Skripsi Ilmu Hukum
Skripsi Ilmu Hukum
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Bagas Haryaloka
(30301508948)
Dosen Pembimbing
NIDN : 06-3103-5702
FAKULTAS HUKUM
SEMARANG
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
(HabibSyech)
(HabibSyech)
“Jangan pernah bosan mendengarkan motivasi dari orang tuamu, karna motivasi
tak cukuphanya sekali tapi harus berkali-kali”
(Sukoco S.H)
“lebih baik terlihat hina di hadapan semua orang karna membela agama dan
kebenaran daripada terlihat mulia dihadapan semua orang karna membela
kedzoliman”
(Bagas Haryaloka)
vi
PERSEMBAHAN
Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Sukoco S.H dan Ibu Suparti terima kasih
Asriningtyas S.H, Aka Tidono Putro, Relia Norma Utami Spd, Niken
Cita.
kedepan.
vii
KATA PENGANTAR
berkat rahmat, taufik, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, kepada umatnya hingga akhir Zaman
nanti… AAMIIN
Perempuan Korban Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus
Skripsi ini banyak mengalami kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan, kerja
sama dari berbagai pihak dan juga berkah dari ALLAH SWT sehingga kendala -
kendala yang dihadapi dapat denganmu dah diatasi. Untuk itu penulis
1. Bapak Ir. PrabowoSetyawan, MT., P.HD selaku Rektor Universitas Islam Sultan
Agung Semarang.
5. Bapak Dr. Drs. Munsharif Abdul Chalim, S.H., M.H. selaku Dosen Penguji
7. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
viii
8. Staff dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
9. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa baik moral
maupun materil dengan tulus dan ikhlas. Bagiku mereka adalah Jiwa serta Sprit
10. Kakak – Kakaku tersayang yang selalu memberikan semangat dan motivasi
11. Seluruh sahabat – sahabatku (pras, devis, rama) dan juga kekasih tercinta (Tiara
Lanita) yang ada di Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang selalu
12. Semua Pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan terima
karena itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya dan mohon kritik dan
saran agar dapat memperbaiki Skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk
Penulis
BagasHaryaloka
30301508948
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACT
The method in this study, the author uses the Juridical Sociological
method. Juridical Sociology is a method used in legal research that aims to clarify
the real situation that occurs in the community towards a problem that will be
examined.
The results of the above study explain that the regulation of criminal acts
of domestic violence in positive law is more general in nature while Law No. 23
of 2004 regulates more specifically.The results of the above study explain that the
regulation of criminal acts of domestic violence in positive law is more general in
nature while Law Number 23 of 2004 regulates more specifically. Barriers that
occur in the application of Law Number 23 of 2004 is the weakness of the
criminal system which does not specify the minimum sentence of punishment
against the perpetrator.So that justice for women is still not optimal. In connection
with the above factors the causes of domestic violence include jealousy, economic
factors, lack of knowledge about the Domestic Violence Law. Whereas legal
protection for women is regulated in Law Number 23 of 2004 concerning the
Elimination of Domestic Violence.
xi
DAFTAR ISI
MOTTO ..............................................................................................................................iii
ABSTRAK ...........................................................................................................................x
ABSTRACT .......................................................................................................................xi
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
E. Terminologi .................................................................................................................. 14
BAB II .............................................................................................................................. 20
xii
B. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ................................................................. 21
Rumah Tangga dalam undang-undang No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekersan
B. Pertimbangan Hakim dalam Memutus Perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga .... 56
59
Kudus ........................................................................................................................ 63
BAB IV ............................................................................................................................. 69
PENUTUP ........................................................................................................................ 70
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................................................ 71
xiii
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 73
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
dalam area publik, namun juga dalam area domestik yang melahirkan
maupun ekonomi.
1
Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan antara
Norma dan Realita (Edisi 1, Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 135
1
merupakan isu global. Kekerasan terhadap perempuan tidak saja dalam
bentuk seminar, loka karya, diskusi, maupun, dialog publik oleh para
dalam lingkup nasional, akan tetapi perbincangan ini terjadi dalam forum
diperbolehkan ikut campur dalam urusan rumah tangga karena hal itu
tentang perkawinan yang berlaku bagi semua warga negara. 3 Dalam Pasal
2
Riska Adi Wijaya, Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Korban Tindak Pidana
Kekerasan dalam Rumah Tangga, Fakultas Hukum Unissula Semarang Tahun 2015, hal 2
3
Undang-Undang R.I Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam
2
1 Undang-Undang perkawinan menyatakan bahwa “ perkawinan ialah
ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
rumah tangga, harus ada upaya preventif dan represif yang dilakukan, baik
yang adil terhadap para pelaku kejahatan, pada dasarnya merupakan salah
3
menyangkut korban sebagai sarana pengendalian system kepercayaan
tersebut.
