ABSTRAK
Figur merupakan faktor utama dalam pemenangan pemilu. Faktor ini mempengaruhi
keterpilihan seorang calon legislatif dalam pemilihan umum tahun 2014 di Kabupaten
Klungkung khususnya Dapil Nusa Penida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana faktor figur menjadi pengaruh terpilihnya seseorang sebagai anggota legislatif.
Permasalahan dari penelitian ini adalah mengapa faktor figur dapat mempengaruhi keterpilihan
anggota legislatif Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung pada pemilu 2014. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sumber data dalam
peneletian ini adalah data primer dan data sekunder dan melakukan penentuan informan
dengan membuat tabel matrix informan. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara
dengan informan yang sudah dipilih dan mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan
materi penelitian. Kesimpulan dari tulisan ini adalah figur menjadi sebuah pengaruh dalam
pencalonan seseorang pada pemilu, pencitraan yang baik serta popularitas seorang figur dapat
mempengaruhi keterpilihan figur dalam pemilu 2014, dan elektabilitas seorang figur membantu
calon legislatif untuk memenangkan perolehan suara dalam pemilu
Kata kunci : Faktor Figur, Pemilihan Umum Tahun 2014, Kabupaten Klungkung, Partai
Gerindra
1
2009 diselenggarakan tanggal 9 April 2009 memperkuat institusi KPK, serta
diikuti 44 partai politik, termasuk partai lokal memberdayakan ekonomi desa.
dari Nanggroe Aceh Darussalam dan calon Faktor figur dalam keterpilihan anggota
persorangan (DPD). Pemilu 2014 DPRD merupakan faktor penting untuk
diselenggarakan pada 9 April 2014 diikuti 15 menentukan kandidat calon anggota DPRD
partai dan 3 partai lokal di Nanggroe Aceh yang mencalonkan dirinya. Kualitas figur
Darussalam. (Sejarah Pemilu, 08 Mei 2015, merupakan sebuah faktor penting dari
dari http://kpujakarta.go.id). masyarakat dalam menentukan sosok wakil
Pada pemilu 2009, partai baru yang rakyat yang mereka kehendaki. Figur bukan
sangat menonjol dan banyak merebut hanya mencakup popularitas calon anggota
perhatian serta antusiasisme rakyat tersebut melainkan figur yang terbentuk dari
Indonesia adalah partai Gerindra. perilaku sosial, integritas, pendidikan dan
Berdasarkan hasil perolehan suara pemilu bisa juga dinilai karakter pribadi calon
tahun 2009, partai Gerindra memperoleh tersebut. Seorang calon legislatif harus
jumlah total suara sebesar 4.46% dengan mampu menjadi orang yang disukai oleh
konversi kursi di parlemen sebanyak 26 kursi masyarakat luas. Kesukaan atau efek disukai
sebagai partai baru dengan jumlah kursi merupakan bagian terpenting dari figur
terbanyak peringkat delapan. (Rekapitulasi seorang calon legislatif.
Suara Pemilu 2009. 7 April 2015, dari Penulis memfokuskan untuk meneliti
http://www.partai.info/pemilu2009/index.php). DPRD Kabupaten Klungkung Fraksi Partai
Hasil laporan setiap partai yang Gerindra sebagai instrumen kelembagaan
diserahkan kepada KPU mengenai yang memiliki peranan yang sangat penting
pemasukan dan pengeluaran dana yang dalam menentukan keterpilihan seorang
akan dipergunakan dalam masa kampanye anggota legislatif terpilih dari Partai Gerindra.
dan sampai pemilu berlangsung Partai Figur seorang calon anggota legislatif
Gerindra berhasil menduduki peringkat merupakan bagian terpenting dan menjadi
pertama dengan dana anggara terbesar pengaruh dari terpilihnya seorang calon
dalam pemilu legislatif 2014. legislatif yang layak menduduki kursi anggota
Partai Gerindra mempunyai harapan DPRD Kabupaten Klungkung pada pemilu
yang besar terhadap kontenstan yang 2014.
