Anda di halaman 1dari 8

1. Apa efek samping meminum cuka para?

Cuka para disebut juga asam formiat atau asam semut, merupakan suatu cairan yang
tidak berwarna, berbau tajam/menyengat, menyebabkan iritasi pada hidung,
tenggorokan dan dapat membakar kulit.
Efek cuka para/asam formiat terhadap tubuh
dapat berupa :
• Jika terminum (saluran cerna) : membakar traktus digestif, nyeri di faring,
batuk, sensasi terbakat, nyeri abdomen, kram abdomen, muntah diare

2. Apa saja organ yang terganggu akibat meminum cuka para?

a. Bibir bisa terbakar dan tetesan racun bisa mengenai dagu, leher dan dada.
Tumpahan racun pada tubuh korban dapat merusak struktur kulit. Pola mulut yang
terbakar bisa digunakan untuk melihat racun apa yang diminum. Korban yang
meminum racun dengan posisi duduk atau berdiri, racun akan mengalir kedada dan
abdomen; bila berbaring, racun akan mengalirti wajah dan pipi lalu keleher
belakang. Tumpahan racun bisa masuk kesaluran hidung.
b. Bagian inferior mulut bisa terkikis, lidah tertelan atau menciut tergantung bahan
racunnya. Faring, laring dan esofagus terkikis dan dalam beberapa menit glotis akan
edema. Mukosa saluran nafas bisa rusak dan terjadi adspirasi cairan keparu
sehingga terjadi edema paru dan hemoragik.
c. deskuamasi dan perforasi. Setelah beberapa menit racun bisa mengalir lebih dalam
dan dapat merusak usus halus tapi ini jarang terjadi karena faktor waktu dan adanya
spasme pilorus.
d. Esofagitis Korosif
Asam kuat yang tertelan akan menyebabkan nekrosis
menggumpal secara histologik dinding esofagus sampai lapisan otot seolah-olah
menggumpal. Zat organik (lisol, karbol) menyebabkan edema di mukosa atau sub
mukosa. Mukosa terbentuk dari
e. epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut ke faring bagian atas, dalam
keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat
asam. Asam kuat menyebabkan kerusakan pada lambung lebih berat dibandingkan
dengan kerusakan di esofagus. Sedangkan basa kuat menimbulkan kerusakan di
esofagus lebih berat dari pada lambung. Gejala yang sering timbul adalah disfagia
kesulitan menelan, odinofagia dan adanya rasa sakit retrosternal.
Organ pernapasan yg mengalami kerusakan:

• tumpahan racun bisa masuk kesaluran hidung. Kulit di sekitar hidung terbakar
• faring, laring, dan esophagus terkikis dan dalam beberapa menit glottis akan
edema. Mukosa saluran nafas bisa rusak dan terjadi aspirasi cairan ke paru
sehingga terjadi edema paru dan hemorragik
• tumpahan racun ke paru bisa menimbulkan edema paru dan bronkopneumonia
akibatnya terjadi kematian

3. Apa makna “pasien masih tampak kesakitan berat, gelisah, tidak bisa bicara dan tidak
bisa bernafas walaupun sudah diberikan IV Fluid drip dan oksigen?
• Secara umum, zat asam ketika berkontak dengan sel akan menyebabkan
necrosis koagulatif dengan cara denaturasi protein , membentuk koagulum yang
disebut eschar. Pembentukan eschar ini memiliki fungsi protektif untuk
menghalangi daya tembus zat asam tsb.
• Asam formiat ini sulit di ekskresikan keluar dari tubuh, akibatnya terjadilah
asidosis parah (penurunan pH dibawah 7.37). Adanya penurunan asam atau
basa yang hebat dalam darah, menyebabkan sistem pengatur tubuh (sistem
dapar darah, respirasi, fungsi ginjal) tidak lagi mampu mengatur pH darah
supaya tetap pada nilai pH normal yaitu 7,4. Penurunan pH dibawah 7,20 akan
mengakibatkan turunnya volume menit jantung, gangguan ritmus jantung,
hipotensi (sampai terjadi syok), gangguan kesadaran dan akhirnya koma. Gejala
keracunan pertama akan terlihat setelah periode laten beberapa jam, tanda-
tandanya adalah: keluhan sakit kepala, pusing, mual, muntah, gangguan
penglihatan menyusul kemudian tidak sadar, dan jika tidak cepat ditangani akan
berujung pada kematian. Kalaupun pasien dapat diselamatkan nyawanya, boleh
jadi akan mengalami kebutaan, karena telah terjadi kerusakan pada saraf
penglihatan (atrofi opticus).
• Korban yang tidak sengaja meminum cuka parah à asam kuat à nekrosis
koagulatif (hilangnya suplai darah ke sel) à koagulasi protein degradasi
jaringan à pada saluran nafas (faring, laring, trakea) à mukosa saluran nafas
terkikis ) (14-20)
1. KL, emesis, katarsis merupakan kontraindikasi
2. Segera minum air/ susu sebanyak mungkin
3. Infus D5% kalua perlu koloid/transfuse
4. Kortikosteroid IV selama 4-7 hari, kemudian diturunkan selama 10-20 hari
5. Antibiotika
6. Diet/obat oral ditunda sampai dilakukan pemeriksaan laringoksop
indirek/esofagoskop
7. Bila lesi luas; perlu sonde lambung atau penderita dipuasakan dan diberi nutrisi
parenteral total atau konsul bedah untuk pemasangan sonde lewat gastrotomi
Learning Issue
Trauma kepala : Faktor risiko, klasifikasi, pathogenesis
Klasifikasi Cedera Kepala
o Mekanisme
§ Cedera tumpul
§ Cedera tembus
o Beratnya
§ Ringan (GCS 13-15)
§ Sedang (GCS 9-12)
§ Berat (GCS 3-8)
o Morfologi
§ Fraktur cranium
§ Lesi intracranial
• Pendarahan epidural (fokal)
• Pendarahan subdural (fokal).
• Kontusio & pendarahan intraserebral (fokal)
o Biomekanika
• Akselerasi
Jika benda bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada
orang yang diam kemudian dipukul atau telempar batu.
• Deselerasi
Jika kepala bergerak membentur benda yang diam, misalnya pada
saat kepala terbentur.
• Deformitas
Perubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang terjadi akibat
trauma, misalnya adanya fraktur kepala, kompresi, ketegangan atau
pemotongan pada jaringan otak.

MEKANISME DAN PATOLOGI


1. Cedera kepala dapat terjadi akibat benturan langsung atau tanpa benturan
langsung pada kepala. Kelainan dapat berupa cedera otak fokal atau difus
dengan atau tanpa fraktur tulang tengkorak.
Cedera fokal dapat menyebabkan memar otak, hematom epidural, subdural
dan intraserebral. Cedera difus dapat mengakibatkan gangguan fungsi saja,
yaitu gegar otak atau cedera struktural yang difus.
Dari tempat benturan, gelombang kejut disebar ke seluruh arah.
Gelombang ini mengubah tekanan jaringan dan bila tekanan cukup besar,
akan terjadi kerusakan jaringan otak di tempat benturan yang disebut “coup”
atau ditempat yang berseberangan dengan benturan (contra coup)

PATOFISIOLOGI
Gangguan metabolisme jaringan otak akan mengakibatkan oedem yang dapat
menyebabkan heniasi jaringan otak melalui foramen magnum, sehingga jaringan otak
tersebut dapat mengalami iskhemi, nekrosis, atau perdarahan dan kemudian meninggal.
Fungsi otak sangat bergantung pada tersedianya oksigen dan glukosa. Cedera
kepala dapat menyebabkan gangguan suplai oksigen dan glukosa, yang terjadi karena
berkurangnya oksigenisasi darah akibat kegagalan fungsi paru atau karena aliran darah
ke otak yang menurun, misalnya akibat syok.
Karena itu, pada cedera kepala harus dijamin bebasnya jalan nafas, gerakan nafas yang
adekuat dan hemodinamik tidak terganggu sehingga oksigenisasi cukup.

