ULUMUL QURAN
ASBAB AL-NUZUL
Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran yang
dibimbing oleh Akrimi Matswah, MSI
Kelompok 4
1. Machallafri Iskandar (E20151001)
2. Fiay Syatirrodiah (E20151024)
3. Dika Fahrina Asyari (E20151029)
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul: ”Asbab al-Nuzul”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-
pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas kekompakan kelompok 4 dan saran dari teman-teman maka disusunlah
Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami
semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Ulumul Quran dan semoga segala
yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para
pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan
khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa
menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Ulumul Quran, Akrimi Matswah, MSI
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah
selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
1http://www.al-aziziyah.com/.../147-asbab-an-nuzul-sebagai-langkah-awal-memahami-al-
quran.html-Tembolok
2
Muhammad ‘Abd Az-‘Azhim Az-Zarqani, Manhil Al-‘Irfan, Dar Al-Fikr, Bairut, t.t, Jilid I, hlm. 106
3
Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni, At-Tibyan fi’Ulum Al-Quran, Maktabah Al-Ghazali, Damaskus,
1390, hlm.22
Asbab al-Nuzul adlah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu
atau beberapa ayat Al-Quran, (ayat-ayat) terkadang menyiratkan
peristiwa itu, sebagai respons atasnya atau sebagai penjelas
terhadap hukum-hukum disaat peristiwa itu terjadi.4
4. Mana’ Al-Qhatan :
Asbab al-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan
turunnya Al-Quran berkenaan dengan waktu peristiwa itu terjadi,
baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan
kepada Nabi.5
Setelah dikaji,sebab turunnya suatu ayat itu berikisar pada dua hal:
1. Jika terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur‟an
mengenai peristiwa itu.
2. Bila Rasulullah S.A.W ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah
Al-Qur‟an menerangkan hukumnya.
Bentuk-bentuk peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran
sangat beragam, diantarany berupa : Konfli sosial seperti ketegangan yang
terejadi antara suku Aus dan suku Khazraj; Kesalahan besar, seperti kasus
salah seorang sahabat yang mengimami shalat dalam keaadaan mabuk.Dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang sahabat kepada
Nabi, baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat, sedang atau yang
akan terjadi.
Persoalan apakah semua ayat Al-Quran memiliki Asbab al-Nuzul telah
menjadi kontroversi dikalangan para ulama. Sebagian para ulama
berpendapat bahwa tidak semua ayat Al-Quran memiliki Asbab al-Nuzul.
Sehingga, diturunkan tanpa ada yang melatarbelakanginya (ibtida’), dan
ada pula ayat Al-Quran itu diturunkan dengan dilatarbelakangi oleh
4
Subhi al-shalih, Mahabits fi’Ulum Al-Quran, Dar Al-Qalamli al-Malayyin. Bairut, 1988, hlm.132
5
Manna’ Al-Qhathan, Mahabits fi ‘Ulum Al-Quran, Mansyurat Al-‘Ashr Al-Hadis, ttp., 1973, hlm.78
sesuatu, baik peristiwa maupun pertanyaan yang diajukan kepada Nabi
(ghair ibtida’).6
Pendapat tersebut hampir merupakan konsensus para ulama. Akan
tetapi, ada yang mengatakan bahwa kesejaran Arabia pra-Quran pada masa
turunnya Al-Quran merupakan latar belakang makro Al-Quran; sementara
riwayat-riwayat Asbab al-Nuzul merupakan latar belakang mikronya.
Pendapat ini berarti menganggap bahwa semua ayat Al-Quran memiliki
sebab-sebab yang melatarbelakanginya.7
6
Ibid,. hal. 45.
7
Taufiq, Adnan Amal dan Syamsul Rizal Panggabean, Tafsir Kontekstual Al-Quran, Mizan, Bandung,
1989,. Hlm. 50.
Nuzul. Untuk itu, dalam kitab Asbab al-Nuzulnya, al-Wahidy
menyatakan:
َ سدَادًا ذَ َه
َب الا ِذ ْينَ يَ ْع َملُ ْون ِ إِت ا: عبَ ْي َدةَ ع َْن أَيَ ٍة ِمنَ اْلقُ ْرأ َ ِن فَقَا َل
َ ق للاَ َوقُ ْل ُ ُسأ َ ْلت َ
ُفِ ْي َم ْن أ ُ ْن ِز َل اْلقُ ْرأَن
artinya:
“Aku pernah bertanya kepada Ubaidah tentang suatu ayat al-Quran,
maka beliau berkata: bertakwalah kepada Allah dan katakanlah yang
benar. Telah pergi orang-orang yang mengetahui tentang kepada siapa
ayat itu diturunkan” Al-Wahidy telah menentang ulama-ulama
zamannya atas kecerobohan mereka terhadap riwayat Asbab al-Nuzul.
Pada sisi lain, al-Wahidy mengingatkan juga akan ancaman berat
dengan mengatakan: “Sekarang setiap orang suka mengada-ada dan
berbuat dusta, ia menempatkan kedudukannya dalam kebodohan tampa
memikirkan ancaman berat bagi orang yang tidak mengetahui sebab
turunnya ayat”
3. ق ِِللِ َو ُ سع للاَ إِ ان للاِ َوجْ هُ فَث َ ام ت ُ َولُّ ْوا فَأ َ ْي َن َما ا ْل َم ْغ ِر
ُ ب َو ا ْل َمش ِْر ِ َوا
ع ِل ْيم
َ
4. Artinya:
5. “ Dan kepunyaan Allah lah Timur dan Barat; maka ke mana juga
pun kamu menghadap, disanapun ada wajah Allah; sesungguhnya
Allah adalah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”
6. bahwa timur dan barat merupakan kepunyaan Allah. Dalam kasus
sholat, dengan melihat zahir ayat diatas sesorang boleh menghadap
kearah mana saja sesuai dengan kehendak hatinya. Ia seakan-akan
tidak menghadap kiblat ketika sholat. Akan tetapi ketika melihat
asbab an-nuzul-nya, tahapan bahwa interpretasi tersebut keliru.
Sebab, ayat diatas berkaitan dengan sesorang yang sedang berada
dalam perjalanan dan melakukan sholat diatas kendaraan, atau
berkaitan dengan orang yang berjihad dalam menentukan arah kiblat.
9. Apabila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum dan terdapat
dalil atas pengkhususannya, maka pengetahuan mengenai asbabun
nuzul membatasi pengkhususan itu hanya terhadap yang selain
sebab. Dan bentuk sebab ini tidak dapat dikeluarkan (dari cakupan
lafal yang umum itu), karena masuknya bentuk sebab ke dalam lafal
umum itu bersifat qat’i (pasti). Maka ia tidak boleh dikeluarkan
melalui ijtihad, karena ijtihad itu bersifat zanni (dugaan). Pendapat
ini dijadikan pegangan oleh ulama umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. 2012. Ulum Al-Quran, Pustaka Setia Bandung
Amalia, Aifa. 2009. Asbabun Nuzul, (Online), (http://aifa-
amalia.blogspot.co.id/2014/11/makalah-asbabun-nuzul.html)