mencalonkan diri, untuk memperebutkan
peraihan suara tertinggi pada pemilu legislatif 1.2. Rumusan Masalah
ini. Ketua umum partai Gerindra sendiri Dari paparan latar belakang diatas, isu
mempunyai nilai jual dan popularitas yang tentang keterpilihan anggota dewan Partai
sangat tinggi serta sangat layak untuk Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung
dicalonkan menjadi presiden. Partai Gerindra pada pemilu 2014 menimbulkan tanda tanya
tidak cukup hanya mengandalkan besar terhadap masyarakat Kabupaten
kemampuan dan popularitas dari ketua Klungkung. Sebuah keterpilihan itu ada
umumnya saja melainkan harus ada dikarenakan adanya faktor figur, faktor
solidaritas dari kader Partai Gerindra tersebut ketokohan, dan faktor lainnya yang menjadi
dalam partisipasi memperebutkan suara pengaruh keterpilihan dari anggota dewan
terbanyak. yang terpilih menjadi anggota DPRD
Hal ini merupakan kesuksesan ketua Kabupaten Klungkung 2014. Penulis
umum Partai Gerindra yang berhasil merumuskan permasalahan yang menjadi
mengemas dirinya tampil lebih baik dalam pertanyaan penelitian ini, yaitu: Mengapa
berbagai macam pertemuan forum, faktor figur dapat mempengaruhi keterpilihan
mendapatkan perhatian media massa dan anggota legislatif Partai Gerindra di DPRD
masyarakat umum. Faktor lainnya, Partai Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014?
Gerindra memiliki manajemen publikasi yang
baik. Publikasi dimiliki Partai Gerindra luas 1.3. Batasan Masalah
menurut pernyataan ketua umumnya yang Penelitian ini mengkaji tentang faktor
berkarakter dalam berbagai macam figur dalam sebuah keterpilihan (electability)
kampanye, antara lain yaitu memiliki serta relasinya mengenai komunikasi politik
keinginan memberantas korupsi dan yang terfokus dalam pencitraan politik.
Peneliti memilih studi kasus tentang
2
Keterpilihan Anggota DPRD Partai Gerindra Pertama, penulis menggunakan
Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014. penelitian Ahmad Fauzi (2014) dengan
Peneliti akan mengkaji lebih dalam skripsi berjudul Strategi Kampanye Caleg
bagaimana figur dapat mempegaruhi Partai Gerindra dalam Pemilu 2014 di
keterpilihan anggota legislatif Partai Gerindra Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan
di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu Madura, membahas strategi dalam
2014. melaksanakan kampanye pemilihan legislatif
daerah yang merupakan suatu perencanaan
1.4. Tujuan Penelitian cermat dan disusun, serta dikerjakan oleh tim
Tujuan penelitian ini yaitu untuk kampanye yang memiliki tujuan mencapai
mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh kemenangan atas sasaran yang telah
faktor figur mempengaruhi keterpilihan ditentukan dalam pemilu.
seorang calon anggota DPRD Kabupaten Kedua, penulis menggunakan penelitian
Klungkung dari partai Gerindra pada Pemilu Rika Rubyanti dengan skripsi berjudul
2014. Pengaruh Popularitas Terhadap Pilihan
Pemilih Pemula Studi Kasus Fenomena Artis
1.5. Manfaat Penelitian Dalam Politik, yang membahas bagaimana
1.5.1. Manfaat Akademis fenomena artis yang merambah dunia politik.
Penelitian ini diharapkan dapat Fenomena ini juga sangat mengancam
memberikan kontribusi yang sangat berarti keberadaan kader yang murni dari partai
bagi pengembangan ilmu politik, khususnya tersebut, dan hal ini menimbulkan protes dari
mengenai peranan figur dalam keterpilihan para kader murni. Konteks masyarakat
anggota legislatif Partai Gerindra di DPRD Indonesia, figur kandidat berpengaruh
Kabupaten Klungkung pada Pemilu 2014. terhadap pilihan pemilih. Karena sebagian
Dan penelitian ini diharapkan bisa menjadi besar Indonesia masih menggunakan
pedoman untuk penelitian selanjutnya. pilihannya berdasarkan ikatan primordial.
