Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN GUDANG

PEMILIHAN LOKASI GUDANG

Disusun oleh :
Kelompok 4
Kelas 4A

1. Andia Sofa Sofianaja 1642620009


2. Dian Pratiwi 1642620093
3. Narendra Nandhatama P. 1642620015
4. Zidma Nafiq Y. 1642620165

PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PEMASARAN


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
hidayahNya , sehingga penyusunan makalah Pemilihan Lokasi Gudang dapat
terselesaikan.
Makalah ini kami ajukan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Gudang. Tidak lupa kami sebagai penyusun mengucapkan terimkasih
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah member dukungan untuk
dapat menyelesaikan tugas ini. Kami sebagai penyusun juga menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan. Semoga makalah yang telah kami
selesaikan ini dapat bermanfaat.

Malang, 10 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ... .................................................................................................................i


KATA PENGANTAR................................................................................. .............ii
DAFTAR ISI ................................. ......................................................... .................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... ..................1
1.2 Rumuasan Masalah................................................................... ...................1
1.3 Tujuan………………................................................................. .................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penentuan Lokasi Gudang....................................................... ....................3
2.2 . Penentuan Jumlah dan Ukuran Gudang .......................................................6
2.3 Pemilihan Sifat Kepemilikan Gudang .........................................................8
2.4 Layout dan Desain Gudang............................................... ...........................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... ..............12
3.2 Saran.............................................................................................. ...............12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemampuan suatu sistem produksi akan ditentukan oleh sistem
penunjangnya. Gudang merupakan salah satu penunjang dan bagian penting dari
suatu sistem produksi. Kondisi dan pengaturan yang baik dalam gudang
diharapkan dapat menghindari kerugian perusahaan dan meminimalisasi biaya
yang terjadi serta mempercepat operasional dan pelayanan pada gudang.
Dalam menganalisa keruangan, kita dapat menentukan lokasi-lokasi yang
tepat dan sesuai. Misalnya menentukan lokasi pabrik/industri, pergudangan dan
sebagainya. Lokasi tiap-tiap penggunaan lahan dapat memberikan nilai ekonomis
seperti menghemat biaya atau pengeluaran, jarak dan waktu.
Pabrik/ industri, membutuhkan jarak terdekat dengan bahan baku dan marke
t/pasar. Jarak tersebut dapat pula direduksi dengan membuat pergudangan. Hal
tersebut tentu saja mengandung prinsip mutualisme dimana menguntungkan
industri dengan menghemat pengeluaran, jarak dan waktu, dan juga pemilik
pergudangan atau distributor sebagai pemberi jasa.
Pertama-tama tentang lokasi gedung, kita dapat menggunakan rumus teori
yang mana pun untuk memilih tempat yang terbaik. Tetapi sedikit saja terjadi
perubahan di bidang ekonomi, peraturan pemerintah pusat atau daerah, atau
perubahan fasilitas pengangkutan, akan dapat mengacaukan semua perhitungan.
Jadi langkah penting pertama yang harus diambil ialah memikirkan
pilihan/alternatif. Ini tidak berarti menghindari diambilnya keputusan, tetapi
menentukan alternatif itu sendiri sudah merupakan bagian dari keputusan juga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menentukan lokasi gudang ?
2. Bagaimana cara menentukan jumlah dan ukuran gudang ?
3. Bagaimana cara menentukan pemilihan sifat kepemilikan gudang ?
4. Bagaimana cara menentukan Layout dan desain gudang ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara menentukan lokasi gudang
yang strategis bagi suatu perusahaan.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara menentukan jumlah dan ukuran gudang
yang tepat untuk gudang di dalam suatu perusahaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menetukan pemilihan sifat kepemilikan
gudang.
4. Untuk mengetahui dan memahami cara menentukan Layout dan desain gudang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penentuan Lokasi Gudang


