Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM KARDIOVASKULAR

Oleh :

Djatnika Zulmohnas

Dedi Destiana Marzuki

Gilang Aditya

Sari Sumarni

Siti Rachmawati

Kelas :

F ( non regular )

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GARUT
2017/2018
PERCOBAAN 4

SISTEM KARDIOVASKULAR

I. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mempelajari anatomi dan fisiologi organ jantung sebagai pompa

2. Mengenal karakteristik anatomi dan fisiologi darah

3. Menjelaskan pengertian tekanan darah dan faktor-faktor yang memepengaruhinya

II. DASAR TEORI

Sistem kardiovaskuler berperan dalam menjamin sirkulasi komponen yang

dibutuhkan sel-sel tubuh dan produk-produk buangan dari hasil aktivitas sel tubuh.

Sistem ini terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah.

Jantung bekerja sebagai pompa yang memberikan dorongan yang diperlukan

untuk menghasilkan aliran darah yang diarahkan ke jaringan melalui pembuluh darah.

Otot jantung merupakan jaringan yang unik karena bersifat autoritmik, yaitu

menghasilkan kontraksi dan relaksasi sendiri tanpa stimulasi dari sistem saraf (berkata

adanya sistem konduksi jantung). Meskipun bersifat autoritmik, tapi kecepatan

kontraksi dipengaruhi oleh rangsangan yang sampai melalui safar vagus

(parasimpatik) dan saraf simpatik berdasarkan instruksi dari pusat cardiac di batang

otak. Pengaruh saraf para simpatik : memperlambat/menghambat gerakan. Pengaruh

saraf simpatik : mempercepat irama jantung.

Pembuluh darah terdiri dari arteri dan vena. Arteri adalah pembuluh darah yang

membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Vena adalah pembuluh darah yang
membawa darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Proses pertukaran zat antara

darah dan sirkulasi terjadi pada pembuluh darah kapiler.

Aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung

dimungkinkan karena adanya perbedaan tekanan darah pada berbagai bagian

pembuluh. Tekanan darah adalah tekanan per satuan luas dinding pembuluh darah.

Darah merupakan tipe khusus jaringan pengikat yang terdiri dari elemen

pembentuk yang hidup yaitu sel darah yang tersuspensi dalam cairan matriks plasma.

Plasma terdiri dari protein plasma (7%), zat-zat terlarut (1%), air (92%). Protein

plasma utama antara lain albumin, globulin, fibrinogen. Albumin berperan mengatur

tekanan osmotik serta mentransport asam-asam lemak dan hormon-hormon. Globulin

berperan dalam pertahanan tubuh (imunoglobulin) serta mentransport ion-ion,

hormon-hormon dan lipid. Fibrinogen berperan dalam proses pembekuan darah.

Komponen pembentuk sel darah terdiri dari erosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit

merupakan bagian utama dari darah yang berperan penting dalam transport oksigen

dan nutrien yang diperlukan oleh sel-sel tubuh. Leukosit berfungsi dalam sistem

pertahanan tubuh. Sedangkan trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.

Darah digolongkan menjadi beberapa tipe yakni A, B, AB, dan O (nol).

Penggolongan darah tersebut didasarkan pada memiliki atau tidaknya protein jenis A

dan B yang sering disebut aglutinogen. Menurut penggolongan diatas, golongan A

memiliki protein (aglutinogen) jenis A, golongan B memiliki protein (aglutinogen)

jenis B, golongan AB memiliki keduanya, golongan O tidak memiliki satu pun

aglutinogen tersebut dalam eritrositnya.

Sitem peredaran darah (system kardiovaskular), adalah suatu system organ yang

berfungsi memindahkan zat ked an dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu

dan pH tubuh.Atau merupakan bagian dari homeostatis. Ada dua jenis system
peredaran darah : system peredaran darah terbuka, dan system peredaran darah

tertutup. Sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung

dan jaringan pembuluh darah dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup

organisme didukung oleh metabolism setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan

sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.

1. Pertama, darah mengnagkut oksigen dari paru – paru ke sel dan

karbondioksida. Dalam arah yang berlawanan

2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula

dan protein. Dari saluran pencernaan masing – masing untuk mengonsumsi

sesuai dengan kebutuhan mereka dipross atau disimpan. Metabolit atau

produk limbah seperti urea atau asam urat kemudian diangkut ke jaringan lain

atau organ – organ eksresi ginjal dan usus besar. Juga mendistribusikan darah

seperti hormone sel – sel kekebalan tubuh dan bagian – bagian dari system

pembekuan dalam tubuh.

