EDWIN KORDINATA
Edwin Kordinata
NIM B04130092
ABSTRAK
ABSTRACT
EDWIN KORDINATA. Acute Toxicity of Thymoquinone in Zebrafish (Danio
rerio) Embryo. Supervised by KUSDIANTORO MOHAMAD and
MOKHAMAD FAHRUDIN.
Black seed (Nigella sativa) has been widely used as a tradisional herb
medicine. Thymoquinone, a major compound of black seed, has been reported
having various pharmacological effects, such as antioxidants, anticancer,
antiartherosclerosis, and antinflammatory. However, toxicity test of
thymoquinone is limited only to rodents. This study aims to examine the acute
toxicity of thymoquinone and to analyze abnormalities in the zebrafish embryos.
The acute toxicity was done using OECD method for fish embryo acute toxicity
test with the concentrations of thymoquinone that used in this study were 0.5 µM,
1.0 µM, 1.5 µM, 2.0 µM, 2.5 µM, and 3 µM. The probit value of embryonic
mortality was used to determine LC50 and major abnormality was determine by
percentage ≥ 50%. The result of the study showed that thymoquinone has high
toxicity with LC50 value was 3.09 µM. Major abnormalities due to thymoquinone
exsposure occured in body axis (79.25%), yolk sac (75.51%), and notochord
(60.38%). It was concluded that the thymoquinone has high potency of
cytotoxicity and cause spesific abnormalities in the zebrafish embryo.
Key words: body axis, embryotoxicity, LC50, Nigella sativa, notochord
TOKSISITAS AKUT TIMOKUINON TERHADAP EMBRIO
IKAN ZEBRA (Danio rerio)
EDWIN KORDINATA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah
dan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Toksisitas Akut Timokuinon terhadap Embrio Ikan Zebra (Danio rerio). Shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sosok yang
sepantasnya menjadi contoh dan teladan ummat.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Drh
Kusdiantoro Mohamad, MSi, PAVet dan Drh Mokhamad Fahrudin, PhD, PAVet
sebagai dosen pembimbing yang telah membantu, membimbing, memberikan
arahan dan nasihat dalam penelitian; kedua orang tua tercinta dan keluarga yang
selalu memberikan dukungan dan do’a; serta Bapak Bayu Febram Prasetyo, SSi,
Apt, MSi sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis
selama kuliah dan turut memberikan arahan dan dukungan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Wahyudin, AMd,
kakak-kakak pascasarjana yang telah membantu selama bekerja di Laboratorium
Embriologi serta Anggit atas kerjasamanya selama penelitian. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga DKM An-Nahl 47-52 yang selalu
memberikan dukungan dan do’anya; teman-teman “Yang Terbaik”, serta “Kita
Keluarga 50” yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
sebagai pembelajaran kedepannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Edwin Kordinata
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Timokuinon 2
Ikan Zebra (Danio rerio) 4
METODE 5
Waktu dan Tempat 5
Bahan 5
Alat 6
Prosedur dan Tahapan Kerja 6
Waktu Pengamatan 7
Analisis Data 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Toksisitas Timokuinon 8
Abnormalitas Embrio Setelah Paparan Timokuinon 10
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 20
RIWAYAT HIDUP 25
DAFTAR TABEL
1 Nilai LC50 timokuinon 8
2 Jumlah abnormalitas embrio ikan zebra akibat paparan berbagai
konsentrasi timokuinon 12
DAFTAR GAMBAR
1 Struktur kimia timokuinon 2
2 Mekanisme kerja timokuinon sebagai antikanker 3
3 Ikan zebra (Danio rerio) 4
4 Pelat multisumur 6
5 Diagram alir seleksi embrio 7
6 Viabilitas embrio ikan zebra akibat paparan berbagai konsentrasi
