Anda di halaman 1dari 20

Widya Anantya, ST, M.

EnvMan
Konsep Zero Waste
“Zero Waste is a goal that is ethical, economical, efficient and
visionary, to guide people in changing their lifestyles and
practices to emulate sustainable natural cycles, where all
discarded materials are designed to become resources for
others to use.” (Zero Waste International Alliance, 2004)

Penerapan Zero Waste di Kampus PU


Tingginya timbulan sampah di lingkungan Kampus PU
mendorong keinginan untuk mengurangi produksi sampah
sekaligus untuk mengolah sampah secara mandiri.
Penanganan Sampah Kantor –
Cakupan Pelayanan

Tempat
Penampungan Sementara
(TPS)
Sampah
Kuantitas Sampah Kuantitas Sampah
Jumlah Pegawai Timbulan Sampah
Satminkal Organik Anorganik
(pegawai) (m3/hari)
(m3/hari) (m3/hari)
Sekretariat Jenderal 911 0,683 0,116 0,566

Inspektorat Jenderal 251 0,188 0,031 0,156

Badan Penelitian dan


197 0,147 0,024 0,122
Pengembangan
Badan Pembinaan
372 0,279 0,047 0,231
Konstruksi
Direktorat Jenderal
844 0,633 0,107 0,525
Sumber Daya Air
Direktorat Jenderal
1.111 0,833 0,141 0,691
Bina Marga
Direkorat Jenderal Cipta
1.001 0,750 0,127 0,622
Karya
Direktorat Jenderal Tata
519 0,389 0,066 0,322
Ruang

TOTAL 3,902 0,663 3,238

Asumsi:
Timbulan sampah sebesar 0,75 liter/pegawai/hari (mengolah kembali data dari Puslitbangkim Kementerian PU)
Jumlah Penghasil Kuantitas Sampah Kuantitas Sampah
Timbulan Sampah
Satminkal Sampah Organik Anorganik
(m3/hari)
(pegawai) (m3/hari) (m3/hari)
13 kantin,
Kantin 0,483 0,350 0,133
@ 150 piring/hari

Ruang terbuka 251 1,853 0,964 0,889

Masjid 500 0,104 0,015 0,088

TOTAL 2,440 1,329 1,111

Keterangan: mengolah kembali data dari Puslitbangkim Kementerian PU


Timbulan dan Komposisi Sampah
Total
Total timbulan sampah 6,342 m3/hari

Total timbulan sampah organik 1,992 m3/hari (31,40 %)


Total timbulan sampah anorganik 4,349 m3/hari (68,60 %)

Komposisi Sampah Kantor

Sampah organik
Sampah anorganik
kegiatan pemilahan /3R/
Reduce, Reuse, and Recycle

subsistem subsistem subsistem subsistem


pewadahan pengumpulan pengangkutan pengolahan

 5 buah, tiap ruangan  1 orang, tiap 3  disubkontrakkan pada  8 orang, TPST


 5 buah, tiap lantai ruangan pihak luar
 5 buah, tiap  2 orang, tiap lantai
gedung/TPS sampah  4 orang, tiap gedung
 5 buah, di TPST
Disediakan 5 buah wadah sampah berwarna di setiap ruangan, lantai, gedung
(TPS sampah), dan TPST:

o Hijau: sampah makanan dan sampah halaman


o Biru: sampah kertas
o Kuning: sampah plastik, sampah logam, dan sampah gelas
o Abu-abu: sampah tekstil, sampah karet, dan sampah lain-lain
o Merah: sampah beracun dan berbahaya

petugas petugas wadah petugas


wadah wadah
sampah sampah sampah sampah wadah
sampah sampah
terpilah per sampah
terpilah dari terpilah per
gedung terpilah di
ruangan lantai
/TPS sampah TPST sampah

dekat dekat lift spesifik sisi utara


pintu lapangan
keluar parkir
 Pengangkutan sampah anorganik yang dapat didaurulang,
dilakukan melalui kerjasama dengan pihak lain (swasta),
berdasarkan Surat Kesepakatan terkait frekuensi pengangkutan

