Anda di halaman 1dari 2

AI, Manusia, dan Pelayanan Kesehatan

Menanggapi perkembangan teknologi di bidang kesehatan

Perkembangan teknologi yang semakin maju membawa banyak perubahan pada berbagai aspek
kehidupan, salah satunya di bidang kesehatan. Perkembangan teknologi di bidang kesehatan ini tidak
lepas dari peran Artificial Intelligence (AI). AI itu sendiri merupakan sebuah sistem kecerdasan buatan
yang terprogram dalam suatu komputer. Teknologi ini, di bidang kesehatan, dapat memiliki berbagai
bentuk dan peran yang luas.

Wujud AI di bidang kesehatan dapat sesederhana aplikasi di telepon genggam hingga serumit alat
diagnostik canggih di rumah sakit. Sadar atau tidak, kita sebagai masyarakat mungkin sudah menggunakan
AI dalam kehidupan sehari-hari. Perannya yang sangat luas dan praktis terkadang membuat kita berpikir
bahwa teknologi yang sempurna ini dapat menggantikan peran manusia, terutama dalam berbagai
perkerjaan yang memerlukan ketepatan dan keakuratan yang tinggi. Akan tetapi, mungkinkah hal ini
terjadi? Hal ini perlu digali lebih dalam.

AI membawa banyak perubahan pada perkembangan bidang kesehatan yang membuat


pelayanan kesehatan menjadi semakin mudah. Perubahan yang ditampilkan mulai dari yang sederhana
hingga yang canggih dan rumit. Bila kalian pernah menggunakan smartphone untuk menilai denyut nadi
atau sebagai pemandu dalam jogging, maka kalian sudah merasakan pengaruh praktis teknologi ini dalam
kehidupan sehari-hari.

Di bilang pelayanan kesehatan, seperti di di rumah sakit, AI memiliki peran besar sebagai alat
diagnostik, misalnya pencitraan maupuan perkerjaan lain yang melibatkan pola. Monitor kesehatan,
screening penyakit, bahkan hingga deteksi kanker merupakan salah satu pengaruh yang praktis
membantu pelayanan kesehatan. Pekerjaan tersebut mampu dilakukannya dengan tingkat keakuratan
yang tinggi. Hal ini berbeda dengan pekerjaan yang dilakukan manusia yang memiliki ketelitian yang
terbatas.

Bila melihat pengaruh AI yang begitu luas dan praktis, maka dapat timbul ide untuk membuat
teknologi ini menjadi sebuah sistem yang terintegrasi. Bila dibayangkan, maka sistem ini dapat bekerja
sebagai administrasi rumah sakit, apoteker yang memberikan obat, bahkan mungkin dokter. Integrasi ini
akan memunculkan kemungkinan yang tidak terbatas bagi teknologi ini untuk menggantikan manusia.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa sebaik apapun dan secerdas apapun AI, entitas ini bukanlah
manusia. Walaupun bisa memberikan pencitraan yang akurat, namun ia tidak mampu untuk pelayanan
yang holistik bagi pasien. Walau bisa menjadi petugas administrasi rumah sakit, namun ia tidak mampu
menggantikan empati yang ada antar sesama manusia. Walaupun bisa berperan sebagai dokter dan
mungkin memberikan pelayanan kesehatan yang akurat, namun ia tidak dapat memberikan sentuhan
kemanusiaan yang terkadang diperlukan bagi orang yang sedang sakit. Hal-hal seperti ini sebenarnya
berangkat dari sebuah hal kecil—manusia bukanlah mesin. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki
berbagai aspek di dalam kehidupannya. Aspek-aspek ini terkadang tidak bisa dijelaskan dengan program-
program komputer atau sistem komputasi yang canggih. Aspek itu memerlukan manusia sebagai
perantaranya.
Akhir kata, perkembangan AI yang begitu pesat di bidang kesehatan tentu membawa banyak
dampak baik. Akan tetapi, penggunaannya harus sejalan dengan perkembangan keahlian manusia dalam
pelayanan kesehatan itu sendiri sehingga manusia dan AI dapat hidup berdampingan dan menjalankan
sistem pelayanan kesehatan yang praktis, akurat, tetapi juga manusiawi.

Sumber: https://www.forbes.com/sites/bernardmarr/2018/07/27/how-is-ai-used-in-healthcare-5-
powerful-real-world-examples-that-show-the-latest-advances/#2579d2165dfb

Referensi:
Panch T, Szolovits P, dan Atun R. Artificial intelligence, machine learning and health systems. J Glob Health.
2018 Dec; 8(2):1.

Anda mungkin juga menyukai