor
kelembaban pada pellet kayu. Peneliatan tersebut didokumentasikan pada
jurnal internasional yang sudah di publikasikan. Jurnal tersebut berjudul
“USING CAPACITIVE SENSING TO DETERMINE THE MOISTURE
CONTENT OF WOOD PELLETS – INVESTIGATIONS AND
APPLICATION”. Penelitian dilakukan Anton Fuchs, Michael J. Moser,
Hubert Zangl, Thomas Bretterklieber di Institute of Electrical
Measurement and Measurement Signal Processing, Austria. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menginvestigasi beberapa teknik yang dapat
digunakan dan membandingkannya.

C. Sensor Induktif

Sensor kedekatan induktif adalah alat yg merasakan keberadaan


suatu objek logam. Sensor ini bekerja sama dengan koil elektromagnetik
akan mendeteksi kehadiran suatu objek logam. pada jarak terntentu tanpa
harus menyentuh benda tersebut. Sensor induktif menggunakan arus
induksi oleh medan magnet untuk mendeteksi benda logam di sekitarnya.
Sensor induktif menggunakan coil yang berperan sebagai konduktor untuk
menghasilkan medan magnet frekuensi tinggi. Jika ada benda logam di
dekat medan magnet yang berubah, arus akan mengalir dalam
objek.Sensor ini dapat dengan mudah digunakan di luar ruangan dan
aplikasi yang berhubungan dengan kebersihan.

Ada banyak desain sensor induktif yang dibuat khusus sesuai


dengan aplikasi tertentu,misalnya sensor yang digunakan untuk mengukur
suhu tinggi dan sensor multi-voltase.Sensor induktif dapat menghasilkan

8
sinyal yang sesuai untuk posisi dan batasan serta berfungsi sebagai pick-up
pulsa untuk memantau kecepatan putaran dan menghitung tugas.

Sensor induktif dalam mode non-kontak dapat bertahan lama


karena tidak terkena ausan mekanis.Selain itu,sensor jarak jenis ini tahan
terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim,getaran,debu dan
kelembaban,sehingga menjadikannya pilihan yang ideal untuk digunakkan
pada beberapa industry.

1. Prinsip kerja

Sensor induktif terdiri dari sebuah loop induksi atau bagian dari
deteksi elektromagnetikm Sensor jarak jenis induktif bekerja dengan
menghasilkan medan elektromagnetik yang berosilasi yang diciptakan oleh
benda magnetic.Kehadiran logam memicu arus berlebih di dalam
induksi,menyebabkan perubahan medan elektromagnetik,yang dideteksi
oleh sirkuit sensor.Sinyal yang tepat adalah output saat logam terdeteksi.

2. Aplikasi

Sensor induktif banyak digunakan dalam bidang


robotika,militer,dirgantara,kereta api,dan industry berat.

Contoh aplikasi sensor induktif :

 Deteksi logam besi – baja,besi,kobalt,nikel


 Rakitan bodi otomotif
 Motion position detection dan motion control
 Produksi koil dan transformator
 Deteksi bit rusak dan deteksi tutup
 Proses pemesinan
 Alat posisi dan pengukuran jarak
 Sistem control konveyor

9
 Kecepatan sensing,limit switching,dan pulse generation
 Proses industry otomatis
 Di lampu lalu lintas dan detector logam
 Untuk mendeteksi keberadaan benda dalam aplikasi pick-and-place
selama inspeksi

D. Perbedaan Sensor Resistif, Kapasitif dan Induktif

Perbedaan antara sensor kapasitif dengan sensor induktif adalah


Sensor kapasitif menghasilkan medan elektrostatis tidak medan
elektromagnetik seperti pada sensor induktif dan Sensor kapasitif bisa
mendeteksi material yang terbuat dari logam maupun non-logam seperti
gelas, cairan, atau baju, sedangkan untuk resistif, lebih terikat kepada
intensitas suatu benda kemudian mengubahnya menjadi sinyal tertentu.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi
gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi
seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi
mekanik dan sebagainya.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca untuk meningkatkan kualitas dari isi makalah ini dikemudian
hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

YANG DARI BUKU BELOM ADA 


Sumber website :

Elektronika Dasar. 2019. Sensor Kapasitif. https://elektronika-


dasar.web.id/sensor-kapasitif/ Diakses pada 11 September 2019.

Jatikom. 2018. Pengertian, macam macam,Jenis, sensor penjelasan Contoh


Gambar .https://www. jatikom.com/ 2018 / 11 /macam - macam- sensor-
penjelasannya-gambar.html Diakses pada 11 September 2019.

Sumber dari Jurnal:

International Journal. Anton Fuchs, et all. 2009. Using Capacitive Sensing To


Determine The Moisture Content Of Wood Pellets – Investagtions and
Application. Vol 2 (2) Austria : Institute of Electrical Measurement and
Measurement Signal Processing.
Binus Journal. Johannson. 2018. Capacitive Sensing: Method and Application.
Jakarta : Binus University Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai