Anda di halaman 1dari 2

PajakOnline.

com - Java Triangle Solutions

Tax Learning : Pengadilan Pajak » Putusan Pengadilan Pajak » PPh Pasal 23 »

Put.03020/PP/M.III/12/2004

Putusan Pengadilan Pajak Nomor  :  Put.03020/PP/M.III/12/2004

Jenis Pajak :Pajak Penghasilan Pasal 23


    
Tahun Pajak :1996
    
Pokok Sengketa :Koreksi Objek PPh Pasal 23 berupa Dividen karena Terdapat Piutang Pemegang Saham Tanpa Bunga
    
Menurut Terbanding :Koreksi dividen sebesar Rp2.701.506,00 terjadi karena adanya pemberian piutang kepada pemegang saham
tanpa ada penghasilan bunga, sesuai Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994, Penjelasan
Pasal 4 ayat (1) huruf g dan Pasal 23 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994, maka koreksi bunga tersebut
merupakan suatu dividen yang diberikan kepada pemegang saham.
    
Menurut Pemohon :Pinjaman dari pemegang saham tidak dikenakan bunga atau terhutang bunga, hal ini nampak dalam
pembukuan serta audit report tahun 1996.

Sesuai ketentuan Pasal 23 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 dinyatakan : “Atas
penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan atau terhutang oleh
Badan Pemerintah, Subjek Pajak Dalam Negeri, Penelenggara Kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau Perwakilan
Perusahaan Luar Negeri lainnya kepada Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong pajak
oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas :

1. 1)     Dividen
2. 2)     Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian
utang
3. 3)     Royalti
4. 4)     Hadiah dan penghargaan selain yang dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (1) huruf e.

Sebagaimana ketentuan di atas, maka Pemohon tidak terhutang ataupun melakukan pembayaran bunga
dengan demikian tidak ada kewajiban untuk melakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas dividen
dimaksud.

Terbanding menetapkan “deemed interest” pada hutang ke pemegang saham tanpa bunga (non interest bearing
loan) sebesar Rp2.701.506,00 berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor : S-165/PJ.312/1992 yang
merupakan surat jawaban atas Surat Ketua Tim Pengendali Pemeriksaan Tingkat Pusat Nomor : S-
109/PJ.01/TG/1992  terhadap salah satu kasus yang berkaitan dengan penerapan Pemohon 18 ayat (3)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994.
    
Pendapat Majelis :Berdasarkan pemeriksaan atas laporan pemeriksaan pajak dan kertas kerja pemeriksaan diperoleh petunjuk
bahwa Terbanding melakukan koreksi atas dividen sebesar Rp2.701.506,00 karena berdasarkan pembukuan dn
laporan keuangan terdapat piutang kepada pemegang saham dengan nilai saldo per 31 Desember 1996 
sebesar Rp76.528.750,00 di mana atas piutang ini tidak dikenakan bunga atau dengan kata lain pemegang
saham mendapat suatu keuntungan/kenikmatan karena sumber dana perusahaan berasal dari pinjaman bank
yang dikenakan bunga sehingga dianggap  sebagai dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.

Sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983  sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994, Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g dan Pasal 23 ayat
(1) huruf a Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983  sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1994, maka atas koreksi beban bunga sebesar Rp2.701.506,00 merupakan suatu dividen yang
diberikan kepada pemegang saham.

Ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983  sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 menyebutkan “Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib
Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi : biaya untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan
dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan
limbah, piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak kecuali Pajak
Penghasilan”.

Berdasarkan pemeriksaan atas laporan keuangan berupa laporan laba/rugi dan buku besar diperoleh petunjuk
bahwa tidak terdapat adanya pembebanan biaya bunga namun terdapat kapitalisasi bunga sebesar
Rp4.063.138.001,00 dan tidak terdapat adanya pembayaran dividen kepada pemegang saham.

Berdasarkan pemeriksaan atas kertas kerja pemeriksaan diperoleh petunjuk bahwa Terbanding menghitung
koreksi atas dividen karena terdapat piutang pemegang saham tanpa bunga dengan perhitungan sebagai
berikut :

Saldo Rata-Rata Piutang Pemegang Saham 

-----------------------------------------------------------  x Beban Bunga (Kapitalisasi Bunga)

                      Saldo Pinjaman

    Rp12.421.760,00

---------------------------- x Rp4.063.138.001,00 = Rp2.701.506,00

Rp18.682.661.667,00

Berdasarkan perhitungan di atas, koreksi dividen atas piutang tanpa bunga kepada pemegang saham sebesar
Rp2.071.506,00 yang dilakukan Terbanding hanya berdasarkan taksiran dan tanpa didukung bukti.

Berdasarkan data dan keterangan yang ada di dalam berkas banding serta pemeriksaan dalam persidangan,
Majelis berkesimpulan bahwa karena Pemohon tidak pernah melakukan pembayaran dividen kepada pemegang
saham maka dengan demikian tidak terdapat objek Pajak Penghasilan Pasal 23, karenanya koreksi Terbanding
tidak mempunyai dasar dan alasan yang kuat sehingga tidak dapat dipertahankan.
    

Dicetak 26 June 2019 - 18:46

   

Anda mungkin juga menyukai