(Dikutip : https://www.wikipedia.org)

III. BAHAN DAN ALAT

- Bahan : Kapas, Alkohol 70%, Serum anti-A, Serum anti-B, Serum Rh, Tissue

- Alat : Model Jantung, Stetoskop, Sfigmomanometer, Mikroskop, Tabung

reaksi, Lanset darah steril, Object glass, Kertas Tallquist, Stopwatch, Pipa

kapiler, Tusuk gigi.

IV. PROSEDUR

1. Anatomi
Perhatikan gambar atau model jantung yang ada. Tentukan bagian-bagian ini :

aorta, katup aorta, katup pulmonari, cabang vena pulmonari kiri dan kanan, cabang

arteri pulmonari kiri dan kanan.

2. Fisiologi

a. Pengukuran tekanan darah

- Cara palpatori

No Cara Kerja Pengamatan

1 Lilitkan ban pada lengan atas rekan anda, sandarkan 

lengannya pada meja

2 Tutup skrup pentil pada bola karet yang dipegang 

pada tangan kanan

3 Dengan menggunakan ibu jari tangan kiri, rabalah 

nadi pada pergelangan tangan yang akan diukur

tekanannya

4 Berangsur-angsur kembangkan ban dengan 

mempompa bola karet dan perhatikan tekanan pada

saat denyut nadi menghilang

5 Naikkan tekanan 10 mmHg lagi diatas tekanan tadi 

6 Turunkan tekanan berangsur-angsur dengan cara 

perlahan-lahan membuka skrup pentil

7 Tekanan manometer di saat munculnya kembali 

denyut nadi untuk pertama kali adalah tekanan

sistolik yang diukur


- Cara Auskultasi

No Cara Kerja Pengamatan

1 Lilitkan ban pada lengan atas rekan anda, sandarkan 

pada meja

2 Tempatkan bel stetoskop pada percabangan arteri 

bronchial

3 Naikkan tekanan pada ban sampai kira-kira 

200mmHg

4 Turunkan kembali tekanan perlahan-lahan sampai 

terdengar pertama kali. Catatlah. Ini menunjukkan

tekanan sistolik

5 Turunkan terus tekanan dalam ban sampai pada 

suatu saat tidak terdengar bunyi. Catatlah. Ini

menunjukkan tekanan diastolik

6 Lakukan percobaan ini terhadap 2 anggota 

kelompok pria dan wanita menurut posisi dan

aktivitas yang tercantum pada tabel

7 Catat dan bandingkan hasilnya 

8 Bahas bagaimana kaitan antara perubahan tekanan 

darah dengan perubahan posisi atau aktivitas.