Pendistribusian produk kepada konsumen harus ditangani dengan teliti dan
cermat. Pendistribusian produk ini dapat menjadi kelemahan perusahaan jika tidak
dilakukan dengan baik. Cepat atau lambatnya pendistribusian produk ke
konsumen salah satunya dipengaruhi oleh kedekatan antara gudang dengan
konsumen. Salah satu pengevaluasiannya adalah dengan menentukan secara tepat
lokasi gudang. Memilih lokasi gudang tidak bisa dilakukan secara sembarangan
perlu adanya nasihat para ahli, misalnya konsultan atau arsitek yang memiliki
pengetahuan khusus atas beberapa masalah yang muncul dalam
urusan ini. Ada beberapa kajian yang dilakukan sebelum menentukan lokasi
sebuah gudang. Ada 6 kriteria dan factor keputusan untuk memilih lokasi gudang.
antara lain:
1. Biaya yang harus dikeluarkan
Ada beberapa biaya yang anda keluarkan dan perlu mendapatkan perhatian
ketika melakukan pemilihan lokasi gudang
1) Harga
Adalah harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan lokasi gudang
tersebut, bisa dari harga tanah ataupun harga jual/sewa gudang. Harga akan
berkaitan dengan nilai dari lokasi tersebut.
2) Standar upah bagi pekerja
Perhatikan standar upah bagi pekerja yang berlaku di lokasi gudang yang
akan anda pilih. Di setiap daerah sudah ada regulasi yang mengatur
mengenai upah minimum. Pastikan bahwa standar upah tersebut sudah
sesuai dengan budget yang akan anda rencanakan untuk upah pekerja.
3) Biaya transportasi
Berapakah biaya transportasi yang diperlukan untuk melakukan pergerakan
barang dari lokasi gudang yang anda pilih ke tujuan, semisal pelanggan
anda.

3
4) Insentif pajak
Di beberapa lokasi, pemerintah menawarkan insentif pajak untuk
menimbulkan daya tarik berinvestasi. Perhatikan struktur pajak yang
mengatur di lokasi tersebut. Apakah selain regulasi pajak umum yang
berlaku ada pajak khusus yang dikenakan untuk mengoperasikan sebuah
gudang. Juga harus dipastikan mengenai kebijakan insentif keuangan di
lokasi tersebut.
5) Handling Cost
Di beberapa daerah diberlakukan biaya khusus untuk menangani bongkar
muat. Anda harus memastikan apakah ada biaya tambahan untuk
melakukan bongkar muat di lokasi tersebut.
2. Faktor eksternal
1) Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah seperti peraturan perindustrian yang berlaku secara
regional maupun lokal harus diketahui dan dipahami. Selain itu pastikan
untuk mengetahui perencanaan/pemetaan pengembangan wilayah
perdagangan dan industri di lokasi yang dipilih.
2) Stabilitas politik dan keamanan
Meski kegiatan operasional gudang sebetulnya tidak berkaitan dengan
kegiatan politik, tetapi stabilitas politik akan menjamin tidak terganggunya
aktifitas gudang. Dari sisi keamanan juga harus dipastikan bahwa
penegakan hukum berjalan di lokasi tersebut.
3. Aspek pekerja
1) Ketersediaan tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja akan memenuhi kebutuhan sumber daya
manusia yang akan mengoperasikan gudang tersebut. Juga dibutuhkan
tenaga ahli yang berkompeten untuk mengelola gudang.
2) Akses/Sarana transportasi bagi pekerja
Tersedianya akses dan sarana transportasi bagi pekerja yang menuju ke
lokasi gudang tersebut, memudahkan mobilitas pekerja.

4
3) Hubungan industrial
Perhatikan catatan mengenai hubungan industrial (hubungan pekerja
dengan pengusaha) di lokasi tersebut. Apakah pernah terjadi perselisihan?
Jika pernah terjadi perselisihan antara pekerja dan pengusaha, bagaimana
penyelesaiannya?
4. Infrastruktur
1) Modal transportasi
Lokasi gudang dipastikan dapat dilalui oleh moda transportasi yang
nantinya akan dipakai untuk melakukan pergerakan barang. Misal lebar
jalan, kekuatan beban atau kelas jalan yang dapat dilalui menjadi catatan
ketika memilih sebuah lokasi gudang.
Perhatikan kualitas dan reabilitas infrastruktur transportasi. Lokasi gudang
juga sebaiknya dekat dengan pelabuhan, intermodal terminal dan bandara.
Pastikan juga mengenai tingkat kemacetan di lokasi tersebut.
2) Sistem telekomunikasi
Adanya sistem telekomunikasi yang dibutuhkan, misal telepon, internet
dengan kecepatan akses tertentu. Pastikan kebutuhan komunikasi ini sudah
terpenuhi.
3) Pasokan energi dan air
Pastikan lokasi gudang tersebut sudah mendapatkan pasokan energi listrik
sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Selain itu pastikan bahwa di
lokasi gudang tersebut nantinya akan mendapatkan backup energi listrik
jika sumber pasokan utama terganggu.
Tidak lupa, pastikan lokasi gudang tersebut mendapat pasokan air yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional gudang maupun memenuhi
kebutuhan air yang digunakan bagi pekerja.
5. Lingkungan
1) Letak geografi
Beberapa faktor geografi yang bisa dijadikan pertimbangan dalam memilih
lokasi gudang antara lain kontur tanah, tidak banjir, tidak mengalami
penurunan permukaan tanah.