 Pengangkutan residu sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir


(TPA) sampah Bantargebang, dilakukan melalui kerjasama
dengan Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan atau dengan
pihak lain (swasta), berdasarkan Surat Kesepakatan terkait
frekuensi pengangkutan
Subsistem Pengolahan Sampah
1. Sampah anorganik

diolah setempat
dengan proses fisika-termal
(1,024 m3/hari)

dijual ke pengepul
sampah gelas sampah logam
3,68 % (1,854 m3/hari)
5,92 %
sampah lain-lain
16,50 %

sampah karet 0,36 %

sampah tekstil 6,64 % 66,91 %

sampah plastik

dijual ke pengepul
(2,909 m3/hari)
Subsistem Pengolahan Sampah
2. Sampah organik
sampah kertas dijual ke pengepul (0,363 m3/hari)

18,24 % sampah makanan


44,22 %

37,54 %

sampah halaman

diolah setempat
dengan proses biologis
(1,628 m3/hari)
1. Proses pengolahan sampah anorganik dengan Modul
SANIRA

1. Ruang pembakaran
sampah
2. Siklon
3. Ruang filter udara
4. Ruang pembakaran
udara
5. Cerobong udara
6. Pendingin air
Kinerja Modul SANIRA

kapasitas operasi 16 m3/hari atau 4 ton/hari

sampah anorganik tercacah (sampah karet, sampah tekstil, dan


jenis sampah
sampah lain-lain), dengan kadar air < 40 %

proses insinerasi (superstoikiometrik)

durasi/waktu detensi 0,512 jam

potensi produk abu (34,10 liter/hari)

potensi konversi energi -

luas lahan 16 m2

biaya pengolahan Rp 60.000,00/ton (berat basah) sampah tercampur

harus tersedia hasil uji laboratorium terkait kualitas gas buang dan abu, yang dapat memberikan
dampak negatif minimal bagi lingkungan
2. Proses pengolahan sampah organik melalui pengomposan
residu diangkut & diolah
di TPA sampah
pukul 07.30- pukul 08.00- Bantargebang
08.00 WIB 16.30 WIB (subkontraktual)

seminggu sekali
satminkal
tempat pengolahan
eselon
sampah terpadu
I seminggu sekali
pukul 07.00-
07.30 WIB sampah terdaurulang
satminkal diangkut & diolah
eselon di tempat lain
II (subkontraktual)
pukul 06.30-
07.00 WIB

satminkal satminkal satminkal satminkal satminkal satminkal


eselon eselon eselon eselon eselon eselon
IV dan III IV dan III IV dan III IV dan III IV dan III IV dan III

sebelum pukul 06.30 WIB sebelum pukul 06.30 WIB


satminkal kepala biro umum sekretariat
eselon I jenderal

kepala bagian/bidang umum


sekretariat
satminkal
satminkal
eselon II
kepala subdirektorat persampahan**
eselon II

kepala subbagian/bidang tata usaha/umum*

satminkal satminkal satminkal satminkal satminkal satminkal


eselon IV & eselon IV & eselon IV & eselon IV & eselon IV & eselon IV &
III III III III III III

* melaporkan tentang kinerja subsistem pewadahan dan pengumpulan sampah


pada satminkal masing-masing
** melaporkan tentang kinerja subsistem pengangkutan dan pengolahan sampah
pada TPST
Sekretariat Jenderal melaksanakan pemantauan secara rutin (bulanan
dan tahunan) melalui pelaporan dari Satminkal Eselon I masing-
masing, yang dilaksanakan oleh Kepala Subbagian/Bidang Tata
Usaha/Umum masing-masing untuk:

 Melakukan dokumentasi dan publikasi terkait kinerja penanganan


sampah di tingkat Direktorat (Satminkal Eselon II)
 Penilaian kinerja penanganan sampah pada tingkat Direktorat
(Satminkal Eselon II)
 Memberikan reward dan punishment bagi Subbagian/Subbidang
terkait kinerja penanganan sampahnya
 Alokasi pendanaan rutin disediakan oleh masing-masing
Direktorat (Satminkal Eselon II) dalam DIPA APBN

 Ditujukan untuk penyediaan-pengoperasian-pemeliharaan-


perawatan wadah sampah, peralatan pengumpul sampah,
peralatan keselamatan kerja, TPS sampah, TPST, dan insentif
bulanan bagi petugas sampah
 Dalam penanganan sampah anorganik di lingkungan Kampus
PU dengan Modul SANIRA, dihasilkan abu sebagai hasil akhir
pembakaran. Untuk mendukung penerapan konsep zero
waste di Kampus PU, diperlukan upaya lanjutan untuk
memanfaatkan produksi abu tersebut.
 Abu hasil pembakaran dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
briket.

Contoh briket dari abu


hasil pembakaran
Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai