I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang berasal dari famili Solanaceae. Kentang dapat dijadikan sebagai makanan
pokok pengganti beras, gandum, dan jagung karena kandungan nutrisi utamanya
melainkan digunakan sebagai sayuran dan produk olahan. Kentang banyak disukai
yaitu penyusutan oksigen dan peningkatan CO2 dalam kemasan yang mampu
karakteristik dari bahan hasil pertanian, selain itu juga penting untuk perancangan
desain mesin, struktur, proses dan kontrol untuk pengolahan bahan baku pertanian
sendiri.
solanine pada umbi kentang varietas Sponta dan Braga ketika disimpan pada
2
chaconine juga dijumpai Artur et al. (2015) pada umbi kentang yang terdedah
atau ruang penyimpanan tanpa pengaturan cahaya yang terdedah pada umbi
kentang yang bersangkutan, sehingga risiko kerusakan mutu menjadi lebih cepat,
akibatnya umbi bertunas dan mudah terkena serangan hama dan penyakit.
kerusakan mikrobiologis akibat serangan hama dan penyakit yang biasanya terjadi
setelah kerusakan fisik dan kimia pada umbi kentang yang bersangkutan. Oleh
untuk menjamin mutu kentang segar tetap prima sampai di tangan konsumen
meski disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama. Beberapa teknologi untuk
sehingga tingkat kerusakan masih lebih dari 20%. Teknologi penanganan segar di
konvensional (tradisional).
B. Tujuan
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
karakteristik fisik, kimia, dan biologis Umbi Kentang (Solanum tuberosum L.).
3
II. ISI
1. Sifat Fisiologi
Pada kentang penurunan pati setelah panen berlangsung lambat. Pada suhu
4,4°C proses hidrolisa pati akan terangsang dan penurunan pati berlangsung lebih
cepat. Kentang yang telah dipanen bila disimpan pada suhu rendah akan
kentang tidak memiliki rasa manis. Oleh karena itu kentang yang rasanya manis
memperoleh hasil yang baik, kentang yang disimpan di ruang pendingin harus
dibiarkan dulu pada suhu kamar beberapa waktu lamanya sebelum diolah, agar
suhu selama penyimpanan. Laju respirasi menurun ketika suhu mencapai 3°C dan
jika suhu terus menurun hingga 0°C maka respirasi meningkat. Hal tersebut
disebabkan oleh perubahan konsentrasi gula pada suhu 0°C yang meningkatkan
kapang, bakteri, dan khamir yang mempunyai daya perusak terhadap bahan hasil
fraksi yang lebih kecil sehingga komposisi bahan pangan akan berubah. Kentang
memiliki sifat mudah rusak. Sifat mudah rusak ini dipengaruhi oleh kadar air
dalam kentang yang tinggi sekitar 80% dari kandungan kentang itu sendiri. Kadar
Komponen yang dimiliki kentang salah satunya berupa karbohidrat. Mikroba akan
dari gula menjadi asam-asam yang mempunyai atom karbon yang rendah. Dengan
tekstur yang keras akan mengalami pelunakan sehingga kentang tersebut berarti
setahun. Bentuk umbi kentang bulat dan lonjong. Warna kulit kentang kuning dan
merah keunguan. Warna umbi kentang kuning, putih dan merah. Tekstur kentang
padat dan keras. Mutu kentang berdasarkan bobot yaitu: Super/A :301 g, Besar/B
sampel silinder antara 50 dan 100 °C. TC berkisar antara 0,545 hingga 0,957
W/m°C untuk kentang (cv Kennebec) gravitasi spesifik 1070 kg/m3 dan
kelembaban 80%. Nilai eksperimental setuju dengan nilai yang dilaporkan. TC, k,
bervariasi dengan suhu dalam bentuk polinomial kuadrat, dan hubungan empiris
diperkirakan. Model yang didasarkan pada konsep resistensi termal secara paralel
5
C. Karakteristik Hidratasi
dingin dengan kelembaban yang berkisar antara 95%-100%, maka semakin tinggi
kadar air dalam umbi kentang tersebut karena kelembaban udara yang tinggi yang
dapat menghambat air hasil respirasi dan transpirasi umbi kentang menguap ke
udara dalam ruang pendingin. Air dalam umbi cenderung untuk bergerak ke
daerah yang kelembaban udaranya lebih kecil seperti udara di suhu kamar. Oleh
karena itu penurunan kadar air umbi kentang yang disimpan pada suhu kamar
lebih cepat jika dibandingkan dengan penurunan kadar air umbi kentang yang
varietas kentang yang sesuai untuk olahan adalah yang memiliki kandungan air ±
75%. Kadar air tinggi ini menyebabkan mikroba bisa berkembangbiak di dalam
kentang.
makanan terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan Aw, yaitu jumlah
(Winarno, 1997).