Intoksikasi cuka para : diagnosis banding, diagnosis kerja, definisi, epidemiologi,


etiologi

• Diagnosis banding :
• Diagnosis kerja
Intoksikasi cuka para
• Definisi
Keracunan atau intoksikasi adalah setiap zat/bahan yang mempunyai kemampuan
untuk menimbulkan efek yang merugikan pada makhluk hidup
Asam formiat atau asam metanoat yang juga dikenal sebagai asam semut adalah
senyawa organic yang mengandung gugus karboksil (-CO2H) dan merupakan
bagian dari senyawa asam karboksilat. Asam formiat ini pertama kali diperoleh oleh
ahli kimia pada abad pertengahan melalui proses penyulingan semut merah dengan
rumus molekul HCOOH.
Sifat dari asam formiat ini adalah mudah terbakar, tidak berwarna, berbau
tajam/menusuk dan mempunyai sifat korosif yang cukup tinggi. Asam formiat ini
mudah larut dalam air dan beberapa pelarut organik, tetapi sedikit larut dalam
benzene, karbon tetraklorida dan toluene, serta tidak larut dalam dalam karbon
alifatik
• Etiologi
Asam formiat.
Management
Airway
– Nilai jalan nafas
Look : gerakan dada; Listen : suara nafas ; Feel : ada udara
– Bebaskan jalan nafas
Posisi : sniffing position
Triple airway maneuver : head till, chin lift/jawtrust, open mouth bersihkan jalannafas
Jika ada obstruksi à edema laring : Pasang Intubasi
– Pertahankan jalan nafas
Breathing
– Nilai
– Tindakan :
Beri oksigen; Pakai bag-valve-mask; Check saturasi oksigen; Auskultasi paru
Circulation
• Nilai nadi dan tekanan darah
• IV line: D5%
Dekontaminasi
• menurunkan pemaparan terhadap racun, mengurangi absorpsi dan mencegah
kerusakan.
• pada kasus, induksi muntah dan kumbah lambung merupakan kontraindikasi pada
keracunan zat korosif dan pasien yang tidak sadar.
• Jadi dekontaminasi gastrointestinal pada kasus dilakukan dengan tindakan bedah.
Eliminasi
• Mempercepat pengeluaran racun yang sedang beredar dalam darah, atau dalam saluran
GI setelah > 4 jam per oral/ enteral. Tindakan lain perlu dikonsulkan ke sPD karena
kompetensi spesialistik berupa cara eliminasi racun yaitu:
1. diuresis paksa (forced diuresis)
2. alkalinisasi urin
3. asidifikasi urin
4. hemodialisis/ peritoneal dialisis
Antidotum
• Antidotum untuk keracunan zat korosif asam kuat yaitu antasid, namun beberapa
literatur lain mengkontraindikasikan upaya netralisasi.
• Beri antibiotik (cephalosporin) dan antiinflamasi
• Kortikosteroid iv selama 4-7 hari, diturunkan 10-20 hari

Management
Intoksikasi zat korosif
— Kortikosteroid intravena 4-7 hari dosis diturunkan 10-20 hari untuk mencegah striktura
esophagus.
— Lakukan trakeostomi
— Antibiotika sebagai profilaksis infeksi.
— Bila lesi luas, perlu sonde lambung atau penderita dipuasakan dan diberi nutrisi
parenteral total atau konsul bedah untuk pemasangan sonde lewat gastrotomi.
— Nutrisi : bubur alumunium hidroksida atau milk magnesia dengan susu atau putih telur
yang sudah dikocok terlebih dahulu
Cedera kepala
— Observasi ketat status kesadaran & pupil.
— Pemeriksaan Roentgen cranium & CT scan.
— Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20% atau glukosa 40%
atau gliserol 10%.cairan infus dextrosa 5%, aminofusin, aminofel (18 jam pertama dari
terjadinya kecelakaan), 2-3 hari kemudian diberikan makanan lunak.
Pertolongan Pertama
— Asam-asam korosif seperti asam sulfat (H2SO4), fluoroboric acid, hydrobromic acid
62%, hydrochloric acid 32%, hydrochloric acid fuming 37%, sulfur dioksida, dan lain-
lain.
— Bila tertelan minum air sebanyaknya atau air susu
— Beri antibiotik dan antiinflamasi.
— Jangan diberi dengan karbonat atau soda kue
— Jangan bilas lambung atau tindakan emesis
— Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tak sadarkan diri.
— Dapatkan perawatan medis dengan segera.Teleponlah dokter atau hubungi pusat
penanggulangan keracunan

Anda mungkin juga menyukai