timokuinon 9
7 Persentase embrio ikan zebra menetas akibat paparan berbagai
konsentrasi timokuinon 10
8 Persentase abnormalitas embrio ikan zebra akibat paparan berbagai
konsentrasi timokuinon 11
9 Gambaran penurunan viabilitas dan peningkatan abnormalitas embrio
ikan zebra akibat paparan berbagai konsentrasi timokuinon 11
10 Abnormalitas sumbu tubuh embrio ikan zebra akibat paparan berbagai
konsentrasi timokuion 13
11 Abnormalitas notokorda embrio ikan zebra akibat paparan berbagai
konsentrasi timokuion 14
12 Abnormalitas sumbu tubuh yang disertai abnormalitas lain akibat
paparan timokuinon 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data persentase hidup, menetas dan mati embrio ikan zebra akibat
paparan berbagai konsentrasi timokuinon 20
2 Tabel analisis probit kematian embrio ikan zebra akibat paparan
timokuinon 48 jam pascafertilisasi 21
3 Analisis probit kematian embrio ikan zebra akibat paparan timokuinon
48 jam pascafertilisasi 22
4 Tabel analisis probit kematian embrio ikan zebra akibat paparan
timokuinon 96 jam pascafertilisasi 23
5 Analisis probit kematian embrio ikan zebra akibat paparan timokuinon
96 jam pascafertilisasi 24
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
TIMOKUINON
Kandungan senyawa aktif yang diperoleh dari minyak esensial jintan hitam
memiliki berbagai efek antara lain stimulan sistem imun, antioksidan,
antiinflamasi, dan antikanker (Randhawa dan Al-Ghamdi 2011). Kandungan
senyawa aktif minyak esensial jintan hitam yang memiliki efek sebagai antikanker
yaitu timokuinon dan α-hederin (Randhawa dan Al-Ghamdi 2011). Selain
memiliki efek sebagai antikanker, timokuinon juga memiliki efek antioksidan
(Badary et al. 2003), antikarsinogenik dan antimutagenik (Bourgou et al. 2008;
Khalder et al. 2010), antijamur, antibakteri, dan antidiabetes (Ahmad et al. 2013).
Nagi dan Almakiki (2009) melaporkan bahwa timokuinon yang diberikan
secara oral efektif menaikkan aktivitas guinone reduktase dan gluthation
transferase dan membuat timokuinon bertindak sebagai agen propilaksis melawan
3
bahan kimia karsinogenesik dan toksik pada kanker hati. Timokuinon yang
diberikan peroral 0.01% di dalam air minum selama satu minggu sebelum dan
sesudah perlakuan methylcholantherene (MCA) secara signifikan menghambat
perkembangan fibrosarcoma dan tumor burden sebanyak 43% dan 34%
dibandingkan dengan kelompok yang hanya diberikan perlakuan MCA (Khan et
al. 2011). Timokuinon dapat menghambat angiogenesis secara in vitro dan in vivo
sehingga mencegah terjadinya tumor angiogenesis pada penelitian human prostate
cancer (PC3) yang dilakukan pada tikus (Yi et al. 2008). Timokuinon secara in
vitro dan in vivo dapat menghambat tumor angiogenesis dan menginduksi
apoptosis SaOS-2 pada sel kanker tulang (Ahmad et al. 2013). Timokuionon
menginduksi apoptosis pada sel, proliferasi sel, dan menghambat migrasi PC3 sel
kanker, menghambat faktor pertumbuhan vaskularisasi endotel (Yi et al. 2008),
menghambat HepG2 pada sel kanker hati (Ahmed et al. 2008; Hassan et al. 2008),
serta menginaktivasi MCF-7 pada sel kanker mamari ( Farah dan Begum 2003).
Timokuinon yang dikombinasikan dengan doxorubicin dan 5-flurourasil dapat
berfungsi sebagai antiproliferasi sel kanker mamari (Ahmad et al. 2013) serta
timokuinon yang dikombinasikan dengan melatonin dan retonic acid
menurunkan efek karsinogenik dimethylbenz (α) antrasene (DMBA) pada kanker
mamari pada tikus ( El-Aziz et al. 2005).
terhadap kanker, melindungi sel dari radiasi terapi kanker, serta mencegah
kerusakan pada enzim sitokrom P450.
