Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DINI FEBRIANI, AMKG

TON :H

RESUME NASIONALISME
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional
yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
Sedangkan Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Keadaan seperti ini sering disebut chauvinism.

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Sebagaimana
fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat
pemersatu Bangsa. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai
ASN memiliki orientasi berpikir yang mementingkan kepentingan publik, bangsa dan
negara. Pegawai ASN tidak akan berfikir sektoral dangan mental bloknya, tetapi akan
senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

Dalam UU No 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika
diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa
menjunjung tinggi martabat PNS serta senantiasa mengutamakan kepenting an Negara
dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan”. Artinya dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, seorang PNS juga wajib untuk menjunjung tinggi persatuan agar
keutuhan bangsa dapat terjaga. PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air
Indonesia, dan mengedepankan kepentingan nasional ditengah tengah persaingan dan
pergaulan global. Pentingnya peran PNS sebagai salah satu pemersatu bangsa, secara
implisit disebutkan dalam UU No 5 tahun 2014 terkait asas, prinsip, nilai dasar dan kode
etik dan kode perilaku, dimana dalam pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa asas-asas dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN ada 13, salah satu diantaranya asas
persatuan dan kesatuan.
ASN harus berintegritas tinggi harus mempunyai kode etik dan kode perilaku yang
telah diatur di dalam UU ASN. Berdasarkan pasal 5 UU ASN ada dua belas kode etik dan
kode perilaku ASN itu, yaitu:
• Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi; • Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; • Melayani dengan sikap
hormat, sopan, dan tanpa tekanan; • Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; • Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah
atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang undangan dan etika pemerintahan; • Menjaga kerahasiaan yang
menyangkut kebijakan negara; • Menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; • Menjaga agar tidak terjadi konflik
kepentingan dalam melaksanakan tugasnya • Memberikan informasi secara benar dan
tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan; • Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain; • Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN; dan • Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

Anda mungkin juga menyukai