b. Karakteristik dan morfologi darah

- Cara memperoleh darah segar untuk pemeriksaan


No Cara Kerja Pengamatan

1 Bersihkan jari manis atau kelingking dengan kapas

yang dibasahi dengan etanol 70%

2 Biarkan etanol menguap

3 Ambil darah dengan cara memasukkan lanset steril

ke ujung jari yang telah dibersihkan

4 Sebaiknya darah mengalir dengan sendirinya tanpa

ditekan

5 Jangan menggunakan tetes pertama

- Cara pengisian pipet

No Cara Kerja Pengamatan

1 Pegang pipet dekat pada ujungnya

2 Tempatkan ujung pipet tersebut pada tetesan darah

segar sehingga darah masuk sebanyak 0,5 tanda

3 Isi pipet dengan cairan pengencer pipet dalam

keadaan horisontal sebanyak yang ditentukan


4 Jangan sampai terbentuk gelembung udara didalam

pipet

5 Tutup ujung pipet dengan jari, kemudian kocok

selama 2 menit

6 Teteskan 2 tetes larutan encer ini pada

hemositomer

7 Tutup hemositometer dengan cover glass

8 Setelah ½ menit, hitung jumlah sel darah di bawah

mikroskop

- Pengukuran sel darah merah

No Cara Kerja Pembuatan

1 Ambilkan darah dengan cara seperti di atas

2 Encerkan 200 kali dengan cairan pengenceran sel

darah merah, yaitu natrium sitrat 2,5%

3 Kocok

4 Teteskan 2 tetes pada hemositometer


5 Hitung jumlah sel darah merah. Sel darah merah

yang dihitung adalah sel yang terdapat 5 kotak

kecil pada kotak besar yang terdapan di pusat, yaitu

dari kotak-kotak kecil pada tiap sudut dan pada

pusat kotak besar

6 Sel darah merah yang menyentuh batas atau berada

di atas batas, hanya dihitung pada 2 sisi yang saling

tegak lurus dari kotak ybs

7 Faktor perhitungan untuk menghitung sel darah

merah adalah 10.000, jadi untuk memperoleh nilai

sel darah merah per mm3 darah, kalikan jumlah sel

darah merah yang diperoleh dari hasil perhitungan

10.000. faktor perhitungan ini diperoleh dari hasil

perhitungan volume kamar hitung pada

hemositometer dengan faktor pengenceran (lihatlah

pada literatur, bagaimana bentuk sel darah merah)

- Pengukuran sel darah putih

No Cara Kerja Pengamatan

1 Ambilah darah segar dengan cara seperti di atas


2 Encerkan 20 kali dengan cairan pengencer larutan

Turk

3 Larutkan Turk terdiri dari : Asam asetat glasial

1mL, Larutan gentian violet 1% (dalam air) 1mL

dan aquadest ad 100mL

4 Kocok

5 Teteskan 2 tetes pada hemositometer

6 Hitung jumlah sel darah putih

7 Sel darah putih yang dihitung adalah yang

terdapat pada 4 kotak besar pada kedua sudut

hemositometer

8 Sel darah putih yang berada pada batas, dihitung

dari dua sisi yang saling tegak lurus dari kotak

ybs

9 Faktor perhitungan untuk menghitung sel darah

putih adalah 50 jadi untuk memperoleh nilai sel

darah putih per mm3 darah, kalikan jumlah sel

darah putih yang diperoleh dari hasil perhitungan


dengan 50. Faktor perhitungan ini diperoleh dari

hasil perhitungan antara volume kamar hitung

pada hemositometer dengan faktor pengenceran

(lihatlah pada literatur bentuk-bentuk sel darah

putih)

- Penentuan hemoglobin

a) Metode Tallquist

No Cara Kerja Pengamatan

1 Ambil 1 tetes darah dengan kertas Tallquist

2 Tentukan prosentasi Hb dengan membandingkan

warna yang saudara peroleh dengan warna pada

kertas pembanding

b) Metode Sahli

No Cara Kerja Pengamatan

1 Tabung Sahli diisi dengan HCl 0,1 N sampai

dengan setinggi 10% dari tinggi skala maksimal

2 Masukkan darah sebanyak 20 mikroliter

3 Aduk dengan menggunakan pengaduk yang


tersedia

4 Encerkan dengan HCl sampai warna campuran

sama dengan warna standar pada alat

5 Pembacaan dilakukkan pada penerangan yang

wajar, tidak di depan jendela

6 Angka yang dibaca pada skala langsung

menunjukkan kadar Hb darah

7 Bandingkan hasil yang diperoleh dari ke 2 metode

di atas

- Waktu pendarahan

No Cara Kerja Pengamatan

1 Ujung jari dilukai dengan lanset steril

2 Catat waktu saat timbulnya tetes darah pertama

3 Serap darah yang keluar dengan menggunakan

kertas yang dapat menyerap, misalnya tissue

4 Catat waktu saat darah berhenti mengalir (saat


diserapkan, tidak ada bercak darah pada tissue)

5 Selisih waktu antara saat timbulnya tetes darah

pertama dengan saat darah berhenti mengalir

adalah waktu pendarahan.

