Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PERAWATAN PERINEUM DENGAN

KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU


NIFAS DI KLINIK BERSALIN WIDURI
SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Novila Hardiana Utami
1610104323

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2017
HUBUNGAN PERAWATAN PERINEUM DENGAN
KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU
NIFAS DI KLINIK BERSALIN WIDURI
SLEMAN
Novila Hardiana Utami, Dewi Rokhanawati
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email:hnovila@gmail.com

INTISARI

Abstract: A bad perineal care may result in a condition where the perineal
area that is in touch with lochia becomes humid, making a very good place for the
growth of bacteria. This may lead to infections in the perineum so as to inhibit the
healing process.Objectives to find out about the correlation between perineal care
and perineal wound healing in postpartum women at Maternity Clinic Widuri Sleman
in 2017. Method this research used an analytical observational method with a cross-
sectional research design. Postpartum examination on the 3rd and 7th day was done
using quota sampling technique amounted to 30 respondents. The instrument used in
perineal care checklist sheets while the instrument for the perineal wound healing
was observation sheets. Data analysis used statistical test. Results the result showed
that 21 out of 30 respondents (70%) performed a good perineal care. In addition, 24
respondents (80%) had a good perineal wound healing. The chi square test resulted
in the value of Fisher's Exact test of 0.000 < α (0.05). Conclusion and Suggestion
there is a correlation between perineal care with perineal wound healing in
postpartum women at Maternity Clinic Widuri Sleman Yogyakarta. It is suggested
that these women maintain this good perineal care at home.

Keywords: perineal care, perineal wound healing

Abstrak : Perawatan perineum yang tidak benar, mengakibatkan kondisi


perineum yang terkena lochea menjadi lembab dan akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada
perineum yang dapat menghambat proses penyembuhan luka. Tujuan untuk
mengetahui hubungan perawatan perineum dengan kesembuhan luka perineum pada
ibu nifas di Klinik Bersalin Widuri Sleman tahun 2017. Metode menggunakan desain
penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian crossectional.
Menggunakan teknik quota sampling berjumlah 30 responden. Instrument yang
digunakan menggunakan lembar ckeeklist dan observasi. Analisis data dengan uji
statistik. Hasil dari 30 responden menunjukan sebagian besar responden melakukan
perawatan perineum dengan baik sebesar 21 orang dengan presentase (70%). Dimana
sebagian besar kesembuhan luka perineumnya juga baik sebesar 24 orang dengan
presentase (80%). Hasil perhitungan uji chi square diperoleh nilai Fisher’s Exacttest
sebesar 0,000 < α (0,05). Simpulan dan Saran ada hubungan antara perawatan
perineum dengan kesembuhan luka perineum pada ibu nifas di Klinik Bersalin
Widuri Sleman Yogyakarta. Tetap pertahankan pelaksanaan perawatan perineum
yang sudah dilakukan dirumah dengan baik.