5
6. Pasar
1) Pelanggan
Salah satu pertimbangan memilih lokasi gudang adalah dekat dengan
lokasi pelanggan, hal ini akan memudahkan dalam memobilisasi
kebutuhan pelanggan serta mengurangi dari sisi waktu dan biaya yang
dikeluarkan untuk transportasi.
2) Penyedia bahan baku/supplier
Pertimbangan lain adalah memilih lokasi yang dekat dengan penyedia
bahan baku/supplier. Pertimbangan yang sama dengan memilik lokasi
dekat dengan pelanggan adalah waktu dan biaya yang harus dikeluarkan,
misalnya bahan baku yang bersifat cepat rusak sehingga butuh pengolahan
lebih lanjut dengan segera.
3) kecepatan dan daya tanggap
Harus diperhitungkan mengenai kecepatan dan daya tanggap ketika ada
permintaan dari pelanggan maupun ada kebutuhan bahan baku dari
supplier, agar kegiatan operasional di gudang tersebut dapat berjalan
dengan baik.

2.2 Penentuan Jumlah dan Ukuran Gudang


Ada banyak faktor yang mempengaruhi besar ukuran suatu gudang. Pertama,
perlu menentukan bagaimana ukuran ditentukan. Secara umum, ukuran dapat
didefinisikan dalam hal meter persegi atau ruang kubik. Beberapa faktor yang
paling penting yang mempengaruhi ukuran gudang adalah:
1. Tingkat layanan perusahaan
2. Ukuran pasar atau pasar yang dilayani
3. Jumlah produk yang dipasarkan
4. Waktu produksi
5. Tata letak stok barang
6. Ketentuan wilayah
7. Area kantor di gudang

6
Sejalan meningkatnya layanan perusahaan, yang biasanya membutuhkan
ruang pergudangan lebih untuk menyediakan penyimpanan untuk tingkat
inventaris yang lebih tinggi. Karena pasar yang dilayani oleh kenaikan gudang.
Dalam jumlah atau ukuran, ruang tambahan diperlukan. Ketika sebuah perusahaan
memiliki beberapa produk atau kelompok produk, terutama jika beragam, maka
perlu gudang besar untuk mempertahankan tingkat persediaan minimal untuk
semua produk. Secara umum, persyaratan ruang yang lebih besar akan diperlukan
jika produk yang besar; produksi lead time yang lama; petunjuk penanganan
sistem yang digunakan; gudang yang berisi kantor, untuk aktivitas penjualan atau
kegiatan komputer, permintaan yang tidak menentu dan tak terduga.
Permintaan juga berdampak pada ukuran gudang. Setiap kali permintaan
berfluktuasi secara signifikan atau tidak terprediksi, tingkat persediaan umumnya
harus lebih tinggi. Hal ini menyebabkan kebutuhan ruang yang lebih banyak dan
dengan demikian sebuah gudang yang lebih besar. Ada beberapa jenis ukuran
gudang yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Ukuran tempat penyimpanan barang.
Ada tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Tempat yang akan dipakai untuk penyimpanan barang dan peralatan.
2) Lorong atau gang antar barang, untuk akses langsung ke barang.
3) Jarak dinding ke barang.
Ruang yang akan dipakai untuk menyimpan barang dan peralatan akan
ditentukan oleh karakteristik produk dan volume dari barang atau peralatan
tersebut. Untuk barang yang memakai palet, dimensi palet akan menjadi faktor
dasar untuk pengukuran ketika barang disimpan di atas palet. Jika barang yang
disimpan lebih besar dimensinya dari pada dimensi palet maka perhitungan ruang
akan memakai dimensi barang tersebut.
Lebar gang tergantung pada peralatan yang digunakan dalam area
penyimpanan dan metode operasi yang digunakan, manual atau menggunakan
peralatan penanganan. Jika peralatan penanganan akan digunakan, lingkaran
berputar dari peralatan yang digunakan untuk mengakses barang harus
diperhitungkan.