- Waktu koagulasi

No Cara kerja Pengamatan

1 Ujung jari dilukai dengan lanset kecil

2 Isikan darah yang keluar dari ujung jari pada pipa

kapiler

3 Pada interval waktu 1 menit, patahkan sebagian

dari pipa kapiler sampai teramati terjadinya

benang halus fibrin pada bagian yang dipatahkan

4 Waktu koagulasi (pembekuan darah) adalah

selisih waktu antara saat timbulnya tetes darah

dari luka sampai terbentuknya benang fibrin

tersebut

5 Catat hasil yang diperoleh


- Penggolongan darah

No Cara Kerja Pengamatan

1 Siapkan sebuah kaca objek dan beri tanda A dan

B pada sudut kiri dan kanan masing-masing

2 Teteskan serum anti A pada bagian bertanda A

dan teteskan serum anti B pada bagian bertanda B

3 Teteskan satu tetes darah pada bagian A (anti-A)

kemudian campurkan kedua cairan dengan tusuk

gigi. Amati terjadinya aglutinasi

4 Teteskan satu tetes darah pada bagian B (anti-B)

kemudian campurkan kedua cairan dengan tusuk

gigi. Amati terjadinya aglutinasi

5 Tentukan golongan darah anda menurut tabel

dibawah ini :

Golongan Darah Pengamatan

O Tidak terjadi penggumpalan sel darah pada kedua sisi

A Terjadi penggumpalan sel darah oleh serum anti-A

B Terjadi penggumpalan sel darah oleh serum anti-B

AB Terjadi penggumpalan sel darah pada kedua sisi


V. TABEL PENGAMATAN

1. Kecepatan denyut nadi

Posisi / Aktivitas Kecepatan Denyut Jantung / menit

Wanita Pria

- Berbaring 72 93

- Duduk 72 89

- Berdiri 78 102

- Lari 20 langkah 102 110

- Lari 50 langkah 126 120

2. Tekanan darah

Tekanan Darah

Posisi / Aktivitas Pria Wanita

Auskultasi Palpatari Auskultasi Palpatari

(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)

- Duduk 100 / 60 120 / - 90 / 60 110 / -

- Berbaring 130 / 80 120 / - 120 / 80 110 / -

- Berbaring Kaki 900 130 / 80 120 / - 140 / 80 130 / -

- Berdiri 100 / 70 100 / - 90 / 60 110 / -

- Kerja Otak 110 / 80 100 / - 120 / 70 120 / -

- Gerak 1 Menit 120 / 70 130 / - 120 / 80 100 /-


3. Darah

a) Perhitungan sel darah merah

Larutan pengencer : Natrium Sitrat 2,5 %

Pengenceran : 200 x

Faktor perhitungan : 10.000

Jumlah sel darah yang dihitung :2

Hasil : 2 x 10.000 = 20.000 𝑚𝑚3

b) Perhitungan sel darah putih

Larutan pengencer : Larutan Turk

Pengenceran : 20 x

Faktor perhitungan : 50

Jumlah sel darah yang dihitung :0

Hasil : 0 x 50 = 0 𝑚𝑚3

c) Penentuan Hb

Metode Hasil (gr / dl)

Tallquist 70% x 18 = 12,6

Sahli 17

d) Waktu pendarahan

Waktu timbul darah pertama : 2 sekon

Waktu saat darah berhenti : 46 sekon

Waktu pendarahan : 46 – 2 = 44 sekon

e) Waktu koagulasi

Menit ke- Bening Fibrin

1 -

2 -
3 +

4 +

5 +

Ket : (-) tidak ada

(+) ada

f) Penggolongan darah

Anggota Golongan Darah Rhesus

Dedi Destiana Marzuki A +

Djatnika Zulmohnas A +

Gilang Aditya A +

Sari Sumarni O +

Siti Rachmawati A +

VI. PEMBAHASAN

1. Kecepatan denyut jantung

Denyut nadi adalah berapa kali arteri (pembuluh darah bersih)

mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respon terhadap

detak jantung. Ini karena kontraksi jantung menyebabkan peningkatan tekanan

darah dan denyut nadi di arteri. Mengukur denyut nadi sama halnya dengan

mengukur denyut jantung.

Denyut nadi normal sekitar 60 – 100 kali per menit. Biasanya denyut

nadi seseorang bisa berbeda satu sama lain dan paling rendah pada saat sedang

istirahat yaitu 76 kali per menit. Dan pada dasarnya semakin sehat seseorang,

semakin rendah denyut jantungnya. Banyak dokter menyatakan bahwa denyut


jantung normal harus diubah menjadi 50 – 70 kali per menit karena pada

istirahat sekali pun akan bersiko terkena serangan jantung secara tiba – tiba.

