OLEH:
Sri Ariani, S.Kep
NIM 182311101141
Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis.
Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan
medula spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai
plasma darah dan cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi
oleh sel-sel epindemal yang mengelilingi pembuluh darah serebral dan melapisi
kanal sentral medula spinalis. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan untuk
pemeriksaan lunak otak dan medula spinalis, juga berperan sebagai media
pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medula spinalis
(Nugroho, 2013).
Menurut Hansen (2010), otak dikelilingi oleh tiga lapisan jaringan ikat
membranosa yang disebut meninges, yang meliputi:
- Dura mater, yaitu lapisan terluar yang kaya akan serabut saraf sensoris. Dura
mater terutama disarafi oleh cabang-cabang sensoris meningeal dari nervus
trigeminus, nervus vagus, dan saraf-saraf servikal atas. Dura mater juga
membentuk lipatan atau lapisan jaringan ikat tebal yang memisahkan berbagai
regio otak seperti falks serebri, falks serebeli, tentorium serebeli, dan
diafragma sella.
- Araknoid mater, yaitu lapisan di bawah dura mater yang avaskular. Ruang di
antara araknoid mater dan pia mater disebut spatium subarachnoideum dan
mengandung cairan serebrospinalis.
- Pia mater, yaitu lapisan jaringan ikat yang langsung membungkus otak dan
medula spinalis. Araknoid mater dan pia mater tidak memiliki serabut saraf
sensoris.
Bagian yang paling menonjol dari otak manusia adalah hemisfer serebri.
Beberapa regio korteks serebri yang berhubungan dengan fungsi-fungsi spesifik
dibagi atas lobus-lobus. Lobus-lobus tersebut dan fungsinya masing-masing
antara lain: a) Lobus frontal memengaruhi kontrol motorik, kemampuan berbicara
ekspresif, kepribadian, dan hawa nafsu; b) Lobus parietal memengaruhi input
sensoris, representasi dan integrasi, serta kemampuan berbicara reseptif; c) Lobus
oksipital memengaruhi input dan pemrosesan penglihatan; d) Lobus temporal
memengaruhi input pendengaran dan integrasi ingatan; e) Lobus insula
memengaruhi emosi dan fungsi limbik; f) Lobus limbik memengaruhi emosi dan
fungsi otonom (Hansen, 2010).
Komponen-komponen otak lainnya antara lain: a) Talamus merupakan pusat
relai di antara area kortikal dan subkortikal; b) Serebelum mengkoordinasikan
aktivitas motorik halus dan memproses posisi otot; c) Batang otak (otak tengah,
pons, dan medula oblongata) yang berfungsi menyampaikan informasi sensoris
dan motorik dari somatik dan otonom serta informasi motorik dari pusat yang
lebih tinggi ke target-target perifer (Hansen, 2010).
2) Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang
kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar
berwarna putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area)
(Chamidah, 2013). Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam
mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf
sensorik, saraf motorik dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai
penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks
(Khafinuddin, 2012).
b. Sistem Saraf Tepi (SST)
Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan spinalis yang merupakan garis
komunikasi antara SSP dan tubuh. SST tersususn dari semua saraf yang membawa
pesan dari dan ke SSP (Bahrudin (2013). Berdasarkan fungsinya SST dibagi
menjadi 2 bagian:
Konsep Dasar