Penulis menggunakan beberapa refrensi
1.5.2. Manfaat Praktis buku sebagai bahan tinjauan pustaka yaitu
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat pertama, Prof. Dieter Roth (2008) buku yang
memperjelas tentang peranan figur dalam berjudul Studi Pemilu Empiris (Sumber,
sebuah keterpilihan anggota legislatif Partai Teori-teori, Instrumen dan Metode). Buku
Gerindra di DPRD Kabupaten Klungkung yang ditulis oleh Roth memberikan
pada Pemilu 2014. Dan Sebagai motivasi pegangan tentang studi perilaku empiris
agar masyarakat mengetahui sejauh mana perilaku pemilih, lebih khususnya tentang
peranan figur menjadi bagian sebuah metode survey. Buku ini juga menjelaskan
keterpilihan anggota legislatif Partai Gerindra cara untuk mengetahui kecenderungan
di DPRD Kabupaten Klungkung pada Pemilu perilaku pemilih, yang sebagian besar partai
2014. politik pun menerima survey sebagai cara
utama untuk menghitung kekuatan electoral
mereka.
2. KAJIAN PUSTAKA
Kedua, penulis menggunakan refrensi
2.1. Kajian Terdahulu buku yang di tulis oleh Firmanzah (2007)
Penulis menggunakan sumber dari buku yang berjudul Marketing Politik : Antara
lapangan dan menggunakan beberapa Pemahaman dan Realitas. Buku
pustaka sebagai acuan pembanding. Menurut memaparkan permasalahan politik yang ada
tinjauan penulis, proposal yang menjelaskan sekarang. Firmazah mengatakan demokrasi
secara khusus tentang faktor figur yang tidak hanya menyelenggarakan pemilu
mempengaruhi keterpilihan anggota legislatif secara berkala, tetapi juga perlu didukung
Partai Gerindra di DPRD Kabupaten oleh penegakan hak asasi manusia, hokum
Klungkung Provinsi pada pemilu 2014 yang berwibawa, kesadaran masyarakat
memang belum ada, namun tulisan atau tentang politik yang sangat luas, dan adanya
skripsi yang berkaitan dengan masalah pergantian kekuasaan secara damai.
pemilu secara umum telah banyak dilakukan Ketiga, penulis menggunakan buku dari
oleh peneliti lain. Beberapa penelitian Saiful Mujani, R. William Liddle, dan
sebelumnya yang telah dilakukan antara lain: Kuskridho Ambardi (2012) yang berjudul
3
Kuasa Rakyat : Anaslisis tentang Perilaku Dalam penelitian yang dituliskan oleh
Memilih dalam Pemilihan Legislatif dan Abramowitz (1989) mempertimbangkan
Presiden Indonesia Pasca Orde Baru. Buku tentang tiga model pengambilan keputusan di
ini merupakan serangkaian penelitian dalam pemilihan umum. Dalam setiap model,
lapangan mengenai perilaku pemilih variabel dependen adalah calon pemilih
Indonesia yang menganut sistem demokrasi preferensi (pilihan), variabel independen
pada tahun 1999. Buku ini banyak adalah pemilih keseluruhan. Evaluasi utama
membahas tentang survei terhadap pemilu calon (kandidat evaluasi), persepsi pemilih
bersama lembaga survey nasional mengenai kandidat berkesempatan menerima nominasi
pemilu Indonesia pasca masa orde baru. partai mereka (kelangsungan hidup), dan
Berdasarkan ketiga buku ini terbentuk persepsi pemilih kandidat kesempatan untuk
pola pikir penulis dalam menentukan menang pemilihan November (Electability).
bagaimana pemilih dalam menentukan Model pertama pengambilan keputusan
pilihannya terhadap kontestan yang yang akan dipertimbangkan oleh tulisan
mencalonkan dirinya sebagai seorang wakil Abramowitz dalam The Journal of Politics
rakyat. Peranan komunikasi politik sangat (Nov, 1989) ini adalah model preferensi calon
berpengaruh bagi kontestan mengemas sederhana. Sesuai dengan model ini,
untuk dirinya agar masyarakat tertarik kemungkinan pemilih tidak memiliki pendapat
memilih dirinya menjadi anggota dewan. tentang kandidat nominasi dan efek
elektabilitas pada preferensi calon pemilih.