Kentang merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang bergizi. Zat gizi
yang terdapat pada kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi, fosfor,
6
magnesium, kalium, natrium, dan kalsium), protein serta vitamin terutama vitamin
C dan B1. Selain itu kentang juga mengandung lemak dalam jumlah yang relatif
kecil, yaitu 1,0 – 1,5%. Komposisi kimia kentang sangat bervariasi tergantung
varietas, tipe, cara budidaya, cara pemanenan, tingkat kemasakan dan kondisi
Komponen Jumlah
Energi (Kal) 83,00
Protein (g) 2,00
Lemak (g) 0,10
Karbohidrat (g) 19,10
Mineral
Kalsium (mg) 11,00
Fosfor (mg) 56,00
Besi (mg) 0,70
Serat (g) 0,30
Zat besi (mg) 0,70
Vitamin
Vitamin B1 (mg) 0,09
Vitamin B2 (mg) 0,03
Vitamin C (mg) 16,00
Niasin (mg) 1,40
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1997).
memberikan pigmen pada berbagai tumbuhan. Pigmen berwarna kuat yang larut
7
dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah jambu, merah marak,
merah, ungu dan biru pada bunga, daun, dan buah. Antosianin bermanfaat untuk
melindungi sel dari sinar ultra violet dan juga sebagi antioksidan yang mampu
Pada kulit kentang terdapat asam klorogenat yaitu polifenol yang memiliki
aktivitas antioksidan mencegah terjadinya radikal bebas yang dapat merusak sel-
sel dan akan mengarahkan pada sejumlah penyakit, contohnya penyakit kanker.
dalam persendian dan juga berperan sebagai zat anti infeksi dan anti radang.
Selain itu, dalam kentang juga terdapat alkaloid dan flavonoid. Flavonoid
yang terdapat pada kentang adalah kuersetin yang merupakan salah satu zat aktif
kelas flavonoid yang secara biologis amat kuat. Kuersetin dapat melindungi tubuh
peroksidasi lemak.
8
III. PENUTUP
A. Rangkuman
yang berasal dari famili Solanaceae. Sebagai bahan makanan, kentang banyak
Komposisi gizi kentang dipengaruhi oleh keadaan tanah, umur panen, umur dan
tidak tepat. Ini karena kentang setelah dipanen masih mengalami proses hidup. Di
dalam sel enzim-enzim masih dapat bekerja melancarkan dan mengatur berbagai
merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki mata tunas bersisik yang dapat
menjadi tanaman baru. Cara dan waktu penyimpanan yang tidak tepat dapat
fisiologi pertunasan. Kentang memiliki sifat mudah rusak. Sifat mudah rusak ini
dipengaruhi oleh kadar air. Kandungan air dalam umbi kentang merupakan
DAFTAR PUSTAKA
Beukema, H.P., and D.E. van der Zaag. (1979) Potato improvement.
International Agriculture Centre, Wageningen.
Burton, W.G. (1981). Challenges for stress physiology in potato. Am. Potato J.
58 : 3-14.
Departemen Kesehatan RI. 1997. Pedoman Gizi Pada Bahan Pangan. Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta.
Ewing, E.E., and R.E. Keller. (1982). Limiting factors to the extension of potato
into non-traditional climates. p. 37-40. Proc. Int. Congr. Research for the
Potato in the Year 2000. International Potato Centre.
ExelI, R.B., (1980). A Simple Solar Rice Dryer: Basic Design Theory, da1am
Sunworl, Vol. 4 (6), New York: Pergamon Press.ha1aman
Fellow, P., 1990, Food Processing Technology Principles and Practice, Ellis
Horwood, New York.
Hawkes, J.G. (1990). The potato, evolution, biodiversity, and genetic resources.
Balhaven Press, London.
Muchtadi, Tien dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta, Bandung.