Kata Kunci : perawatan perineum, kesembuhan luka perineum


PENDAHULUAN Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia
Perawatan post partum harus Tenggara 16.000 jiwa (WHO, 2014).
benar-benar diperhatikan karena Untuk Angka Kematian ibu di
diperkirakan 60% kematian ibu akibat indonesia pada tahun 2015 adalah 305
kehamilan terjadi setelah persalinan, per 100.000 kelahiran hidup, hal ini
dan 50% kematian masa nifas terjadi menunjukan penurunan di bandingkan
dalam 24 jam pertama (Dewi dan pada tahun 2012 yaitu 359 per 100.000
Sunarsih, 2011). Penyebab kematian kelahiran hidup (KeMenKes RI, 2016).
ibu yaitu karena perdarahan 30,3%, Angka Kematian Ibu (AKI) di
hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, lain – DIY dilaporkan sebesar 125 per
lain 40,8 % (KeMenKes RI 2016). 100.000 kelahiran hidup sebesar 29
Morbiditas pada minggu pertama kasus. Kejadian kematian ibu maternal
postpartum biasanya disebabkan karena paling banyak adalah sewaktu bersalin
endometriosis, mastitis, infeksi pada sebesar 4 orang, kematian waktu hamil
episiotomi atau laserasi, infeksi traktus 7 orang, dan pada waktu nifas 18 orang
urinarius, dan penyakit lain (Depkes salah satunya pada kabupaten Sleman
RI,2008). terdapat 4 orang kematian pada saat
Umumnya seperti semua luka nifas. Penyebab kematian ibu di DIY
baru, area episiotomi atau luka sayatan karena perdarahan 31%, eklamsia 10%,
membutuhkan waktu untuk sembuh 6 PEB (Pre Eklamsia Berat) 17%, Sepsis
hingga 7 hari. Perawatan perineum dan infeksi 7%, lain – lain 35% (Dinkes
yang tidak benar dapat mengakibatkan DIY, 2016).
kondisi perineum yang terkena lokhea
akan lembab dan sangat menunjang METODE PENELITIAN
perkembangbiakan bakteri yang dapat Desain penelitian ini adalah penelitian
menyebabkan timbulnya infeksi pada analitik observasional dengan
perineum. Infeksi tidak hanya rancangan penelitian crossectional.
menghambat proses penyembuhan luka Populasi penelitian yang digunakan
tetapi dapat juga menyebabkan yaitu, ibu nifas dengan luka perineum
kerusakan pada jaringan sel penunjang, di Klinik Bersalin Widuri Sleman
sehingga akan menambah ukuran dari dengann jumlah sampel 30 responden
luka itu sendiri, baik panjang maupun menggunakan teknik quota sampling.
kedalaman luka (Marmi, 2014). Instrument penelitian menggunakan
Target yang telah ditentukan oleh lembar checklist untuk perawatan
SDGs mengenai kematian ibu yaitu perineum dan lembar observasi untuk
mengurangi angka kematian ibu hingga mengetahui kesembuhan luka
di bawah 70 per 100.000 kelahiran perineum. Analisis data yang
hidup (SDGs, 2015). Menurut laporan digunakan menggunakan amalisis
WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu univariat dan bivariat. Uji statistic
(AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. yang digunakan menggunakan uji Chi-
Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Square.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam Distribusi frekuensi karakteristik
penelitian ini sebanyak 30 orang ibu responden dapat dilihat pada table
nifas dengan luka perineum di berikut :
Klinik Bersalin Widuri Sleman.
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, Pendidikan,
Paritas, dan Pekerjaan
Perawatan Kesembuhan
Karakteristik Perineum luka perineum
Kategori Frekuensi Prosentase
responden Tidak Baik Tidak Baik
Baik Baik
Umur <20 tahun 0 1 0 1 1 3,3
20-35 tahun 8 16 5 19 24 80,0
>35 tahun 1 4 1 4 5 16,7

Pendidikan SD 1 0 1 0 1 3,3
SLTP 0 1 0 1 1 3,3
SLTA 6 15 4 17 21 70,0
Perguruan 1 6 1 16 7 23,3
Tinggi

Paritas 1 3 7 3 7 10 33,3
2 1 8 0 9 9 30,0
3 0 9 2 7 9 30,0
4 1 1 1 1 2 6,7

Pekerjaan IRT 5 5 3 7 10 33,3


Swasta 4 15 3 16 19 63,3
Wiraswasta 0 1 0 1 1 3,3
Jumlah 30 100

Tabel 1 sebagian umur ibu nifas orang (70,0%). Paritas pada ibu nifas
dengan luka perineum di Klinik dengan luka perineum sebagian besar
Bersalin Widuri Sleman adalah ibu melahirkan satu kali sebanyak 10
kelompok umur 20-35 tahun orang (33,3%). Pekerjaan ibu nifas
sebanyak 24 orang (80,0%). dengan luka perineum di Klinik
Pendidikan ibu nifas dengan luka Bersalin Widuri Sleman sebagian
perineum sebagian besar besar bekerja di swasta sebanyak 19
berpendidikan SLTA sebanyak 21 orang (63,3%).

B. Analisis Univariat
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Respondenn Berdasarkan Perawatan
Perineum pada ibu nifas di Klinik Bersalin Widuri Sleman
No Perawatan Perineum Frekuensi Presentase (%)
1 Tidak Baik 9 30
2 Baik 21 70
Jumlah 30 100
Tabel 2 perawatan perineum perineum dengan kategori tidak baik
responden dengan luka perineum di sebanyak 9 orang (30%), sedangkan
Klinik Bersalin Widuri Sleman perawatan perineum baik sebanyak 21
sebagian besar melakukan perawatan orang (70%).
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kesembuhan Luka Perineum pada ibu
nifas di Klinik Bersalin Widuri Sleman
No Kesembuhan Luka Frekuensi Presentase (%)
Perineum
1 Tidak Baik 6 20
2 Baik 24 80
Jumlah 30 100
tabel 3 tersebut bahwa kesembuhan perineum tidak baik sebanyak 6
luka perineum responden pada ibu orang (20%), sedangkan sebagian
nifas dengan luka perineum di besar ibu nifas mengalami
Klinik Bersalin Widuri Sleman kesembuhan luka perineum yang
mengalami kesembuhan luka baik sebanyak 24 orang (80%).