Ikan zebra berasal dari India, Burma, Malaka, dan Sumatera (OECD 2013;
Engeszer et al. 2007). Ikan zebra memiliki 45 jenis. Ikan zebra hidup di perairan
yang luas dan pergerakan air yang tenang (Spence et al. 2008). Ikan zebra
termasuk jenis ikan omnivora atau pemakan segalanya namun secara alamiah
makan ikan zebra adalah zooplankton dan serangga (Spence et al. 2008). Ikan
zebra memiliki temperatur normal berkisar antara 25-28 oC. Derajat keasaman
(pH) normal untuk ikan zebra berkisar antara 6.8-7.5 (Brand et al. 2002).
Klasifikasi ikan zebra (Spence et al. 2008) sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterigil
Ordo : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Brachydanio
Spesies : Danio rerio
Ikan zebra betina dewasa beratnya mencapai 0.65±0.13 g dan ikan zebra
jantan dewasa beratnya mencapai 0.5±0.1 g (OECD 2013). Ikan zebra memiliki
lima garis berselingan yaitu berwarna biru kehitaman dan perak kekuningan.
Garis biru kehitaman mengandung pigmen warna yaitu melanophores dan
iridiophores sedangkan garis perak kekuningan mengandung pigmen warna yaitu
xantophores dan iridiophores (Schilling 2002). Secara alamiah dalam proses
interaksi ikan zebra terjadi proses hierarkhi-dominasi. Hubungan dominasi-
bawahan terjadi diantara kedua jenis ikan zebra baik ikan zebra jantan maupun
ikan zebra betina. Dominasi ikan zebra dihubungkan dengan ukuran tubuh dan
tingkat agresif (Paull et al. 2010).
Ikan zebra jantan dan betina sulit dibedakan dikarenakan perbedaan ukuran
tubuh yang tidak terlalu berbeda secara signifikan (Pyron 2003). Ikan zebra jantan
memiliki bentuk tubuh yang lebih langsing dibandingkan ikan zebra betina yang
memiliki bentuk tubuh lebih lebih gemuk apabila gonad sudah matang. Selain itu,
ikan zebra jantan memiliki pigmentasi tubuh lebih pudar dibandingkan ikan zebra
betina. Ikan zebra betina mampu menghasilkan 100-1000 butir telur dalam sekali
pembuahan dengan diameter telur berkisar 1-1.5 mm (Matthews et al. 2002). Ikan
5
zebra yang siap dipijah berumur kira-kira 6-24 bulan (Lammer et al. 2008).
Pemijahan ikan zebra dapat dilakukan 2-3 hari sekali. Telur yang sudah matang
akan dilepaskan selama 1 jam. Perbandingan jumlah ikan zebra jantan dan ikan
zebra betina saat dilakukan pemijahan yaitu 2:1. Perilaku kawin ikan zebra
dipengaruhi oleh paparan terhadap mitra kawin antara satu sama lain yaitu selama
24 jam sebelum matahari terbit supaya ikan zebra jantan terangsang untuk
mendeteksi hormon gonad betina (Delaney et al. 2002).
Menurut Kimmel et al. (1995), perkembangan embrio ikan zebra terbagi
menjadi 8 tahap. Tahap pertama yaitu zigot terjadi 0-3/4 jam setelah fertilisasi.
Tahap ini dimulai dari telur yang baru dibuahi sampai pembelahan pertama. Zigot
memiliki ukuran 7 mm. Tahap kedua pembelahan terjadi ¾-21/4 jam setelah
fertilisasi. Tahap ini dimulai dari pembelahan pertama atau blastomer. Interval
pembelahan terjadi setiap 15 menit. Sel mulai membelah dari 2 sel, 4 sel, 8 sel
sampai 64 sel. Tahap blastula terjadi 21/4-51/4 jam setelah fertilisasi. Tahap ini
cakram embrional mulai terlihat seperti bola. Proses paling penting pada tahap ini
yaitu embrio mulai memasuki midblastula transisi (MBT) dan membran kuning
telur serta memasuki tahap epiboli. Tahap gastrulasi terjadi 51/4-10 jam setelah
fertilisasi. Tahap ini terjadi perkembangan epiboli. Tahap segmentasi terjadi
perkembangan somit dan perkembangan kuncup ekor mulai menonjol dan
memanjang. Tahap faring dimulai pada hari kedua dan ketiga. Tahap ini terjadi
pigmentasi pada mata, terlihat refleks, sirkulasi, dan sumbu tubuh. Tahap hatching
embrio keluar dari korion. Tahap larva muda, tahap ini ditandai dengan
perkembangan gelembung berenang dan perilaku menghindar (bergerak).
