Anda di halaman 1dari 6

MODUL PRAKTIKUM

Ambang Pendengaran Telinga Manusia

I. Tujuan
Menentukan ambang pendengaran telinga manusia, serta membandingkan
ambang pendengaran telinga kiri dan kanan, dan menjelaskan grafik hubungan
Frekuensi (f) dengan Taraf Intensitas Bunyi (TI).

II. Alat dan Bahan


1. Audio Frequency Oscillator
2. Oscilloscope
3. Kabel-kabel Penghubung
4. Headphone

III. Dasar Teori


Gelombang adalah getaran yang merambat. Berdasarkan medium rambatannya
gelombang dibagi menjadi dua yaitu gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan media
untuk merambat, salah satunya adalah gelombang suara.
Suara tiba di telinga sebagai getaran di udara. Energi suara harus masuk ke
telinga bagian dalam agar dapat dikonversi menjadi sinyal saraf ke otak. Telinga
dapat dianggap memiliki tiga bagian yang berbeda, masing-masing dengan tujuan
yang unik. Telinga eksternal mengumpulkan suara, telinga tengah mentransfer
energi dari udara (impedansi akustik rendah) ke cairan telinga bagian dalam
(impedansi akustik tinggi). Telinga bagian dalam mengubah sinyal menjadi impuls
saraf yang menuju ke otak.
Intensitas bunyi adalah daya bunyi yang dipindahkan setiap satuan luas. Energi
tiap satuan waktu diketahui sebagai pengertian daya, maka intensitas bisa ditentukan
dengan persamaan:
Taraf Intensitas dalam akustik pendengaran diukur berdasarkan nilai referensi
intensitas bunyi 𝐼0 = 10−12 𝑊𝑚−2. Ini merupakan nilai intensitas bunyi paling
samar yang biasanya dapat didengar seseorang. Persamaan umum Taraf Intensitas
Bunyi dirumuskan:
𝐼
𝑇𝐼(𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠) = 10 log10 ( )
𝐼0
Suara dengan intensitas rata-rata 𝐼 = 1 𝑊𝑚−2 dianggap menyakitkan, sehingga
ambang nyeri memiliki tingkat intensitas sekitar 120 dB. Tabel 1 menunjukkan
intensitas dalam desibel untuk beberapa suara umum.
Tabel 1. Perkiraan tingkat intensitas berbagai suara
Audio Frequency Oscillator adalah alat elektronik yang menghasilkan sinyal
elektronik periodik yang berosilasi, dalam bentuk gelombang sinus atau gelombang
persegi. Alat ini juga dapat membangkitkan frekuensi dalam rentang audio,
frekuensi yang dihasilkan dalam rentang sekitar 16 Hz hingga 20 kHz. Audio
Frequency Oscillator merupakan suatu jenis transduser yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik berupa getaran membran. Daya output mekanik
Audio Frequency Oscillator dapat diukur melalui pengukuran daya listrik input. Hal
ini dikarenakan daya listrik merupakan fungsi kuadrat tegangan listrik maka taraf
intersitas bunyi dapat dituliskan sebagai fungsi tegangan listrik seperti berikut:
𝑉
𝛽 = 20 log ( )
𝑉0
dengan 𝑉 adalah tegangan listrik input Audio Frequency Oscillator untuk frekuensi
tertentu dan 𝑉0 adalah tegangan listrik input referensi untuk frekuensi 1 kHz.
Tegangan listrik ini dapat berupa tegangan efektif (Veff), tegangan puncak (Vp) atau
tegangan puncak-ke-puncak (Vpp).
Sensitivitas telinga bergantung pada frekuensi. Daerah frekuensi gelombang
bunyi adalah antara 20 Hz sampai 20 kHz. Telinga manusia normal dapat
menangkap daerah frekuensi ini. Makin tua usia seseorang daerah frekuensinya
semakin menyempit.

IV. Desain Percobaan

Osciloscope

Audio Frequency Headphone


Oscillator
V. Tata Laksana Eksperimen
1. Alat instrumen disusun seperti desain percobaan.
2. Audio Frequency Oscillator dihidupkan. Volume (Amplitudo) output dari Audio
Frequency Oscillator) dikecilkan sampai minimum. Frekuensi diatur pada skala
1 kHz (catat sebagai V0).
3. Semua alat instrumen diaktifkan.
4. Volume output dibesarkan sampai terdengar bunyi.
5. Headphone dipasang dan tombol volume output dari Audio Frequency
Oscillator dalam keadaan minimum.
Percobaan awal dilakukan untuk satu telinga seorang praktikan (orang yang
dites).
6. Volume output dari Audio Frequency Oscillator dinaikkan dan hentikan setelah
mendengar bunyi. Lakukan pengamatan tegangan puncak-ke-puncak (VPP)
pada osiloskop . (sesbagai V)
Pengaturan tombol pada osiloskop dan pencacataan hasil percobaan dilakukan
oleh partner kerja. Kecilkan volume output dari Audio Frequency Oscillator
setelah melakukan pengamatan.
7. Lakukan percobaan untuk berbagai frekuensi mulai dari 20 Hz sampai dengan
20 kHz. Frekuensi dicatat pada Audio Frequency Oscillator dan VPP pada
osiloskop juga dicatat. Pengaturan frekuensi dan volume output Audio
Frequency Oscillator dilakukan oleh praktikan, sedangkan pengaturan tombol
pada osiloskop dan pencatatan hasil percobaan dilakukan oleh partner kerja.
Urutan frekuensi sesuai dengan skala logaritmis dan fasilitas yang disediakan
oleh Audio Frequency Oscillator yaitu
20, 25, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 150, 200, 250, 300, 400, 600, 800, 1k, 1,2k,
1,5k, 2k, 2,5k, 3k, 4k, 6k, 8k, 10k, 12k, 15k dan 20 kHz.

8. Lakukan percobaan untuk telinga yang lain (kanan/kiri) dan praktikan yang lain.
VI. Data Eksperimen
No. Frekuensi Volt/Div Time/Div Vpp 𝑉0 Vpp V β Ket:
(Hz) awal (Volt) (Volt)

Anda mungkin juga menyukai