C. Analisis Bivariat
Tabel 4 Tabel Hubungan Perawatan Perineum dengan Kesembuhan
Luka Perineum pada ibu nifas di Klinik Bersalin Widuri
Sleman
Kesembuhan Luka
Jumlah
Perawatan Perineum
No p value
Perineum Tidak Baik Baik
N %
N % N %
1 Tidak Baik 6 66,7 3 33,3 9 100
2 Baik 0 0 21 100 21 100 0,000
Jumlah 6 20 24 80 30 100
Tabel 4 menunjukan bahwa 21 nifas di Klinik Bersalin Widuri
responden dengan perawatan Sleman Yogyakarta.
perineum yang baik mengalami
kesembuhan luka perineum yang PEMBAHASAN
baik diperoleh sebesar 100 %. Perawatan Perineum
Kemudian 6 responden yang Berdasarkan hasil penelitian
melakukan perawatan perineum yang dilakukan terhadap ibu nifas
tidak baik menglami kesembuhan yang mengalami ruptur perineum di
luka yang tidak baik pula sebesar Klinik Bersalin Widuri Sleman dari
66,7 %. 30 responden menunjukan bahwa
Setelah dilakukan uji analisis perawatan perineum dengan
menggunakan chi square, terdapat kategori tidak baik sebanyak 9
data satu sel dengan nilai actual orang (30%), sedangkan perawatan
count sebesar 0 (nol) dan nilai perineum baik sebanyak 21 orang
expected count kurang kurang dari 5 (70%).
sebesar 50% sehingga tidak Berdasarkan karakteristik dari
memenuhi syarat uji chi square. 30 responden, yang pertama terkait
Hasil dari perhitungan uji chi dengan umur sebanyak 24
square yang telah diuraikan pada responden dengan kategori umur 20
tabel 4.4 diperoleh nilai Fisher’s – 35 tahun (80,0%). Hasil analisis
Exacttest sebesar 0,000 < α (0,05) peneliti mengenai perawatan
sehingga dapat disimpulkan bahwa perineum pada umur 20-35 tahun
ada hubungan signifikansi antara terdapat 9 orang yang melakukan
perawatan perineum dengan perawatan perineum tidak baik, dan
kesembuhan luka perineum pada ibu 16 orang yang melakukan
perawatan perineum dengan baik.
Menurut Notoatmodjo (2012), usia adalah SLTA menunjukkan bahwa
berpengaruh dalam perilaku kemungkinan ibu nifas mempunyai
perawatan luka perineum.hal ini pengetahuan yang cukup baik,
sesuai dengan teori bahwa usia karena tingkat pengetahuan erat
menunjukkan perkembangan kaitannya dengan hasil
kemampuan untuk belajar dan pengetahuan. Hal ini didasari oleh
bentuk perilaku pengajaran yang teori yang menyatakan bahwa
dibutuhkan. Usia dapat pendidikan tinggi akan lebih mudah
mempengaruhi kematangan fisik, menerima informasi dan semakin
psikis dan kognitif seseorang. banyak pula pengetahuan yang
Kematangan seseorang dapat dimiliki sehingga ibu yang memiliki
berkembang dengan belajar dari diri pengetahuan baik akan mudah
sendiri atau pengalaman orang lain. menerima informasi mengenai
Selain itu penelitian yang dilakukan asuhan yang diberikan oleh bidan
oleh Lestari (2016), berdasarkan mengenai perawatan pasca
penelitian tersebut juga persalinan. Sebaliknya pendidikan
menyebutkan usia berpengaruh yang rendah akan menghambat
dominan terhadap perilaku perkembangan sikap seseorang
perawatan perineum pada ibu nifas, terhadap nilai-nilai yang baru
yaitu pada usia reproduksi sehat diperkenalkan. Dengan jenjang yang
yaitu 20-35 tahun. masih kurang pada pendidikan dasar
Dilihat dari tingkat pendidikan tentu saja informasi dan
sebagian besar ibu nifas pengetahuan yang diterima kurang,
berpendidikan SLTA sebanyak 21 termasuk pengetahuan tentang
orang (70,0%). Berdasarkan hasil perawatan pasca persalinan, hal ini
analisis peneliti mengenai bisa disebabkan karena kurangnya
perawatan luka perineum pada pemahaman informasi atau
responden dengan tingkat penyuluhan kesehatan yang didapat
pendidikan SLTA terdapat 6 orang baik dari tenaga kesehatan maupun
yang melakukan perawatan media cetak dan elektronik.
perineum tidak baik, dan 15 orang Karakteristik paritas pada ibu
yang melakukan perawatan nifas sebagian besar ibu melahirkan