Menurut Parichy et al. (2009), tahap perkembangan pada ikan zebra
meliputi tahap embrio, menetas, larva, remaja, dan dewasa. Larva merupakan
tahap peralihan dari embrio menuju tahap remaja namun belum mencapai tahap
remaja. Tahap remaja ditandai dengan telah terbentuk pola tubuh secara lengkap
termasuk sisik, mencapai kematangan seksual, dan hilangnya lipatan sirip. Tahap
dewasa ditandai dengan kemampuan memproduksi gamet dan kematangan sifat
seksual sekunder untuk persiapan masa pembuahan.
METODE
Bahan
Hewan percobaan yang digunakan yaitu embrio ikan zebra (Danio rerio)
sebanyak 336 embrio. Embrio ikan zebra diperoleh dari petani ikan Cibinong,
Bogor. Bahan yang digunakan egg-water (0.06 g sea salt ; Westerfield 2007) yang
6
sudah diaerasi, timokuinon 99% (Sigma-Aldrich St Louis MO, USA) dan DMSO
(dimetil sulfoksida; Sigma-Aldrich St Louis MO, USA).
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu pelat multisumur, mikroskop
binokuler (Olympus 324009), mikroskop stereo (Carton DSZT44), cawan petri,
gelas piala, mikropipet berukuran 10 µL, 100 µL, 1000 µL, aerator, dan kertas
saring 0.45 µm.
Pengenceran timokuinon
Pn : perlakuan ke-n
Ki : kontrol internal
Gambar 4 Pelat multisumur (Lammer et al. 2008; OECD 2013)
Seleksi embrio
Embrio ikan zebra dimasukkan ke dalam gelas piala yang diisi media sel
telur (egg-water) yang telah diaerasi selama 2 jam dan disaring dengan kertas
saring 0.45 µm. Embrio dipindahkan ke dalam cawan petri sebanyak 30 dan
diperiksa fertilitasnya menggunakan mikroskop binokuler. Telur yang berhasil
7
dibuahi ditandai dengan warna transparan dan kantung amnion utuh sedangkan
telur yang gagal dibuahi ditandai dengan warna yang tidak transparan (putih susu)
(Lammer et al. 2008).
Uji toksisitas
Gambar 5 Diagram alir seleksi embrio (Lammer et al. 2008; OECD 2013)
Waktu pengamatan
Analisis Data
Toksisitas Timokuinon
jam setelah pemaparan timokuinon. Kontrol pelarut (DMSO 0.01%) dan kontrol
internal (egg-water) tidak menyebabkan penurunan viabilitas pada embrio ikan
zebra. Konsentrasi T1 tidak menyebabkan penurunan viabilitas pada embrio ikan
zebra. Konsentrasi T2, T3, T4, T5, dan T6 menyebabkan penurunan viabilitas
embrio ikan zebra berturut-turut sebesar 5% (38/40), 10% (36/40), 20% (32/40),
37.5% (25/40), dan 50% (20/40). Timokuinon pada konsentrasi rendah belum
bersifat toksik sedangkan pada konsentrasi tinggi bersifat toksik dan dapat
menyebabkan kematian embrio ikan zebra. Wu et al. (2007), melaporkan bahwa
viabilitas embrio ikan zebra menurun ≥ 50% dengan konsentrasi kurkumin 5.0
µM. Pada penelitian ini konsentrasi timokuinon yang menyebabkan viabilitas
embrio ikan zebra menurun ≥ 50% adalah 3.0 µM. Hal ini menunjukkan
timokuinon memerlukan konsentrasi yang lebih kecil dibandingkan kurkumin
untuk menyebabkan kematian pada embrio ikan zebra.
