Anda di halaman 1dari 16

2.

1 Landasan Teori
A. Pengertian Anggaran Kas
Kas adalah alat pembayaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan untuk investasi
maupun menjalankan operasi perusahaan setiap saat dibutuhkan. Karena itu, kas mencakup
semua alat pembayaran yang dimiliki perusahaan yang disimpan di dalam perusahaan maupun di
bank dan siap dipergunakan.
Kas berfungsi untuk membayar semua aktivitas yang dilakukan perusahaan, baik dalam operasi
sehari-hari maupun untuk investasi. Karena itu, perusahaan, memiliki alat pembayaran dalam
jumlah dan waktu yang tepat akan sangat bermanfaat positif bagi perusahaan kekurangan uang
akan menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar berbagai aktivitas operasi dan investasi.
Pembelian dan pembayaran bahan baku akan terganggu, pembayaran biaya tenaga kerja akan
terganggu, pembayaran biaya-biaya yang lain akan terganggu. Demikian pula, jika perusahaan
ingin melakukan investasi di dalam saham, gedung, mesin, atau tanah, aktivitas tersebut tidak
akan dapat dilakukan dengan baik. Sebaliknya, kelebihan uang pada suatu saat, melebihi
kebutuhan perusahaan, menyebabkan terlalu banyaknya uang yang menganggur, padahal
seharusnya uang-uang tersebut dapat dikelola secara lebih optimal untuk kepentingan
perusahaan.
Karena itu, penting sekali bagi perusahaan untuk memiliki kas dalam jumlah dan waktu yang
tepat agar kas tersebut dapat dipergunakan secara optimal tanpa mengganggu operasi
perusahaan. Untuk kepentingan itulah, sangat perlu sekali dibuat suatu perencanaan yang baik
untuk melihat berbagai sumber penerimaan dan pengeluran kas perusahaan untuk suatu periode
tertentu
Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan cara lebih terperinci tentang jumlah kas
beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akna datang, baik
perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas. Dari
pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa anggaran kas mencakup 2 sektor, yaitu :
1. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari :
a. Penjualan tunai barang jadi yang diroduksikan
b. Penagihan piutang
c. Penjualan aktiva tetap
d. Penerimaan lain-lain atau non operating, seperti penghasilan bunga, penghasilan
sewa, penghasilan dividen, dan sebagainya.
2. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik
biaya-biaya utama (operating) maupun biaya-biaya bukan utama (non operating), seperti
misalnya :
a. Pembelian tunai bahan mentah
b. Pembayaran utang
c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
e. Pembayaran biaya administrasi
f. Pembayaran biaya penjualan
g. Pembelian aktiva tetap
h. Pembayaran lain-lain (non operating), seperti pembayarn biaya bunga, pembayaran
biaya sewa, dan sebagainya.

Jadi, dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan
defisit kas atau surplus kas karena operasi perusahaan. Dengan mengetahui adanya defisit kas
jauh sebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan
digunakan untuk menutupi defisit tersebut.

Karena masih cukupnya waktu maka terdapat lebih banyak alternatif sumber dana, dan rnakin
banyaknya alternatif sumber dana berarti, kita dapat mengadakan pemilihan sumber dana yang
biayanya paling rendah. Sebaliknya dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan terdapat
surplus kas yang besar, maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan bagaimana
menggunakan kelebihan dana secara efisien.

Dengan kata lain tujuan utama budget kas adalah untuk :

 Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat dari operasional
perusahaan.
 Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untuk menentukan
kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untuk investasi.
 Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, dan utang.
 Dapat pakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-menerus.

B. Manfaat Anggaran Kas


Secara umum, semua budget, termasuk budget kas, mempunyai 3 manfaat, yaitu sebagai
pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, serta sebagai alat pengawasan kerja, yang
membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus, budget
kas bermanfaat sebagai dasar untuk menyusun master balance sheet budget (budget induk
neraca).

Anggaran Kas (Cash Budget) memiliki manfaat pokok antara lain sebagai pedoman kerja, sebagai
alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat pengawasan kerja.
 Sebagai Pedoman Kerja
Budget berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan
target-target yang harus dicapai oleh kegiatan perushaan di waktu yang akan datang.
 Sebagai Mat Pengkoordinasian Kerja
Budget berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang
terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk
menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan
Iebih terjamin.
 Sebagai Alat Pengawasan Kerja
Budget berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat pemanding untuk menilai (evaluasi)
realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di
dalam budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah
perusahaan telah sukses bekea ataukah kurang sukses bekerja. Dan perbandingan tersebut
dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara budget dan realisasinya, sehingga
dapat pula diketahui kelebihan dan kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki
perusahaan. Hal ml akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna
untuk menyusun rencana-rencana (budget) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.

C. Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

 Memberikan taksiran posisi kas pada akhir setiap periode sebagai hasil dari operasi yang
dijalankan, yaitu dengan membandingkan uang kas mausk dan uang kas keluar. Sehingga
saldo kas akhir pada suatu periode akan sama dengan kas awal ditambah penerimaan dan
dikurangi dengan pengeluaran kasa dalam suatu periode.
 Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktu nya. Defisit bila saldo kas awal
ditambah dengan penerimaan kas lebih kecil dari penegeluaran kas dalam satu periode.
Sehingga keadaan ini harus diwaspadai oleh perusahaan.
 Menentukan kebutuhan pembiayaan atau kelebihan kas menganggur untuk investasi
 Menyelaraskan kas dengan modal, pendapatan, beban, investasi dan utang
 Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. Besar kecilnya kas yang tersedia akan
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membelanjaakan modal kerjanya.
Kemampuan membelanjakan modal kerja ini pada akhirnya juga akan menjadi dasar bagi
perusahaan untuk menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya untuk meningkatkan
volume penjualan.

D. Dimensi Waktu Perencanaan dan Pengendalian Kas


perencanaan dan pengendalian kas meliputi tiga dimensi waktu, yaitu:
 Budget kas jangka panjang¸sesuai dengan dimensi waktu dari pengeluaran mmodal dan
rencana laba strategis jangka panjang. Estimasi penerimaan kas (terutama dari penjualan
barang atau jasa dan pinjaman) dan estima pengeluaran kas (terutama untuk biaya-biaya,
pengeluaran modal, dan pembayaran utang) merupakan dasar yang sehat untuk
keputusan-keputusan yang menyangkut keuangan, untuk penggunaan kas, dan untuk
kredit jangka panjang.
 Budget kas jangka pendek sesuai dengan rencana laba taktis jangka pendek. Budget kas
jangka pendek memerlukan rencana atau estimasi aliran kas masuk dan kas keluar yang
rinci yang secara langsung berkaitan dengan rencana laba tahunan, misalnya estimasi
penerimaan kas dari penjualan dan estimasi pengeluaran kas untuk membayar pembelian
mesin-mesin dan peralatan yang baru.
 Budget kas untuk operasi digunakan oleh perusahaan terutama untuk perencanaan dan
pengendalian aliran kas masuk dan keluar berdasarkan kegiatan sehari-hari. Tujuan
utama budget ini adalah untuk pengendalian kas yang dinamis atas posisi kas dalam
rangka meminimalkan biaya bunga dan biaya kehilangan kesempatan (opportunity
cost) karena kas yang menganggur.

E. Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas


Menurut M. Nafarin (2009:312) terdapat dua pendekatan dalam penyusunan
anggaran kas, yaitu : (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar, (2) pendekatan akunting
keuangan. Pendekatan kas masuk dan kas keluar kadang- kadang disebut juga dengan
metode langsung. Pendekatan akunting keuangan kadang-kadang disebut juga dengan
metode ikhtisar laba rugi atau metode tak langsung.

 Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar

Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang
mencerminkan semua arus kas masuk dan kas keluar dari anggaran jualan, anggaran
biaya/beban, dan anggaran tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk
anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan. Oleh karena itu
metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka pendek. Disebut
pendekatan anggaran kas jangka pendek, karena biasanya anggaran dengan metode ini
dibuat paling lama periodenya setahun. Selama setahun tersebut periode anggaran dibagi
dalam tiap triwulan, bulan, minggu, atau hari.

Disebut pendekatan kas masuk dan kas keluar, karena dalam menyusun anggaran kas
lebih dahulu ditaksir sumber kas masuk, kemudian ditaksir kas keluar. Setelah itu
ditentukan apakah terjadi kelebihan kas atau kekurangan kas. Dikatakan metode langsung
karena metode ini langsung secara rinci mengidentifikasi dari transaksi sumber kas atau
arus kas masuk dan belanja kas atau arus kas keluar.

 Pendekatan Akunting Keuangan

Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi
dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan rekening bukan
kas, seperti: beban/biaya terutang, beban/biaya bayar di muka, depresiasi/ penyusutan/
penghapusan/ amortisasi. Pendekatan ini tidak membutuhkan data yang rinci dan lebih
sedikit rinciannya tentang arus kas masuk dan arus kas keluar. Metode ini lebih cocok
untuk anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan
pendekatan anggaran kas jangka panjang. Metode ini dikatakan pendekatan akunting
keuangan, karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan
neraca yang dihasilkan akunting keuangan. Oleh karena penyusunan anggaran kas
didasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca maka disebut metode tak langsung.

Menurut Ellen Christina et al (2001:188) ada dua pendekatan dalam menyusun anggaran
kas, yaitu :

1. Anggaran Kas Jangka Pendek


Anggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya
disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran kas jangka pendek sesuai dengan
rencana laba taktis jangka pendek dan memerlukan rencana atau estimasi aliran kas
masuk dan keluar yang rinci, yang secara langsung berkaitan dengan rencana laba
tahunan. Sebagai contoh estimasi penerimaan kas dari penjualan dan estimasi
pengeluaran kas untuk pembelian mesin-mesin dan peralatan baru. Anggaran kas seperti
ini terutama berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar yang secara terus-
menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya.

2. Anggaran Kas Jangka Panjang


Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang disesuaikan dengan
perencanaan perusahaan yang telah disusun. maka jangka waktu anggaran kas jenis ini
disesuaikan dengan waktu yang tercakup di dalam corporate plan tersebut. Kegunaannya
yang terutama adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari
sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun
anggaran.

F. Sumber dan Penggunaan Kas


Sumber kas masuk yang utama adalah:

 Hasil penjualan produk secara tunai.


 Hasil menagih piutang dagang.
 Pendapatan lain seperti bunga dari Bank, jasa giro, dividen.
 Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti menjual aktiva yang tidak terpakai.
 Adanya penerimaan yang bukan penghasilan, seperti kredit dari Bank, penjualan obligasi dan
lain-lain hutang jangka pendek
 Penambahan modal sendiri oleh pemilik.
Penggunaan kas keluar yang utama adalah:

 Berbagai pembayaran untuk keperluan operasional perusahaan sehari-hari seperti membeli


material/bahan baku, membayar gaji, dan upah tenaga kerja, berbagai biaya yang termasuk
sebagai biaya overhead pabrik (kecuali depresiasi/amortisasi yang tidak membutuhkan kas)
biaya-biaya penjualan dan biaya administratif.
 Pembayaran pada para kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya.
 Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap.
 Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran dividen atau pengembalian modal.
 Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, meterai, restitusi, Ipeda dan lain-
lain.
Saldo kas pada akhir suatu periode (Bulanan/Triwulan/Tahunan) akan sama dengan saldo kas awal
ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh pengeluaran yang terjadi pada periode bersangkutan.
Bilamana penerimaan melebihi pengeluarannya, maka saldo kas akhir akan meningkat. Sebaliknya bila
pengeluarannya melebihi penerimaan, maka saldo kas akhir menurun, bahkan mungkin terjadi defisit kas.

Karena anggaran kas seperti yang diuraikan diatas disusun dengan memperkirakan seluruh
penerimaan dan seluruh pengeluaran yang terjadi pada sesuatu periode, maka metode anggaran kas seperti
ini disebut Metode Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Cash Receipts and Distribursements Method).
Secara ringkas sumber kas masuk dan penggunaan kas keluar sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

G. Manfaat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas


Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat
dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini
memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut
sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal
analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni.
Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan
dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang
diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang
mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi
harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak
mempengaruhi kas (noncash transaction).
Laporan sumber dan penggunaan kas ini digunakan sebagai dasar dalam merencanakan
kebutuhan dana di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau
jg digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di
masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan cash
flow ini akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau
mengembalikan pinjamannya.
Selain itu kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan.
Karena kas merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, sehingga
semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat
likuiditasnya.
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya transaksi-transaksi
sebagai berikut.
a. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta
pembelian aktiva tetap lainnya.
b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh
pemilik perusahaan.
c. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
d. Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji,
pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya
persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
e. Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai),
pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
f. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan
dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana
untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi
dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.

Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:
a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva
tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang
tidak memerlukan pengeluaran kas.
b. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian
piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah
tidak dapat di tagih lagi.
c. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan
penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis
disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
d. Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan
atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap
aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
5. Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Laporan Sumber-Sumber Dan Penggunaan
Dana Dalam Aliran Kas
Dalam menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian
kas memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam
kolom pertama dan kedua.
b. Mendaftar pos-pos laporan laba rugi dari tahun yang diperbandingkan (current year).
c. Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam
kolom ”Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya
kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta
berkurangnya penhasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva,
kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
d. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba
rugi untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
e. Membuat jurnal penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat
atau pengaruhtransaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
f. Memindahkan saldo atau perubahan setelah disesuaikan kecuali perubahan kas) Ke
dalam kolom “Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”.
Penurunan aktiva (selain kas), kenaikan utang, modal dan penghasilan merupakan
edangkan kenaikan aktiva (selain kas), penurunan utang, modal dan kenaikan biaya
merupakan penggunaan kas. Perubahan kas tidak perlu dipindahkan ke kolom sumber
dan penggunaan kas karena perubahan kas inilah yang dianalisis, selisih jumlah kolom
sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang terjadi dalam pos
“Kas”.
g. Untuk penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua
kolom terakhir dari lembar kerja.
H. Menyusun Anggaran Kas Jangka Panjang
Bila anggaran kas tahunan disusun dengan cara menelusuri jejak arus fisik masuk dan arus fisik
keluar, maka anggaran kas jangka panjang disusun dengan cara membandingkan neraca yang
disusun antara dua periode anggaran dan perhitungan rugi laba perusahaan yang terjadi selama
periode antara kedua neraca tersebut.

Untuk anggaran kas jangka panjang ini sesuai dengan dimensi waktu dari pengeluaran
modal dan rencana laba strategik jangka panjang. Estimasi penerimaan kas (terutama dari
penjualan barang atau jasa dan pinjaman), sedangkan estimasi pengeluaran kas adalah terutama
untuk biaya-biaya, pengeluaran modal dan pembayaran hutang,yang merupakan dasar yang tepat
untuk keputusan-keputusan yang berkaitan dengan keuangan.
Secara hipotesis neraca suatu perusahaan adalah sabagai berikut;
Neraca

Suatu konsep neraca yang paling awal yang menyatakan bahwa neraca selalu seimbang
jumlah kekayaan perusahaan sama dengan jumlah modal yang dimiliki ditambah hutang-
hutangnya. Misalkan Selama satu tahun usaha terjadi transaksi sebagai berikut ini:

 Perusahaan memperoleh laba dan memakai sebagian dari laba ini


 Perusahaan memperoleh hutang lancar baru
Perusahaan menambah hutang jangka panjang
Perusahaan menambah setoran modalnya
Perusahaan mengurangi sebagian dari aktiva lancar non kas (seperti piutang dan persediaan)
Perusahaan menjual sebagian dari aktiva tetapnya
Dengan transaksi-transaksi diatas maka akibat yang terrjadi adalah:

Meningkatnya jumlah modal dan hutang-hutang perusahaan


Menurunnya jumlah aktiva non kas dan aktiva tetap yang dimiliki
Meningkatnya seluruh kekayaan perusahaan yang tercermin dalam meningkatnya jumlah uang
kas
Pendekatan seperti diatas berdasarkan suatu anggapan bahwa seluruh transaksi yang terjadi
adalah transaksi kas. Berbagai transaksi yang menyebabkan meningkatnya/menurunnya jumlah
kas yang dipolakan adalah sebagai berikut:

I. Menyusun Anggaran Kas Jangka Pendek


Anggaran kas jangka pendek umumnya disusun dengan cara menulusuri jejak berbagai kegiatan
perusahaan yang mengakibatkan terjadinya arus fisik masuk dan arus fisik keluar. Arus balik
dari jejak arus fisik yang masuk akan mengakibatkan terjadinya arus kas keluar. Demikian pula
sebaliknya arus balik dari jejak berbagai arus fisik keluar akan mengakibatkan terjadinya arus
kas masuk.