pengaturan hak.
menyebutkan bahwa:
Setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebas dari
4
Titon Slamet Kurnia, reparasi (reparation) terhadap korban pelanggaran HAMdi Indonesia
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005), Cet. I, hal 29
4
Korban kekerasan dalam rumah tangga, yang kebanyakan adalah
manusia.
bahwa seorang wanita adalah obyek seks, istri adalah pelayan suami. Hal
ini telah kuat melekat dalam pandangan para suami sehingga peraturan
terkalahkan.
faktor dominan terjadinya kekerasan suami terhadap istri, dan ini sangat
5
institusi hukum dan pihak-pihak lain seperti lembaga swadaya masyarakat
persaingan. Hal ini terjadi karena suami/istri dari latarbelakang yang sama,
misalnya dalam pendidikan, umur, pekerjaan, dan gaji yang seimbang. Hal
ini menciptakan rasa persaingan antara satu dengan yang lainya, sehingga
tindak kekerasan suami terhadap istri dalam rumah tangga, hal ini bisa
tergantung kepada orang tua dan karena istri belum mempunyai anak.
korban KDRT pada umumnya mengalami stress dan depresi. Selain itu
korban KDRT juga ketakutan dan trauma. Tidak hanya itu saja, korban
korban dan pelaku KDRT. Adanya cacat fisik atau berujung pada
perceraian.
6
Ada ungkapan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.
antara lain6 :
dan anak-anak.
3) Istri wajib mendidik anak sejak kecil, kalau marah jangan pernah
ataupun musyawarah.
dilakukan mediasi.
6
https://musniumar.wordpress.com/2012/07/09/pencegahan-dan-penanganan-kekerasan-dalam-
rumah-tangga-kdrt/, diakses pada tanggal 2 agustus 2018, jam 14.30
7
2) Selesaikan masalah KDRT dengan kepala dingin. Cari waktu yang
terulang.
dilakukan visum.
ditahun yang akan datang kita tidak lagi mendengar banyaknya perempuan
7
Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Perspektif Yuridis-
Viktimologis, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hal 68-70
8
Saat kepolisian menerima laporan mengenai kasus
berikut :
korban.
c. Melakukan penyelidikan.
2. Peran Advokat
pengadilan.
9
pekerja sosial agar proses peradilan berjalan
sebagaimana mestinya.
3. Peran Pengadilan
pengadilan harus :
4. Peran Kejaksaan
10
Lembaga pemerintah yang menjalankan kekuasaan
negara.
oleh karena itu setiap orang yang mendengar, melihat, dan mengetahuinya
8
Ibid, hal 6
11
orang, agar tidak terjadi lagi khususnya kekerasan terhadap seorang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai pada sebuah penelitian adalah sebagai
berikut:
12
1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap perempuan
D. Kegunaan Penelitian
sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Agung Semarang.
2. Kegunaan Praktis
13
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan serta
tangga (KDRT).
E. Terminologi
bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis.9
sebagainya.
sesuatu yang dilakukan, dan perbuatan itu menunjuk baik pada akibatnya
9
Rahayu, 2009, Pengangkutan Orang, etd.eprints.ums.ac.id.
14
Kekerasan adalah perihal (yang bersifat, berciri) keras, perbuatan
orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain, dan
paksaan.
yang terdiri dari pasangan suami istri, anak-anak, mertua, dan sebagainya.
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
2. Spesifikasi Penelitian
a. Data Primer
15
Data yang diperoleh langsung dari narasumber yang dapat
b. Data Sekunder
16
Bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat berupa
perundang-undangan di Indonesia.