2.2. Kerangka Teori Mereka memilih kandidat dengan
2.2.1. Popularitas mengevaluasi kandidat paling positif, dan
Popularitas adalah modal emas yang mereka juga cenderung untuk berasumsi
yang harus dimiliki oleh siapapun untuk terjun bahwa calon yang mereka sukai adalah yang
dalam publik. Popularitas seseorang dapat paling mungkin untuk memenangkan
menjadi aspek yang akan mendukung Nominasi dan pemilihan umum.
seseorang untuk memperoleh kekuasaan. Model Kedua yang akan
Pemilihan Umum, Pilpres, serta Pemilukada dipertimbangkan dalam dalam tulisan
kepopuleran seseorang calon atau kontestan Abramowitz dalam The Journal of Politics
sangat mendominasi dan menentukan bagi (Nov, 1989) ini adalah model bandwagon.
pilihan ditentukan oleh rakyat. Sesuai dengan model ini, kemungkinan
Menurut Nimmo (2008), dengan adanya pendapat tentang nominasi kandidat yang
modal popularitas maka akan lebih mudah secara langsung mempengaruhi preferensi
bagi seseorang atau figur tersebut untuk calon pemilih, tetapi pendapat mengenai
mencuri perhatian masyarakat, melalui electabilitas tidak berpengaruh pada preferen
pemberitaan media yang diharapkan nantinya si calon.
akan mempunyai nilai tambah untuk Model ketiga yang akan
meningkatkan atau mendongkrak dipertimbangkan dalam tulisan Abramowitz
elektabilitas. Untuk mewujudkan semua itu, dalam The Journal of Politics (Nov, 1989) ini
perlu dibangun pencitraan yang baik ditengah adalah sebuah model utilitas yang
masyarakat, agar nantinya timbul simpati dan diharapkan. Menurut model ini, pemilih utama
keberpihakan masyarakat kepada tokoh atau memiliki elektabilitas kuat dengan cara
figur tersebut. mengevaluasi calon dalam membuat pilihan.
Keterkaitan penjelasan diatas tentang Penulis menggunakan ketiga model
penelitian ini adalah mengenai sebuah pengambilan keputusan dalam sebuah
kepopuleran yang mempengaruhi bagaimana pemilu merupakan hal yang sangat penting
pemilih dalam mengambil keputusan untuk dalam penelitian ini karena keputusan yang
memilih kandidat terpilih dari Partai Gerindra diambil oleh pemilih merupakan hal penting
yang layak mendapatkan suara terbanyak yang akan mempengaruhi suara, serta
dalam pemilu dan layak duduk di kursi keputusan juga mempengaruhi bagaimana
anggota DPRD Kabupaten Klungkung. latar belakang calon yang dipilih oleh pemilih
apakah layak dan mempunyai elektabilitas
2.2.2.Model Teori Pengambilan yang baik.