Skema berikut ini akan memberikan gambaran yang jelas adanya berbagai keluar dan
masuknya arus kas dan arus fisik.
Skema Arus Fisik dan Arus Kas
Dalam skema tersebut terlihat adanya empat pihak yang sekaligus menjadi penyalur dana dan
penerima dana. Mereka itu adalah

 Perusahaan yang melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai pihak pertama dan
pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam keseluruhan
sistem itu
 Para rekanan/pemilik faktor produksi; yang bergerak dalam pasaran faktor produksi dan
pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam keseluruhan
sistem itu
 Konsumen/pembeli produk perusahaan merupakan pihak yang membutuhkan produk
perusahaan untuk dikonsumsikan sendiri atau dijual kembali
 Pemilik dana/pemerintah adalah sebagai pihak yang mempercayakan modalnya untuk
digunakan oleh perusahaan
Di antara keempat pihak yang membentuk sistem itu terjadilah arus fisik maupun arus
kas yang merupakan arus masuk maupun arus keluar di antara mereka satu sama lain. Arus
fisik masuk terjadi pada saat perusahaan membeli berbagai faktor produksi yang
dibutuhkannya, dan sebagai gantinya terjadi arus kas keluar pada saat perusahaan membayar
faktor produksi yang digunakannya dalam proses produksi. Arus fisik keluar terjadi pada saat
perusahaan berhasil menjual produknya pada pembeli/konsumen, sebagai gantinya terjadi arus
kas masuk pada saat pembeli membayar harga pokok yang dibelinya. Arus kas masuk dan arus
kas keluar yang terjadi diantara rekanan, perusahaan, dan konsumen membentuk transaksi
rutin atau transaksi operasional yang sifatnya kontinu.

Di antara perusahaan, Pemilik Modal dan Pemerintah hanya terjadi arus kas masuk dan
arus kas keluar. Arus kas masuk terjadi pada saat pemilik dan kreditur menyerahkan modalnya
pada perusahaan sebagai penyertaan atau sebagai kredit, sedangkan arus kas keluar terjadi
pada saat perusahaan membayar kewajiban dalam bentuk pajak,restitusi, bea meterai dan
sebagainya pada Pemerintah. Transaksi ini disebut transaksi keuangan yang sifatnya terputus-
putus (internittent).

Dengan memahami berbagai kegiatan yang terjadi diantara empat pihak inilah perusahaan
akan mampu memperkirakan baik jumlah maupun waktu terjadinya arus kas masuk dan arus
kas keluar, baik yang bersifat operasional maupun yang berupa transaksi keuangan. Hasil
perekaman arus kas masuk dan arus kas keluar ini kita sebut anggaran kas.

2.2 Pembahasan
Contoh soal : Data yang dimiliki PT. Amanah, untuk tahun 2017 adalah sebagai berikut : 1.
Rencana penjualan : 50% adalah penjualan kredit. Januari 3.500.000 Triwulan II 12.000.000
Februari 3.750.000 Triwulan III 10.500.000 Maret 4.500.000 Triwulan IV 11.250.000 2. Kerugian
karena piutang tidak tertagih sebesar 2% 3. Pola pengumpulan piutang : (setelah dikurangi
piutang tak tertagih) Bulanan : 60% pada bulan penjualan 30% satu bulan berikutnya 10% dua
bulan berikutnya Triwulan : 80% triwulan terjadinya penjualan 20% triwulan berikutnya
4. kas awal tahun Rp 2.500.000,
5. Penerimaan lain-lain TW II Rp 2.000.000,- dan TW III Rp 3.000.000,
6. Berbagai pengeluaran yang membutuhkan kas adalah :
a. Pembelian bahan baku : Januari Rp 1.350.000,- Maret Rp. 1.200.000,
TW II Rp 3.600.000,- TW III Rp 3.750.000,
TW IV Rp 3.750.000,
b. Pembayaran upah dan gaji : Januari Rp 1.170.000,- Februari Rp 900.000,
Maret Rp.1.100.000,- TW II Rp 2.925.000,
TW III Rp 2.700.000,- TW IV Rp 2.775.000
c. Pengembalian hutang : Februari Rp 3.000.000,- TW II Rp 12.000.000,
d. Dividen : TW II Rp 900.000 TW IV Rp 900.000
e. Macam-macam biaya : Januari Rp 650.000; Februari Rp 450.000;
Maret Rp 800.000; TW II , TW III, dan TW IV masing-masing Rp 1.350.000,
Diminta untuk menyusun :
1. Anggaran Pengumpulan Piutang
2. Anggaran Penerimaan Kas
3. Anggaran Pengeluaran Kas
4. Anggaran kas sementara
5. Kebijakan pembelanjaan jangka pendek yang diperlukan, meminjam dengan tingkat bunga
18% setahun (jika terjadi defisit kas)
6. Anggaran Kas Akhir.
Jawaban :