7
2. Ukuran area penerimaan barang.
Tidak ada formula spesifik untuk perencanaan area ini. Jenis dan ukuran
kendaraan yang membawa barang akan menentukan apakah diperlukan tempat
khusus yang memungkinkan kendaraan tersebut dapat masuk ke dalam gudang
untuk melakukan proses pembongkaran atau diperlukan tempat khusus untuk
pembongkaran di luar gudang. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi besarnya
ruang yang diperlukan. Tempat untuk melakukan pemilahan, kontrol kualitas dan
persiapan penyusunan juga harus diperhitungkan berdasarkan jumlah barang yang
akan diterima/dikirim atau yang harus ditangani setiap hari.
3. Ukuran area pengiriman barang.
Tidak ada formula spesifik untuk perencanaan area pengiriman ini. Hampir
sama dengan area penerimaan barang, jenis dan ukuran kendaraan yang akan
mengangkut barang akan menentukan apakah diperlukan tempat khusus yang
memungkinkan kendaraan tersebut dapat masuk ke dalam gudang untuk
melakukan proses pemuatan barang atau diperlukan tempat khusus untuk
pemuatan barang di luar gudang.

2.3 Pemilihan Sifat Kepemilikan Gudang


Jenis gudang juga diklasifikasikan menurut sifat kepemilikannya.
Berdasarkan sifat kepemilikannya gudang dibeadakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Gudang Pribadi
Gudang pribadi (private warehouse) adalah fasilitas penyimpanan yang
memiliki atau disewa oleh perusahaan untuk digunakan oleh mereka sendiri.
sebagian besar pabrik, pedagang grosir, dan peritel memiliki beberapa fasilitas
penyimpanan di dalam bangunan mereka sendiri atau di lokasi terpisah.
Perusahaan menggunakan gudang pribadi ketika ada barang dengan volume besar
yang harus disimpan secara teratur. Namun gudang pribadi dapat berbiaya mahal
jika kebutuhan berubah ruang ekstra tersebut mungkin sulit atau tidak mungkin
untuk disewakan ke orang lain. Jenis gudang ini dimiliki dan dioperasikan oleh
pemasok dan reseller untuk digunakan dalam kegiatan distribusi mereka sendiri.
Sebagai contoh, jaringan ritel besar menyediakan gudang untuk toko mereka atau

8
grosir mengoperasikan sebuah gudang di mana ia menerima dan mendistribusikan
produk. Contoh: Gudang toko pribadi dan Gudang pabrik milik pribadi .
2. Gudang Umum/Publik
Gudang publik (public warehouse) merupakan fasilitas penyimpanan
independen. Gudang publik mampu menyediakan semua layanan yang bisa
disediakan oleh gudang milik perusahaan. Pada dasarnya adalah ruang yang dapat
disewakan untuk mengatasi kebutuhan distribusi dalam jangka pendek. Pengecer
yang memiliki gudang sendiri mereka sendiri terkadang mencari ruang
penyimpanan tambahan jika kapasitas gudang mereka tidak mencukupi atau jika
mereka melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dengan alasan tertentu.
Sebagai contoh, pengecer bisa memesan tambahan barang untuk memaksimalkan
penjualan di toko atau ketika ada harga promosi dari pemasok jika membeli dalam
jumlah besar, Gudang pabrik dan Gudang supermarket.
3. Gudang Pemerintah
Gudang Pemerintah merupakan fasilitas penyimpanan yang dimiliki oleh
pemerintah , misalnya : Bulog dan Entreport

2.4 Layout dan Desain Gudang


Menurut Apple (1990), selain ditentukan oleh besarnya ruangan, kapasitas
gudang juga ditentukan oleh cara mengatur layout barang yang disimpan (layout
ruang gudang). Gudang dengan tata ruang sembarangan dan berserakan tentunya
kurang efisien dibandingkan dengan gudang yang tata ruangnya diatur dengan
rapi. Selain hal tersebut diatas, terdapat hal lain yang harus diperhatikan, yaitu
jenis barang yang disimpan apakah barang tersebut termasuk antara lain:
1. Fastmoving, yaitu barang yang sirkulasinya cepat, biasanya berupa barang
barang yang laku cepat atau yang sering dibutuhkan dalam produksi.
2. Slowmoving, yaitu barang yang sirkulasinya lambat, biasanya berupa barang
- barang yang lakunya lamban atau yang jarang dibutuhkan dalam produksi.
Barang yang bersifat fastmoving disimpan di lokasi yang dekat dengan pintu
keluar. Sebaliknya, barang yang bersifat slowmoving disimpan di lokasi yang dekat
dengan pintu masuk. Hal ini menjamin yang bergerak horisontal panjang oleh