Proses hatching (menetas) pada embrio ikan zebra terjadi 48 jam setelah
fertilisasi (Kimmel et al. 1995). Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa
proses menetas pada embrio ikan zebra mengalami penurunan sejalan dengan
peningkatan konsentrasi timokuinon (Gambar 7). Kontrol pelarut (DMSO 0.01%)
dan kontrol internal (egg-water) menyebabkan embrio ikan zebra menetas 100%
(40/40) pada 48 jam waktu paparan. Konsentrasi T1 menyebabkan embrio ikan
zebra menetas pada 24 jam waktu paparan sebanyak 5% (2/40) dan embrio ikan
zebra menetas 100% (40/40) setelah 48 jam waktu paparan. Konsentrasi T2
menyebabkan embrio ikan zebra menetas terjadi pada 48 jam setelah paparan
timokuinon dan embrio ikan zebra menetas sebesar 97.5% (39/40). Konsentrasi
T3 menyebabkan embrio ikan zebra pada 24 jam waktu paparan sebesar menetas
sebesar 2.5% (1/40) dan embrio ikan zebra yang menetas sebesar 92.5% (37/40)
setelah 48 jam waktu paparan. Konsentrasi T4 menyebabkan embrio ikan zebra
menetas pada 24 jam setelah paparan sebesar 5% (2/40) dan embrio ikan zebra
menetas sebesar 80% (32/40) setelah 48 jam waktu paparan. Konsentrasi T5
10
Gambar 10 Abnormalitas sumbu tubuh pada embrio ikan zebra yang disebabkan
oleh timokuinon. A. Normal, kontrol 72 jpf, B. Normal, konsentrtrasi
0.5 µM , C. Normal, konsentrtrasi 1.0 µM, D. Bengkok ke samping
(bent), konsentrasi 1.5 µM, E. Bengkok ke atas (curly up),
konsentrtrasi 2.0 µM, F. Bengkok ke atas, konsentrasi 2.5 µM, G.
Bengkok ke atas, konsentrasi 3.0 µM, H. Kompleks, konsentrasi 3.0
µM. Bar: 200 µm.
Pada abnormalitas minor, sirkulasi embrio ikan zebra dimulai kira-kira 24-
26 jam pascafertilisasi (jpf). Awalnya darah mengalir melalui lengkung (loop)
peredaran tunggal. Darah keluar dari jantung melalui bulbus arteriosus dan aorta
15
ventral yang bercabang ke kiri dan kanan kemudian masuk ke dalam lengkung
aorta mandibula (Isogai 2001). Abnormalitas sirkulasi yang terjadi pada embrio
ikan zebra yaitu berupa koagulasi darah (Tabel 2). Menurut Thisse dan Zon
(2002), jantung berkembang dari lapisan mesoderm lateral. Jantung mulai
memompa 24 jam pascafertilisasi (jpf) (Chen et al. 1996). Abnormalitas pada
jantung berupa edema perikardium (Tabel 2). Chen (2013), menjelaskan bahwa
abnormalitas edema perikardium bisa terjadi karena multifaktor. Embrio ikan
zebra yang mengalami stress oleh faktor apapun dapat berakibat pada terjadinya
gangguan sirkulasi dan gangguan fungsi jantung (edema perikardium).
Abnormalitas tubuh (trunk) dapat terjadi akibat adanya abnormalitas pada
notokorda. Menurut Gray et al. (2014), melaporkan bahwa abnormalitas
notokorda yang terjadi pada masa embrio dapat mengakibatkan tubuh menjadi
lebih pendek dari ukuran normal. Abnormalitas pada tubuh (Tabel 2) akibat
paparan timokuinon berupa tubuh pendek.