Uraian Penjualan Tunai (50%) Penjualan kredit – Bad debt (2%) = Piutang netto

Januari 1.750.000 1.750.000 35.000 1.715.000

Februari 1.875.000 1.875.000 37.500 1.837.500

Maret 2.250.000 2.250.000 45.000 2.205.000

Triwulan II 6.000.000 6.000.000 120.000 5.880.000

Triwulan III 5.250.000 5.250.000 105.000 5.145.000

Triwulan IV 5.625.000 5.625.000 112.500 5.512.500

1. Anggaran pengumpulan piutang

Uraian Januari Februari Maret TW II TW III TW IV

Januari 1.029.000 514.500 171.500

Februari 1.102.500 551.250 183.750

Maret 1.323.000 882.000

TW II 4.704.000 1.176.000
TW III 4.116.000 1.029.00

TW IV 4.410.00

Total 1.029.000 1.617.000 2.045.000 5.769.750 5.292.000 5.439.00

2. Anggaran Penerimaan Kas

Uraian Januari Februari Maret TW II TW III TW IV

Piutang 1.029.000 1.617.000 2.045.000 5.769.750 5.292.000 5.439.00

Penj.Tun 1.750.000 1.875.000 2.250.000 6.000.000 5.250.000 5.625.00

Lain-lain 2.000.000 3.000.000

Total 2.779.000 3.492.000 4.295.000 13.769.750 13.542.000 11.064.0

3. Anggaran Pengeluaran Kas

Uraian Januari Februari Maret TW II TW III TW IV

Pemb BB 1.350.000 1.200.000 3.600.000 3.750.000 3.750.00

Pby. Upah 1.170.000 900.000 1.100.000 2.925.000 2.700.000 2.775.00

Pgb.Utang 3.000.000 12.000.000

Dividen 900.000 900.000

Mc. biaya 650.000 450.000 800.000 1.350.000 1.350.000 1.350.00

Total 3.170.000 4.350.000 3.100.000 20.775.000 7.800.000 8.775.00


4. Anggaran Kas Sementara

Uraian Januari Februari Maret TW II TW III TW IV

Saldo Awal 2.500.000 2.109.000 1.251.000 2.446.750 5.742.00

Penerimaan 2.779.000 3.492.000 4.295.750 13.769.750 13.542.000 11.064.0

Tersedia 5.279.000 5.601.000 5.546.750 16.216.500 13.542.000 16.806.0

Pengluaran 3.170.000 4.350.000 3.100.000 20.775.000 7.800.000 8.775.00

Saldo Akhir 2.109.000 1.251.000 2.446.750 (4.558.500) 5.742.000 8.031.00

5. Kebijakan : pada awal triwulan II meminjam sebesar Rp 5.000.000,-


Periode : April -September (dapat dibayar kembali pada awal TW IV)
Bunga sebulan : 1,5% x Rp 5.000.000 = Rp 75.000
Perhitungan Pembayaran Bunga

Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Mei Juni Juli Agustus September Oktober

75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000

150.000 225.000 75.000


6. Anggaran Kas Akhir (Final)

Uraian Januari Februari Maret Tw II Tw III Tw IV

Saldo Awal 2.500.000 2.109.000 1.251.000 2.446.750 291.500 5.808.500

Penerimaan 2.779.000 3.492.000 4.295.750 13.769.750 13.542.000 11.064.000

Hutang 5.000.000

Tersedia 5.279.000 5.601.000 5.546.750 21.216.500 13.833.500 16.872.500

Pengluaran 3.170.000 4.350.000 3.100.000 20.775.000 7.800.000 8.775.000

Angsuran 5.000.000

Bunga 150.000 225.000 75.000

Sald. Akhir 2.109.000 1.251.000 2.446.750 291.500 5.808.500 3.022.000

Anda mungkin juga menyukai