perineum dengan baik. Peneliti satu kali sebanyak 10 orang
berasumsi bahwa pada dasarnya (33,3%). Berdasarkan hasil analisis
tingkat pendidikan berpengaruh peneliti mengenai perawatan luka
terhadap perawatan perineum yang perineum pada responden dengan
dilakukan ibu, ibu nifas dengan ibu yang melahirkan satu kali
tingkat pendidikan yang baik akan terdapat 3 orang yang melakukan
memiliki pengetahuan yang lebih perawatan perineum tidak baik, dan
besar, jika dibandingkan dengan ibu 7 orang yang melakukan perawatan
nifas yang berpendidikan rendah. perineum dengan baik. Namun
Berdasarkan teori dimana berdasarkan analisis yang diperoleh
pengetahuan ibu tentang perawatan ibu nifas dengan perawatan
pasca persalinan sangat menentukan perineum yang baik mayoritas
lama penyembuhan luka perineum. terdapat pada ibu yang telah
Apabila pengetahuan ibu kurang melahirkan tiga kali yaitu sebanyak
terlebih masalah kebersihan maka 9 orang. Dimana ibu nifas yang
penyembuhan lukapun akan telah melhirkan sebelumnya akan
berlangsung lama (Smeltzer, 2005). lebih mengerti mengenai cara
Karakteristik tingkat pendidikan perawatan perineum dengan benar.
responden yang sebagian besar
Menurut Arikunto (2010), perineum. Dalam penelitian ini,
bahwa pengalaman adalah guru mayoritas ibu nifas mencuci luka
yang terbaik. Karena pengalaman dan daerah kemaluan sampai anus
merupakan sumber pengetahuan setelah BAB dan BAK memakai air
atau suatu cara untuk memperoleh dan sabun. Ada juga sebagian ibu
kebenaran. Apabila seseorang telah cebok dengan air rebusan daun sirih.
melahirkan anak yang kedua kali Perawatan luka perineum
dan seterusnya umumnya dapat merupakan pemenuhan kebutuhan
melakukan perawatan perineum untuk menyehatkan daerah
dengan baik karena mereka telah perineum yang dibatasi vulva dan
memperoleh pengalaman dan anus pada ibu yang dalam masa
informasi pada kelahiran anak antara kelahiran plasenta sampai
sebelumnya. dengan kembalinya organ genetik
Kemudian berdasarkan seperti pada waktu sebelum hamil.
pekerjaan ibu sebagian besar Perawatan luka bekas jahitan
bekerja di swasta sebanyak 19 orang sangatlah penting karena luka bekas
(63,3%). Hasil analisis peneliti jahitan jalan lahir ini dapat menjadi
mengenai perawatan luka perineum pintu masuk kuman dan
pada responden dengan tingkat menimbulkan infeksi, ibu menjadi
pekerjaan swasta terdapat 4 orang demam, luka basah dan jahitan
yang melakukan perawatan terbuka, bahkan ada yang
perineum tidak baik, dan 15 orang mengeluarkan bau busuk dari jalan
yang melakukan perawatan lahir yang dapat menyebabkan
perineum dengan baik. Berdasarkan komplikasi bahkan kematian pada
pekerjaan ibu, dimana ibu yang ibu nifas (Nada, 2007).
bekerja akan lebih mudah Berdasarkan penelitian
mendapatkan informasi sebelumnya yang diteliti oleh
dibandingkan ibu yang tidak Trisnawati (2015) menyatakan
bekerja. Pekerjaan dalam hal ini bahwa cara perawatan perineum
juga dapat mempengaruhi ibu nifas merupakan faktor yang paling
dalam melakukan perawatan dominan berhubungan dengan
perineum, dimana ibu yang bekerja penyembuhan luka jahitan
akan mudah mendapatkan informasi perineum. Penelitian lain yang
dibandingkan dengan ibu yang tidak dilakukan oleh Nurdahiliana (2013)
bekerja.selain itu pekerjaan juga dari faktor – faktor yang
akan mempengaruhi sosial ekonomi mempengaruhi kesembuhan luka
untuk menydiakan sarana prasarana perineum didapatkan hasil ibu nifas
dalam melakukan perawatan yang mengalami luka perineum
perineum (Smeltzer, 2005) dengan kebersihan baik mempunyai
Berdasarkan penelitian yang peluang sembuh lukanya 27,741
dilakukan dilapangan sebagian kali lebih baik, bila dibandingkan
besar ibu nifas telah mampu dengan ibu nifas yang kebersihan
