Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya mungkin
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat beserta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pemnuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah KEPERAWATAN
KOMUNITAS dengan judul “KONSEP POBINDU”.
Kami menyadari di dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan kami mengharapkan makalah
ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi penyebab utama kematian di dunia
sejak milenium ketiga. Proposi kematian karena PTM di dunia terus meningkat dari 47%
tahun 1990, menjadi 56% tahun 2000 WHO (dalam Boutayeb & Boutayeb, 2005). Pada
tahun 2008 terjadi peningkatan, dari 57 juta kematian, 36 juta atau 63% disebabkan oleh
PTM, terutama jantung, diabetes, kanker dan penyakit pernapasan kronis. Kematian karena
penyakit tidak menular sebanyak 29 juta (80%) terjadi di negara berpenghasilan rendah dan
menengah (WHO, 2011a).
PTM dikenal sebagai penyakit kronik atau penyakit berkaitan dengan gaya hidup,
tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM adalah penyakit dengan durasi panjang dan
perkembangannya lambat. Empat jenis utama dari penyakit tidak menular adalah penyakit
kardiovaskuler (seperti serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis
(seperti penyakit paru kronis dan asma) dan diabetes (ESLM., 2014). Aikins (2016)
mendefinisikan penyakit tidak menular dengan sebutan chronic non-communicable disease
(NCDs), yaitu penyakit non infeksi yang berlangsung seumur hidup dan membutuhkan
pengobatan dan perawatan jangka panjang. Penyakit tidak menular dapat dicegah melalui
intervensi yang efektif terhadap faktor risiko, yaitu: penggunaan tembakau, diet yang tidak
sehat, aktivitas fisik yang kurang, dan penggunaan alkohol (WHO, 2013a).
1
dan mengendalikan faktor risiko PTM berbasis masyarakat sesuai sumber daya dan
kebiasaan masyarakat (Kemenkes, 2014a).
Tujuan Posbindu PTM adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mencegah dan menemukan secara dini faktor risiko PTM. Sasaran kegiatan utama adalah
kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang penyakit tidak menular berusia 15
tahun ke atas (Kemenkes, 2014b).
Faktor-faktor penentu kesehatan tidak dapat ditangani tanpa kerja kolaborasi dari
semua pihak. Masyarakat perlu bekerja untuk mengidentifikasikan kebutuhan dan aset
mereka yang ada, kemudian meminta para stakeholder membantu menyediakan alat dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan rencana kesehatan yang ditargetkan
(The Select Committee on Wellness, 2008).
2. Rumusan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Posbindu
Posbindu adalah suatu forum komunikasi alih tehnologi dan pelayanan bimbingan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam
mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy, 2001).
Posbindu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia di
tingkat desa dalam wilayah kerja puskesmas. (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Posbindu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan,
perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga meningkatkan derajat kesehatan
mereka. (Yulifah, dkk, 2009).
Pos pembinaan penyakit tidak menular (posbindu PTM) merupakan wujud peran serta
masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut factor resiko PTM
secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebgai bentuk
kewaspadaan dini, mengingat hampir semua factor resiko PTM tidak memberikan gejala
(kemenkes, 2014)
Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat (UKM)
selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM).
3
C. Tujuan posbindu
1. Tujuan umum
Terlaksanakannya pencegahan dan mengendalikan factor resiko PTM berbasis
peran serta masyarakat secara terpadu, rutin, dan periodic.
2. Tujuan khusus
a. Terlaksananya deteksi dini terhadap factor resiko PTM.
b. Terlaksananya pemantauan factor resiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini factor resiko PTM
D. Sasaran posbindu
Diagi menjadi 3 kelompok yaitu sasaran utama, sasaran antara, dan sasaran penunjang.
Pendekatan 3 sasaran harus dilakukan secara terintegrasi atau bersama-sama selama
proses pelaksanaan.
1. Sasaran utama pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular adalah kelompok
masyarakat sehat, beresiko, dan penyandang penyakit tidak menular yang berusia 15
tahun ke atas.