4. Lokasi Penelitian
maupun tulisan, yang akan diteliti dan dipelajari sebagai satu kesatuan
17
akhirnya bisa mendapatkan sebuah skripsi Ilmiah, yang berkaitan
penelitian.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
18
hukum terhadap perempuan korban tindak pidana kekerasan dalam rumah
BAB IV PENUTUP
dan saran.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perlindungan Hukum
memberikan rasa aman baik fisik maupun mental kepada korban dan para
saksi dari sebuah ancaman, gangguan , teror dan kekerasan dari pihak
oleh orang lain dan perlindungan hukum itu diberikan kepada masyarakat
Perlindungan Saksi dan Korban adalah segala upaya pemenuhan hak dan
pemberian bantuan agar memberikan rasa aman kepada korban yang wajib
10
Id.m.wikipedia.org/wiki/pengertian_Perlindungan_Hukum, diakses pada tanggal 7 agustus
2018, Jam 11.27
11
Satijipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakt, 2000), hal. 54
20
Perlindungan yang diberikan kepada saksi berupa,
hukum.
sejumlah orang yang berposisi kuat (merasa kuat) kepada seseorag atau
dengan sarana kekuatanya, baik secara fisik maupun non fisik dengan
kekerasan.12
12
Mufidah Ch dkk, Haruskah Perempuan dan Anak Dikorbankan? Panduan Pemula Untuk
Pendampingan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Pilar Media (Anggota IKAPI),
Malang, 2006, hal 2
21
Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah tindakan kekerasan yang
yang menjatuhkan).
13
RUU Anti-KDRT tanggal 6 Mei 2003, pasal 1 angka 1
22
Kekerasan dapat dikategorikan kedalam 4 jenis yaitu,
:14
1. Kekerasan Represif
2. Kekerasan Alternatif
3. Kekerasan Langsung
langsung.
kekerasan tersebut.
14
Ridwan, Kekerasan Berbasis Gender, Purwokerto, Pusat Studi Gender, 2006, hal 61
23
c). Macam-Macam Kekerasan Dalam Rumah Tangga
tertentu.
tindakan:
kewajibanya tersebut.
24
b. Setiap orang yang menimbulkan ketergantungan
kekerasan.
15
Anitya Lintang Suryani, Tinjauan Viktimologi Perlindungan Hukum Perempuan Sebagai
Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
dan Hukum Islam, Fakultas Hukum Unissula Semarang Tahun 2018, hal 32
16
Fahra Ciciek, Jangan Ada Lagi Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama, 2003, hal 30
25
c. Fakta menunjukan bahwa laki-laki dan perempuan
sebuah kekerasan.
26
Kekerasan Rumah Tangga juga bisa terjadi kepada seorang anak,
sendiri.
berkarakter buruk.
17
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan, Bandung, PT Refika
Adiatma, 2012, hal 17-18
27
d. Family structure model, yang menunjukan pada
28
Arief Gosita memaknai korban adalah mereka yang menderita
bahwa:
tindak pidana”.19
hak asasi manusia yang berat termasuk korban atau ahli warisnya”.
18
Milda Marlia, Marital Rape (Kekerasan Seksual terhadap Istri), Pustaka Pesantren,
Yogyakarta, 2007, hal67
19
Yuyantilalata.blogspot.com/2012/10/korban-victim.html?m=1, diakses pada tanggal 8 agustus
2018, jam 19.52
29
Menurut Muladi di dalam buku Dikdik M Arief Mansur korban
berikat :
20
Dikdik M Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan (Antara
Norma dan Realita), Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal 47
30
c). Hak-hak dan Kewajiban Korban
akan diberikanya.
d. Mendapat penerjemah.
kebutuhan.
31
Kewajiban-kewajiban yang harus di selesaikan oleh korban yaitu
hakim sendiri).
korban.
kemampuan (mencicil).
21
Bambang Waluyo, Viktimologi Perlindungan Korban dan Saksi, Jakarta, Sinar Grafika, 2011,
hal 44-45
32
undang-undang merumuskan undang-undang sebagai peristiwa pidana
diberikan arti yang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas agar
masyarakat.22
larangan tersebut.23
22
Kartonegoro, Diklat Kuliah Hukum Pidana, Balai Lektur Mahasiswa, Jakarta, hal 62
23
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 1987, hal 54
24
R. Susilo, Pokok-pokok Hukum Peraturan Umum dan Delik-Delik Khusus, Bandung, Karya
Nusantara, 1984, hal 6
33
aturan hukum atau perbuatan yang dilarang oleh aturan hukum yang
pandang yaitu :
1. Sudut teoritis
2. Sudut Undang-Undang
pidana.
25
Ibid, hal 54
34
3) Melanggar hukum, kecuali ada dasar pembenaran.
peniadaan kesalahan.
