2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat.
dalam membantu siswa agar siap untuk menghadapi masalah dalam kehidupan
motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya
terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat,
tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan
diperolehnya.
awal yang dilakukan oleh peneliti, beberapa hal yang diidentifikasi adanya
guru lalu mengerjakan latihan soal; (2) siswa kurang aktif mengajukan
tegang dan monoton; (4) siswa enggan untuk unjuk kerja di depan kelas; (5)
siswa terlihat bosan dengan kegiatan latihan soal yang dilaksanakan terus
menerus.
Untuk memecahkan masalah sesuai analisis masalah di atas, akan
kelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas 3-5 siswa yang heterogen, baik
dalam hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Inti dari model ini
(TGT).
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Invers Fungsi dan
Komposisi Fungsi.
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
tujuan tertentu.
sebagai berikut :
a. Kuatnya kemauan untuk berbuat
dewasa.
lain:
a. Memberi Angka
yang baik, sehingga biasanya yang dikejar itu adalah angka atau nilai.
Oleh karena itu langkah yang dapat ditempuh guru adalah bagaimana
Hasil belajar akan lebih baik apabila pada siswa tersebut ada hasrat atau
d. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil belajar yang selama ini dikerjakan, maka akan
bisa menunjukan motivasi siswa untuk belajar lebih giat, kerana hasil
e. Memberikan Pujian
Siswa akan merasa senang dan aman dalam belajar apabila disertai
dengan minat belajar apabila disertai dengan minat belajar. Dan hai ini
tak lepas dari minat siswa itu dalam bidang studi yang ditempuhnya.
g. Suasana yang Menyenangkan
Siswa akan merasa aman dan senag dalam belajar apabila disertai denga
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun
kehidupan lainnya.
2. Hasil Belajar
belajar dan lingkungan belajar. Menurut Rifa’i dan Anni (2009:85) hasil
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik, oleh
adalah perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
faktor yang berasal dari diri individu yang meliputi faktor fisiologis dan
berasal dari luar individu. Menurut Syah (dalam Baharuddin dan Wahyuni,
sikap.
kecil dalam kelas yang terdiri atas 3-5 siswa yang heterogen, baik dalam
hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Inti dari model ini adalah
b. Games Tournament
peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja
soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci
tidak terbaca).
Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan
berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal
dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.
jawaban benar.
soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam
agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai
pembaca soal.
c. Penghargaan kelompok
Pada Pembelajaran TGT fase kegiatan yang dilakukan guru adalah sebagai
berikut:
a. Fase – 1
c. Fase – 3
d. Fase – 4
melakukan permainan.
e. Fase – 5
kelompok.
f. Fase – 6
model pembelajaran TGT ada lima tahap, yaitu: tahap presentasi di kelas,
tim/kelompok, game, turnamen, dan rekognisi tim. Uraian selengkapnya
sebagai berikut:
a. Presentasi di kelas
mungkin, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat
kerja kelompok, game dan saat turnamen akademik. Selain itu, siswa
b. Tim/kelompok
diberikan guru agar dapat bekerja dengan baik dan optimal saat
turnamen.
c. Game (permainan)
sekelompoknya.
d. Tournament (turnamen)
akademiknya setara. Jadi, dalam satu meja turnamen akan diisi oleh
yang berbeda.
kelompoknya. Jadi, guru membuat kartu soal yang sulit untuk siswa
pintar, dan kartu dengan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang
pintar.
lebih rendah.
nomor yang ada pada kartu. Setelah itu, semua siswa harus
guru.
5) Perhitungan poin
40 Tim baik
50 Tim super
a. Bagi Guru
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika
diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah
b. Bagi Siswa
B. Kerangka Berfikir
pada mata pelajaran matematika, guru harus dapat menentukan metode dan
media yang tepat dan tidak asing bagi siswa. Penentuan metode dan media
yang tepat dalam proses pembelajaran ini akan sangat menentukan berhasil
tidaknya penyampaian materi kepada siswa. Dalam proses pembelajaran guru
hendaknya tidak berprinsip sebagai satu – satunya sumber ilmu tetapi lebih
Kondisi siswa yang kurang memiliki motivasi belajar sudah tentu tidak
memiliki minat untuk mempelajarinya. Hal ini tidak terlepas dari pemilihan
akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang masih rendah. Hal ini yang
mempelajari materi invers fungsi dan komposisi fungsi dengan baik sesuai
keaktifan dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam pembelajaran ini
motivasi belajar siswa pada materi invers fungsi dan komposisi fungsi kelas
bagan berikut :
Guru belum
menerapkan model motivasi dan hasil
Kondisi Awal
kooperatif tipe TGT belajar siswa rendah
pada pembelajaran
Menerapkan Siklus I
Tindakan model kooperatif Menerapkan model
tipe TGT pada kooperatif tipe TGT pada
pembelajaran pembelajaran
Siklus II
Kondisi Akhir
Menerapkan model
kooperatif tipe TGT pada
pembelajaran
C. Hipotesis Tindakan
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Pt Rineke Cipta: Jakarta.
Kurniasih, Imas & Sani Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan. Kata Pena: Surabaya.
Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Slavin, 1995 http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/2012/08/teams-
games-tournaments-tgt.htmlSudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.