Abnormalitas sumbu tubuh yang disertai abnormalitas lain akibat paparan
timokuinon dapat dilihat pada Gambar 12. Abnormalitas sumbu tubuh sebesar
79.25% dan mengalami abnormalitas notokorda (55%), jantung (38%), kantung
kuning telur (26%), sirkulasi (12%) dan tubuh (5%). Hal ini menunjukkan adanya
keterkaitan antara abnormalitas sumbu tubuh dan notorkorda dan sesuai Thomas
dan Stemple (2004).
Simpulan
Toksisitas timokuinon pada embrio ikan zebra terjadi pada LC50 yakni pada
konsentrasi 3.09 µM. Peningkatan konsentrasi timokuinon menyebabkan
penurunan viabilitas, penurunan proses menetas, dan peningkatkan abnormalitas
embrio ikan zebra. Abnormalitas mayor yang disebabkan oleh timokuinon adalah
kelainan pada sumbu tubuh, kantung kuning telur dan notokorda. Timokuinon
bersifat sangat toksik pada embrio ikan zebra.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Brand M, Heisenberg CP, Warga RM, Pelegri F,Karlstrom RO, Beuchle D, Picker
A, Jiang YJ, Furutani-Seiki M, Van Eeden FJM et al. 1996. Mutations
affecting development of the midline and general body shape during
zebrafish embryogenesis. Dev. 123: 129-142.
Burits M, Bucar F. 2000. Antioxidant activity of Nigella sativa essential oil.
Phytother Res. 14: 323–328.
Busquet F, Nagel R, von Landenberg F, Mueller SO, Huebler N, Broschard TH.
2008. Development of a new screening assay to identify proteratogenic
substances using zebrafish Danio rerio embryo combined with an
exogenous mammalian metabolic activation system (mDarT). Toxicol Sci.
104(1): 177–188.
Chehl N, Chipitsyna G, Gong Q, Yeo CJ, Arafat HA. 2009. Anti-inflammatory
effects of the Nigella sativa seed extract thymoquinone in pancreatic cancer
cells. HPB. 11 (5): 373-381.
Chen JN. 2013. Impaired cardiovascular function caused by different stressors
elicits a common pathological and transcriptional response in zebrafish
embryo. Zebrafish. 10(3): 389-400.
Chen JN, Haffter P, Odenthal J, Vogelsang E, Brand M, van Eeden FJM,
Furutani-Seiki M, Granato M, Hammerschmidt M, Heisenberg CP, et al.
1996. Mutations affecting the cardiovascular system and other internal
organs in zebrafish. Dev. 123: 293-302.
Dahri AH, Chandiol AM, Rahoo AA, Memon RA. 2005. Effect of Nigella sativa
(kalonji) on serum cholesterol of albino rats. J Ayub Med Coll Abbottabad.
17: 72-74.
Delaney M, Follet C, Ryan N, Hanney N,Lusk-Yablick J, Gerlach G. 2002. Sosial
interaction and distribussion of female zebrafish (Danio rerio) in a large
aquarium. Biol Bull. 203: 240-241.
Dougan ST, Warga RM, Kane DA, Schier AF, Talbot WS. 2003. The role of the
zebrafish nodal-related genes squint and cyclops in patterning of
mesendoderm. Dev. 130: 1837–51.
El-Aziz MA, Hassan HA, Mohamed MH, Meki AR, Abdel-Ghaffar SK, Hussein
MR. 2005. The biochemical and morphological alterations following
administration of melatonin, retinoic acid and Nigella sativa in mammary
carcinoma: an animal model. Int J Exp Pathol. 86: 383-396.
El-Mahdy MA, Zhu Q, Wang QE, Wani G, Wani AA. 2005. Thymoquinone
induces apoptosis through activation of caspase-8 and mitochondrial events
in p53-null myeloblastic leukemia HL-60 cells. Int J Cancer. 117: 409-417.
El-Mezayen R, El-Gazzar M, Nicolls MR, Marecki JC, Dreskin SC, Nomiyama H.
2006. Effect of thymoquinone on cyclooksigenese expression and
prostaglandin production in a mouse model of allergic airway inflamation.