2) Melawan hukum
4) Patut dipidana
1) Tingkah laku
2) Melawan hukum
3) Kesalahan
4) Akibat konstitutif
26
Susanto, Diktat Kriminologi, FH UNDIP, Semarang, 1990, hal 15
35
10) Kualitas subyek hukum pidana
Tangga
para Ahli :
1. R.Susilo
d). Dakwaan
36
analisis dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh penyidik atas
dasar BAP yang diterima Oleh JPU.27
syariat islam menuju ridho Allah Swt. Suami dan istri harus
Swt berfirman :
َض يَ ۡأ ُم ُرون ٖۚ ۡض ُه ۡم أَ ۡو ِليَا ٓ ُء بَع ُ َۡو ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِم َٰنَتُ بَع
َصلَ َٰوةَّ ع ِن ۡٱل ُمن َك ِر َويُ ِقي ُمونَ ٱل َ َوف َويَ ۡن َه ۡون ِ ِب ۡٱل َمعۡ ُر
ٓ
سولَهُ ٖۚۥٓ أ ُ ْو َٰلَئِ َك َ َّ َٱلز َك َٰوة َ َويُ ِطيعُون
ُ ٱَّلل َو َر َّ ََويُ ۡؤتُون
يز َح ِكي ٌم ٌ ع ِز َ َّ ٱَّللُ ِإ َّن
َ ٱَّلل ُۗ َّ سيَ ۡر َح ُم ُه ُم
َ
27
Achmad Sulchan, Kemahiran Litigasi Hukum Pidana, Semarang, Unissula Press, 2016
28
Ibid, hal 60-61
37
Wal mu`minuuna wal mu`minaatu ba'dhuhum auliyaa-u ba'dhin
ya`muruuna bil ma'ruufi wa yanhauna 'anil munkari wa
yuqiimuunash-shalaata wa yu'tuunazzakaata wa yuthii'uunallaha
wa rasuulahuu uulaa-ika sayarhamuhumullahu innallaha 'aziizun
hakiim(un)
musyawarah.
29
QS. At-Taubah [9] : 71
30
Nugroho Setiawan Priandono,Perlindungan Hukum Korban Tindak Pidana Kekerasan Dalam
Rumah Tangga, Fakultas hukum Unissula Semarang Tahun 2014, hal 36-38
38
b. Prinsip Menciptakan Rasa Aman dan Tentram
dalam Keluarga
d. Prinsip Keadilan
proporsional.
39
Dalam kaitanya upaya untuk membangun keluarga yang harmonis
1. Sakinah
2. Mawaddah
dicintai.
3. Rahmah
31
H.M. Amin Abdullah, Menuju Keluarga Bahagia, Jogjakarta, PSW IAIN Sunan Kalijaga-
McGill-ICHEP, 2002, hal 18-24
40
yang didasarkan pada hadis-hadist Nabi Muhammad Saw,
antara lain32:
dan di manapun.
32
Zaitunah Subhan, Kekerasan Terhadap Perempuan, Pustaka Pesantren, 2004, hal 47-49
41
yang mana perempuan pada waktu itu dalam posisi
42
BAB III
Undang tersendiri.
a. Dasar Pemidanaan
43
Sanksi terhadap pelaku tindak pidan berpedoman pada
d).Pidana denda
b. Dasar Penuntutanya
ketentuan pidana penjara atau denda diatur dalam BAB VIII pasal
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup
33
Ibid, hal 39
34
Undang-Undang, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga No.23 Tahun 2004, Pasal 44
44
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda
(4) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
c. Dasar Pembuktianya
sekurang-kuranganya dua alat bukti yang sah (Pasal 183 KUHP), yaitu :
45
1. Keterangan Saksi
keterangan saksi.
2. Keterangan Ahli
pemeriksaan.
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan Terdakwa
46
Pada tindak pidana KDRT, alat bukti yang paling mudah
adalah mereka yang memiliki garis sedarah atau semenda dalam garis
lurus baik saudara, suami atau istri. Padahal menurut Pasal 168
saksi.35
menyebutkan bahwa36 :
47
(2) Setelah putusnya perkawinan, seorang wanita mempunyai hak
Manusia terhadap :
48
Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik maupun mental
sebaik-baiknya
Hak atas pekerjaan yang layak dan kondisi kerja yang baik
Tahun 2004.
37
Ibid, hal 6 Pasal 12
49
d. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitife
gender.
Pasal 1:
38
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006, Penyelenggaraan dan
kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga, pasal 1
50
rumah tangga untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi.
rumah tangga.
masyarakat.
antara lain39 :
39
Mohammad Taufik Makaro, Letkol Sus, Weny Bukamo, Syaiful Azri, Op. Cit, hal 191-192
51
menutup diri dan enggan menceritakan hal yang telah menimpa
dirinya.
dialami tetangganya.
mendapatkan :
52
d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada
perundang-undanga.
kejadian perkara.”
