Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

“RESUME MODEL DAN FIDELITY KOMUNIKASI”

Oleh :
Raden Ayu Puspita Sari Putri
200110180118

PROGRAM SARJANA PETERNAKAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR
2019
RESUME MODEL DAN FIDELITY KOMUNIKASI

Model Komunikasi
Model adalah representasi suatu fenomena nyata atau abstrak dengan menonjolkan
unsur-unsur terpenting dari fenomena tersebut. Model dapat disebut juga sebagai gambaran
informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori (teori yang lebih disederhanakan) (Yunasaf,
Unang. 2013).

Fungsi Model Komunikasi


Menurut Deutsch (1996), model komunikasi memiliki fungsi, antara lain :
1. Organizing function, mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak
teramati. Suatu model memberi gambaran umum suatu keadaan tertentu yang berbeda.
2. Explaining, menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui (heuristik).
3. To predict, sebuah model memungkinkan kita untuk memprediksi outcome atau keadaan dari
suatu peristiwa.
4. Mengukur fenomena (pengukuran).
5. Melukiskan proses komunikasi.
6. Menunjukkan hubungan visual
7. Memperbaiki kemacetan komunikasi.

Macam-macam Model Komunikasi


1. Model S-R (Stimulus-Respon)
Model ini adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin
psikologi, khususnya yang beraliran bihavioristik. Komunikasi dianggap sebagai suatu proses
aksi-reaksi yang sangat sederhana. Contoh model ini, misalnya ketika saya tersenyum pada
Anda dan Anda membalas senyiman saya. Model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal
(lisan-tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu (Yunasaf, Unang.
2013).
Model ini mengabaikan adanya faktor manusia seperti sistem internal individu. Model
ini menganggap komunikasi bersifat statis, yaitu menganggap bahwa manusia melakukan
sesuatu/berperilaku karena kekuatan dari luar (stimulus). Jadi dapat dikatakan pada model ini
komunikasinya bukan berdasarkan kehendak, keinginan atau kemauan bebasnya (Yunasaf,
Unang. 2013).
2. Model Aristoteles
Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi verbal pertama.
Model ini merupakan basic politic. Proses komunikasi pada model ini terjadi ketika ada
seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dalam rangka merubah sikap
mereka. Model ini mempunyai tiga unsur dasar, yaitu pembicara (speaker), pesan (message),
dan pendengar (Listener) (Yunasaf, Unang. 2013).
Model ini memiliki ciri-ciri, yaitu :
a. Sebagai model klasik yang merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, komunikasi
publik atau pidato.
b. Fokus komunikasi retoris (Publik Speaking).
c. Bersifat persuasi yang dapat dicapai oleh etos (kepercayaan anda), logos (logika dalam
pendapat Anda) dan memainkan emosi khalayak (parthos khalayak) (Yunasaf, Unang. 2013).
Salah satu kelemahan model ini adalah dalam prosesnya komunikasi dipandang sebagai
suatu yang statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan balik, efek, dan kendala-kendala.
Selain itu model ini hanya fokus pada komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai
keinginan secara sadar untuk merubah sikap orang lain) (Yunasaf, Unang. 2013).
3. Model Laswell
Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan
dari batasan ilmu politik.
 Who? <Siapa yang mengatakan>
 Says what? <Apa yang dikatakan>
 In Which Channel? <Dengan saluran apa>
 To Whom? <Kepada siapa>
 With what effect? <Bagaimana pengaruhnya>
Adapun lima unsur komunikasi yaitu :
a. Sumber (Source) disebut juga pengirim (Sender), penyandi (Encoder), komunikator
(Communicator), pembicara (Speaker).
b. Pesan (Message) atau disebut juga informasi (Information)
c. Saluran (Channel) atau disebut media.
d. Penerima (Receiver) atau disebut juga sasaran (Destination), komunikan (Communicate),
penyandi balik (Decoder), pendengar (Listener), penafsir (Interpreter).
e. Efek (Effect) atau disebut juga dampak (Impact), pengaruh (Influence) (Yunasaf, Unang. 2013).
Model ini mengungkapkan efek yang secara tidak langsung menunjukkan adanya
perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa
diidentifikasi dalam prosesnya. Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi
massa (Yunasaf, Unang. 2013).
4. Model Shannon dan Weaver
Model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan
pesan untuk dikomunikasikan, pemancar mengubah pesan menjadi signal sesuai dengan
saluran apa yang dia gunakan. Saluran adalah medium yang digunakan untuk mengirim signal
dari pemancar ke penerima, adapun sasaran itu adalah orang yang dijadikan tujuan untuk
menyampaikan pesan (Yunasaf, Unang. 2013).
Model ini terdiri dari lima elemen, yaitu:
1. Information Source adalah yang memproduksi pesan.
2. Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal.
3. Channel adalah saluran pesan.
4. Receiver adalah pihak yang menguraikan atau mengkonstruksikan pesan dari sinyal.
5. Destination adalah dimana pesan sampai (Yunasaf, Unang. 2013).
Model ini merupakan pola komunikasi satu arah yang berlangsung tanpa ada timbal balik
secara langsung, juga bila ada hambatan (noise) dalam berkomunikasi akan mengganggu
keefektifan dalam berkomunikasi. Konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise),
yaitu setiap rangsangan ada tambahan yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan (Yunasaf, Unang. 2013).
Model ini diterapkan pada konteks-konteks komunikasi lainnya seperti komunikasi
antarpribadi, komunikasi publik atau komunikasi massa. Sayangnya, model ini juga
memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi. Model ini juga menjelaskan
bahwa setiap informasi yang disajikan (message) merupakan proses komunikasi. Informasi
yang disampaikan memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap dan
perilaku individu serta khalayak (Yunasaf, Unang. 2013).
5. Model Schramm
Menurut Schram komunikasi membutuhkan tiga unsur, yaitu:

1. Sumber, bisa berupa seorang individual berbicara, menulis, menggambar, bergerak dan
sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi).
2. Pesan, dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian tangan,
atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.
3. Sasaran, dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari
sebuah kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat
kabar, penonton televisi, dll.
Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan
commonness antara komunikator dan komunikan. Schramm mengenalkan konsep field of
experience, yang menurut Schramm sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi
diterima sebagaimana yang diinginkan oleh komunikan. Schramm mengatakan bahwa
pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise. Schramm percaya
bahwa ketika komunikan memberikan feedback maka ia akan berada pada posisi komunikator
(source) (Yunasaf, Unang. 2013).
6. Model Berlo
Model ini memperlihatkan komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari komponen-
komponen utama, seperti sumber, saluran dan penerima. Model komunikasi Berlo disamping
menekankan ide bahwa meaning are in the people. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
interpretasi pesan terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang di tafsirkan oleh
pengirim atau penerima pesan (Yunasaf, Unang. 2013).
7. Model Interaksional
Model ini berlawanan dengan model stimulus-respons (S-R) dan beberapa model linier
lainnya. Sementara model-model tersebut berasumsi bahwa manusia sebagai pasif, model
interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Pada model ini para peserta komunikasi
adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawi melalui interaksi sosial
(pengambilan peran orang lain / role taking). Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan
orang lain, dari lingkungan tedekat (significant other) ke tahap permainan (play stage)
kemudian ke lingkungan luas (generalized other) melalui tahap pertandingan (game stage)
(Yunasaf, Unang. 2013).

Fidelity Komunikasi
Fidelity adalah model implementasi berupa cara pemberian instruksi dimana ia dirancang
untuk diwujudkan. Dalam komunikasi makna dari fidelity komunikasi merupakan tingkat
ketepatan yang memperkenalkan keberhasilan komunikasi antara sumber dan penerima pesan.
Seorang encoder yang memiliki ketepatan/fidelity yang tinggi jika memiliki pengekspresian
arti/pesan/maksud/tujuan sumber dengan baik, sedangkan seorang decoder memiliki
ketepatan/fidelity yang tinggi jika memiliki kemampuan menterjemahkan pesan kepada
penerima dengan sempurna. Gangguan (noise) akan memperkecil efektivitas komunikasi,
sehingga semakin rendah noise akan semakin tinggi fidelity. Sebaliknya apabila gangguan
(noise) semakin tinggi, maka akan semakin rendah fidelitynya (Yunasaf, Unang. 2013).

Analisis Fidelity dan Unsur-Unsur Komunikasi


1. Fidelity sumber dipengaruhi oleh:
a. Keterampilan berkomunikasi
Menunjukkan tingkat ketepatan dengan cara mempengaruhi kemampuan menganalisis
maksud/tujuan dan mempengaruhi kemampuan menyandi pesan.
b. Sikap
Merupakan predisposisi, tendensi atau harapan terhadap sesuatu. Sikap ini dapat mencakup
sikap terhadap diri sendiri, isi pesan dan penerima pesan.
c. Tingkat pengetahuan
Terhadap materi dan keadaan penerima pesan.
d. Sistem social budaya (dimana sumber dan pendengar berada)
2. Fidelity penerima pesan dipengaruhi oleh:
a. Keterampilan berkomunikasi
b. Sikap (terhadap diri sendiri, materi pesan, dan kepada sumber pesan)
c. Tingkap pengetahuan (terhadap materi pesan dan keadaan sumber pesan)
d. Sistem social budaya (dimana penerima berada dan sumber pesan)
3. Fidelity pesan dipengaruhi oleh:
a. Kode pesan-pesan (sekumpulan simbol-simbol yang bisa diterapkan/dimengerti orang lain)
b. Isi pesan (muatan materi pada pesan). Dalam hal harus memilih cara yang tepat dalam
menentukan struktur dan isi pesan.
c. Perlakuan isi pesan (keputusan yang dimbil untuk menyatakan isi dan kode pesan)
4. Fidelity saluran dipengaruhi oleh penyandi (encoder) dan penerjemah sandi (decoder),
pembawa pesan dan media pengantar pesan. Pemilihan saluran ini tergantung dengan apa yang
tersedia, berapa biaya yang tersedia dan apa pilihan pendengar. Selain itu saluran ini juga
tergantung media, yaitu yang banyak digunakan, yang besar dampaknya paling sesuai tujuan
dan sesuai isi pesan (Yunasaf, Unang. 2013).

Anda mungkin juga menyukai