Keputusan Pemilih
2.2.3.Pencitraan Politik
4
Citra politik erat kaitannya dengan relawan, simpatisan, dan kader Partai
pembentukan pendapat umum karena pada Gerindra itu sendiri. Figur Partai Gerindra
dasarnya pendapat umum politik terbangun meningkat setelah pemilu 2009 menuju 2014
melalui citra politik. Citra politik terwujud performa Partai Gerindra mengalami
menjadi sebuah konsekuensi kognitif dari peningkatan yang signifikan dalam
komunikasi politik (Arifin, 2003:105). Citra di memperoleh hasil suara pada pemilu 2009
dalam politik sebenarnya sekadar lebih memperoleh 4.464.406 suara, mengalami
strategi untuk menampilkan kontestan atau peningkatan pada hasil pemilu 2014 lalu
partai politik pada pemilih. Tetapi juga ada menjadi 14.760.371 perubahan ini
keterkaitannya dengan kesan yang dimiliki menjadikan partai ini memiliki popularitas
oleh pemilih, baik yang diyakini sebagai hal yang sangat tinggi dalam bersaing dengan
yang baik atau buruk. Citra bukan hanya partai-partai lainnya yang mengikuti pemilu
sekadar pesan dan kesan yang diciptakan 2014. Hal yang menarik dari penelitian ini
oleh kontestan ataupun yang diciptakan oleh adalah ketika Partai Gerindra mampu
pemilih itu sendiri, tetapi citra merupakan mendapatkan suara terbanyak pada pemilu
negosiasi, evaluasi, dan konstruksi oleh 2014 di DPRD Kabupaten Klungkung. Partai
kandidat dan pemilih dalam sebuah usaha ini mampu mengantarkan perolehan suara
yang dilakukan bersama. terbanyak yang diraih oleh kontestan dapil
Nusa Penida yaitu I Wayan Baru dengan
2.2.4.Kerangka Alur Berfikir perolehan 6.183 suara. Faktor ini tidak luput
dari yang namanya popularitas
FIGUR mempengaruhi keterpilihan figur seorang
calon anggota terpilih dari Partai Gerindra.
Caleg DPRD Kab.
Klungkung 3. METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
PENCITRAAN penelitian ini adalah pendekatan kualititaf
dengan studi kasus. Penelitian ini bertujuan
Citra Caleg Partai untuk memaparkan secara jelas dan rinci
Gerindra mengenai data yang ditemukan di lapangan
tentang Faktor Figur dalam Keterpilihan
Anggota DPRD Partai Gerindra Kabupaten
POPULARITY Klungkung pada Pemilu 2014. Dengan
demikian permasalahan yang akan diteliti
Sociometric oleh peneliti akan dikaji secara mendalam
Perceived serta diuraikan dengan penjelasan yang
lugas dan faktual sesuai data yang
didapatkan di lapangan.
ELEKTABILITAS Pada umumnya metode kualitatif
memiliki tujuan untuk memberikan sebuah
Calon Anggota penggambaran mengenai sesuatu, hal yang
DPRD Terpilih dari membangun dan menemukan teori
Partai Gerindra terkemuka, serta menguji dan memperkuat
teori yang sudah ada, mengadakan penilaian
produk atau proses dalam merumuskan
VOTE sebuah kebijakan (Komarudin, 2010).
Studi kasus terlihat sebagai penjelasan
Perolehan Suara komprehensif yang berkesinambungan
dengan berbagai aspek seseorang, suatu
Gambar 1. Kerangka Alur Berfikir kelompok, suatu organisasi, suatu program,
Pada gambar di atas menunjukkan atau suatu situasi kemasyarakatan. Pada
faktor figur tercipta karena adanya peranan suatu kasus dalam studi kasus itu merupakan
citra semua anggota partai bukan hanya situasi khusus yang dipilih oleh peneliti. Maka
ketua umum melainkan dari anggota, peneliti perlu berupaya untuk mengkaji
5
banyak dan sedalam mungkin data yang ini terbagi menjadi dua, yaitu informan dan
bersangkutan dengan subyek yang akan informan kunci.
diteliti (Komarudin, 2005). Sebagai informan kunci peneliti
menetapkan Ketua DPRD Kabupaten
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Klungkung yang berasal dari Partai Gerindra
Lokasi penelitian ini akan berlangsung dan Ketua KPU Kabupaten Klungkung
wilayah Kabupaten Klungkung khususnya di sebagai informan utama. Informan utama
Dapil Nusa Penida peneliti memilih Ketua DPC Partai Gerindra
Waktu penelitian ini dialokasikan dalam Kabupaten Klungkung dan tokoh masyarakat
kurun waktu 2 bulan, untuk memperoleh data dari dapil Nusa Penida sebagai informan
yang akurat serta faktual dan akurat kunci yang akan memberikan informasi
dilapangan terkait permasalahan yang akan bagaimana kaeadaan dilapangan. Sehingga
diteliti. adanya informan kunci tersebut untuk
membantu memberikan informasi mengenai
3.3. Sumber Data terpilihnya anggota dewan dipengaruhi oleh
1. Data Primer faktor figur atau adakah fator lainnya yang
Data primer merupakan data yang menjadi pengaruh.
diperoleh secara langsung dari pihak
sumbernya melalui wawancara 3.6. Teknik Pengumpulan Data
mendalam dengan pihak-pihak yang 3.6.1. Wawancara Mendalam
berkaitan dengan masalah studi Wawancara mendalam adalah suatu
kasus dalam penelitian ini. Dalam hal cara untuk mengumpulkan data atau
ini informan inti adalah seseorang informasi dengan cara langsung bertatap
figur yang menguasai obyek dan muka dengan informan, dengan maksud
bertanggung jawab atas mendapatkan gambaran situasi lengkap
pendeskripsian suatu obyek yang tentang studi kasus yang diteliti. Wawancara
dipaparkannya. mendalam dilakukan secara intensif dan
2. Data Sekunder berulang-ulang. Pada penelitian kualitatif ,
Data sekunder merupakan sumber wawancara mendalam menjadi alat utama
data yang didapat dengan cara yang dikombinasikan dengan observasi
membaca, mempelajari, dan partisipasi.
memahami melalui media lain yang Wawancara mendalam akan ditujukan
bersumber dari literatur. Data penulis kepada Kepada Ketua DPRD
sekunder dalam penelitian ini berasal Kabupaten Klungkung yang berasal dari
dari berbagai macam literatur yang Partai Gerindra, Ketua KPU Kabupaten
berhubungan dengan keterpilihan Klungkung, dan Anggota Dewan Terpilih
dalam politik, elektabilitas seorang yang berasal dari Partai Gerindra yang
calon, dan pencitraan politik yang menduduki kursi di DPRD Kabupaten
mempengaruhi pemilih dalam Klungkung.
menentukan pilihannya.
3.6.1. Dokumen
3.4. Unit Analisis Menurut Sugiyono (2012:240)
Unit analisis dari penelitian ini adalah menyampaikan pendapatnya tentang
anggota dewan terpilih dari Partai Gerindra dokumen, dokumen adalah sebuah catatan
yang dilihat dari latar belakang pendidikan, peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
sosial, agama, serta elektabilitasnya, tokoh berbentuk tulisan, gambar, catatan atau
masyarakat adat yang ada dilapangan. karya-karya monumental dari seseorang atau
lembaga dan mempercepat dalam proses
3.5. Teknik Penentuan Informan penelitian.
Penentuan informan dalam penelitian Penulis di dalam penelitian ini cukup
kualitatif disebut dengan non-probability banyak menggunakan dokumen dari KPU
sampling atau penentuan sampling tidak acak pusat, KPU Provinsi Bali, dan KPU
(Neuman, 2007:144), teknik purposive Kabupaten Klungkung dokumen yang
sampling merupkan bagian dari non- berupa hasil rekapitulasi suara pemilu 2009
probability sampling dimana dalam penelitian dan 2014 untuk dijadikan bahan
6
pertimbangan dalam membuat keakuratan data dan kemudian berakhir pada tahapan
data penelitian ini. penarikan kesimpulan.
12
Politik. Universitas Sumatra Utara. Studi Turn of Voter dalam Pemilihan
Medan. Umum Kepala Daerah Kabupaten
Magetan Tahun 2013. Skripsi Program
Saiful Mujani, R. William Liddle, Kuskridho Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu
Ambardi. 2012. Kuasa Rakyat: Analisis Sosial dan Ilmu Politik Universitas
tentang Prilaku Memilih dalam Pemilihan Brawijaya.
Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-
Orde Baru. Mizan. Jakarta Selatan. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Cetakan
Subekti, Tia. 2014. Partisipasi Politik ke-17. Bandung: Alfabeta.
Masyarakat dalam Pemilihan Umum:
13
1