Anda di halaman 1dari 2

13 Artis di DPR RI, Bisa Apa?

Sabtu (31/8), Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan sebanyak 575 caleg DPR RI
menjadi anggota DPR RI terpilih dalam rapat pleno trbuka di Kantor KPU RI. 575 caleg ini berasal
dari 80 daerah pemilihan (dapil) DPR RI di 34 provinsi. 

Dari 575 anggota DPR RI ini, ada sebanyak 13 artis yang telah ditetepkan juga secara sah
menjadi anggota DPR RI terpilih, periode 2019-2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Ke-13 nama artis ini sebagai berikut; Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) (PAN) dapil DKI Jakarta I,
Desy Ratnasari , Dede Yusuf Macan Effendi (Dede Yusuf) diusung Partai Demokrat dapil Jawa
Barat II, Tommy Kurniawan diusung Partai PKB dapil Jawa Barat V.

Ada juga Primus Yustisio diusung PAN  dapil Jawa Barat V, Rieke Diah Pitaloka diusung Partai
Demokrat dapil Jawa Barat VII, Arzeti Bilbina diusung PKB dapil Jawa Timur I, Krisdayanti
diusung PDIP dapil Jawa Timur V, Rano Karno diusung PDIP dapil Banten III.

Nurul Arifin diusung Partai Golkar dapil Jawa Barat I, Muhammad Farhan diusung Partai NasDem
dapil Jawa Barat I, Rachel Maryam Sayidina diusung Partai Gerindra dapil Jawa Barat I, Junico BP
Siahaan (Nico Siahaan) diusung oleh PDIP di Dapil Jawa Barat I.

Dari catatan yang ada, maka dari ke-13 nama ini, ada tiga nama artis yang dapat disebut sebagai
pendatang baru di Senayan, yakni Tommy Kurniawan, Krisdayanti, dan Muhammad Farhan.

Pertanyaan publik yang mengemuka adalah apakah ke-13 artis ini mampu berkontribusi maksimal
dalam dunia politik atau seperti kebanyaka yang terdahulu hanya akan menjadi penonton dan
tenggelam..

Pertanyaan ini lumrah, karena salah satu alasan utama parpol melirik artis ditengarai sebagai vote
getter, atau pendulang suara, itu saja tidak lebih.

Sesuatu yang dianggap wajar karena para figur publik tersebut mempunyai penggemar yang
sangat banyak dan telah dikenal oleh masyarakat. Para artis dianggap memiliki basis penggemar
yang diharapkan bisa dikonversi menjadi basis dukungan, tanpa mempertimbangkan kemampuan
atua kompetensi mereka.

Sebaliknya, para artis menampik bahwa alasan kehadiran mereka adalah karena popularitas
semata, dan ingin menjadi semakin terkenal. Beberapa diantaranya mengatakan bahwa menjadi
politisi adalah panggilan untuk menjalankan amanat rakyat melalui jalur lain sebagai politisi.
Selain itu soal keraguan akan kompetensi mereka juga dikomentari oleh Rano Karno. Menurut
mantan Gubernur Banten itu, banyak artis saat ini yang telah berpendidikan tinggi sehingga berani
mencoba untuk terjun ke dunia politik.

"Wajar kok, artis itu kan banyak S1, Anda kan masih punya asumsi artis itu lulusan SD, misalnya,
he-he-he. Enggak, lho," ucap Rano.

Selain Rano, jauh sebelum ini, artis yang termasuk lama berkecimpung menjadi anggota DPR,
Desi Ratnasari juga menyuarakan pendapatnya. Bagi Desi, ketika menjadi anggota DPR
ukurannya bukan lagi popularitas tetapi kinerja.

"Jangan mendiskreditkan profesi tertentu saja seperti artis atau budayawan yang katanya hanya
mengandalkan popularitas tapi tidak menunjukkan kinerjanya," kata Desi yang mewakili dapil Jawa
Barat.

Apa bisa jadi benar, Desi dikenal juga mempunyai kinerja yang baik selain tentunya Tantowi
Yahya, yang harus berhenti menjadi anggota DPR karena menjadi Duta Besar Selandia Baru.

Akan tetapi, jika melihat kinerja secara keseluruhan, maka hampir dikatakan taka da secercah
harapan, apalagi para artis mewakili parta-partai yang secara ide, tidak dapat memunculkan
kreativitas mereka sebagai pejuang seni.

Oleh karena itu, amat sulit mengharapkan para artis menjadi pionir dair adanya dorongan
perubahan yang muncul dari parpol yang mereka wakili di parlemen. Apalagi, partai yang mereka
wakili adalah partai yang tak banyak memiliki efek.

Artinya, jangan pernah berharap terlalu banyak dari keberadaan artis ini, memberikan sumbangan
berarti bagi kemenangan partai melalui kenaikan elektoral mereka saja udah merupakan
keberhasilan tersendiri.

Parpol juga kebanyakan tak akan berharap banyak, terbukti dari jarang sekali artis dipilih
menduduki jabatan penting di fraksi, jika pada akhirnya ada yang menonjol, syukuri saja.

Anda mungkin juga menyukai