Denyut jantung yang cepat disebabkan : 1) olahraga, 2) anemia, 3)

mengkonsumsi obat – obatan, 4) stimulan (seperti kafein, amfetamin, pil diet,

rokok), 5) alcohol dan lain – lain. Sedangkan, denyut nadi rendah saat istirahat

dikarenakan oleh penyakit jantung.

Faktor yang mempengaruhi denyut jantung, diantaranya :

 Usia. Denyut nadi pada anak – anak cenderung lebih tinggi dibandingkan

pada orang dewasa.

 Suhu. Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan denyut jantung

sebanyak 5 – 10 kali per menit.

 Posisi tubuh. Jika posisi biasa – biasa saja tidak berpengaruh sama sekali,

namun pada saat duduk / tiduran dan langsung berdiri secara tiba – tiba

akan meningkatkan denyut jantung selama 15 – 20 detik.

 Emosi, stress.

 Ukuran tubuh, biasanya tidak lebih dari 100.

 Menggunakan obat. Terutama obat yang memblokir hormone adrenalin

cnderung memperlambat denyut jantung.

(Dikutip dari www.aladokter.com)

Pada saat pratikum dilakukan, wanita yang dijadikan relawan adalah

Sari Sumarni (21 tahun) yang melakukan pemeriksaan denyut nadi dan

hasilnya pada saat duduk dan berbaring konstan dikarenakan memang

tidak berpengaruh apabila dilakukan secara lambat pergerakannya.

Namun, pada saat berdiri sedikit terjadi kenaikan tapi tidak signifikan bisa
jadi disebabkan terlalu banyak bicara dan tertawa pada saat

pelaksanaannya karena emosi merupakan salah satu faktor penyebab

kenaikan denyut jantung. Pada bagian lari terjadi perubahan karena lebih

banyak aktifitas yang dilakukan akan lebih memacu lebih banyak denyut

jantung untuk memompa darah.

Relawan laki – laki bernama Gilang Aditya (19 tahun), setiap

melakukan percobaan pada saat berdiri, duduk dan berbaring hasilnya

berbeda cukup jauh. Hal ini dikarenakan usia lebih muda biasanya

memiliki denyut jantung yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang

dewasa bisa saja dipengaruhi oleh emosi yang timbul berbeda – beda saat

melakukan percobaan. Pada saat lari tidak terlalu signifikan bisa jadi

dikarenakan fisik wanita dalam beraktifitas dengan porsi yang sama

namun memiliki efek ke tubuh yang berbeda dengan fisik laki - laki.

2. Tekanan darah

Tekanan darah merujuk ke tekanan yang dialami darah pada pembuluh

arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Sistol adalah

tekanan darah ke atas pembuluh arteri akibat denyut jantung. Diastol adalah

tekanan pada saat jantung beristirahat.

Tekanan darah pada anak – anak cenderung lebih rendah daripada

dewasa. Tekanan darah dipengaruhi oleh aktifitas fisik makin banyak

beraktifitas makin tinggi tekanan darah.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara

berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi mesti

sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi

140/90 mmHg saat istirahat.


A. Tekanan sistolik

Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontrasi otot

jantung. Istilah ini secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan

arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventricular kiri dari

jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole.

Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan

sistolik merupakan angka pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada

angka 120/80 menujukan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg.

B. Tekanan diastolic

Tekanan diastolic adalah tekanan darah pada saat jantung sedang

berelaksasi atau beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolic

adalah tekanan darah yang digambarkan pada rentang diantara grafik

denyut jantung.

(Dikutip dari : https://www.wikipedia.com)

Dengan relawan yang sama, tekanan dengan menggunakan auskultasi

lebih efektif dibandingkan palpatari. Hal ini disebabkan, palpatari dalam

penentuan diastole sangat sulit dan jarang yang mendapatkannya. Dan

kadar normal tekanan darah tidak lebih dari 140/90 mmHg dan pada

relawan yang memiliki hampir melebihi yaitu pada wanita pada saat

berbaring dengan mengacungkan kaki 900 hal ini disebabkan aliran darah

yang mengalir secara arah gravitasi pada posisi mengacungkan kaki aliran

darah kembali ke atas sehingga tekanan yang dilakukan jantung lebih kuat

dan tekanan darah akan makin tinggi.