Immunol Lett. 106(1): 78-81.
Engeszer RE, Patterson LB, Rao AA, Parichy DM. 2007. Zebrafish in the wild: a
review of natural history and new notes from the field. Zebrafish. 4(10): 21-
38.
Farah IO, Begum RA. 2003. Effect of Nigella sativa (N. sativa L.) and oxidative
stress on survival pattern of MCF-7 breast cancer cells. Biomed Sci Instrum.
39: 359-364.
18
Lampiran 1 Data persentase hidup, menetas dan mati embrio ikan zebra akibat
paparan berbagai konsentrasi timokuinon
T1 T2 T3 T4 T5 T6
24 100 97.5 97,5 82.5 75 62.5
48 100 97.5 97,5 80 75 62.5
Hidup
72 100 95 92.5 80 65 62.5
96 100 95 90 80 62.5 50
24 5 0 2,5 5 0 5
48 100 92.5 57.5 65 55 55
Menetas
72 100 97.5 95 80 57.5 55
96 100 97.5 95 80 60 55
24 0 2.5 2.5 17.5 25 37.5
48 0 2.5 2.5 20 25 37.5
Mati
72 0 5 7.5 20 25 37.5
96 0 5 10 20 37.5 50
21
Lampiran 2 Tabel analisis probit kematian embrio ikan zebra akibat paparan
timokuinon 48 jam pascafertilisasi
22
Log konsentrasi
23
Lampiran 4 Tabel analisis probit kematian embrio ikan zebra akibat paparan
timokuinon 96 jam pascafertilisasi
24
Log konsentrasi
25
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Way Tuba, Kecamatan Gunung Labuhan, Kabupaten
Way Kanan, Provinsi Lampung pada tanggal 08 Juli 1995 dari ayah Damiri R
Sejati dan ibu Megawati. Penulis adalah putra pertama dari tiga bersaudara.
Penulis lulus dari SMA N 1 Bukit Kemuning, Kecamatan Bukit Kemuning,
Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung dan pada tahun yang sama penulis
lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN dan
diterima di Fakultas Kedokteran Hewan.
Selama menjadi mahasiswa, sejak Tingkat Persiapan Bersama (TPB)
sampai lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan penulis aktif mengikuti berbagai
organisasi mahasiswa dan kepanitiaan. Penulis aktif mengikuti organisasi
mahasiswa selama masa menempuh pendidikan diantaranya Staff Divisi
Pendidikan Himpunan Mahasiswa Profesi (HIMPRO) Ornithologi dan Unggas
(2014-2015), Kepala Departemen Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa
(PSDM) DKM An-Nahl (2014-2015), Staff Pendidikan Himpunan Mahasiswa
Profesi (HIMPRO) Ornithologi dan Unggas (2015-2016), Ketua DKM An-Nahl
(2015-2016) dan Ketua Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Veteriner
(FSLDKV) Indonesia (2016-2018).
Selain aktif mengikuti organisasi mahasiswa, penulis juga aktif mengikuti
kepanitian kegiatan mahasiswa diantaranya Sekretaris Umum Festival Ramadhan
Asrama 50 (2013), Wakil Ketua Pelaksana Semarak Bidik Misi Institut Pertanian
Bogor (2013), Sekretaris Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB)
51 (2014), Sekretaris Stadium General Mahasiswa FKH 50 (2014), Ketua
Pelaksana Kunjungan Rumah Potong Hewan Unggas HIMPRO Ornithologi dan
Unggas (2015), Ketua Pelaksana Pelatihan Vaksinasi dan Nekropsi Unggas
HIMPRO Ornithologi dan Unggas (2015), Panitia Kontes Ayam Ketawa Nasional
HIMPRO Ornithologi dan Unggas (2014) dan Ketua Pelaksana Seminar Nasional
DKM An-Nahl (2015). Penulis pernah berpartisipasi di kegiatan pengabdian
masyarakat IPB Goes to Field Lembaga Pengembangan dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) IPB (2015) di Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.