melakukan perawatan perineum kurang baik, sehingga kebersihan
dengan baik dimana ibu nifas telah merupakan faktor utama dalam
mengetahui cara perawatan kesembuhan luka perineum.
perineum dengan benar dengan
menjaga agar perineum selalu bersih Kesembuhan luka perineum
dan kering, mencuci luka perineum, Hasil penelitian yang dilakukan
menghindari pemakaian air panas terhadap ibu nifas yang mengalami
pada perineum, menghindari ruptur perineum di Klinik Bersalin
pemberian obat tradisional pada Widuri Sleman dari 30 responden
menunjukan bahwa kesembuhan Pendidikan ibu nifas dengan
luka perineum tidak baik sebanyak luka perineum di Klinik Bersalin
6 orang (20%), sedangkan sebagian Widuri Sleman sebagian besar
besar ibu nifas mengalami berpendidikan SLTA sebanyak 21
kesembuhan luka perineum yang orang (70,0%). Dilihat dari
baik sebanyak 24 orang (80%). kesembuhan luka perineum pada
Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan SLTA sebagian
kesembuhan luka perineum dilihat besar ibu mengalami kesembuhan
dari umur 20-35 tahun sebagian perineum dengan baik yaitu sebesar
besar ibu mengalami kesembuhan 17 orang, dan yang kesembuhan
perineum dengan baik yaitu sebesar luka perineumnya yang tidak baik
19 orang, dan yang kesembuhan sebanyak 4 orang. Sehingga
luka perineumnya yang tidak baik berdasarkan hasil analisis peneliti
sebanyak 5 orang. Sehingga mengenai perawatan perineum dan
berdasarkan hasil analisis peneliti kesembuhan luka perineum yang
mengenai perawatan perineum dan baik terdapat pada tingkat
kesembuhan luka perineum yang pendidikan SLTA. Menurut
baik terdapat pada umur 20-35 Notoatmodjo (2012) pendidikan
tahun. Usia sangat berpengaruh, responden yang merupakan tingkat
dimana penyembuhan luka lebih pendidikan menengah atas
cepat terjadi pada usia muda dari menyebabkan responden mudah
pada orang tua. Orang yang sudah dalam menerima informasi dan
lanjut usianya tidak dapat mentolerir mengerti tentang apa yang harus
stres seperti trauma jaringan atau dilakukan, makanan apa yang harus
infeksi. Usia 20-35 tahun di konsumsi dan dihindari dalam
merupakan usia yang aman untuk rangka mempercepat penyembuhan
kehamilan dan persalinan, karena luka. Selain itu, ibu memahami
pada usia tersebut fungsi alat-alat bahwa perawatan perineum dapat
reproduksi masih baik mempercepat penyembuhan luka.
(Wiknjosastro, 2010). Pekerjaan ibu nifas dengan luka
Hal ini diperkuat dengan teori perineum di Klinik Bersalin Widuri
bahwa masa reproduksi sangat baik Sleman sebagian besar bekerja di
dan aman dalam menghadapi swasta sebanyak 19 orang (63,3%).
kehamilan, persalinan, dan nifas, Dilihat dari kesembuhan luka
sedangkan umur yang kurang dari perineum pada tingkat pekerjaan
20 tahun dianggap masih belum swasta sebagian besar ibu
matang secara fisik, mental, dan mengalami kesembuhan perineum
psikologi dalam menghadapi dengan baik yaitu sebesar 16 orang,
kehamilan (Nursalam, 2008). Selain dan yang kesembuhan luka
itu penyembuhan luka lebih cepat perineumnya yang tidak baik
terjadi pada usia muda dari pada sebanyak 3 orang. Sehingga
orang tua. Orang yang sudah lanjut berdasarkan hasil analisis peneliti
usianya tidak dapat mentolerir stress mengenai perawatan perineum dan
seperti trauma jaringan atau infeksi kesembuhan luka perineum yang
(Smelzer, 2005). Dengan demikian baik terdapat pada ibu dengan ibu
dengan karakteristik jumlah yang bekerja di swasta. Pekerjaan
responden sebagian besar berusia akan mempengarui kondisi sosial
20-35 tahun merupakan ekonomi ibu dengan lama
karakteristik responden yang baik penyebuhan perineum karena
dalam kesembuhan luka perineum. berdasarkan keadaan fisik dan
mental ibu dalam melakukan