2. Sasaran antara pos pembinaan terpadu merupakan sasaran individu atau kelompok
masyarakat yang dapat berperan sebagai agen pengubah factor resiko PTM, dan
lingkungan yang lebih kondusif untuk menerapkan gaya hidup sehat. Sasaran antara
tersebut adalah petugas kesehtan baik pemerintah maupun swasta, tokoh panutan
masyarakat, anggota organisasi masyarakat yang peduli PTM.
3. Sasaran penunjang pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular merupakan sasaran
individu, kelompok masyarakat/ oragnisasi/ lembaga masyarakatdan frofesi, lembaga
pendidikan dan lembaga pemerintah yang berperan member dukungan baik dukungan
kebijakan, teknologi, ilmu pengetahuan, material maupun dana, untuk terlaksananya
4
posbindu PTM dan berkelanjutanya. Mereka antara lain : pemimpin daerah,
perusahaan, lembaga pendidikan, organisasi profesi dan penyandang dana.
1. Mawas diri, factor resiko PTM yang kurang menimbulkan gejala secara bersamaan
dapat terdeteksi dan terkendali secara dini.
2. Membudayakan gata hidup sehat dalam lingkungan yang kondusif.
3. Mudah dijangkau – diselenggarkan di lingkungan tempat tinggal masyarakat atau
lingkungan tempat kerja dengan jadwal yang disepakati.
4. Nudah dilaksanakan – Dilakukan oleh masyarakat dengan iuran yang disepakati atau
sesuai kemampuan masyarakat.
5. Metodologis dan bermakna secara klinis.
a. Kegiatan dapat dipertanggung jawabkan secara medis
b. Dilaksanakan oleh kader khusus dan bertanggung jawab, yang telah mengkuti
pelatihan metode deteksi dini atau educator P2PTM.
1. Rumah tangga
2. Sekolah
3. Tempat kerja
4. Organisasi
5. Tempat
5
dengan pendekatan pengendalian factor resiko melalui peran serta masyarakat dalam
posbindu PTM. Sebelum sampai fase akhir penyakit. PTM mempunyai :
1. Factor resiko melekat yang sulit dan mungkin tidak dapat diubah yaitu umur, jenis
kelamin, keturunan,dan status sosial.
2. Pencgahan dan pengendalian PTM akan lebih efektif dan efesien jika dilakukan
terhadap factor resiko yang bisa diubah. Lima PTM mempunyai common risk factor
atau factor bersama dalam hal ini factor resiko saling berkaitan dan mempunyai
kontibusi satu sama lain menyebabkan PTM. (kemenkes, 2013).
6
H. Bentuk kegiatan posbindu PTM
7
I. Alur kegiatan posbindu PTM
1. Meja 1 : pendaftaran
2. Meja 2 : wawancara
3. Meja 3 : pengukuran tinggi badan, berat badan, IMT, lingkar perut.
4. Meja 4 : pemeriksaan tekanan darah, glukosa darah, kolesterol total, IVA.
5. Meja 5 : edukasi / knseling
Kegiatan posbindu PTM hanya mendeteksi factor resiko penyakit tidak menular,
tidak sampai ke pengobatan, bila ditemukan hasil pemeriksaan tidak normal, diberi
edukasi atau konseling atau rujukan ke fasilitas kesehatan (klinik, puskesmas, rumah
sakit).
8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Posbindu adalah suatu forum komunikasi alih tehnologi dan pelayanan bimbingan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam
mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.
Pos pembinaan penyakit tidak menular (posbindu PTM) merupakan wujud peran serta
masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut factor resiko PTM
secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebgai bentuk
kewaspadaan dini, mengingat hampir semua factor resiko PTM tidak memberikan gejala
(kemenkes, 2014)
9
DAFTAR PUSTAKA
Betri , henna. 2019. Puskesmas dan jaminan kesehatan nasional. Cv budi utama.
Yogyakarta.
10