Anda di halaman 1dari 2

3 Hal yang Membuat MU Gagal Membendung Barcelona

Manchester United mengemban misi berat saat bertandang ke Camp Nou dalam laga lanjutan perempat
final Liga Champions 2018/19. Anak asuh Ole Gunnar Solskjaer harus minimal mencetak dua gol untuk
melaju ke babak semifinal setelah dalam laga di leg pertama kalah 0-1 di Old Trafford.

Bermain agresif, berusaha menekan ternyata waktu 90 menit terlalu kurang untuk menahan laju Barca.
Barca terlalu kuat dan tangguh. MU kembali takluk tiga gol tanpa balas melalui aksi impesif Lionel Messi
yang mencetak dua gol dan gol Coutinho di babak kedua . Agregat 4-0, menjadi hasil akhir pertemuan
kedua dim dari dua kali pertemuan dalam skema home and away.

Apa yang menyebabkan MU gagal melaju? Paling tidak ada 3 (tiga) hal yang dapat dikemukakan sebagai
alasan MU gagal membendung Barcelona.

Pertama, faktor Lionel Messi. Entah dengan cara apa untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Setelah
sekitar 10 menit pertandingan didominasi MU yang membuat pendukung Barca di Camp Nou menjadi
ketar-ketir, Messi menunjukkan magisnya.

Di menit ke-15, dengan akselerasi yang luar biasa, Messi meliuk-liuk di garis kotak penalti lalu
melepaskan tendangan kaki kiri yang membuat bola melaju mulus masuk ke sisi kanan gawang David De
Gea.

Empat menit kemudian, dengan cara yang serupa namun kali dengan kaki kanan, Messi kembali
membobol gawang MU. Bola sepakan mendatarnya gagal ditangkap sempurna oleh De Gea dan bergulir
masuk ke gawang.

Gol yang membuat wajah pelatih MU, Solskjaer telrihat kecewa lalu masuk dan duduk di bench, saat itu
pertandingan sebenarnya sudah selesai bagi kedua tim.

Kedua, MU bertahan terlalu dalam. Persoalan utama dari masa Jose Mourinho hingga ke Solskjaer
adalah lini pertahanan. Bukan sekedar kemampuan individu tetapi juga kemampuan untuk menggalang
pertahanan dengan baik. Untuk hal ini Phil Jones dan Smalling terlihat kesulitan melakukannya.

Ketika tim seharusnya lebih agresif untuk mengejar marjin gol, para bek tengah harus rajin mempressure
pemain depan Barca sehingga lekas kehilangan bola, namun ini tidak dilakukan. Para bek tengah MU
terlihat ragu atau ketakutan terlebih dahulu.

Akhirnya tercipta gap ruang kosong antara lini tengah dan lini belakang yang cukup jauh. Ruang inilah
yang kerap digunakan pemain Barca untuk membangun serangan atau melepaskan tendangan
mengancam dari wilayah ini.

Ketiga, Lini tengah MU yang kurang agresif. Paul Pogba hampir tidak terlihat sepanjang pertandingan,
meski di babak kedua penampilannya membaik. Fred atau McTominay, dua pemain yang menemaninya
di lini tengah juga tampil tidak efektif.
Persoalan ini menjadi penting karena tanpa lini tengah yang kuat dan agresif, Barca bukan saja mampu
mengontrol permainan namun juga rajin mengalirkan bola melalui Ivan Rakitic atau Arthur.

Tugas untuk menjadi filter dari serangan Barca gagal diemban oleh Fred, sebaliknya tugas untuk
mengalirkan bola juga gagal dijalankan oleh Pogba. Padahal kepada pendukung MU, Pogba berjanji
untuk tampil lebih hebat di Camp Nou. Gagal.

Kekalahan ini membuat MU harus bekerja lebih keras di Liga Premier untuk mengejar jatah Liga
Champions musim depan. Sedangkan bagi Barca, kemenangan ini membuat Barca sudah nyaman dan
tinggal menunggu pemenang dari laga FC Porto melawan Liverpool yang akan dilangsungkan besok
dinihari.

Juventus Terjungkal

Di laga lain, di J Stadium, tuan rumah Juventus gagal menahan laju impresif anak-anak muda Ajax
Amsterdam. Unggul lebih dahulu melalui tandukan Christiano Ronaldo di menit ke-28, gol dari Donny
Van den Beek di menit ke-34 dan sundulan Mathijs de Light di menit ke-67 memanfaatkan sepak pojok
membuat Juve gagal melaju ke semifinal.

Kekalahan 1-2 membuat, skor aggregate menjadi 2-3 bagi Ajax. Ajax melaju dan tinggal menunggu
pemenang antara tuan rumah Manchester City melawan Tottenham Hotspurs.

Anda mungkin juga menyukai