aktifitas sehari-hari pasca penyembuhan luka perineum dalam
persalinan. Jika ibu memiliki tingkat kategori normal yaitu sebanyak 8
sosial ekonomi yang rendah, bisa orang (26.7%) dan yang cepat
jadi penyembuhan luka perineum sebanyak 10 orang (33.3%).
berlangsung lama karena timbulnya Pada penelitian yang diteliti oleh
rasa malas dalam merawat diri widyaningsih dan Ritnowati (2012)
(Smeltzer, 2005). diperoleh hasil bahwa sebagian
Berdasarkan hasil penelitian ini besar ibu mengalami lama
sebagian besar kesembuhan luka penyembuhan luka perineum dalam
perineumnya sudah baik, tetapi kategori lambat yaitu lebih dari 7
masih ada penyemuhan luka hari. Hal ini disebabkan oleh
perineum ibu nifas yang masih beberapa hal, diantaranya
basah di hari ke 7 setelah pengetahuan ibu yang masih kurang
melahirkan, hal ini dapat tentang kebersihan, hanya
disebabkan oleh beberapa factor membersihkan jalan lahirnya pada
salah satunya adalah dari perawatan saat setelah BAB dan BAK saja dan
perineum ibu nifas yang tidak baik, ibu hanya menggunakan sabun
berdasarkan hasil analisis terdapat 9 mandi saat membersihkan jalan
ibu nifas yang melakukan perawatan lahirnya. Namun hasil masih
perineum tidak baik dari 9 orang terdapat ibu yang melakukan
tersebut didapatkan 6 orang perawatan perineum tidak benar,
mengalami kesembuhan yang tidak dari hasil analisis pada checklist
baik. Dimana pada hasil observasi perawatan perineum didapatkan ibu
hari ke 7 masih ada ibu nifas yang yang tidak memberikan anteseptik
luka perineumnya masih basah, secara teratur, selesai cebok ibu
belum terbentuk jaringan parut, luka tidak mengeringkan kemaluannya,
belum menutup dengan baik dan ibu ibu cebok tidak dari depan ke
masih merasa nyeri pada perineum. belakang, dan ibu masih
Perawatan luka perenium yang mengompres perineum dengan air
dilakukan dengan baik dapat hangat.
mempercepat penyembuhan luka Dilihat dari personal hygiene ibu
perenium, sedangkan perawatan yang buruk memperlambat
luka perenium yang dilakukan penyembuhan, hal ini dapat
secara tidak benar dapat menyebabkan adanya benda asing
menyebabkan infeksi. Infeksi tidak seperti debu dan kuman. Adanya
hanya menghambat proses benda asing, pengelupasan jaringan
penyembuhan luka tetapi dapat juga yang luas akan memperlambat
menyebabkan kerusakan pada penyembuhan dan kekuatan
jaringan sel penunjang, sehingga regangan luka menjadi tetap rendah.
akan menambah ukuran dari luka itu Luka yang kotor harus dicuci bersih.
sendiri, baik panjang maupun Bila luka kotor, maka penyembuhan
kedalaman luka. sulit terjadi. Kalaupun sembuh akan
Penelitian terhadap lama memberikan hasil yang buruk
penyembuhan luka perineum pada (Smiltezer, 2005).
ibu nifas yang diteliti Widyaningsih Mengompres perineum pada
dan Ritnowati (2012) diperoleh perineum juga mempengaruhi
hasil sebagian besar ibu nifas kesembuhan luka perineum,
mengalami lama penyembuhan luka pengunaan air hangat saat
perineum dalam kategori lambat membersihkan vagina sama saja
yaitu sebanyak 12 orang (40%), dengan memfaasilitasi
yang mengalami lama mikroorganisme karena sebagian
bakteri dan jamur menyukai daerah didaerah vulva, perineum, maupun
yang hangat. Selain itu air hangat di dalam uterus, untuk
dapat melunakan benang jahit yang penyembuhan luka perineum
mengikat luka jahitan di daerah (jahitan perineum), untuk
perineum karena benang tersebut kebersihan perineum dan vulva.
terbuat dari protein yang akan Karena perawatan yang kasar dan
menyatu dengan dengan jaringan salah dapat mengakibatkan kapiler
tubuh. Semakin sering darah baru rusak dan mengalami
menggunakan air hangat perdarahan serta penyembuhan luka
memungkinkan benang untuk terhenti. Kemungkinan terjadinya
melunak dan putus sebelum infeksi pada luka karena perawatan