3. Darah

a) Perhitungan sel darah merah

Eritrosit adalah jenis sel darah merah yang paling banyak yang aktif

selama 120 hari. Orang yang tinggal di dataran tinggi memiliki eritrosit

yang lebih banyak karena oksigen yang sedikit. Nilai normalnya :

- Pria : 4,6 – 6,2 juta/𝑚𝑚3

- Wanita : 4,2 – 5,4 juta/𝑚𝑚3

(Dikutip : https;//infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com)

Pada saat praktikum sel darah merah yang di dapat ada 2 yang

terlihat tepatnya yang berada dalam kotak. Dikarenakan faktor

perhitungannya dikalikan 10.000 maka hasil yang di dapat adalah 20.000

yang terkandung dalam 0,5 darah dipipet dan dilakukan pengenceran 200

kalinya.

b) Perhitungan sel darah putih

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringa

hemopotik yang berfungsi sbagai antibody. Nilai normalnya :

-. Bayi baru lahir : 9000 – 30.000 𝑚𝑚3

- Anak : 9000 – 12.000 𝑚𝑚3

- Dewasa : 4000 – 10.000 𝑚𝑚3

Peningkatan leukosit menunjukan adanya infeksi atau radang.

Penurunan jumlah leukosit akan terjadi infeksi tertentu terutama oleh

virus. (Dikutip :https://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com)

Tidak didapatkan hasil untuk perhitungan sel darah putih dikarenakan

kesalahan pencampuran darah dengan larutannya atau kesalahan dalam

penglihatan dibawah mikroskop.


c) Penentuan Hb

Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) yang

bertugas mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah

ditentukan oleh kadar hemoglobin.

- Wanita : 12 – 16 gr/dl

- Pria : 14 – 18 gr/dl

- Anak : 10 – 16 gr/dl

- Bayi baru lahir : 12 – 24 gr/dl

Penurunan Hb terjadi pada penderita anemia, penyakit ginjal dan

pemberian cairan intravena yang berlebihan. Dapat dari obat seperti antibiotic,

aspirin, antikanker, antiradang dan lain – lain. Peningkatan dapat disebabkan

dehidrasi, COPD (paru obstruksik menahun), gagal jantung, kongestif dan

luka bakar. (Dikutip : https://infolabolatoriumkeshatan.wordpress.com)

Dalam metode sahli menggunakan darah yang tersedia di labolatorium dan

untuk metode talquist menggunakan darah yang di ambil dari ujung jari tangan

secara langsung (segar). Hasil yang didapat cukup jauh berbeda dan kadar

dengan metode sahli yang menggunakan darah segar hasilnya lebih tinggi

dibandingkan dengan metode talquist yang darah nya tersedia di labolatorium.

Dengan data yang ada dapat dipastikan bahwa darah yang tersedia di lab

merupakan darah wanita karena kadarnya memadai. Sedangkan darah segar

wanita juga dalam metode talquist kadarnya lebih jika dilihat dari ketentuan

umum.
d) Waktu pendarahan

Waktu pendarahan adalah uji labolatorium untuk menentukan lamanya

tubuh menghntikan pendarahan akibat dari trauma yang dibuat secara

labolatoris. Penelitian ini berhubungan dengan koagulasi dan hemostatis.

(Dikutip dari : https://www.slideshare.net)

Waktu pendarahan adalah waktu dimana darah terhenti (berhenti

mengalir) pada saat terluka yang pada umumnya dipermukaan kulit. Pada

saat praktikum dikarenakan luka yang dibuat sangat kecil, jadi perhitungan

waktu pun sangat singkat bahkan hanya beberapa detik. Untuk luka yang

lebih besar maka waktu pendarahan yang dibutuhkan pun akan lebih lama

dibandingkan dengan hasil praktikum yang dilakukan karena luas

permukaan luka yang timbul mempengaruhi kecepatan pendarahan yang

keluar karena makin lebar luka makin lama waktu yang diperlukan.

e) Waktu koagulasi

Penentuan berhentinya darah yang di hambat oleh benang fibrin yang

terbentuk itulah koagulasi. Setelah pendarahan terhenti, maka disitulah

benang fibrin terbentuk. Lama tidaknya terbentuk benang fibrin tergantung

besar kecilnya luka yang dialami. Namun dalam praktikum ini darah segar

di teteskan ke objek glass lalu dilihat saat menggumpalnya.

f) Penggolongan darah

Golongan darah adalah ilmu pengkalsifikasian darah dari suatu

kelompok berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada

permukaan membran sel darah merah.Hal ini disebabkan dari perbedaan

jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah.
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting yaitu ABO dan rhesus.