40
Undang-Undang RI, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Op. Cit, Pasal 26
41
Ibid, Pasal 27
42
Ibid, Pasal 16
53
korban, yang diberikan paling lama 7 (tujuh) hari
pendampingan.
KDRT.
mengenai :
korban.
manusia.
54
Perlindungan dari Pihak Pengadilan
Palas 28:
pengadilan.
semestinya.
kesehatan harus :
43
Ibid, Pasal 28
44
Nur Rochaeti, Cedaw dan Hukum Nasional tentang Hak Asasi Perempuan, Makalah pada
Pelatihan Pendidikan HAM Berspektif Gender, Semarang, hal 7-8 Februari 2005
45
Ibid, Pasal 21
55
1) Memerika kesehatan korban dengan
standar profesianya.
pemerintah.
Rumah Tangga
46
Ibid, Pasal 24
56
faktor utama yang menyebabkan terjadinya Kekerasan Dalam Rumah
1. Faktor Kecemburuan
2. Faktor Ekonomi
47
Wawancara dengan Roxy Syahlendra S.H, Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Kudus, Pada
hari Senin, tanggal 9 Juli 2018
57
terkadang suami memukul istri dianggap sebagai hal yang biasa
KDRT.
Dari beberapa faktor diatas, faktor kecemburuan lah yang paling sering
yaitu48:
meringankan terdakwa.
dengan seadil-adilnya.
48
Wawancara dengan Rudi Fakhrudin Abbas, S.H selaku Hakim Pengadilan Negeri Kudus, Pada
hari Senin, tanggal 25 februari 2018
58
Kemudian yang terakhir saya melakukan Wawancara dengan Sdr.
/2010/PN Kudus
49
Wawancara dengan Maria Rina Sulistyowati, S.H., M.Hum selaku Hakim Pengadilan Negeri
Kudus, Pada hari Senin, tanggal 25 februari 2018
59
a. Barang Siapa
60
di tanda tangani oleh Dr. Besar Wahyu Riyadi pada tanggal 10
Nopember 2009.
dengan perbuatanya.
61
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan hukuman yang
berikut :
minum-minuman keras.
anak-anak.
lagi.
62
Mengingat Pasal 44 ayat (1) Undang-Undan g No. 23
MENGADILI/MEMUTUS
Sus/2018/PN Kudus
50
Putusan Musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kudus Pada Tanggal 31 Maret 2010
63
Dalam putusan tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan
a. Setiap orang
tangga.
Rumah Tangga
64
Menimbang, bahwa Terdakwa menikah dengan
Kudus.
65
langsung menendang muka MAR dan terkena pipi bagian
perbuatanya.
66
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan
dalam tahanan.
Terdakwa.
biaya perkara.
67
Acara Pidana serta peraturan Perundang-Undangan lain
yang bersangkutan.
MENGADILI/MEMUTUS
dakwaan tunggal.
dimusnahkan.
rupiah).51
51
Putusan Musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kudus Pada Tanggal 31 Maret 2010
68
Dari 2 (dua) kasus perkara pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga
sebagai berikut :
69
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengadilan.
70
pidana dan penghukuman dari korban. Oleh karena itu perlu upaya
yang menimpanya.
bekas luka yang diderita oleh si Korban, setelah itu para Majelis
tersebut secara rahasia dengan arti tidak diketahui oleh yang bukan
ketua majelis.
B. Saran
71
a. Seharusya Pemerintah memberikan sosialisasi kepada masyarakat
keluarga.
72
DAFTAR PUSTAKA
A. Al-Quran :
B. Buku-Buku:
73
Moeljatno, 1987, Asas-asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta
C. Peraturan Perundang-Undangan :
74
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan
D. Lain-lain
https://musniumar.wordpress.com/2012/07/09/pencegahan-dan-
penanganan-kekerasan-dalam-rumah-tangga-kdrt/, diakses pada tanggal 2
agustus 2018
http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-
ahli/, diakses pada tanggal 9 september 2018
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-tindak-pidana-dan-
unsur.html, diakses pada tanggal 9 september 2018
https://asiaaudiovisualra09gunawanwibisono.wordpress.com/2009/08/
24/kekerasan-adalah/, diakses pada tangga 9 september 2018
http://teoribagus.com/uncategorized/keluarga/pengertian-rumah-
tangga, diakses pada tanggal 9 september 2018
Yuyantilalata.blogspot.com/2012/10/korban-victim.html?m=1,
diakses 8 agustus 2018
75
76