menyatu dengan kulit. Berdasarkan yang tidak benar, dapat meningkat
penelitian yang dilakukan oleh Putri dengan adanya benda mati dan
(2016) kompres dingin selama 15 benda asing. Benda asing dapat
menit pada daerah luka perineum bertindak sebagai focus infeksi pada
lebih efektif untuk mengurangi rasa luka dan jika luka terkontaminasi
nyeri pada daerah luka. Kompres oleh benda asing atau jaringan
dingin memberi efek fisiologis nekrotik, pembersihan luka
dengan cara menurunkan respon diperlukan untuk mencegah
inflamasi, menurunkan aliran darah perlambatan penyembuhan. Luka
dan mengurangi edema, mengurangi yang kotor harus dicuci bersih. Bila
rasa nyeri lokal. luka kotor, maka penyembuhan sulit
terjadi. Kalaupun sembuh akan
Hubungan Perawatan Perineum memberikan hasil yang buruk. Jadi,
dengan Kesembuhan Luka luka bersih sembuh lebih cepat
Perineum pada Ibu Nifas daripada luka yang kotor. Sehingga
Berdasarkan hasil penelitian perawatan perineum yang tidak
menunjukan bahwa 21 responden tepat dapat menyebabkan
dengan perawatan perineum yang kesembuhan luka perineum yang
baik mengalami kesembuhan luka tidak baik.
perineum yang baik diperoleh Hal ini sejalan dengan penelitan
sebesar 100 %. Kemudian 6 yang dilakukan oleh Muhith (2015),
responden yang melakukan menunjukan adanya hubungan
perawatan perineum tidak baik signifikan antara perawatan
menglami kesembuhan luka yang perineum dengan kesembuhan luka
tidak baik pula sebesar 66,7 %. perineum. Dalam penelitian ini
Hasil dari perhitungan uji chi kesembuhan luka perineum tidak
square diperoleh nilai Fisher’s hanya dengan melakukan perawatan
Exacttest sebesar 0,000 < α (0,05) perineum, namun perawatan
sehingga dapat disimpulkan bahwa perineum kini lebih aktif dengan
ada hubungan signifikansi antara dianjurkan untuk melakukan
perawatan perineum dengan mobilisasi dini, karena dengan
kesembuhan luka perineum pada ibu perawatan mobilisasi dini
nifas di Klinik Bersalin Widuri mempunyai keuntungan untuk
Sleman Yogyakarta. memperlancar pengeluaran lochea,
Tujuan perawatan luka mengurangi infeksi perineum, dan
perineum menurut (Prawirohardjo, meningkatkan kelancaran peredaran
2008) adalah mencegah terjadinya darah.
infeksi sehubungan dengan Hasil penelitian lainnya
penyembuhan jaringan, untuk menunjukan, penelitian ini sejalan
mencegah terjadinya infeksi dengan penelitian yang dilakukan
oleh Haris. & Harjanti, (2011) dirumah dengan baik dan terus
bahwa perawatan perineum yang mencari informasi-informasi baru
tidak benar menyebabkan infeksi tidak hanya dari tenaga kesehatan
dan memperlambat penyembuhan. tetapi dapat dilakukan juga dari
Personal hygiene (kebersihan diri) internet ataupun dari sumber lain.
yang kurang dapat memperlambat Bagi Bidan Klinik Bersalin
penyembuhan, hal ini dapat Widuri Sleman sebaiknya
menyebabkan adanya benda asing memberitahu cara penggunaan
seperti debu dan kuman. Selain betadine dengan tepat untuk
perawatan luka perineum, faktor merawat luka perineum pada ibu
gizi terutama protein akan sangat nifas, sehingga perawatan perineum
mempengaruhi terhadap proses yang dilakukan oleh ibu nifas dapat
penyembuhan luka pada perineum dilaksanakan lebih maksimal.
karena penggantian jaringan sangat Bagi peneliti selanjutnya perlu
membutuhkan protein. diadakan penelitian lebih lanjut
Menurut asumsi peneliti, tentang perawatan perineum dan
penelitian ini sesuai dengan teori, kesembuhan luka perineum pada ibu
yang mengemukakan bahwa nifas dengan mengembangkan dan
perawatan perineum yang baik melanjutkan penelitian ini secara
berpengaruh terhadap kesembuhan lebih mendalam dengan melakukan
luka perineum. Tingkat kesembuhan penilaian perawatan perineum