(Dikutip dari : https://id.m.wikipedia.org)

Golongan darah didapatkan dari faktor keturunan ayah dan ibu kita.

Kita pasti ada kesamaan dengan salah satu dari orang tua kita. Dari hasil

data yang didapatkan, sebagian besar dari anggota kami memiliki

golongan darah A+ dan hanya satu yang bergolongan darah O+. Namun

dapat diambil kesimpulan bahwa kami dapat mlakukan donor satu sama

lain apabila dibutuhkan dan yang memiliki golongan darah O+ tidak dapat

menerima donor dari A+.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kecepatan denyut jantung

Kecepatan denyut jantung pada wanita lebih konstan dibandingkan

pada laki – laki. Hal ini diakibatkan perbedaan usia mempengaruhi

kecepatan denyut jantung. Emosi juga berpengaruh pada kecepatan denyut

jantung karena dalam beberapa detik atau menit hasilnya akan berbeda

ketika emosi yang dirasakan berbeda pula. Dalam melakukan aktivitas

fisik seperti lari akan signifikan perbedaannya, karena semua tubuh

bergerak dan akan memacu jantung memompa lebih cepat.

2. Tekanan darah

Pada posisi mengangkat kaki pada posisi berbaring membentuk

segitiga apabila diambil garis lurus merupakan tekanan paling tinggi

dikarenakan aliran darah yang biasanya normal mengalir sesuai dengan

arah gravitasi secara tiba – tiba gravitasi berubah ke tubuh dan kepala
menyebabkan tekanan darah yang harus disalurkan lebih tinggi karena

untuk mengalirkan ke kaki memerlukan penambahan energy sehingga

tekanan lebih tinggi dari posisi lainnya.

3. Darah

a. Perhitungan sel darah merah

Hasil yang didapat 2 x 10.000 = 20.000 𝑚𝑚3 . Hasil ini jauh

dari kadar normal hal ini dapat terjadi kesalahan karena kekeliruan

menghitung mana yang harus dihitung dan mana yang tidak.

b. Perhitungan sel darah putih

Tidak didapatkan hasil bisa jadi kesalahan dalam pembuatan

larutan darah pada alat sehingga pada mikroskop tidak terlihat

hasilnya.

c. Penentuan Hb

Metode talquist yang menggunakan darah segar mempunyai kadar

lebih tinggi dari normal dapat disebabkan karena dehidrasi dan

kandungan zat besi dalam tubuh tidak sesuai karena akan berpengaruh

juga.

Sedangkan, metode sahli dengan menggunakan alat dan darah lab

hasilnya sesuai dengan kadar normal wanita dan dapat dipastikan darah

tersebut darah wanita.

d. Waktu pendarahan

Pembuatan luka ditelinga dengan lanset hanya mengeluarkan darah

selama 46 detik dari awal pelukaan. Karena luka nya sangat kecil jadi

tidak terlalu memakan waktu.

e. Waktu koagulasi
Pada menit ketiga mulai terbentuk gumpalan yang membuktikan

adanya pembentukan benang – benang fibrin.

f. Penggolongan darah

Anggota yang bergolongan A+ dapat melakukan donor dan

menerima donor karena memiliki golongan darah yang sama kecuali

yang bergolongan O+ hanya dapat melakukan donor.

B. Saran

1. Pada saat pemeriksaan leukosit harus lebih memperhatikan dalam

pembuatan larutan darah yang akan diperiksa dan dimasukan kedalam alat.

2. Padas el darah merah percobaannya harus mengetahui cara menghitung

dengan benar karena hasil yang keluar jauh sekali dari kata normal.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org Diakses pada tanggal 20 Desember 2017 pukul 13.35 wib

https://www.slideshare.net Diakses pada tanggal 20 Desember 2017 pukul 14.12 wib

https://www.wikipedia.com Diakses pada tanggal 20 Desember 2017 pukul 14.30 wib

www.aladokter.com Diakses pada tanggal 20 Desember 2017 pukul 14.56 wib

Anda mungkin juga menyukai