9
bahan peralatan penanganan diminimalkan. Area Sisa di gudang yang disediakan
untuk produk yang diterima dalam batch periodik, yang memerlukan pengerjaan
ulang sebelum pengiriman, mereka yang kompatibel dengan produk bergerak
cepat, dan back-up dari barang yang bergerak cepat.
Gang yang didesain ulang untuk memfasilitasi aliran produk ke dan dari
dermaga secara efisien. Daerah penyimpanan dikonfigurasi agar sesuai dengan
kecepatan dan dimensi dari produk utama. Ini lebih baik daripada merancang
kotak penyimpanan, rak, dan area penyimpanan dalam dimensi yang sama. Ini
memaksimalkan penggunaan fasilitas ruang yang tersedia, karena produk tidak
hanya disesuaikan dengan lebar setiap slot penyimpanan. Tetapi juga untuk
kedalaman dan ketinggian disetiap slot.
Berdasarkan arus keluar masuk barang, terdapat beberapa bentuk layout
gudang yang dapat diterapkan, yaitu:
1. Arus garis lurus sederhana
Dengan menggunakan layout arus garis lurus sederhana, arus barang akan
berbentuk garis lurus. Proses keluar masuk barang tidak melalui lorong/gang
yang berkelok-kelok sehingga proses penyimpanan dan pengambilan barang
relatif lebih cepat. Lokasi barang yang disimpan dibedakan antara barang yang
bersifat fastmoving dan slowmoving.. Arus garis lurus sederhana adalah seperti
gambar berikut :

(Sumber : Tata Letak Pemindahan Bahan, 1990) Gambar 1. Layout Arus Garis
Lurus

10
2. Arus “U”
Dengan menggunakan layout arus “U”, arus barang berbentuk “U”. Proses
keluar masuk barang melalui lorong/gang yang berkelok-kelok sehingga proses
penyimpanan dan pengambilan barang relatif lebih lama. Lokasi barang yang
akan disimpan dibedakan antara barang yang bersifat fastmoving dan
slowmoving. Layout dengan arus “U” adalah seperti gambar berikut:

(Sumber: Tata Letak dan Pemindahan Bahan, 1990)


Gambar 2. Layout Arus “U”
3. Arus “L”
Dengan menggunakan layout arus “L”, arus barang berbentuk “L” dan proses
keluar masuk barang melalui lorong/gang yang tidak terlalu berkelok kelok
sehingga proses penyimpanan dan pengambilan barang relatif cepat. Lokasi
barang yang akan disimpan dibedakan antara barang yang bersifat fastmoving dan
slowmoving.. Layout dengan arus “L” adalah seperti pada gambar berikut:
(Sumber: Tata Letak dan Pemindahan Bahan, 1990) Gambar 3. Layout Arus “L”

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Memilih lokasi gudang tidak bisa dilakukan secara sembarangan perlu
adanya nasihat para ahli, misalnya konsultan atau arsitek yang memiliki
pengetahuan khusus.
2. Ada 6 kriteria dan factor keputusan untuk memilih lokasi gudang yang
sudah dijelaskan di BAB II.
3. Secara umum, ukuran gudang dapat didefinisikan dalam hal meter persegi
atau ruang kubik.
4. Jenis gudang juga diklasifikasikan menurut sifat kepemilikannya.
Berdasarkan sifat kepemilikannya gudang dibedakan menjadi 3 jenis.

3.2 Saran
Dimana dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna sehingga kami
perlu meminta saran apabila ada kesalahan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M.,1990, “Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan Edisi Ketiga”
.Itb Bandung

Purnomo, H. 2004. Perencanaan Dan Perancangan Fasilitas, Edisi Pertama.


Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Rahmat Harjono, Et Al. Perancangan Tata Letak Gudang Untuk Meminimumkan


Jumlah Produk Yang Tidak Tertampung Dalam Blok Danefisiensiaktivitas
Perpindahan Barang Di Divisi Penyimpanan Produk Jadi Pt. Ism Bogasari
Flour Mills Surabaya

Septiandre, Et Al.(2006) Penentuan Lokasi Gudang Penyangga Regional Pt.”X”


Wilayah Jawa Timur. Jurnal Studi Manajemen Dan Bisnis, Vol.3 No.2

Sulistyaning Jati Murti, Et. Al. (2004) Penenuan Jumlah Dan Lokasi Gudang
Yang Optimal Dengan Menggunakan Metode Cluster. Vol.3, No.1:1-8

Yunarto, Holy Icun & Santika, Martinus Getty. (2005), “Business Concepts
Implementation Series In Inventory Management”, Jakarta: Penerbit Pt
Elex Media Komputindo.

Warman, John. 1995. Manajemen Pergudangan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Anda mungkin juga menyukai