pada ibu nifas disebabkan tingginya menggunakan pantom ataupun
tingkat pendidikan ibu nifas, menganjurkan ibu melakukan
sehingga makin banyak pula langsung pelaksanaanya, agar tidak
pengetahuan yang dimiliki ibu nifas mengulang kesalahan yang sama
mengenai perawatan luka perineum seperti yang peneliti lakukan
(Morison, 2007). sehingga meminimalkan bias yang
Asumsi peneliti diperkuat oleh ada.
penelitian yang dilakukan oleh
Muhith (2015) dan penelitian Haris DAFTAR PUSTAKA
& Harjanti, (2011) dengan hasil uji Depkes RI. (2008). Angka Kematian
Chi-square dengan nilai p = 0,002 Ibu. Jakarta: Direktorat Bina
yang sama menunjukkan nilai Kesehatan Ibu.
positif (+) berarti semakin baik Dinkes. (2016). Profil Kesehatan
perawatan perineum, semakin cepat Daerah Istimewa Yogyakarta.
kesembuhan luka perineum. Yogyakarta: DINKES DIY
Haris & Harjanti. (2011). Hubungan
SIMPULAN DAN SARAN Pengetahuan Teknik Perawatan
Simpulan Dengan Kesembuhan Luka
Hasil penelitian dari penelitian ini Perineum pada Ibu Nifas di Bps
didapatkan Hubungan perawatan Kota Semarang. Semarang :
perineum dengan kesembuhan luka Dinamika Kebidanan. Jurnal
perineum pada ibu nifas dengan Akademi Kebidanan Abdi
nilai p value sebesar 0,000 < α Husada Semarang vol. 1. No.2.
(0,05) Agustus 2011.
Hasana & Damayanti. (2012).
Saran Hubungan Antara Perawatan
Melalui hasil penelitian ini Luka Perineum dengan
diharapkan bagi ibu nifas tetap Penyembuhan Luka Perineum
pertahankan pelaksanaan perawatan Ibu Post Partum. Lamongan.
perineum yang sudah dilakukan Jurnal Midpro, edisi 1 /2012
KeMenKes RI. (2016). Profil SDGS. (2015). Kesehatan Dalam
Kesehatan Indonesia Tahun Kerangka Sustainable
2015. Jakarta : KEMENKES RI. Development Goals (SDGs).
Lestari. (2016). Usia Berpengaruh Jakarta : Kemenkes RI
Dominan terhadap Perilaku Smeltzer, dkk (2005). Buku Ajar
Perawatan Luka Perineum pada Keperawatan Medikal. Jakarta:
ibu Nifas di RSUD Sleman. EGC
Yogyakarta: Universitas Alma Trisnawati. (2015). Faktor-Faktor
Ata Yogyakarta. Jurnsl JNKI, Yang Berhubungan dengan
Vol. 4, No. 2, Tahun 2016, 95- Penyembuhan Luka Jahitan
101 Perineum pada Ibu Nifas di
Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan Puskesmas Mergangsan
Pada Masa Nifas Peureperium Yogyakarta. Skripsi: Stikes
Care. Yogyakarta: Pustaka Aisyiyah.
Pelajar. Widyaningsih & Ritnowati. (2012).
Morison. (2007). Manajemen Luka. Hubungan Perawatan Perineum
Jakarta: EGC Dengan Lama Penyembuhan
Muhith Abdul. (2015). Hubungan Luka Perineum Pada Ibu Nifas
Antara Perawatan Luka Jahitan Di Bps Erlawati Desa Bumirejo
Perineum dengan Proses Kecamatan Juwana Kabupaten
Kesembuhan Luka Perineum di Pati. Pati: Jurnal Ilmu
RSUD Sidoarjo. Sidoarjo : Kebidanan dan Kesehatan ISSN
Medical majapahit. Jurnal 2087-4154 Vol. 2 , No. 2
Kebidanan Vol 7. No. 1, Maret Wiknjosastro, Hanifa. (2010). Ilmu
2015. Kandungan. Jakarta: Yayasan
Nada. (2007). Perawatan Ibu Nifas. Bina Pustaka
Jakarta : Rineka Cipta World Health Organization (WHO).
Notoatmodjo,S. (2012). Promosi (2014). WHO, UNICEF,
kesehatan dan Perilaku UNFPA, The World Bank.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Trends in maternal mortality:
Cipta 1990 to 2013. Geneva: World
Nurdahiliana. (2013). Faktor Yang Health Organization
Memengaruhi Penyembuhan
Luka Perineum Pada Ibu Pasca
Persalinan Normal Di Wilayah
Kerja Puskesmas Jeumpa,
Gandapura Dan Kuta Blang
Kabupaten Bireuen. Sumatra
Utara: Universitas Sumatra
Utara. Tesis KesMas.
http://id.123dok.com/document/
download/7q0133z6
Prawirohardjo, Sarwono. (2008).
Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
Putri. (2016). Pengaruh Kompres
Dingin terhadap Tingkat Nyeri
Luka Perineum pada Ibu Nifas
di RS PKU Muhammadiyah
Bantul. Skripsi: UNISA

Anda mungkin juga menyukai